17+ Contoh Etos Kerja yang Harus Diterapkan di Tempat Kerja

17+ Contoh Etos Kerja yang Harus Diterapkan di Tempat Kerja
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 18 December, 2024
Share

Ingin meningkatkan peluang karier lebih baik di perusahaan? Salah satu hal yang harus kamu punya adalah etos kerja.

Dilansir dari Gitnux, 70% HRD percaya bahwa etos kerja yang kuat sangat penting dalam kemajuan karier.

Pegawai dengan etos kerja yang baik cenderung lebih profesional dan mampu menghasilkan kontribusi yang positif bagi perusahaan.

Lantas, apa saja contoh etos kerja yang perlu diterapkan untuk meningkatkan karier? Bagaimana cara membangun dan meningkatkan etos kerja? Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam artikel ini. Yuk, kita pelajari bersama!


⁠Apa Itu Etos Kerja?

Menurut KBBI, etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.

Jika dikaitkan dengan dunia kerja profesional, etos kerja bisa mencakup tekad, semangat, hingga dedikasi untuk memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan.

Etos kerja merupakan hal penting dalam dunia kerja karena mencerminkan kualitas diri seorang karyawan. Hal itu dapat terlihat dari sikap dan perilaku karyawan saat bekerja.

Ketika kamu punya etos kerja yang baik, biasanya rekan kerja maupun atasan akan lebih menghargaimu. Sebab, etos kerja membuatmu berani bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan dan keputusan yang akan kamu ambil.

Tak hanya itu, dedikasi tinggi terhadap pekerjaan juga dapat memberimu nilai tambah. Alhasil, kamu jadi punya kesempatan lebih besar untuk mencapai tujuan karier.

Selain karena manfaat tersebut, masih ada alasan lain mengapa etos kerja begitu penting diterapkan di tempat kerja. Apa saja, sih, alasannya?


⁠Kenapa Etos Kerja Penting Diterapkan di Tempat Kerja?

Ilustrasi dua orang karyawan yang memiliki etos kerja. (Image by Freepik)

Etos kerja merupakan sikap yang dapat menunjang kemajuan kariermu. Hal tersebut bisa terjadi karena ada berbagai keuntungan ketika kamu memiliki etos kerja yang tinggi. Berikut beberapa di antaranya:

1. Meningkatkan produktivitas dan kinerja kerja

Menurut WifiTalents, karyawan dengan etos kerja tinggi cenderung 15% lebih produktif daripada mereka yang tidak menerapkan etos kerja.

Bukan tanpa alasan, karyawan dengan etos kerja yang baik pasti sangat menghargai waktu. Mereka berusaha menghindari aktivitas atau hal-hal yang dinilai kurang bermanfaat selama bekerja. Tidak heran, produktivitas dan performa kerja mereka yang punya etos kerja pasti akan baik.

2. Meningkatkan peluang untuk mendapatkan promosi dan kenaikan gaji

Ketika kamu konsisten memberikan performa kerja yang baik, perusahaan akan melihatmu sebagai karyawan yang kompeten.

Apa pun pekerjaan dan tantangannya, kamu berhasil menyelesaikannya berkat etos kerja yang kuat.

Maka, ketika masa promosi jabatan, kamu pun punya peluang lebih besar untuk mendapatkannya. Hal itu tentu menguntungkan untuk karier dan kesejahteraan kamu karena promosi jabatan biasanya juga diikuti dengan kenaikan gaji.

3. Meningkatkan rasa puas kerja dan kebahagiaan

Memiliki etos kerja artinya kamu selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk menyelesaikan tanggung jawab.

Kamu mampu mengerjakan setiap tugas sesuai instruksi dan tenggat waktu. Ketika kamu mampu melakukannya terus-menerus, rasa puas dan kepercayaan dirimu tentunya juga akan meningkat.

Bahkan jika seandainya hasil kerjamu masih belum sempurna, kamu akan tetap merasa bangga. Sebab, kamu tahu bahwa kamu telah melakukan yang terbaik untuk mengerjakannya.

4. Membangun reputasi yang baik sebagai karyawan yang profesional

Manfaat etos kerja juga bisa kamu rasakan melalui peningkatan reputasi. Pada dasarnya, etos kerja merupakan bentuk profesionalisme seorang karyawan.

Ketika kamu berhasil melakukannya secara konsisten, reputasimu sebagai pekerja profesional secara perlahan akan meningkat. Orang-orang di tempat kerja juga akan mengenalmu sebagai karyawan yang profesional dan berdedikasi.

Lantas, bagaimana caranya mengetahui apakah kamu memiliki etos kerja yang baik? Kamu bisa mengenali ciri-cirinya di bawah ini.


⁠Ciri-ciri Karyawan yang Memiliki Etos Kerja Baik

Ilustrasi tiga orang karyawan yang punya etos kerja. (Image by pressfoto on Freepik)

Karyawan dengan etos kerja yang baik cenderung mudah dikenali karena karakteristiknya yang menonjol. PUmumnya, mereka memiliki ciri-ciri berikut:

1. Disiplin dan bertanggung jawab

Disiplin artinya taat atau patuh. Biasanya, orang dengan etos kerja yang baik akan patuh terhadap aturan di tempat kerja.

Mereka pasti menjalankan standar operasional prosedur (SOP) sebaik mungkin, selalu tepat waktu, dan berkomitmen terhadap hal-hal yang sudah direncanakan.

Sikap tersebut juga diimbangi dengan tanggung jawab yang tinggi. Mereka paham bahwa selalu ada konsekuensi di balik setiap tindakan dan keputusan.

Karenanya, pemilik etos kerja tinggi akan selalu berhati-hati dalam bertindak dan memutuskan sesuatu.

2. Memiliki inisiatif dan kreatif

Umumnya, orang dengan etos kerja memiliki semangat dan dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya Hal itu tentunya mendorong mereka untuk lebih berinisiatif dalam bekerja.

Misalnya, saat meeting atau diskusi, mereka tidak akan ragu menyampaikan ide dan pendapat. Mereka juga biasanya aktif terlibat dalam berbagai proyek.

Bahkan tak hanya inisiatif, mereka pun memiliki kreativitas yang baik. Ide-ide mereka cenderung menarik dan out of the box, terutama saat harus mencari solusi atas masalah yang muncul.

3. Pandai bekerja sama dan berkomunikasi

Etos kerja bukan berarti kamu harus mengerjakan segala sesuatunya sendiri.

Sebaliknya, orang yang memiliki etos kerja justru paham bahwa kerja sama begitu penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, orang dengan etos kerja yang tinggi biasanya juga punya skill komunikasi yang baik dan efektif.

Pasalnya, komunikasi efektif merupakan kunci penting dari kelancaran kerja sama dan kolaborasi di tempat kerja.

Untuk diingat, skill komunikasi tidak hanya mencakup komunikasi verbal. Tapi, juga ada komunikasi non-verbal seperti body language, tone dan intonasi bicara, hingga kemampuan mendengarkan secara aktif.

4. Berintegritas dan profesional

Etos kerja sejalan dengan integritas dan profesional. Semakin tinggi etos kerja, semakin besar juga integritas dan profesionalisme yang kamu miliki.

Sikap tersebut biasanya terlihat dari cara kerjamu sehari-hari. Kamu jarang terlihat ragu dan justru selalu berusaha memberikan 100% kemampuan dalam mengerjakan berbagai tugas. Selain itu, kamu juga selalu jujur dan bertanggung jawab dalam bekerja.

5. Memiliki semangat belajar dan berkembang

Dengan etos kerja yang baik, kamu memang bisa meningkatkan produktivitas dan performa kerja.

Namun, bukan berarti kamu adalah karyawan yang sempurna, dan kamu pun pasti menyadari hal tersebut. Oleh sebab itu, orang yang punya etos kerja pasti juga percaya bahwa selalu ada ruang untuk mengembangkan diri.

Atas kesadaran itu, mereka biasanya punya semangat belajar yang besar. Mereka aktif meningkatkan skill dan pengetahuan untuk menunjang kemajuan karier.

6. Gigih dan pantang menyerah

Apa pun bentuknya, tantangan pasti selalu ada di dunia kerja. Bahkan dengan perencanaan kerja yang baik pun, terkadang masih ada hambatan yang muncul di luar kontrolmu.

Namun, orang dengan etos kerja baik biasanya tidak pantang menyerah saat menghadapi tantangan. Mereka justru akan gigih berusaha mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Sikap pantang menyerah juga membuat mereka tidak mudah rapuh saat harus bekerja di bawah tekanan.

7. Memiliki tujuan yang jelas dan fokus pada pencapaian

Ada alasan tertentu kenapa seorang karyawan bisa menerapkan etos kerja yang tinggi. Umumnya, mereka pasti memiliki tujuan hidup dan karir yang jelas.

Adanya tujuan khusus menjadi motivasi mereka untuk terus maju dan fokus pada pencapaian.

Jadi, ketika merasa ingin menyerah, mereka akan mengingat tujuan tersebut agar bisa kembali semangat bekerja.

8. Mampu bekerja di bawah tekanan

Tidak bisa dimungkiri, terkadang dunia kerja memiliki tekanan yang besar. Apalagi, kemungkinan besar kamu juga memiliki ekspektasi terhadap diri sendiri.

Berbekal tekad dan semangat tinggi, orang-orang dengan etos kerja yang baik akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi ekspektasi. Hal itulah yang membuat mereka mampu bertahan di bawah tekanan.

9. Memiliki rasa ingin tahu dan haus akan pengetahuan

Masih ada satu ciri lain dari orang yang memiliki etos kerja yang baik, yakni mereka cenderung punya rasa ingin tahu yang besar.

Setiap ada kesempatan, mereka berusaha meningkatkan pengetahuan agar bisa terus up to date dengan kebutuhan industri bisnis.

Semakin banyak pengetahuan yang didapatkan, semakin besar juga peluang kemajuan karier bagi mereka.

Nah, berbagai ciri-ciri etos kerja yang telah disebutkan biasanya tampak dari sikap dan perilaku karyawan sehari-hari. Seperti apa contoh etos kerja yang baik di tempat kerja?

Baca Juga: Tips Efisiensi Kerja dan Tolok Ukur yang Tepat


⁠Contoh Etos Kerja dan Penerapannya

Ilustrasi tiga orang karyawan yang punya etos kerja tinggi tampak serius saat berdiskusi. (Image by tirachard on Freepik)

Secara umum, contoh sikap etos kerja terbagi menjadi tiga jenis, yakni etos kerja pribadi, profesional, dan berintegritas. Berikut penjelasan lengkap dan contohnya:

1. Etos kerja pribadi

Etos kerja pribadi mencakup karakteristik personal seseorang dalam menjalani situasi dan kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa contoh etos kerja pribadi:

Disiplin

Disiplin adalah sikap patuh terhadap sesuatu. Banyak contoh penerapan disiplin di tempat kerja, misalnya menjalankan SOP yang berlaku di perusahaan, datang tepat waktu, menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline, hingga menepati janji dengan rekan kerja.

Inisiatif

Sikap inisiatif menunjukkan bahwa kamu peduli terhadap kepentingan dan kemajuan perusahaan. Untuk menerapkannya, kamu bisa memberikan masukan atau ide saat meeting dengan tim.

Cara lainnya juga bisa dengan mengajukan diri untuk terlibat dalam proyek tertentu. Alhasil, kamu jadi punya kesempatan untuk memperbanyak pengalaman di berbagai proyek, sehingga bisa lebih banyak belajar.

Tanggung jawab

Ingat, selalu ada akibat dan konsekuensi di balik setiap tindakan dan keputusanmu. Jika dibutuhkan, kamu harus bisa mempertanggungjawabkan hal tersebut dengan baik.

Karena itu, lakukan pertimbangan dengan matang sebelum mengambil tindakan atau keputusan di tempat kerja. Pelajari sebanyak mungkin informasi untuk menimbang pro dan kontra dari suatu hal.

Kalau seandainya ada tindakan atau keputusanmu yang benar-benar menimbulkan konsekuensi tertentu, jangan malu untuk mengakui hal tersebut. Kemudian, tunjukkan tekad untuk bertanggung jawab dan memperbaiki keadaan.

Kegigihan

Gigih juga termasuk salah satu contoh perilaku etos kerja pribadi. Biasanya, kegigihan baru akan terlihat ketika kamu berhadapan dengan masalah atau hambatan.

Tak peduli seberapa sulit hambatanya, kamu harus tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan solusinya.

Etos kerja seperti ini pada akhirnya dapat membentuk pribadimu menjadi sosok yang lebih tangguh, khususnya di pekerjaan.

Semangat belajar

Etos kerja yang baik tidak lantas membuat seorang karyawan menjadi sempurna. Sebaliknya, kamu selalu punya keinginan untuk belajar karena sadar ada banyak hal yang harus kamu tingkatkan atau perbaiki.

Dengan perasaan itu, kamu akan jadi semakin "haus" untuk meningkatkan skill dan wawasan, khususnya yang terkait dengan pekerjaan.

Kabar baiknya, ada banyak sumber belajar pada era digital seperti sekarang seperti KarirKu dalam aplikasi Jobstreet yang menyediakan ribuan konten video pembelajaran gratis dari berbagai pakar industri.

Kamu juga bisa menemukan berbagai Tips Karir di situs Jobstreet by SEEK.

2. Etos kerja profesional

Etos kerja profesional adalah sikap dan perilaku seseorang yang berhubungan dengan interaksi dan urusan pekerjaan. Beberapa contoh etos kerja profesional adalah:

Komunikasi yang efektif

Dalam dunia profesional, kamu tidak bisa bekerja sendiri. Kamu harus bekerja sama dan berkolaborasi dengan tim di tempat kerja, entah itu untuk membahas proyek, brainstorming, atau rapat evaluasi.

Nah, agar kolaborasi kerja berjalan lancar, kamu harus menguasai skill komunikasi efektif, termasuk di dalamnya kemampuan mendengarkan lawan bicara.

Untuk menjadi komunikator yang baik, kamu harus memperhatikan nada dan intonasi suara, menyampaikan pesan dengan tenang dan terstruktur, menjaga body language, dan mendengarkan lawan bicara secara aktif (active listening).

Kerja sama tim

Sama seperti komunikasi efektif, teamwork juga termasuk contoh etos kerja yang menunjang keberhasilan kolaborasi dan kerja sama di tempat kerja.

Untuk meningkatkan kerja sama, kamu harus selalu berbuat dan berkata jujur, bertanggung jawab, memiliki empati, dan mampu mengelola waktu secara optimal.

Etika kerja yang baik

Pada dasarnya, menerapkan dan memahami etika kerja merupakan wujud dari etos kerja yang baik.

Contoh penerapan etika kerja cukup banyak, mulai dari menghormati rekan kerja, tepat waktu, antusias dalam menyelesaikan tanggungan, hingga menjaga profesionalisme.

Jika terus melakukannya secara konsisten, reputasimu di tempat kerja pun akan meningkat secara positif.

Fokus dan konsentrasi

Dalam dunia kerja, banyak faktor yang memengaruhi ketepatan waktu seorang karyawan dalam menyelesaikan tugas.

Nah, ketika pekerjaan menumpuk, kamu mungkin tergoda untuk melakukan multitasking. Namun, hal tersebut justru berisiko membuat pekerjaan tak kunjung selesai, lho.

Multitasking akan membuat fokusmu terus beralih dari satu tugas ke tugas lain dan pada akhirnya pengerjaan tugas menjadi tidak maksimal.

Sebaiknya, coba fokus untuk menyelesaikan tugas satu per satu. Caranya, mulailah dari tugas yang paling urgent agar kamu bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu.

Manajemen waktu yang efektif

Untuk membantumu fokus dalam bekerja, aturlah waktu dengan efektif. Cobalah membuat skala prioritas agar kamu tahu pekerjaan atau aktivitas apa yang harus dilakukan terlebih dulu.

Jika memungkinkan, coba pecah pekerjaan tersebut menjadi tugas-tugas kecil agar lebih mudah dikerjakan.

Jangan lupa tetap luangkan waktu untuk istirahat setiap 1-2 jam sekali untuk meregangkan otot-otot tubuh.

Terus mengembangkan diri

Dunia kerja yang dinamis menuntut setiap karyawan untuk terus beradaptasi dengan perubahan. Untuk itu, kamu perlu meng-update informasi tentang tren terkini di industri yang kamu geluti agar bisa tetap bersaing dan relevan dengan pasar kerja.

Tak kalah penting, tingkatkan skill dengan mengikuti pelatihan, workshop, atau mentoring dengan rekan kerja senior.

Selain itu, jangan lupa aktif meminta feedback dari atasan agar kamu bisa meningkatkan performa kerja.

Kreatif dan inovatif

Contoh sikap etos kerja profesional juga melibatkan kreativitas dan inovasi. Keduanya penting dalam membantu mencari solusi atas hambatan atau masalah yang akan muncul di tempat kerja.

Selain itu, kamu juga bisa menerapkan kreativitas dan inovasi saat brainstorming ide dengan tim, seperti untuk menyusun strategi pemasaran, pengembangan produk baru, atau membuat konsep konten media sosial.

Mengambil risiko yang terukur

Dunia kerja profesional cenderung penuh risiko karena berbagai perubahan yang tidak pasti. Meski sulit untuk menghindari sepenuhnya, tapi kamu tetap bisa meminimalisir risiko.

Caranya, kamu bisa mencoba menganalisis potensi risiko yang mungkin muncul dari suatu keputusan. Kemudian, tentukan langkah antisipasi sesuai potensi risiko tersebut.

Jadi, jika seandainya suatu risiko benar-benar terjadi, kamu tahu harus bertindak apa untuk meminimalisir dampaknya.

3. Etos kerja berintegritas

Selain etos kerja pribadi dan profesional, ada juga etos kerja berintegritas. Jenis etos kerja satu ini merujuk pada berbagai sikap yang membuat seseorang dapat diandalkan dan dipercaya.

Berikut adalah contoh etos kerja berintegritas:

Kejujuran

Ada banyak faktor yang membuat seseorang bisa percaya dengan orang lain. Salah satu alasan utamanya adalah kejujuran.

Dalam kehidupan sehari-hari saja, tentu kamu akan lebih percaya menjalin hubungan dengan orang yang jujur, bukan?

Nah, hal yang sama juga berlaku di dunia kerja profesional. Oleh sebab itu, bersikaplah jujur dalam bekerja.

Jalankan tugas dan tanggung jawabmu dengan cara-cara yang positif dan tidak melanggar aturan perusahaan. Termasuk jika kamu melakukan kesalahan kerja, jujurlah untuk mengakuinya.

Keadilan

Adil artinya kamu berpegang pada kebenaran sehingga tidak memihak siapa pun. Jadi, coba terapkan prinsip keadilan saat bekerja untuk menjaga integritas diri.

Banyak, lho, cara bersikap adil yang bisa kamu lakukan. Misalnya, kalau kamu adalah seorang manajer yang memiliki tim, berikan nilai evaluasi yang benar-benar sesuai performa kerja mereka.

Lalu, bagi yang bekerja di HRD, kamu juga wajib bersikap netral dalam menjalankan proses rekrutmen karyawan.

Kepercayaan

Integritas diri yang baik memang dapat membuat rekan kerja percaya kepadamu. Tapi di sisi lain, kamu juga harus belajar percaya kepada mereka.

Misalnya, jika kamu harus mendelegasikan tugas, percayalah bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikannya.

Dengan kepercayaan terhadap satu sama lain, hubunganmu dan rekan kerja akan semakin kuat sehingga dapat menunjang kerja sama sehari-hari.

Kesederhanaan

Usahakan untuk selalu bersikap sederhana di tempat kerja, terutama saat kamu berhasil mencapai suatu prestasi.

Maksudnya, kamu tidak perlu merayakan suatu pencapaian secara berlebihan, apalagi sampai mengakui pencapaian tersebut sebagai hasil kerjamu sendiri.

Padahal, keberhasilan di tempat kerja tentu tidak lepas dari kerja sama dan kolaborasi.

Terlebih, saat kamu mengutamakan kesederhanaan, rekan kerja akan lebih nyaman untuk menjalin hubungan baik denganmu.

Peduli terhadap sesama

Contoh perilaku etos kerja juga bisa kamu tunjukkan dengan peduli terhadap sesama.

Etos kerja ini membutuhkan skill empati, yakni kemampuan untuk memposisikan diri pada kondisi orang lain. Dengan begitu, kamu pun bisa lebih memahami orang tersebut.

Misalnya saat ada anggota tim yang kewalahan dengan workload-nya, kamu dapat menawarkan bantuan. Dengan catatan, pastikan tugasmu sendiri juga sudah selesai, ya.

Nah, kini kamu telah mengetahui berbagai contoh dari penerapan etos kerja. Namun, bagaimana cara tepat untuk menerapkannya?

Baca Juga: Sikap Asertif: Definisi, Cara Melatih, dan Penerapannya di Dunia Kerja


⁠Cara Menerapkan Etos Kerja di Tempat Kerja

Ilustrasi seorang karyawan wanita yang punya etos kerja tinggi. (Image by tirachardz on Freepik)

Untuk memiliki etos kerja tinggi, kamu wajib menerapkannya secara rutin setiap hari agar bisa menjadi kebiasaan baik. Kamu tidak bisa hanya melakukannya sekali, lalu berhenti.

Lantas, bagaimana cara menerapkan etos kerja yang efektif di tempat kerja? Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

1. Tetapkan tujuan yang jelas dan terukur

Masih ingat dengan ciri-ciri orang yang memiliki etos kerja karyawan yang baik? Salah satunya adalah memiliki tujuan.

Nah, oleh sebab itu, tetapkan dulu tujuan yang jelas dan terukur sebelum kamu mulai menerapkan etos kerja.

Agar lebih mudah, orang yang memiliki etos kerja bisa menggunakan metode SMART.

Metode SMART membantumu untuk menentukan tujuan yang spesifik, dapat diukur, realistis, relevan, dan memiliki tenggat waktu.

Dengan adanya tujuan yang jelas, kamu pun akan lebih semangat dan termotivasi untuk terus menerapkan etos kerja.

2. Buatlah rencana kerja dan kelola waktu dengan baik

Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, buatlah rencana kerja secara spesifik. Tuliskan hal-hal apa saja yang harus kamu lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Jika rencana kerjamu terlihat masih terlalu “besar”, coba pecah menjadi beberapa tugas kecil sehingga lebih mudah dikerjakan. Setelah itu, jangan lupa memberikan tenggat waktu pada tiap tugas tersebut.

Kemudian, urutkan daftar tugas kerja berdasarkan urgensi atau skala prioritas. Cara ini dapat membantumu untuk mengelola waktu dengan baik, sehingga bisa menyelesaikan tugas tepat waktu.

3. Hindari distraksi dan fokus pada pekerjaan

Setelah menyelesaikan tahap kedua, kini saatnya kamu mengeksekusi rencana kerja yang telah dibuat. Namun, rencana atau tugas kerja mana yang harus kamu selesaikan terlebih dulu?

Cek kembali tenggat waktu yang kamu berikan pada tiap rencana atau tugas kerja. Mulailah dari pekerjaan yang tenggat waktunya paling dekat.

Ingat, fokuslah menyelesaikan satu pekerjaan terlebih dulu sebelum berpindah ke pekerjaan yang lain. Cara seperti ini dapat membantumu untuk meningkatkan konsentrasi.

Tak kalah penting, sebisa mungkin hindari distraksi agar pekerjaanmu selesai tepat waktu.

Misalnya, kamu bisa mengaktifkan mode “do not disturb” pada smartphone atau mendengarkan musik instrumen selama bekerja.

4. Selalu belajar dan mengembangkan diri

Dunia bisnis terus mengalami perkembangan, apalagi di tengah era digital seperti sekarang.

Supaya tidak ketinggalan, kamu pun harus ikut berkembang. Caranya adalah dengan selalu belajar dan meng-upgrade kemampuan.

Kabar baiknya, ada banyak resources belajar yang bisa kamu temukan dengan mudah di dunia digital. Kamu bisa mengikuti elas online, webinar, hingga membaca buku dan jurnal.

Alternatifnya, kamu juga bisa melakukan mentoring dengan rekan kerja yang lebih senior di perusahaan.

Apa pun metode belajar yang kamu pilih, pastikan materinya sesuai dengan bidang kerja yang kamu geluti. Jadi, nantinya kamu bisa langsung menerapkan ilmu tersebut pada pekerjaan.

5. Bangunlah motivasi dan semangat kerja

Merasa lelah saat bekerja itu hal yang wajar, kok. Lagi pula, hal ini menandakan bahwa kamu telah berusaha memberikan yang terbaik untuk menyelesaikannya.

Meski begitu, jangan biarkan rasa lelah tersebut membuatmu kehilangan motivasi dan semangat kerja, ya.

Ketika rasa lelah menghampiri, luangkan waktu untuk beristirahat sejenak. Tentukan batas waktu istirahat agar kamu tidak kebablasan.

Jika memungkinkan, kamu bisa memanfaatkan waktu ini untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai.

Setelah pikiran dan perasaan lebih baik, ingatlah kembali tujuan yang telah kamu tetapkan di awal.

Kamu juga bisa mencari inspirasi tambahan, lalu jadikan sebagai motivasi untuk terus semangat bekerja.

6. Jaga kesehatan fisik dan mental

Kesehatan fisik dan mental sangat memengaruhi performa kerja. Jika kondisi fisik dan mentalmu sedang tidak prima, kemungkinan besar produktivitas kerja juga akan menurun. Selain itu, kamu juga jadi tidak nyaman untuk beraktivitas sehari-hari.

Oleh sebab itu, kamu harus menjaga kesehatan fisik dan mentalmu sebaik mungkin.

Terapkan gaya hidup yang sehat dengan mengatur pola makan, memperbanyak minum air putih, olahraga teratur, dan tidur yang cukup. Fisik yang sehat juga berpengaruh baik terhadap kesehatan mental, lho!

Lalu, untuk merawat kesehatan mental secara optimal, kamu bisa mencoba meditasi atau journaling. Metode tersebut dapat membantumu memproses pikiran dan emosi secara sehat.

7. Minta bantuan dan dukungan dari orang lain

Memiliki etos kerja yang baik bukan berarti kamu harus melakukan segala sesuatunya sendirian.

Bagaimana pun juga, bekerja adalah aktivitas tim. Jadi, jangan ragu meminta bantuan dan dukungan dari orang lain jika kamu membutuhkannya.

Misalnya jika kamu merasa kewalahan dengan workload yang tinggi, sampaikan hal tersebut kepada atasan. Jelaskan bantuan seperti apa yang kamu butuhkan dari atasanmu.

Alternatifnya, kamu juga bisa mencoba negosiasi deadline agar tetap dapat menyelesaikan dengan baik tanpa diburu-buru waktu.

Nah, setelah menerapkan etos kerja dengan cara-cara di atas, usahakan untuk terus melakukannya secara konsisten, ya. Akan lebih baik lagi kalau kamu bisa meningkatkan etos kerja tersebut. Bagaimana caranya?


⁠Tips Meningkatkan Etos Kerja

Ilustrasi empat orang karyawan yang punya etos kerja tinggi tampak bahagia setelah menyelesaikan proyek. (Image by tirachardz on Freepik)

Good job buat kamu yang sudah mulai menerapkan etos kerja sesuai dengan cara-cara di atas! Selanjutnya, terapkan beberapa tips berikut untuk meningkatkan etos kerja tersebut:

1. Temukan motivasi dan inspirasi

Ada alasan tertentu kenapa kamu dianjurkan untuk menentukan tujuan melakukan etos kerja. Adanya tujuan yang jelas dapat menjadi dorongan bagimu untuk terus memberikan yang terbaik saat bekerja.

Namun, terkadang beberapa orang membutuhkan motivasi tambahan, dan ini sah-sah saja.

Agar tercipta motivasi yang kuat, maka awali dari diri sendiri. Yakinkah dirimu bahwa kamu mampu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Kalau masih sulit menemukan motivasi, kamu bisa menjadikan orang-orang di sekitar sebagai sumber semangat.

Misalnya seperti pasangan, orang tua, atau anak. Jadi, ketika kamu merasa lelah, ingatlah bahwa kamu tidak bekerja keras hanya untuk diri sendiri, tapi juga orang terdekat.

2. Ikuti pelatihan dan pengembangan diri

Untuk meningkatkan skill dan wawasan, cobalah mengikuti program pelatihan dan pengembangan diri. Terkadang, beberapa perusahaan sudah menyediakan program pelatihan untuk karyawannya. Jadi, gunakan kesempatan untuk meng-upgrade diri.

Namun, jika tidak, kamu bisa mengikuti pelatihan secara mandiri di luar tempat kerja, seperti dengan mengikuti kelas online atau webinar gratis.

Saat mengikuti pelatihan, terapkan mindset pemula yang belum menguasai suatu bidang. Dengan begitu, kamu bisa menyerap ilmu secara optimal.

Kemudian, catatlah poin-poin penting yang disampaikan selama pelatihan. Jadi, nantinya kamu dapat menerapkannya pada pekerjaan.

3. Bangunlah kebiasaan positif

Pada dasarnya, etos kerja merupakan serangkaian sikap dan perilaku positif yang dapat menunjang profesionalisme kerja. Supaya kamu lebih terbiasa menerapkannya, bangunlah kebiasaan positif dalam kehidupan.

Banyak cara yang bisa kamu lakukan. Salah satunya dengan rajin memberikan afirmasi positif kepada diri sendiri setiap pagi.

Afirmasi positif dapat membangun kepercayaan diri, sehingga nantinya kamu juga lebih yakin dalam mengerjakan tugas.

Beberapa cara lain yang juga bisa kamu coba adalah journaling, refleksi diri, memulai hari dengan sarapan sehat, serta memperbanyak baca buku.

4. Hindari distraksi dan gangguan

Hindari segala bentuk distraksi dan gangguan yang dapat mengalihkan fokusmu dari pekerjaan.

Setiap orang biasanya punya cara tersendiri untuk meminimalisir distraksi. Tapi bagi yang butuh rekomendasi, kamu bisa coba mengaktifkan flight mode atau mode fokus pada smartphone.

Dengan begitu, kamu tidak akan terdistraksi dengan notifikasi smartphone saat bekerja.

Cara lain untuk menghindari distraksi di tempat kerja adalah dengan mendengarkan musik menggunakan earphone.

Usahakan untuk memilih musik instrumen tanpa lirik. Tujuannya agar kamu tidak tergoda untuk menyanyikan lagu dan berujung terdistraksi.

5. Berikan reward atas pencapaian

Tidak bisa dimungkiri bahwa penerapan etos kerja membutuhkan tenaga yang cukup besar. Jadi, ketika kerja keras memberikan hasil sesuai ekspektasi, kamu sangat boleh merayakannya.

Perayaan yang dimaksud tidak harus berskala besar, kok. Kamu bisa memberikan reward kepada diri sendiri atas pencapaian tersebut.

Misalnya dengan membeli makanan favorit, check out barang yang sudah lama jadi wishlist, atau memanjakan diri di salon.

Reward seperti ini dapat menjadi motivasi tambahan, lho. Jadi, saat kamu merasa lelah di tengah jalan, ingatlah bahwa kamu akan mendapatkan reward setelah berhasil menyelesaikan pekerjaan.

6. Belajar dari kesalahan dan kegagalan

Membuat kesalahan saat bekerja merupakan hal yang umum terjadi. Terkadang, ada hal-hal di luar kontrol yang membuatmu tanpa sengaja melakukan kesalahan.

Jadi, wajar kalau kamu merasa kecewa dan bersalah, apalagi jika kamu sudah berusaha memberikan yang terbaik.

Meski begitu, jangan biarkan kesalahan tersebut menghancurkan semangat dan etos kerjamu, ya. Luangkan waktu untuk memproses kesalahan tersebut.

Manfaatkan juga waktu tersebut untuk evaluasi diri. Coba ingat kembali faktor-faktor yang menyebabkanmu membuat kesalahan tersebut.

Setelah itu, jadikan kesalahan ini sebagai pengalaman dan pelajaran untuk memperbaiki diri.


⁠Kesimpulan

Secara garis besar, etos kerja adalah semangat, tekad, dan dedikasi untuk memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan.

Etos kerja begitu penting karena dapat menaikkan produktivitas, meningkatkan peluang mendapatkan promosi, kepuasan bekerja, hingga membangun reputasi yang baik.

Beberapa contoh etos kerja yang dapat menunjang kemajuan kariermu adalah disiplin, tanggung jawab, inisiatif, gigih, jujur, kreatif, inovatif, manajemen waktu yang efektif, serta kemauan untuk terus belajar.

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dari banyak pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet. Butuh teman diskusi soal karier untuk memperluas networking? Gabung Komunitas Jobstreet, sekarang!

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!

Baca Juga: Contoh MoU Kerja Sama: Format dan Cara Buatnya


⁠Pertanyaan Seputar Etos Kerja

  1. Apa saja dampak negatif dari etos kerja yang buruk?
    ⁠Beberapa dampak negatif dari etos kerja yang buruk adalah:
    ⁠- Tidak memiliki semangat dalam bekerja.
    ⁠- Mudah mengeluh dan sering merasa stres.
    ⁠- Performa kerja menurun.
    ⁠- Tidak mampu mencapai target kerja.
    ⁠- Karier cenderung stuck atau tidak berkembang.
    ⁠- Memiliki reputasi yang buruk di mata rekan kerja.
  2. Bagaimana cara menjaga etos kerja tetap baik dalam jangka panjang?
    ⁠Kamu bisa menjaga etos kerja tetap baik dalam jangka panjang dengan beberapa cara berikut:
    ⁠- Temukan motivasi dan inspirasi.
    ⁠- Ikut pelatihan dan terus belajar mengembangkan diri.
    ⁠- Bangunlah kebiasaan positif.
    ⁠- Hindari distraksi saat bekerja.
    ⁠- Berikan reward kepada diri sendiri atas pencapaian.
    ⁠- Belajar dari kesalahan dan kegagalan.
  3. Bagaimana cara membangun etos kerja yang positif di lingkungan kerja?
    ⁠Cara membangun etos kerja yang positif di lingkungan kerja adalah sebagai berikut:
    ⁠- Tetapkan tujuan yang jelas dan terukur.
    ⁠- Buatlah rencana kerja dan kelola waktu dengan baik.
    ⁠- Hindari distraksi dan fokus pada pekerjaan.
    ⁠- Selalu belajar dan mengembangkan diri.
    ⁠- Bangunlah motivasi dan semangat kerja.
    ⁠- Jaga kesehatan fisik dan mental.
    ⁠- Meminta feedback dan dukungan dari orang lain.

More from this category: Pengembangan karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Dengan memberikan informasi pribadi Anda, Anda menyetujui Pemberitahuan Pengumpulan dan Kebijakan Privasi. Jika Anda berusia di bawah 21 tahun, Anda memiliki izin dari orang tua agar Jobstreet dan afiliasinya memproses data pribadi Anda. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.