Portofolio adalah dokumen penting yang akan kamu butuhkan saat melamar pekerjaan. Namun, kamu tidak perlu bingung dengan formatnya. Sebab, saat ini ada banyak sekali contoh portofolio yang bisa kamu jadikan patokan.
Rekruter akan meminta melampirkan portofolio kerja saat proses rekrutmen untuk mengukur kemampuanmu. Lewat portofolio, HRD akan bisa menilai apakah kualitas kerjamu sudah sesuai dengan persyaratan perusahaan atau tidak.
Lantas, bagaimanakah cara membuat portofolio lamaran kerja yang bisa menarik perhatian HRD? Pelajari panduan dan contoh-contoh portofolio yang bisa kamu jadikan inspirasi dalam artikel berikut!
Istilah portofolio berasal dari dua kata yaitu “port” dan "folio". Port berasal dari kata report atau laporan dan “folio” memiliki arti lengkap (full). Sederhananya, portofolio adalah dokumen yang berisi laporan pekerjaan lengkap yang telah dilakukan.
Laporan ini bisa berasal dari pribadi, organisasi, lembaga, atau bahkan perusahaan. Portofolio disusun secara rapi dari seluruh pekerjaan pada periode waktu tertentu.
Dengan menyusun portofolio, kamu bisa mengetahui perkembangan hasil kinerjamu dari waktu ke waktu. Isi portofolio juga bisa mencakup kumpulan karya sejak mulai berorganisasi di bangku kuliah. Hasil karya tersebut bisa kamu kumpulkan dalam website, link Google Drive, YouTube, dan sebagainya.
Lalu, seperti apa contoh portofolio kerja yang menarik? Yuk, simak beberapa contoh portofolio lamaran kerja dalam berbagai format berikut ini:
Portofolio satu halaman bisa kamu gunakan untuk menunjukkan studi kasus. Berikut adalah contohnya:
Melansir dari Career Hub, website portfolio merupakan salah satu cara terbaik untuk membuat portofolio. Kamu bisa membuat portofolio tulisan, gambar, atau video lewat website.
Saat ini sudah banyak situs yang bisa digunakan untuk membuat website portofolio. Misalnya, WordPress, Blogspot, Wix, dan website portfolio maker.
Buatlah website portfolio dengan satu halaman yang mencakup semua data diri pribadi dan karyamu. Berikut adalah contoh portofolio website:
Butuh inspirasi untuk portofolio web designer? Kamu dapat menunjukkan keahlianmu dengan contoh portofolio desain yang simpel seperti berikut ini:
Meskipun kamu masih duduk di bangku kuliah, tidak ada salahnya menyiapkan portofolio. Apalagi, kamu akan menjalani masa magang dalam waktu dekat. Jika kamu masih mahasiswa, kamu bisa mengambil contoh dari portofolio ini:
UI/UX Designer dapat membangun portofolio untuk memamerkan hasil kerja desain yang menarik. Buatlah contoh tampilan yang sederhana dan mudah dinavigasi seperti contoh berikut ini:
Berikut adalah contoh portofolio yang bisa menunjukkan hasil kemampuanmu sebagai seorang fotografer. Buatlah dalam format PDF maupun website untuk memamerkan foto dan media kreatif buatanmu.
Seorang penulis konten wajib membuat portofolio untuk menggaet banyak klien. Kumpulkan tulisan buatanmu dalam bentuk blog dengan template portfolio seperti berikut ini:
Tunjukkan keterampilan sekaligus pengalamanmu sebagai copywriter melalui contoh website portfolio satu ini:
Berkarier sebagai arsitek atau desainer interior pastinya akan membutuhkan portofolio yang bagus. Kamu bisa menunjukkan karya desain kreatifmu dengan contoh template berikut ini:
Apa kamu mahasiswa yang baru lulus dan sedang mencari pekerjaan? Kamu bisa menggunakan contoh portofolio lamaran kerja fresh graduate yang satu ini:
Bagaimana kalau kamu ingin menunjukkan performa dari sebuah kampanye? Nah, contoh portofolio ini berguna saat kamu melamar pekerjaan di dunia digital marketing. Tenang, ada contoh portofolio yang cocok untukmu, yaitu:
Berikut adalah contoh portofolio yang bisa kamu gunakan untuk mendokumentasikan kinerja SEO specialist.
Banyak yang mengira bahwa portofolio sama dengan curriculum vitae (CV). Keduanya memang sangat penting untuk melamar pekerjaan. Namun, CV dan portofolio memiliki sejumlah perbedaan mendasar, antara lain:
Perbedaan pertama antara CV dan portofolio terletak pada kegunaannya. Jika CV hanya untuk melamar kerja, fungsi portofolio tak terbatas sampai di sana saja.
Sebab, kamu juga bisa menggunakan portofolio untuk memperkuat personal branding.
Dari segi isi dan tata letak, CV dan portofolio juga tidak seratus persen sama. Memang, keduanya sama-sama mencantumkan info pribadi. Namun, jenis yang dibutuhkan cukup berbeda.
Isi CV hanya mencakup data diri seperti biodata, kontak, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan keterampilan.
Hal ini berbeda dengan portofolio. Pasalnya, portofolio juga menampilkan karya yang sudah kamu buat selama berkarier.
Umumnya, format CV ditulis dari atas ke bawah dengan tampilan yang sederhana agar bisa dibaca secara sekilas.
Sementara itu, template portofolio lebih beragam. Sebab, tidak ada standar baku yang harus diikuti sebagaimana CV. Bahkan, format portofolio bisa menyesuaikan dengan ciri khas pembuatnya. Misalnya, bentuk portofolio bisa dalam bentuk website, PowerPoint, video, dan masih banyak lagi.
Maka dari itu, sifatnya jauh lebih spesifik dibandingkan dengan CV.
Rekruter akan meminta CV sekaligus portofolio dari seorang kandidat. Hal ini bertujuan untuk mencari informasi yang berbeda.
Sebab, CV berguna untuk menunjukkan kegiatan apa saja yang sudah kamu jalani, mulai dari sejak jenjang pendidikan hingga ketika bekerja di perusahaan tertentu.
Lantas, bagaimana dengan portofolio? Chrissy Scivicque dari The Muse berpendapat bahwa portofolio memiliki peran penting. Portofolio seorang kandidat dapat digunakan untuk mengetahui sebagus apa hasil karya mereka hingga seperti apa manfaat konkret dari hasil karya tersebut.
Menyusun portofolio memiliki banyak sekali manfaat, terutama saat kamu sedang mencari pekerjaan. Sayangnya, masih banyak orang yang tidak menyadarinya.
Berikut ini sederet keuntungan memiliki portofolio:
Memiliki contoh portofolio kerja yang menarik akan menambah nilaimu saat mencari pekerjaan. Mengapa demikian?
Menurut sumber laporan dari APC Inc. dari tahun 2022, 73% kandidat merupakan pencari kerja pasif. Artinya, mereka tidak menghubungi perusahaan secara langsung atas inisiatif pribadi untuk melamar pekerjaan. Sebab, biasanya mereka sudah bekerja di tempat lain.
Tetapi di sisi lain, mereka tetap terbuka terhadap tawaran pekerjaan baru. Sementara itu, 88% manajer rekrutmen mencari kandidat berbakat dari pencari kerja pasif.
Saat mengontak pelamar, rekruter pastinya akan melihat contoh portofolio mereka terlebih dahulu.
Jadi, tak ada salahnya melampirkan portofolio kerja yang menarik. Hal ini dapat meningkatkan peluangmu dihubungi oleh recruiter.
Ketika punya portofolio yang baik, kamu akan terliihat lebih profesional di mata HRD saat melamar pekerjaan.
Perusahaan dapat menilai kualitas pekerjaanmu melalui kumpulan hasil karya yang terkait dengan posisimu.
Selain untuk kebutuhan pekerjaan, portofolio adalah cara yang baik untuk membangun personal branding. Pasalnya, portolio yang rapi menunjukkan kualitas dan cara kerjamu lewat karya yang sudah kamu hasilkan. Dengan demikian, personal branding kamu juga akan tumbuh.
Contohnya, kamu seorang content writer. Hasil tulisanmu dikumpulkan di dalam website portfolio. Kamu menautkan link website portofoliomu di media sosial milikmu.
Melalui cara inilah, kamu akan dikenal sebagai seorang content writer berpengalaman. Bukan tak mungkin kamu bisa mendapatkan klien untuk mengerjakan sebuah proyek.
Kemudian, kamu juga bisa diundang sebagai pembicara dalam seminar berkat pengalaman dan kinerjamu.
Sebagai seorang profesional, skill dan kreativitas kamu harus meningkat secara konsisten setiap waktu. Tujuannya untuk membantumu dalam menggapai karier impian dan meningkatkan value diri.
Dengan menyusun portofolio dari waktu ke waktu, kamu bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan yang kamu miliki. Jadi, kamu dapat mengamati prosesnya serta melakukan evaluasi apa yang harus ditingkatkan.
Untuk itulah, sebagian orang membuat format portofolio kerja yang berbeda. Selain agar tidak monoton, ini dapat membantumu mengasah skill secara konsisten.
Sebenarnya pekerjaan apa pun bisa saja mencantumkan portofolio kerja. Namun, portofolio jadi sangat penting untuk kamu yang bekerja di bidang industri kreatif dan teknologi.
Sebagai gambaran, berikut ini jenis pekerjaan yang memerlukan portofolio visual saat melamar kerja:
Apa saja yang harus kamu cantumkan dalam portofoliomu? Kamu bisa menyimaknya dari daftar isi format portofolio yang tepat di bawah ini:
Jumlah halaman portofolio biasanya lebih dari satu halaman. Maka dari itulah, sangat penting untuk mencantumkan daftar isi. Ini dapat memudahkan perekrut untuk mencari data yang mereka butuhkan.
Urutkan kronologi hasil kerja yang menarik sejak kuliah sampai di tempat kerja terakhir. Selain itu, kamu juga bisa membagi urutan halaman karyamu berdasarkan kategori bentuknya.
Portofolio dan CV biasanya berdiri sendiri. Tapi, tidak ada salahnya kamu menggabungkan keduanya! Tak perlu lengkap, cukup cantumkan biodata, deskripsi diri, dan informasi yang relevan.
Apalagi, menurut HubSpot, mencantumkan CV di dalam portofoliomu akan memberi keuntungan lebih besar.
Perusahaan bisa melihat kemampuanmu untuk berpikir secara strategis dari CV. Lalu, perusahaan bisa menggunakan portofoliomu untuk melihat bagamana cara kamu mengeksekusi sebuah ide dengan kreatif.
Dengan demikian, peluangmu mendapatkan pekerjaan impian juga lebih besar.
Salah satu hal yang dicari oleh recruiter dari seorang kandidat adalah culture fit. Ini menunjukkan kecocokan tujuan jangka panjang mereka dengan visi misi perusahaan. Tapi, bagaimanakah mereka bisa mengetahui hal tersebut?
Jawabannya, melalui bagian motivasi karier. Pada bagian ini, jelaskan ketertarikanmu serta apa yang ingin kamu capai di masa depan.
Perusahaan juga ingin mengetahui apakah kamu bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Untuk itulah cantumkan juga pengalaman profesional, hard skill dan soft skill yang kamu miliki.
Sama seperti pada CV, rangkum kronologi pengalaman dan daftar kemampuanmu secara singkat saja, ya!
Inilah “daging” atau isi terpenting dari sebuah portofolio kerja. Di sini, kamu bisa menunjukkan semua karya yang telah kamu buat, baik itu dalam bentuk tulisan, gambar, video, suara, atau yang lainnya. Pastikan itu sesuai dengan pekerjaanmu.
Lalu, tidak ada salahnya juga kamu mencantumkan studi kasus yang relevan dengan hasil karya. Contohnya, ketika kamu melamar sebagai digital marketer, tunjukkan grafik perubahan engagement rate sebelum dan sesudah menjalankan kampanye yang kamu rancang.
Ingin tahu cara membuat portofolio yang rapi dan menarik agar HRD semakin tertarik? Kamu bisa menerapkan langkah-langkah berikut ini:
Berkat kecanggihan teknologi internet di zaman sekarang, kamu bisa menerbitkan portofoliomu secara digital! Kuncinya, pilihlah platform yang cocok dengan bentuk karya yang mau kamu tampilkan.
Misalnya, kalau kamu ingin memamerkan tulisanmu, gunakan blog yang bisa menampilkan teks panjang. Untuk portofolio foto dan video, pilih media sosial berbasis visual, seperti TikTok dan Instagram.
Cara membuat portofolio yang berikutnya adalah memilih layout atau tata letak. Pastikan kamu menggunakan tata letak yang bisa menunjukkan semua karyamu dengan jelas. Tata letak yang rapi menunjukkan bahwa kamu teliti dan memperhatikan kualitas.
Selain itu, hal ini juga akan mempermudah recruiter ketika melihat keseluruhan karyamu. Untungnya, sekarang sudah ada banyak template portofolio yang bisa digunakan. Kamu hanya perlu menyesuaikan isinya.
Fungsi utama dari portofolio adalah untuk menunjukkan karyamu. Jadi, sebaiknya kamu mempersingkat pengantar di awal.
Hal ini merujuk pada informasi biodatamu, bagaimana perusahaan bisa mengontakmu, dan pengalaman kerja. Hal ini juga berlaku untuk deskripsi karya agar mereka bisa memahami konteks di baliknya dengan lebih jelas.
Kalau sudah menentukan bentuk dan format portofolio, selanjutnya pilihlah karya yang akan ditampilkan. Kamu bisa melakukan kurasi karya terbaik yang paling kamu banggakan untuk dimasukkan dalam portofolio.
Jangan lupa untuk menunjukkan juga bahwa kamu bisa bekerja di luar zona nyamanmu.
Misalnya, kalau spesialisasimu adalah menulis artikel untuk target audiens generasi muda, kamu tetap bisa menyertakan artikel yang dituliskan untuk kalangan profesional.
Adanya testimoni di dalam portofolio bisa semakin meningkatkan daya saingmu, lho. Sebab, hal ini menunjukkan bahwa keterampilan dan karaktermu telah dipercaya oleh orang lain.
Sebelum menyertakan testimoni dari klien atau bos di kantor lamamu, pastikan kamu sudah meminta izin, ya!
Supaya pembaca portofoliomu tertarik mengambil tindakan, jangan lupa sertakan penutup. Di dalamnya bisa merangkum mengapa kamu adalah kandidat terbaik, terutama dari segi kemampuan dan kualitas karya.
Dorong pembaca agar ingin berkolaborasi denganmu. Sertakan detail kontak pada bagian ini. Jadi, kamu pun bisa menjalin hubungan lebih lanjut untuk mensukseskan kariermu.
Berikut ini tips penting yang harus kamu perhatikan supaya portofoliomu semakin menarik dan mudah diakses oleh HRD:
Kunci kesuksesan dari sebuah portofolio sangat bergantung pada isinya. Jadi, pastikan konten portofoliomu sudah menunjukkan kemampuanmu, ya! Konten juga harus sesuai dengan bidang pekerjaan yang mau kamu lamar.
Misalnya, kalau kamu ingin bekerja di perusahaan agensi penerjemah, sebaiknya kamu menyertakan tulisan dalam pasangan bahasa yang dibutuhkan dan kamu kuasai. Begitu juga sebaliknya saat kamu mengirimkan portofolio desain untuk bekerja sebagai graphic designer.
Umumnya, komunikasi antara kandidat dan recruiter sudah berlangsung secara online. Jadi, sebaiknya kamu tidak hanya membuat versi cetak dari portofoliomu.
Untuk hasil terbaik, simpan file versi PDF dari portofolio visual dan tulisanmu. Tujuannya agar kamu bisa mengirimkannya kapan saja ketika saling berkirim email.
Terkadang, tidak menutup kemungkinan ukuran portofolio bisa sangat besar. Sebab, isinya mencantumkan banyak gambar, video, suara, dan masih banyak lagi. Tentunya, hal ini berpotensi memberatkan kinerja komputer yang digunakan oleh recruiter.
Kamu bisa mengirimkan secara online link ke website atau sumber yang mencantumkan semua karyamu. Tujuannya agar mereka dapat mengaksesnya melalui browser tanpa harus men-download file berukuran besar.
Hal yang tak kalah penting agar portofoliomu menarik adalah memastikan bahwa isinya up-to-date.
Dengan rutin memperbarui isi portofolio, kamu bisa menunjukkan kepada HRD bahwa kamu tidak pernah berhenti belajar dan berkarya. Pada akhirnya, recruiter akan lebih tertarik menghubungimu dan bahkan menawarkan kesempatan berkarier.
Kamu pasti memerlukan portofolio kerja untuk menunjukkan skill dan kualitas karyamu saat melamar kerja, terutama di bidang kreatif dan teknologi. Supaya lebih menarik perhatian HRD, pastikan isinya lengkap, rapi, dan jelas, ya!
Nah, kalau kamu sudah mempersiapkan portofolio terbaikmu dengan tips dan contoh di atas, kamu bisa langsung mencari lowongan pekerjaan yang sesuai passion serta kemampuanmu di situs atau aplikasi Jobstreet by SEEK.
Jangan lupa kunjungi Tips Karier Jobstreet by SEEK untuk mendapatkan berbagai tips sukses di dunia kerja.
Agar lebih mudah, Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!