Dalam pekerjaan maupun kehidupan, kita mungkin akan berhadapan atau berkolaborasi dengan orang lain dari berbagai jenis latar belakang. Kerja sama yang efektif akan memberikan hasil yang baik jika diarahkan oleh seseorang dengan leadership skill atau kemampuan dalam kepemimpinan yang baik. Karena itulah, seorang pemimpin harus dapat mengurus sebuah tim dan memastikan seluruh anggota tim dapat berkolaborasi dengan baik.
Sebenarnya, apa itu leadership skill? Secara umum, leadership skill adalah kemampuan yang harus kamu miliki agar dapat mengurus, membimbing, dan mengawasi orang-orang yang bekerja di dalam tim agar tujuan bersama dapat tercapai. Peran leadership skill dalam tim melibatkan pengawasan proses dan aktivitas di tempat kerja, usaha menyatukan individu untuk memiliki satu visi bersama, dan menginspirasi para individu untuk menjadi lebih baik.
Leadership skill dan management skill penting untuk dimiliki dalam lingkungan kerja karena kemampuan ini akan memastikan para karyawan dapat bekerja sama dalam satu tim. Kepemimpinan yang baik akan menghasilkan kinerja kantor yang lancar, peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi kerja, serta lingkungan kerja yang sehat.
Selain di dunia kerja, leadership skill juga penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam peran orang tua, suami-istri, ataupun dalam bermasyarakat. Leadership skill dapat membuat kita menjadi individu yang lebih berpengetahuan luas dan mampu membangun hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita.
Dalam artikel ini, JobStreet akan membahas kualitas apa saja yang dimiliki pemimpin yang baik, jenis gaya leadership, dan skills penting apa saja yang dibutuhkan dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari. Baca terus sampai akhir agar kamu bisa memahami leadership skills dengan lebih dalam lagi!
Ada berbagai macam gaya leadership, dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Situasi yang berbeda juga akan membutuhkan gaya leadership yang berbeda. Kepribadian dan kekuatan kamu sendiri akan menentukan seperti apa gaya kepemimpinan kamu.
Walaupun ada banyak gaya leadership dan banyak cara mempraktikkan leadership skill, umumnya semua pemimpin yang baik memiliki ciri-ciri berikut:
Bisa dikatakan bahwa salah satu karakteristik yang paling penting dalam seorang pemimpin adalah kesadaran diri. Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri akan membantu kamu dalam memilih gaya leadership yang tepat untuk kamu dan tim.
Christian Bonadio, Regional Director Michael Page di Melbourne, berkata, “Penting untuk mencoba melihat dari berbagai sudut pandang, tidak hanya dari manajer kamu, tetapi juga dari temanmu dalam grup dan dari pemimpin divisi lain, sehingga kamu mendapat pandangan yang lebih menyeluruh.” Kesadaran seperti itu akan membantumu mengadaptasikan gaya atau pendekatan kamu agar dapat menyesuaikan dengan berbagai jenis individu yang kelak akan kamu pimpin dalam perjalanan kariermu.
Tidak semua terlahir sebagai seorang pemimpin yang baik. Namun hal ini dapat dicapai dengan kedisiplinan dan pengembangan diri. Untuk mengembangkan leadership skills yang baik, kamu harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kamu. Ini akan membantu kamu dalam memetakan perkembangan kepemimpinan kamu dan menetapkan tujuan untuk diri sendiri agar dapat terus mengembangkan skill kepemimpinanmu.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, untuk menjadi pemimpin yang baik, diperlukan skill kepemimpinan yang efektif untuk menunjang pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari. Berikut adalah delapan skill yang dapat mendukung kepemimpinan yang efektif:
Kita bahas satu-satu, yuk!
Seorang pemimpin yang baik harus dapat mengomunikasikan tujuan tim dengan baik dan dapat menjelaskan kepada setiap orang apa peran mereka. Sebagai pemimpin kamu harus memaparkan dan menampung ide, jadi kamu harus terus mengembangkan skill komunikasi sebagai bagian dari leadership skills. Skill komunikasi yang baik juga dapat membantu kamu menjadi pemimpin yang menginspirasi orang lain.
Leaderyang baik membutuhkan kecerdasan emosional yang baik juga. Hal ini berarti kamu harus dapat mengerti perasaan karyawan. Seperti kata Sandy Huang, Regional Head Lazada Group, “Dalam hal menjadi pemimpin bagi orang-orang lain, semua orang berbeda-beda; semua orang memiliki motivasi yang berbeda-beda. Saya belajar dari anggota tim saya dan saya belajar menjadi pemimpin yang lebih baik.”
Leadership tidak sebatas mencapai target dan deadline. Untuk menjadi pemimpin yang baik, kamu juga sebaiknya mendengarkan dan mengerti kebutuhan tim agar rasa kepercayaan dan kesatuan dapat terjalin. Kamu dapat belajar dari sudut pandang karyawan dengan membangun rasa empati. Hal ini akan berguna dalam membangun hubungan dengan orang lain, baik dalam pekerjaan maupun di kehidupan sehari-hari.
Pastikan ego kamu tidak menghalangi manajemen kamu. Carol Chan, General Manager Malayan Flour Mills Berhad, juga mengatakan bahwa walaupun kamu memiliki otoritas, tetaplah cek ego kamu, tetaplah haus akan pengetahuan, dan tetaplah rendah hati.
Mengambil keputusan adalah salah satu tugas penting yang dimiliki pemimpin. Karena itu, leadership skill seseorang juga dinilai dari cara mengambil keputusan. Kamu harus mengembangkan keahlian, keberanian, dan akuntabilitas yang diperlukan untuk membuat keputusan terbaik yang dapat memengaruhi tim atau organisasi kamu secara keseluruhan.
Selain itu, kamu juga harus mengembangkan skill berpikir analitis (analytical thinking) dan berpikir kritis (critical thinking), yang merupakan skill manajemen dan skill leadership yang penting. Kamu sebaiknya juga mempelajari model-model decision-making atau pengambilan keputusan dan pilihlah model yang paling cocok untuk situasi kamu.
Keputusan dibuat berdasarkan analisis logis untuk suatu masalah. Kamu akan melihat opsi yang tersedia, menimbang masing-masing opsi, lalu memilih tindakan terbaik. Ini biasanya merupakan model pengambilan keputusan terbaik ketika kamu memiliki cukup waktu untuk mempertimbangkan suatu masalah.
Cara ini digunakan oleh para pemimpin yang perlu membuat keputusan di saat itu juga. Model intuitif sering digunakan ketika kamu tidak memiliki waktu atau tidak memiliki informasi yang cukup, sehingga kamu mengandalkan insting kamu. Di sinilah pengalaman dan pengetahuan menjadi sangat berharga karena pertimbangan kamu pada akhirnya akan didasarkan pada nilai yang kamu pegang, masalah yang kamu temui di masa lalu, dan cara kamu menghadapi masalah.
Keputusan yang diambil menggunakan ide orisinal dan sering kali tidak berdasarkan pengalaman masa lalu. Model ini membutuhkan semangat inovatif, keberanian, dan keterbukaan pikiran. Beberapa keberhasilan terbesar dalam bisnis dicapai dengan menggunakan model keputusan ini.
Menjadi seorang pemimpin tidak saja mengurus orang lain. Seorang pemimpin juga harus mengurus waktu dengan baik. Manajemen waktu adalah merencanakan pekerjaan untuk mengoptimalkan penggunaan waktu dan, jika memungkinkan, menghindari lembur di tempat kerja. Ini melibatkan penetapan target, mendistribusikan tugas, dan memantau kemajuan pekerjaan individu serta keseluruhan proyek.
Contoh dari leadership skill lainnya adalah fleksibel dan selalu siap beradaptasi dengan perubahan. Dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari, perubahan adalah satu-satunya hal yang konstan. Sebagai seorang pemimpin, harus siap menanggapi tantangan baru dan berimprovisasi jika perlu.
Keterampilan ini akan memungkinkan kamu untuk memecahkan masalah dengan cepat dan juga berinovasi. Selain itu, beradaptasi juga melatih kerendahan hati untuk mengakui kamu tidak mengetahui segalanya dan harus terus mempelajari hal-hal baru. Terakhir, beradaptasi juga membutuhkan kreativitas. Hal ini berarti tidak terlalu bergantung pada formula dan mau mencoba solusi baru.
Leadership skill interpersonal penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis bagi karyawan kamu. Jika ada konflik di antara anggota tim kamu, maka kamu harus menjadi jembatan semua pihak dan membantu menyelesaikan perbedaan.
Untuk menyelesaikan konflik, kamu harus terlebih dahulu membangun hubungan yang baik dengan karyawan kamu. Kamu dapat mengidentifikasi masalah dengan lebih efektif jika karyawan merasa nyaman menceritakan keluhan dengan kamu. Dengarkan semua pihak yang terlibat dan beri solusi yang saling menguntungkan.
Ambillah contoh dari Roy Tan, Project Manager Integrated Health Information Systems (IHiS), yang bercerita bahwa ketika ia bekerja sama dengan anggota tim, ia berusaha memahami sudut pandang, peran, dan cara mereka menghadapi masalah terlebih dahulu, lalu ia akan membimbing mereka dengan bercermin pada kesalahan-kesalahan yang ia sendiri telah lalui.
Maka dari itu, dalam penyelesaian konflik, rasa empati sangatlah penting. kamu dapat mendengarkan sudut pandang karyawan kamu, lalu sampaikan pengalaman kamu sendiri untuk membangun rasa percaya dan kenyamanan dalam tim.
Seorang pemimpin juga merupakan seorang visioner. Pemimpin menetapkan visi jangka panjang tim serta mengidentifikasi tujuan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapainya. Sebagai kepala visioner, kamu membutuhkan leadership skill strategis untuk mendefinisikan dan memetakan keseluruhan visi kamu.
Skill pemikiran strategis adalah menganalisis beberapa faktor sebelum merencanakan tindakan untuk mencapai suatu tujuan. Ini melibatkan identifikasi peluang untuk dimanfaatkan, serta ancaman atau tantangan untuk diatasi.
Mendelegasikan tugas kepada karyawan adalah salah satu cara yang efektif untuk menunjukkan leadership skill. Pemimpin harus mampu memberikan pengarahan dan melatih anggota tim agar mereka dapat menjalankan tugas yang diberikan kepada mereka. Sebelum mendelegasikan tugas, identifikasi dulu kekuatan dan kelemahan mereka. Dengan ini, kamu dapat menyesuaikan tugas dan tanggung jawab mereka sesuai dengan keahlian mereka, lalu melatih mereka untuk peran yang lebih besar.
Aspek penting dari pendelegasian adalah memberikan dukungan sekaligus memupuk kemandirian pada karyawan. Karyawan kamu akan berkembang dan percaya diri jika kamu memberi mereka sedikit otonomi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Ambil contoh cari Cyrene Kong, Kepala Strategi Digital dan Inovasi dari RHB Banking Group, yang mengatakan bahwa ia tidak ingin menjadi seorang “micromanager” dan memilih untuk memberi karyawannya ruang untuk mengembangkan ide mereka sendiri.
Soft skill leadership penting untuk dimiliki seorang pemimpin, dan tidak terbatas untuk digunakan di dunia kerja saja. Seorang pemimpin bertanggung jawab atas banyak orang, dan banyak orang juga bergantung pada bimbingan seorang pemimpin. Untuk menjadi pemimpin yang efektif, kamu perlu berpikir secara strategis, menjadi komunikator yang efektif, dan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi sehingga kamu dapat menyampaikan visi kepada anggota tim kamu.
Menjadi pemimpin yang baik juga membutuhkan skill penyelesaian konflik, manajemen waktu, kemampuan untuk beradaptasi, pengambilan keputusan secara bijak, dan pendelegasian tugas yang adil agar kinerja tim dapat terus kondusif, nyaman, dan efisien.
Dengan bimbingan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup, kamu tentu dapat mengasah leadership skill kamu dan menjadi pemimpin yang andal!
Agar kemampuan leadership kamu semakin berkembang, kamu bisa bergabung di seekMAX, tempat untuk kamu mendapatkan pelatihan keterampilan dari berbagai bidang. Dengan seekMAX, kamu dapat terhubung dengan pakar karier, pimpinan industri, serta para profesional lainnya. Kunjungi juga laman Tips Karier kami untuk berbagai tips seputar cara melamar kerja, fitur latihan wawancara, hingga survei pekerjaan dengan gaji tinggi.
Selain itu, JobStreet juga dapat mempertemukan kamu dengan pekerjaan impian di mana kamu bisa mengembangkan kemampuan leadership. Perbarui profil JobStreet kamu untuk mencari pekerjaan sekarang juga!
Untuk akses yang lebih mudah, unduh aplikasi JobStreet di Google Play Store dan juga Apple App Store. Dengan begitu, kamu bisa melihat lowongan kerja baru langsung dari smartphone!
Delegasi – untuk pembagian tugas
Pengambilan keputusan – harus bertanggung jawab terhadap keputusan penting
Leadership skill interpersonal (komunikasi, kecerdasan emosional, penyelesaian konflik) – untuk membangun hubungan yang baik dengan karyawan kamu
Tidak memperhatikan kebutuhan tim
Mengutamakan ego kamu di atas tujuan tim
Tidak memprioritaskan perkembangan anggota tim
Tidak bertanggung jawab dan menyalahkan orang lain
Hanya fokus pada pekerjaan sehari-hari dan tidak pada tujuan jangka panjang