20+ Contoh Passive Income untuk Karyawan & Tips Mendapatkannya

20+ Contoh Passive Income untuk Karyawan & Tips Mendapatkannya
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 27 September, 2024
Share

Pernahkah kamu merasa bahwa gaji dari pekerjaan utama tidak mencukupi untuk berbagai keperluan? Jika pernah, mencari passive income adalah solusi tepat, terutama untuk kamu yang tidak punya banyak waktu untuk melakoni dua pekerjaan full-time.

Memangnya, seberapa berpengaruh pendapatan tambahan untuk seseorang? Dilansir dari Forbes, 65% orang dengan pemasukan lebih dari 1 juta USD memiliki setidaknya 3 sumber penghasilan tambahan, termasuk yang bersumber passive income.

Lantas, apa itu passive income? Apa saja contoh passive income yang cocok untuk karyawan?Bagaimana menjalankan passive income dengan tepat? Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam artikel ini. Yuk, kita pelajari bersama.


⁠Apa Itu Passive Income? 

Secara harfiah, passive income artinya pendapatan pasif. Adapun menurut Corporate Finance Institute, passive income adalah pemasukan tambahan di luar penghasilan utama.

Passive income selalu jadi topik pembicaraan yang seksi karena untuk memperolehnya, kamu tidak perlu mengerahkan terlalu banyak usaha sebagaimana di tempat kerja full-time kamu.

Lantas, apakah membangun passive income membutuhkan modal? Bisa iya, bisa juga tidak, tergantung dari jenisnya.

Namun, sekarang ada banyak pilihan passive income dengan modal kecil yang tidak terlalu sulit untuk karyawan. Sehingga, siapa pun bisa mulai memperoleh pemasukan pasif tanpa perlu modal besar.


⁠Pentingnya Punya Passive Income bagi Karyawan

Mengapa passive income itu penting untuk karyawan? Berikut adalah manfaat memiliki passive income untuk karyawan:

1. Kebebasan finansial dan kemandirian 

Berkat adanya passive income, kamu bisa mencapai kebebasan finansial dan kemandirian lebih cepat. Termasuk, untuk menikmati masa pensiun yang lebih nyaman.

Pendapatan dari passive income terbilang cukup stabil tanpa perlu bekerja terus-menerus. Jadi, ketika memiliki pendapatan pasif, kamu tidak perlu terlalu khawatir kehilangan pekerjaan atau memikirkan penghasilan setiap bulan.

2. Meningkatkan stabilitas keuangan 

Dengan memiliki passive income, kamu akan punya tabungan cadangan yang bisa digunakan untuk sesuatu yang tidak terduga, seperti pengobatan atau biaya hidup jika terkena layoff. Sebab, kamu bisa menabung lebih banyak dan memiliki dana darurat yang lebih kuat.

Selain itu, passive income juga memungkinkan kamu untuk berinvestasi lebih lanjut agar kamu bisa meningkatkan kekayaan secara bertahap, terutama untuk menghadapi inflasi.

3. Membuka peluang baru 

Memiliki passive income secara tidak langsung bisa membantu kamu membuka peluang baru dan melakukan berbagai hal yang selama ini tertunda, seperti melanjutkan kuliah, memulai hobi baru, atau membuka usaha sendiri.

Di sisi lain, kamu juga jadi punya lebih banyak waktu untuk mencari peluang kerja yang lebih baik dan sesuai minat.

4. Mendukung gaya hidup yang diinginkan 

Pendapatan pasif mempermudah kamu saat ingin merencanakan liburan, membeli barang yang diinginkan, atau menghabiskan lebih banyak quality time bersama keluarga dan kerabat di luar rumah.

Alasannya, kamu tidak perlu mengorbankan kebutuhan atau keinginan pribadi akibat keterbatasan finansial.

5. Sebagai skill tambahan dalam meningkatkan karir 

Tahukah kamu, usaha passive income juga bisa menunjang kariermu, lho. Sebab, dari passive income tersebut, kamu bisa mengasah skill yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu.

Semisal kamu berinvestasi di pasar saham, kamu akan belajar tentang keuangan dan investasi. Lalu, saat menjalankan bisnis sampingan, kamu bisa mengembangkan kemampuan manajemen dan entrepreneurship.

Semua keterampilan tersebut akan meningkatkan nilai diri di tempat kerja dan bisa menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan rekan-rekan kerjamu. Hasilnya, kamu menjadi lebih mandiri dan siap menghadapi berbagai situasi dalam kariermu.


⁠Perbedaan Passive Income dan Active Income 

Tidak sedikit yang menganggap bahwa passive income dan active income itu sama. Padahal, keduanya sangat berbeda, lho.

Perbedaan passive income dan active income terletak pada usaha yang harus dikerahkan untuk memperoleh pemasukan dan fleksibilitasnya.

Pertama, kamu bisa memperoleh passive income tanpa perlu bekerja secara aktif setelah sumber penghasilan tersebut terbentuk. Hal ini berbeda dengan active income yang mengharuskanmu bekerja secara aktif setiap hari.

Ketika kamu berhenti bekerja di tempat kerja saat ini, maka active income yang merupakan pendapatan tetap bulananmu juga ikut berhenti. Namun, tidak dengan pendapatan pasif yang akan terus mengalir, sekecil apa pun nominalnya.

Perbedaan kedua terletak pada fleksibilitas jam kerjanya. Untuk active income, kamu harus mengikuti jadwal kerja yang ditentukan oleh tempat kerjamu. Sedangkan untuk bisnis passive income, tidak ada jam kerja yang mengikat karena bisa dikelola dari jarak jauh dan kapan pun.


⁠Jenis-jenis Sumber Passive Income 

Ilustrasi passive income. (Image by freepik)

Sebelum mulai membuat passive income, ada baiknya kamu mempelajari macam-macam passive income yang populer. Berikut penjelasannya:

1. Passive income berbasis aset 

Jenis passive income yang pertama adalah pendapatan pasif berbasis aset. Sesuai namanya, pendapatan ini berasal dari kepemilikan aset yang menghasilkan uang secara berkelanjutan. Contoh passice income jenis ini adalah menyewakan rumah, apartemen, atau ruko kepada orang lain.

Selain properti, investasi di pasar saham juga termasuk contoh passive income berbasis aset. Melalui pembelian saham atau obligasi, kamu bisa mendapatkan dividen atau bunga secara berkala tanpa perlu terlibat dalam pengelolaan asetnya.

2. Passive income berbasis bisnis 

Passive income berbasis bisnis berasal dari kepemilikan usaha yang bisa berjalan tanpa harus terlibat secara aktif setiap hari.

Contoh passive income jenis ini adalah bisnis franchise. Dengan menjalankan bisnis franchise, kamu bisa mendapatkan pendapatan dari penjualan tanpa harus berada di tempat usaha setiap saat. Sebab, sudah ada manajemen yang mengurus operasional harian.

Contoh lainnya adalah bisnis online seperti dropshipping atau toko e-commerce yang dikelola oleh orang lain. Karena sistem dan operasional bisnis online sudah dikelola orang lain, kamu hanya perlu mengawasi dan melakukan penyesuaian kecil jika diperlukan.

3. Passive income berbasis keahlian 

Terakhir, passive income berbasis keahlian atau pendapatan yang dihasilkan dari pengetahuan, keterampilan, dan karya yang kamu miliki.

Beberapa contoh passive income berbasis keahlian adalah royalti buku yang kamu tulis, lagu yang kamu ciptakan, lukisan yang kamu jual, dan video rekaman tutorial atau webinar.

Setelah karya tersebut dipublikasikan atau dijual, kamu akan terus menerima royalti atau komisi setiap kali karya tersebut digunakan atau dibeli.


⁠Kumpulan Contoh Passive Income dan Skill yang Dibutuhkan untuk Karyawan

Seorang wanita berkacamata mengenakan kaos pink sedang mencatat passive income sambil menatap laptop. (Image by tirachardz on Freepik)

Dari beragam jenis passive income di atas, mana yang cocok untuk karyawan atau pekerja dengan rutinitas harian? Berikut beberapa jenis passive income yang bisa kamu coba sebagai karyawan:

A. Bisnis Online 

1. Dropshipping 

Dropshipping adalah model bisnis yang memungkinkan kamu berjualan tanpa harus menyimpan stok. Jadi, setelah mendapatkan pesanan, kamu menghubungi pemasok yang akan mengirimkan barang langsung ke pelanggan.

Tentunya, dropshipping bisa menjadi passive income terbaik untuk karyawan, karena tidak memerlukan modal besar dan bisa dikerjakan di sela-sela waktu luang.

Apalagi, 27% online retailer di seluruh dunia sudah menerapkan sistem dropship, seperti dilansir dari Dropship.io.  

Untuk menjalankan bisnis dropshipping, kamu perlu skill digital marketing untuk meningkatkan visibilitas bisnismu dan menarik pelanggan melalui media sosial serta iklan online.

Selain itu, skill customer service juga penting, sebab kamu akan menangani pertanyaan atau keluhan pelanggan, sekaligus berkoordinasi dengan pihak supplier.  

2. E-commerce 

Bagaimana kalau kamu ingin membuka toko online sendiri, tapi produk dari supplier tidak sesuai selera? Nah, kamu bisa menciptakan produk sendiri dan menjualnya secara online di platform e-commerce.

Untuk memulai bisnis e-commerce, ada beberapa skill yang perlu kamu kuasai, di antaranya:

  • Website development jika ingin membangun dan mengelola situs web sendiri.
  • Skill digital marketing untuk memasarkan produkmu.
  • Analisis data.
  • Management time.
  • Skill inventory management agar bisa mengelola stok barang secara efisien. 

3. Affiliate marketing 

Affiliate marketing adalah metode untuk mendapatkan komisi dengan mempromosikan produk orang lain. Kamu akan memperoleh pemasukan setiap kali orang melakukan pembelian melalui link afiliasimu.

Dengan tugas tersebut, affiliate marketer sangat memerlukan skill content creation untuk menarik perhatian audiens, skill marketing agar tahu cara mempromosikan produk dengan efektif, dan SEO agar konten kamu mudah ditemukan calon pembeli.

4. Online course creation 

Membuat kursus online memungkinkan kamu untuk berbagi keahlian tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama.

Jadi, kamu punya banyak kesempatan untuk mendalami passion. Bahkan, setelah kursus selesai, kamu bisa terus memperoleh pendapatan dari rekaman video.

Sama seperti affiliate marketing, kamu juga memerlukan skill pembuatan konten dan marketing agar bisa menarik perhatian calon peserta jika ingin membuka online course.

Selain itu, kamu wajib memiliki skill mengajar yang baik untuk menyampaikan materi yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami orang awam.

5. Blogging 

Kamu suka atau punya keahlian menulis? Cobalah membuat blog tentang topik yang kamu kuasai atau minati. Dari sana, kamu bisa menghasilkan uang melalui iklan, konten bersponsor, atau penjualan produk.

Blogging termasuk metode passive income modal kecil yang memberi kesempatan kamu untuk berbagi pengetahuan melalui konten, baik artikel, foto, atau video yang kamu unggah.

Meskipun tidak butuh banyak modal di awal, kamu tetap harus menguasai skill marketing, content writing, dan SEO agar konten di blog kamu mudah ditemukan melalui mesin pencarian.


⁠B. Investasi 

6. Saham

Bagaimana cara mendapatkan passive income dari saham? Pertama, kamu harus membeli saham perusahaan terlebih dahulu untuk mendapatkan dividen atau keuntungan dari kenaikan harga saham. Dari sana, kamu bisa membangun kekayaan tanpa harus mengorbankan waktu pekerjaan full-time.

Namun, tidak sembarang orang bisa berinvestasi saham. Sebab, kamu harus paham cara menganalisis kinerja perusahaan dan tren pasar, serta mengelola portofolio dengan financial management yang baik agar tidak merugi.

7. Reksadana

Untuk alternatif yang lebih rendah risiko dibandingkan saham, kamu bisa berinvestasi di reksadana. Reksadana bisa dimulai dari modal kecil, bahkan Rp10.000 saja. Nantinya, akan ada manajer investasi yang mengelola dana tersebut.

Meskipun investasi reksadana terbilang mudah, kamu tetap perlu memhamai prinsip manajemen keuangan untuk menentukan alokasi dana yang tepat. Kamu juga wajib memahami cara kerja dan plus minus dari setiap produk reksadana untuk menekan risiko.

8. Obligasi

Obligasi atau surat utang negara/perusahaan bisa menawarkan pendapatan tetap yang stabil dan relatif aman. Sehingga, passive income ini cocok untuk karyawan yang mencari investasi dengan risiko rendah.

Untuk memaksimalkan pemasukan dari obligasi, kamu perlu memahami seberapa mampu penerbit obligasi membayar kembali pinjaman mereka. Lalu, kamu juga harus mengetahui cara kerja pasar obligasi serta risiko yang bisa muncul.

9. Peer-to-peer lending

Melalui platform peer-to-peer lending, kamu bisa meminjamkan uang ke individu atau bisnis secara online untuk mendapatkan bunga sebagai imbalan.

Metode passive income ini akan memberimu kesempatan untuk mendukung UMKM lokal, sembari mendapat pemasukan ekstra dengan modal yang bisa disesuaikan.

Agar sukses dengan passive income ini, kamu harus bisa menilai kemampuan peminjam terkait pembayaran atau pengembalian pinjaman dan wajib memahami cara mengelola risiko ketika terjadi gagal bayar.

10. Real estate 

Jika memilih investasi real estate, kamu bisa mendapatkan passive income dari biaya sewa atau hasil penjualan yang pastinya lebih tinggi.

Menurut laporan dari Bank Indonesia, harga properti residensial maupun komersial cenderung meningkat setiap tahunnya. Jika ingin mencoba investasi ini sebagai passive income, kamu harus memahami cara memilih properti yang menguntungkan, menyewakannya, dan seluk-beluk perawatannya.

Baca Juga: 50+ Contoh Promosi Produk dengan Kata-Kata Paling Ampuh 


⁠C. Kreasi Konten 

11. YouTube 

Melalui YouTube, kamu bisa membuat dan mengunggah video di YouTube, lalu mendapatkan pendapatan dari iklan. Tidak harus membahas topik berat, kamu bisa membuat video dengan tema yang kamu sukai dan kuasai.

Jika ingin menjadi YouTuber sukses, kamu harus menguasai cara membuat naskah, konsep video, dan editing video yang menarik. Tidak lupa, perdalam juga skill digital marketing agar video kamu bisa ditonton banyak orang.

12. Podcast 

Podcast adalah konten audio yang dapat diunduh atau didengarkan secara streaming. Kamu bisa membuat podcast yang menarik, kemudian memperoleh pemasukan dari sponsor atau iklan.

Mirip dengan YouTube, kamu juga perlu menguasai skill content creation dan digital marketing untuk mempromosikan podcast ke publik.

13. E-book

Bermimpi menerbitkan buku sendiri? Nah, kesempatan ini bisa menjadi ladang passive income berbasis keahlian yang sejalan dengan hobi.

Tulis bukumu sendiri menjadi e-book atau buku elektronik. Bentuk e-book memungkinkan kamu untuk menekan biaya cetak buku fisik, sehingga hanya membayar ISBN, desain sampul, dan iklan berbayar.

Untuk sukses sebagai penulis e-book, kamu harus tahu cara menulis buku yang menarik dan informatif. Selain itu, kamu juga wajib tahu prinsip editing dan proofreading agar bebas dari kesalahan.

Terakhir, kamu harus bisa mempromosikan e-book agar banyak yang membeli. Untuk itu, kamu wajib menguasai skill marketing

14. Desain grafis 

Kamu punya keahlian membuat gambar atau ilustrasi? Jika iya, kamu bisa menjual hasil karywa kamu di platform marketplace seperti Etsy, Freepik, atau membuka jasa komisi di freelance platform.

Skill utama yang dibutuhkan untuk mendapatkan passive income jenis ini tentu saja desain grafis. Selain itu, kamu harus tahu bagaimana mengelola akun dan berinteraksi dengan klien di platform freelance, serta mempromosikan karya desainmu dengan taktik marketing yang tepat.


⁠D. Jasa Profesional 

15. Freelancing 

Freelancing adalah pekerjaan menawarkan jasa sesuai dengan keahlianmu, seperti penulisan, desain, atau pemrograman, melalui platform khusus.

Pekerjaan freelance bisa dikerjakan di luar jam pekerjaan full-time karena fleksibilitasnya. Jadi, kamu harus benar-benar menguasai bidang jasa yang kamu tawarkan, serta punya kemampuan mengelola waktu agar setiap proyek berjalan dengan efisien.

16. Konsultansi

Sebagai konsultan online, kamu akan menawarkan saran profesional di bidang yang kamu kuasai kepada klien. Contoh bidangny adalah marketing, keuangan, atau hukum.

Maka dari itu, untuk bisa sukses di bidang konsultan, kamu wajib menguasai skill di bidang yang diminati klien, memiliki skill komunikasi yang efektif, dan punya networking untuk membangun jaringan klien.

17. Mengajar

Terakhir, kamu bisa mendapatkan passive income dari kursus privat secara online maupun tatap muka tentang keterampilan yang kamu kuasai atau yang dibutuhkan oleh orang lain.

Tidak berbeda jauh dengan dua contoh passive income sebelumnya, kamu harus menguasai bidang yang kamu ajarkan jika ingin sukses di bidang ini. Selain itu, kamu juga wajib memiliki skill mengajar untuk menyampaikan materi dan berinteraksi dengan siswa secara efektif.


⁠Cara Mendapatkan Passive Income 

Berikut adalah cara atau persiapan yang harus kamu lakukan untuk mendapatkan passive income:

1. Menentukan tujuan keuangan dan target passive income

Pertama, pahami apa yang ingin kamu capai dari passive income. Apakah untuk mempersiapkan dana pensiun atau biaya hobi dan liburan?

Tujuan passive income yang jelas bisa menjadi motivasi dan membantu mengukur keberhasilanmu.

Setelah itu, tetapkan target passive income yang realistis. Misalnya, mulai dari target kecil seperti Rp1.000.000 per bulan, kemudian tingkatkan secara bertahap seiring perkembangan bisnis atau investasimu.

2. Memilih jenis passive income yang sesuai dengan minat, keterampilan, dan modal

Setelah menentukan tujuan dan target, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis passive income yang sesuai dengan minat, keterampilan, dan modal yang kamu miliki.

Kuncinya, pilih passive income yang paling cocok dengan situasimu. Misalnya, kalau kamu mahir menulis, maka blogging atau menulis e-book bisa jadi pilihan.

3. Melakukan riset dan analisis mendalam sebelum memulai investasi atau bisnis

Sudah menentukan jenis passive income yang paling tepat? Sekarang, cari tahu segala sesuatu tentang passive income pilihanmu.

Jika kamu ingin berinvestasi di saham, pelajarilah analisis fundamental dan teknikalnya. Kamu bisa belajar dari artikel online, buku, kursus, dan seminar.

Sebab, riset yang mendalam akan membantumu memahami risiko dan potensi keuntungan agar keputusanmu makin bijak.

4. Membangun strategi dan rencana jangka panjang yang realistis

Berikutnya, tentukan langkah-langkah konkret untuk mencapai target passive income di awal.

Buat jadwal belajar dan mengembangkan keterampilan baru yang diperlukan. Jangan lupa tetapkan modal awal dan alokasinya, ya.

Rencanakan juga bagaimana cara kamu akan memantau dan mengevaluasi passive income. Misalnya, bisa dengan cek perkembangan investasi saham atau reksadana kamu setiap dua kali seminggu.

5. Mengelola risiko dan diversifikasi portofolio investasi

Seperti kata pepatah, “Jangan simpan semua telurmu dalam satu keranjang.” Jika kamu berinvestasi di saham, jangan hanya membeli saham di satu perusahaan. Sebaiknya, beli saham dari berbagai sektor.

Selain itu, pertimbangkan juga asuransi atau perlindungan lainnya yang bisa mengurangi risiko keuangan. Pengelolaan risiko yang baik akan membuat kamu lebih tenang dalam menjalankan strategi passive income dan mencapai tujuan keuanganmu.


⁠Tips Sukses Membangun Passive Income 

Seorang karyawan sedang mengikuti webinar tentang passive income. (Image by pressfoto on Freepik)

Ingin tahu cara memaksimalkan passive income agar semakin berkembang? Simak tips dan trik untuk pemula di bawah ini:

1. Mulai dari yang kecil dan bangun secara bertahap

Saat baru memulai, sebaiknya jangan langsung menginvestasikan semua uang atau waktu dalam satu proyek.

Tidak masalah untuk mulai dari usaha berskala kecil. Dari sana, kamu bisa belajar dari kesalahan tanpa mengambil risiko besar. Seiring waktu, saat kamu makin mahir dan percaya diri, kamu bisa secara bertahap meningkatkan nilai investasi atau bisnismu.

2. Bersabar dan disiplin dalam menjalankan strategi

Hasil dari passive income mungkin tidak langsung terlihat. Kamu perlu tetap konsisten dalam menjalankan strategi yang telah dibuat.

Disiplin dalam mengelola keuangan, mengikuti rencana yang telah dibuat, dan tidak mudah menyerah adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam mendapatkan pemasukan pasif.

3. Terus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia passive income

Dunia investasi dan bisnis pasti terus berkembang, sehingga kamu harus selalu belajar dan mengikuti tren terbarunya.

Bacalah buku, artikel, atau ikuti kursus online tentang topik yang relevan dengan pilihan passive income kamu. Jadi, kamu bisa mengidentifikasi peluang baru dan menghindari risiko yang tidak perlu.

4. Mencari mentor atau komunitas yang mendukung

Bergabung dengan komunitas yang memiliki minat sama memungkinkan kamu untuk berbagi pengalaman dan mendapat dukungan. Dari sana, kamu juga bisa mencari mentor.

Mentor berpengalaman bisa memberi saran dan perspektif lain yang membantu kamu terhindar menghindari kesalahan selama mengelola passive income.

Selain dari komunitas, kamu juga bisa menemukan mentor melalui jaringan profesional dan forum seminar yang diadakan secara online maupun offline.


⁠Kesimpulan 

Passive income adalah pemasukan pasif yang bisa menambah pemasukan bulanan sekaligus membantumu mengasah soft skills maupun hard skills. Jenis passive income bermacam-macam berdasarkan bidang dan modal yang diperlukan, mulai dari investasi saham atau properti, bisnis online, hingga penjualan karya.

Untuk memulainya, kamu harus disiplin meluangkan waktu untuk belajar, menganalisis pasar, dan mempelajari setiap risiko. Adapun kunci untuk memulai dan mendapatkan passive income adalah mempelajari apa saja skill dan modal yang kamu punya. Hal itu nantinya akan mempermudah kamu dalam memilih jenis passive income.

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat. 

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!

Baca Juga: Budgeting: Definisi, Fungsi, Tujuan, dan Contoh Melakukannya


⁠Pertanyaan Seputar Passive Income 

  1. Strategi passive income apa yang paling menguntungkan?
    ⁠Dari segi potensi pemasukan, investasi saham dan properti menawarkan return yang paling besar. Tapi, bisnis passive income apa pun bisa menguntungkan selama kamu tahu cara mengelola dan mempromosikannya dengan tepat.
  2. Apakah passive income bisa diandalkan sebagai sumber pendapatan utama?
    ⁠Ya, passive income bisa menjadi sumber pendapatan utama jika kamu telah membangun portofolio yang stabil hingga pemasukannya lebih besar dari gaji pekerjaan full-time.
  3. Bagaimana cara menghindari penipuan investasi passive income?
    ⁠Lakukan riset mendalam tentang perusahaan atau produk investasi tersebut, waspada terhadap janji-janji yang terlalu bombastis, dan selalu cek legalitas serta regulasi perusahaan dari OJK.
  4. Apa risiko passive income?
    Beberapa risiko passive income adalah fluktuasi pasar, penurunan nilai aset, kegagalan bisnis, inflasi, perubahan regulasi, dan risiko kredit.

More from this category: Saran gaji

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.