(Image by tirachardz on Freepik)
Kemungkinan besar, kamu pernah mendengar istilah entrepreneurship. Namun, bagaimana dengan intrapreneurship? Apakah intrapreneurship adalah sama dengan entrepreneurship?
Intrapreneurship adalah salah satu strategi yang mulai diterapkan oleh banyak perusahaan saat ini. Namun, strategi tersebut fokus pada pengembangan diri karyawan.
Seperti apa sih, maksud fokus pada pengembangan diri? Lalu, apa saja keuntungan dari intrapreneurship bagi karyawan sendiri?
Artikel ini akan mengupas tuntas tentang manfaat intrapreneurship untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Kamu juga bisa mendapatkan informasi tentang perbedaan entrepreneurship dan intrapreneurship. Makanya, yuk, baca sampai selesai!
Intrapreneurship adalah sistem perusahaan yang mendorong para karyawannya untuk bekerja dengan semangat entrepreneur.
Sebagai informasi, entrepreneur merupakan sosok yang mengembangkan suatu bisnis dengan ide-ide kreatif dan inovatif.
Nah, dengan mentalitas entrepreneur, karyawan diharapkan mampu berinovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
Demi mendukung hal tersebut, perusahaan idealnya menciptakan lingkungan aman bagi karyawan untuk bereksperimen.
Jadi, jika karyawan menghadapi tantangan atau mengalami kegagalan, perusahaan akan menanggung konsekuensinya.
Selain itu, biasanya perusahaan juga memberikan insentif menarik untuk memotivasi karyawan dalam melakukan intrapreneurship.
Meski begitu, bukan berarti intrapreneurship adalah sama dengan entrepreneurship. Lantas, seperti apa perbedaan entrepreneurship dan intrapreneurship?
Baik intrapreneurship dan entrepreneurship memang sama-sama berkaitan erat dengan kegiatan bisnis. Namun, keduanya cukup berbeda dari satu sama lain.
Seperti yang telah disebutkan, intrapreneurship adalah sistem perusahaan untuk mendorong karyawan agar bertindak seperti entrepreneur saat bekerja.
Sementara itu, entrepreneurship adalah kegiatan mengembangkan bisnis dengan ide-ide kreatif dan inovatif.
Dari definisi tersebut, terlihat jelas perbedaan pelaku keduanya. Entrepreneurship dijalankan oleh seorang pemilik bisnis (entrepreneur).
Karena memiliki hak milik atas bisnis, entrepreneur pun bisa langsung mengeksekusi ide-idenya. Jadi intrapreneur dan entrepreneur memang berbeda.
Namun, tidak begitu halnya dengan intrapreneurship yang dilakukan oleh karyawan perusahaan. Kamu baru bisa mengeksekusi ide apabila mendapat persetujuan dari perusahaan sebagai penanggung jawab dan pemilik modal.
Meski begitu, sistem intrapreneurship adalah membawa manfaat tersendiri bagi karyawan. Seperti apa manfaat tersebut?
(Image by tirachardz on Freepik)
Dengan bekerja di perusahaan yang menerapkan sistem intrapreneurship, beberapa manfaat intrapreneurship adalah sebagai berikut ini:
Sistem intrapreneurship memberikan ruang bagi karyawan untuk berkreasi secara lebih bebas. Kamu mendapat kepercayaan untuk berinovasi dalam pekerjaan.
Kepercayaan untuk berinovasi ini dapat meningkatkan motivasi kerja sekaligus hubunganmu dengan perusahaan.
Saat berinovasi, kamu akan mengulik banyak hal baru yang bahkan mungkin di luar zona nyamanmu.
Dari sinilah manfaat intrapreneurship adalah mengembangkan keterampilanmu sekaligus memberikan pengetahuan baru.
Dengan berkembangnya skill dan wawasan, kamu bisa mengeksplor peluang karier yang lebih luas.
Cantumkan proyek yang kamu lakukan ke dalam portofolio kerja. Dengan begitu, rekruter bisa melihat skill dan wawasan apa saja yang kamu kuasai melalui proyek tersebut.
Dalam sistem intrapreneurship, perusahaan berusaha mendorong karyawan untuk bekerja secara lebih kreatif dan inovatif.
Demi meningkatkan motivasi, mereka biasanya akan memberikan pengakuan dan penghargaan kepada karyawan yang berhasil mencapai target.
Munculnya kepuasan kerja juga termasuk keuntungan dari intrapreneurship.
Ketika berhasil menciptakan inovasi, kamu akan merasa bangga terhadap diri sendiri. Aktivitas kerja yang kamu lakukan jadi terasa lebih bermakna dan rewarding.
Tiap perusahaan dengan sistem intrapreneurship mungkin memiliki detail kebijakan yang berbeda. Namun, pada umumnya, karyawan mereka akan mempunyai karakteristik seperti berikut:
Perusahaan intrapreneurship mendorong karyawannya untuk terus berkreasi. Proses tersebut sering kali mengharuskan karyawan untuk memecahkan berbagai masalah dan kekurangan sumber daya.
Alhasil, karyawan intrapreneurship pun jadi memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
Melalui sistem intrapreneurship, perusahaan berusaha menumbuhkan semangat entrepreneur atau wirausaha dalam diri karyawan.
Semangat entrepreneur ini membuat mereka lebih berani untuk mengambil risiko di dunia kerja, sehingga dapat melatih kemampuan problem solving.
Untuk menciptakan hasil kerja yang kreatif dan inovatif, karyawan tidak bisa bekerja sendiri. Dalam prosesnya, mereka berkolaborasi dan bekerja sama dengan karyawan lain.
Interaksi antar karyawan ini dapat melatih kemampuan komunikasi dan interpersonal karyawan.
Mayoritas karyawan intrapreneurship adalah individu yang memiliki kemampuan leadership yang baik.
Kemampuan leadership ini tumbuh dari pengalaman mereka selama memimpin berbagai proyek inovatif. Mereka pun mampu mengelola sumber daya tim dengan baik dan adil.
Setiap proyek kerja pasti memiliki tujuan, begitu juga yang ada di perusahaan intrapreneurship.
Dalam perjalanan mencapai tujuan tersebut, para karyawan akan menemui banyak tantangan. Namun, justru pengalaman itulah yang menumbuhkan tekad dan kegigihan mereka.
Berbagai ciri intrapreneurship di atas bisa kamu temukan pada sosok-sosok berikut. Mereka menjadi contoh nyata bahwa bekerja sebagai contoh intrapreneur sukses tidaklah mustahil.
Beberapa contoh kesuksesan intrapreneurship adalah sebagai berikut:
Bagi yang hobi main game PlayStation dari Sony, kamu perlu berterima kasih kepada Ken Kutaragi. Ia adalah maestro di balik konsol game yang kamu mainkan.
Usaha Ken untuk membuat konsol game PlayStation ternyata cukup panjang. Sony berulang kali menolak konsol game buatannya.
Ken bahkan sempat diam-diam bekerja sama dengan Nintendo untuk mengembangkan konsol NES mereka.
Hal tersebut membuat Ken sempat hampir dipecat. Namun, CEO Sony justru memberinya dukungan.
CEO Sony bahkan mendanai Ken untuk membuat konsol game bagi Sony. Dengan kerja keras Ken, kini PlayStation menjadi konsol game paling populer di dunia.
Layanan email dari Google, Gmail, ternyata merupakan buah pikiran contoh intrapreneurship.
Menerapkan sistem intrapreneurship, Google memperbolehkan karyawan menggunakan 20% jam kerja mereka untuk mengerjakan proyek personal.
Seorang karyawannya, Paul Buchheit, memanfaatkan waktu tersebut untuk mengembangkan layanan email berbasis web.
Meskipun sempat mendapat penolakan, ide Paul berhasil melahirkan Gmail. Saat ini, Gmail memiliki 1,8 miliar pengguna aktif di seluruh dunia.
Contoh intrapreneurship berikutnya adalah Anjali Sud, mantan direktur pemasaran Vimeo. Sebagai informasi, Vimeo adalah platform untuk menonton video di internet.
Kala itu, YouTube menjadi pesaing utama Vimeo. Namun, Anjali merasa bahwa bersaing dengan YouTube merupakan hal mustahil.
Anjali punya ide untuk mengubah Vimeo menjadi produk atau layanan berbayar untuk berbagi, menyimpan, dan mengedit video.
Tertarik dengan ide tersebut, salah satu eksekutif Vimeo memberi kesempatan kepada Anjali untuk mengembangkan idenya.
Hasilnya, jumlah pengguna Vimeo pun melejit pesat setelah mereka menerapkan ide Anjali.
(Image by tirachardz on Freepik)
Beragam contoh di atas membuktikan bahwa sistem intrapreneurship dapat membawa kesuksesan bagi perusahaan.
Kunci intrapreneurship adalah penerapan yang tepat. Untuk memulainya, kamu bisa melakukan hal-hal berikut:
Dalam menghadapi suatu masalah, libatkan karyawan untuk menyampaikan ide dan solusi mereka.
Tuliskan semua ide yang masuk, lalu identifikasi ide mana saja yang paling berpotensi untuk dikembangkan sesuai sumber daya perusahaan.
Sesuaikan pula ide dengan tujuan dan kebutuhan memperbaiki produk atau layanan perusahaan.
Setelah menentukan ide untuk dikembangkan, lakukan riset pasar. Cari tahu tren dan selera pasar, serta masalah yang dihadapi target konsumen.
Terapkan analisis kelayakan ide dengan menggunakan metode SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat).
Susunlah rencana bisnis berdasarkan hasil riset pasar dan analisis kelayakan. Pastikan rencana bisnis memiliki informasi yang matang dan komprehensif. Semakin detail, tentu akan semakin baik.
Rencana bisnis inilah yang menjadi acuan utama dalam mengembangkan ide inovasi produk atau layanan baru.
Buatlah tim yang kuat untuk mengembangkan ide tersebut. Satu tim harus terdiri dari berbagai anggota yang ahli dalam masing-masing bidang.
Dengan begitu, setiap anggota tim bisa saling melengkapi untuk mewujudkan ide inovatif.
Jangan lupa aktif berkomunikasi dengan para stakeholders atau pemangku kepentingan. Mulai dari atasan, manajer, pihak manajemen, hingga investor.
Dengan begitu, pengembangan ide pun bisa tetap sejalan dengan kepentingan stakeholders dan memanfaatkan sumber daya perusahaan.
Intrapreneurship adalah sistem yang dapat mendorong kreativitas karyawan. Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa penerapannya memiliki tantangan tersendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas, intrapreneurship adalah sistem perusahaan yang mendorong para karyawannya untuk bekerja dengan semangat entrepreneur.
Artinya, kamu akan bekerja dengan mengutamakan kreativitas dan inovasi. Alhasil, keterampilan dan pengetahuanmu akan berkembang.
Selain itu, sistem intrapreneurship juga dapat meningkatkan motivasimu, memperluas peluang karier, meningkatkan kepuasan kerja, hingga membuatmu mendapat pengakuan kerja yang pantas.
Pada umumnya, karyawan intrapreneurship mampu berpikir kreatif dan inovatif, berani mengambil risiko, serta memiliki kemampuan leadership yang baik.
Supaya kreativitasmu terus terasah, kembangkan skill dan wawasan sesuai tujuan karier yang ingin kamu capai. Salah satu caranya dengan membaca informasi seputar dunia kerja dan pengembangan karier di blog Jobstreet by SEEK.
Kamu bahkan juga bisa menggunakan platform Jobstreet untuk mencari lowongan pekerjaan sesuai preferensi.
Caranya gampang! Download aplikasi Jobstreet by SEEK melalui Apple App Store atau Google Play Store, lalu perbarui profil Jobstreet-mu dengan data diri terbaru.
Baca juga Company Profiles and Reviews di Jobstreet by SEEK untuk menilai apakah perusahaan memiliki budaya intrapreneurship. Semoga berhasil!
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait dengan topik manfaat intrapreneurship.