Pernahkah kamu merasa bahwa gaji dari pekerjaan utama tidak mencukupi untuk berbagai keperluan? Jika pernah, mencari passive income adalah solusi tepat, terutama untuk kamu yang tidak punya banyak waktu untuk melakoni dua pekerjaan full-time.
Memangnya, seberapa berpengaruh pendapatan tambahan untuk seseorang? Dilansir dari Forbes, 65% orang dengan pemasukan lebih dari 1 juta USD memiliki setidaknya 3 sumber penghasilan tambahan, termasuk yang bersumber passive income.
Lantas, apa itu passive income? Apa saja contoh passive income yang cocok untuk karyawan?Bagaimana menjalankan passive income dengan tepat? Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam artikel ini. Yuk, kita pelajari bersama.
Secara harfiah, passive income artinya pendapatan pasif. Adapun menurut Corporate Finance Institute, passive income adalah pemasukan tambahan di luar penghasilan utama.
Passive income selalu jadi topik pembicaraan yang seksi karena untuk memperolehnya, kamu tidak perlu mengerahkan terlalu banyak usaha sebagaimana di tempat kerja full-time kamu.
Lantas, apakah membangun passive income membutuhkan modal? Bisa iya, bisa juga tidak, tergantung dari jenisnya.
Namun, sekarang ada banyak pilihan passive income dengan modal kecil yang tidak terlalu sulit untuk karyawan. Sehingga, siapa pun bisa mulai memperoleh pemasukan pasif tanpa perlu modal besar.
Mengapa passive income itu penting untuk karyawan? Berikut adalah manfaat memiliki passive income untuk karyawan:
Berkat adanya passive income, kamu bisa mencapai kebebasan finansial dan kemandirian lebih cepat. Termasuk, untuk menikmati masa pensiun yang lebih nyaman.
Pendapatan dari passive income terbilang cukup stabil tanpa perlu bekerja terus-menerus. Jadi, ketika memiliki pendapatan pasif, kamu tidak perlu terlalu khawatir kehilangan pekerjaan atau memikirkan penghasilan setiap bulan.
Dengan memiliki passive income, kamu akan punya tabungan cadangan yang bisa digunakan untuk sesuatu yang tidak terduga, seperti pengobatan atau biaya hidup jika terkena layoff. Sebab, kamu bisa menabung lebih banyak dan memiliki dana darurat yang lebih kuat.
Selain itu, passive income juga memungkinkan kamu untuk berinvestasi lebih lanjut agar kamu bisa meningkatkan kekayaan secara bertahap, terutama untuk menghadapi inflasi.
Memiliki passive income secara tidak langsung bisa membantu kamu membuka peluang baru dan melakukan berbagai hal yang selama ini tertunda, seperti melanjutkan kuliah, memulai hobi baru, atau membuka usaha sendiri.
Di sisi lain, kamu juga jadi punya lebih banyak waktu untuk mencari peluang kerja yang lebih baik dan sesuai minat.
Pendapatan pasif mempermudah kamu saat ingin merencanakan liburan, membeli barang yang diinginkan, atau menghabiskan lebih banyak quality time bersama keluarga dan kerabat di luar rumah.
Alasannya, kamu tidak perlu mengorbankan kebutuhan atau keinginan pribadi akibat keterbatasan finansial.
Tahukah kamu, usaha passive income juga bisa menunjang kariermu, lho. Sebab, dari passive income tersebut, kamu bisa mengasah skill yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu.
Semisal kamu berinvestasi di pasar saham, kamu akan belajar tentang keuangan dan investasi. Lalu, saat menjalankan bisnis sampingan, kamu bisa mengembangkan kemampuan manajemen dan entrepreneurship.
Semua keterampilan tersebut akan meningkatkan nilai diri di tempat kerja dan bisa menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan rekan-rekan kerjamu. Hasilnya, kamu menjadi lebih mandiri dan siap menghadapi berbagai situasi dalam kariermu.
Tidak sedikit yang menganggap bahwa passive income dan active income itu sama. Padahal, keduanya sangat berbeda, lho.
Perbedaan passive income dan active income terletak pada usaha yang harus dikerahkan untuk memperoleh pemasukan dan fleksibilitasnya.
Pertama, kamu bisa memperoleh passive income tanpa perlu bekerja secara aktif setelah sumber penghasilan tersebut terbentuk. Hal ini berbeda dengan active income yang mengharuskanmu bekerja secara aktif setiap hari.
Ketika kamu berhenti bekerja di tempat kerja saat ini, maka active income yang merupakan pendapatan tetap bulananmu juga ikut berhenti. Namun, tidak dengan pendapatan pasif yang akan terus mengalir, sekecil apa pun nominalnya.
Perbedaan kedua terletak pada fleksibilitas jam kerjanya. Untuk active income, kamu harus mengikuti jadwal kerja yang ditentukan oleh tempat kerjamu. Sedangkan untuk bisnis passive income, tidak ada jam kerja yang mengikat karena bisa dikelola dari jarak jauh dan kapan pun.
Sebelum mulai membuat passive income, ada baiknya kamu mempelajari macam-macam passive income yang populer. Berikut penjelasannya:
Jenis passive income yang pertama adalah pendapatan pasif berbasis aset. Sesuai namanya, pendapatan ini berasal dari kepemilikan aset yang menghasilkan uang secara berkelanjutan. Contoh passice income jenis ini adalah menyewakan rumah, apartemen, atau ruko kepada orang lain.
Selain properti, investasi di pasar saham juga termasuk contoh passive income berbasis aset. Melalui pembelian saham atau obligasi, kamu bisa mendapatkan dividen atau bunga secara berkala tanpa perlu terlibat dalam pengelolaan asetnya.
Passive income berbasis bisnis berasal dari kepemilikan usaha yang bisa berjalan tanpa harus terlibat secara aktif setiap hari.
Contoh passive income jenis ini adalah bisnis franchise. Dengan menjalankan bisnis franchise, kamu bisa mendapatkan pendapatan dari penjualan tanpa harus berada di tempat usaha setiap saat. Sebab, sudah ada manajemen yang mengurus operasional harian.
Contoh lainnya adalah bisnis online seperti dropshipping atau toko e-commerce yang dikelola oleh orang lain. Karena sistem dan operasional bisnis online sudah dikelola orang lain, kamu hanya perlu mengawasi dan melakukan penyesuaian kecil jika diperlukan.
Terakhir, passive income berbasis keahlian atau pendapatan yang dihasilkan dari pengetahuan, keterampilan, dan karya yang kamu miliki.
Beberapa contoh passive income berbasis keahlian adalah royalti buku yang kamu tulis, lagu yang kamu ciptakan, lukisan yang kamu jual, dan video rekaman tutorial atau webinar.
Setelah karya tersebut dipublikasikan atau dijual, kamu akan terus menerima royalti atau komisi setiap kali karya tersebut digunakan atau dibeli.
Dari beragam jenis passive income di atas, mana yang cocok untuk karyawan atau pekerja dengan rutinitas harian? Berikut beberapa jenis passive income yang bisa kamu coba sebagai karyawan:
Dropshipping adalah model bisnis yang memungkinkan kamu berjualan tanpa harus menyimpan stok. Jadi, setelah mendapatkan pesanan, kamu menghubungi pemasok yang akan mengirimkan barang langsung ke pelanggan.
Tentunya, dropshipping bisa menjadi passive income terbaik untuk karyawan, karena tidak memerlukan modal besar dan bisa dikerjakan di sela-sela waktu luang.
Apalagi, 27% online retailer di seluruh dunia sudah menerapkan sistem dropship, seperti dilansir dari Dropship.io.
Untuk menjalankan bisnis dropshipping, kamu perlu skill digital marketing untuk meningkatkan visibilitas bisnismu dan menarik pelanggan melalui media sosial serta iklan online.
Selain itu, skill customer service juga penting, sebab kamu akan menangani pertanyaan atau keluhan pelanggan, sekaligus berkoordinasi dengan pihak supplier.
Bagaimana kalau kamu ingin membuka toko online sendiri, tapi produk dari supplier tidak sesuai selera? Nah, kamu bisa menciptakan produk sendiri dan menjualnya secara online di platform e-commerce.
Untuk memulai bisnis e-commerce, ada beberapa skill yang perlu kamu kuasai, di antaranya:
Affiliate marketing adalah metode untuk mendapatkan komisi dengan mempromosikan produk orang lain. Kamu akan memperoleh pemasukan setiap kali orang melakukan pembelian melalui link afiliasimu.
Dengan tugas tersebut, affiliate marketer sangat memerlukan skill content creation untuk menarik perhatian audiens, skill marketing agar tahu cara mempromosikan produk dengan efektif, dan SEO agar konten kamu mudah ditemukan calon pembeli.
Membuat kursus online memungkinkan kamu untuk berbagi keahlian tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama.
Jadi, kamu punya banyak kesempatan untuk mendalami passion. Bahkan, setelah kursus selesai, kamu bisa terus memperoleh pendapatan dari rekaman video.
Sama seperti affiliate marketing, kamu juga memerlukan skill pembuatan konten dan marketing agar bisa menarik perhatian calon peserta jika ingin membuka online course.
Selain itu, kamu wajib memiliki skill mengajar yang baik untuk menyampaikan materi yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami orang awam.
Kamu suka atau punya keahlian menulis? Cobalah membuat blog tentang topik yang kamu kuasai atau minati. Dari sana, kamu bisa menghasilkan uang melalui iklan, konten bersponsor, atau penjualan produk.
Blogging termasuk metode passive income modal kecil yang memberi kesempatan kamu untuk berbagi pengetahuan melalui konten, baik artikel, foto, atau video yang kamu unggah.
Meskipun tidak butuh banyak modal di awal, kamu tetap harus menguasai skill marketing, content writing, dan SEO agar konten di blog kamu mudah ditemukan melalui mesin pencarian.
Bagaimana cara mendapatkan passive income dari saham? Pertama, kamu harus membeli saham perusahaan terlebih dahulu untuk mendapatkan dividen atau keuntungan dari kenaikan harga saham. Dari sana, kamu bisa membangun kekayaan tanpa harus mengorbankan waktu pekerjaan full-time.
Namun, tidak sembarang orang bisa berinvestasi saham. Sebab, kamu harus paham cara menganalisis kinerja perusahaan dan tren pasar, serta mengelola portofolio dengan financial management yang baik agar tidak merugi.
Untuk alternatif yang lebih rendah risiko dibandingkan saham, kamu bisa berinvestasi di reksadana. Reksadana bisa dimulai dari modal kecil, bahkan Rp10.000 saja. Nantinya, akan ada manajer investasi yang mengelola dana tersebut.
Meskipun investasi reksadana terbilang mudah, kamu tetap perlu memhamai prinsip manajemen keuangan untuk menentukan alokasi dana yang tepat. Kamu juga wajib memahami cara kerja dan plus minus dari setiap produk reksadana untuk menekan risiko.
Obligasi atau surat utang negara/perusahaan bisa menawarkan pendapatan tetap yang stabil dan relatif aman. Sehingga, passive income ini cocok untuk karyawan yang mencari investasi dengan risiko rendah.
Untuk memaksimalkan pemasukan dari obligasi, kamu perlu memahami seberapa mampu penerbit obligasi membayar kembali pinjaman mereka. Lalu, kamu juga harus mengetahui cara kerja pasar obligasi serta risiko yang bisa muncul.
Melalui platform peer-to-peer lending, kamu bisa meminjamkan uang ke individu atau bisnis secara online untuk mendapatkan bunga sebagai imbalan.
Metode passive income ini akan memberimu kesempatan untuk mendukung UMKM lokal, sembari mendapat pemasukan ekstra dengan modal yang bisa disesuaikan.
Agar sukses dengan passive income ini, kamu harus bisa menilai kemampuan peminjam terkait pembayaran atau pengembalian pinjaman dan wajib memahami cara mengelola risiko ketika terjadi gagal bayar.
Jika memilih investasi real estate, kamu bisa mendapatkan passive income dari biaya sewa atau hasil penjualan yang pastinya lebih tinggi.
Menurut laporan dari Bank Indonesia, harga properti residensial maupun komersial cenderung meningkat setiap tahunnya. Jika ingin mencoba investasi ini sebagai passive income, kamu harus memahami cara memilih properti yang menguntungkan, menyewakannya, dan seluk-beluk perawatannya.
Baca Juga: 50+ Contoh Promosi Produk dengan Kata-Kata Paling Ampuh
Melalui YouTube, kamu bisa membuat dan mengunggah video di YouTube, lalu mendapatkan pendapatan dari iklan. Tidak harus membahas topik berat, kamu bisa membuat video dengan tema yang kamu sukai dan kuasai.
Jika ingin menjadi YouTuber sukses, kamu harus menguasai cara membuat naskah, konsep video, dan editing video yang menarik. Tidak lupa, perdalam juga skill digital marketing agar video kamu bisa ditonton banyak orang.
Podcast adalah konten audio yang dapat diunduh atau didengarkan secara streaming. Kamu bisa membuat podcast yang menarik, kemudian memperoleh pemasukan dari sponsor atau iklan.
Mirip dengan YouTube, kamu juga perlu menguasai skill content creation dan digital marketing untuk mempromosikan podcast ke publik.
Bermimpi menerbitkan buku sendiri? Nah, kesempatan ini bisa menjadi ladang passive income berbasis keahlian yang sejalan dengan hobi.
Tulis bukumu sendiri menjadi e-book atau buku elektronik. Bentuk e-book memungkinkan kamu untuk menekan biaya cetak buku fisik, sehingga hanya membayar ISBN, desain sampul, dan iklan berbayar.
Untuk sukses sebagai penulis e-book, kamu harus tahu cara menulis buku yang menarik dan informatif. Selain itu, kamu juga wajib tahu prinsip editing dan proofreading agar bebas dari kesalahan.
Terakhir, kamu harus bisa mempromosikan e-book agar banyak yang membeli. Untuk itu, kamu wajib menguasai skill marketing.
Kamu punya keahlian membuat gambar atau ilustrasi? Jika iya, kamu bisa menjual hasil karywa kamu di platform marketplace seperti Etsy, Freepik, atau membuka jasa komisi di freelance platform.
Skill utama yang dibutuhkan untuk mendapatkan passive income jenis ini tentu saja desain grafis. Selain itu, kamu harus tahu bagaimana mengelola akun dan berinteraksi dengan klien di platform freelance, serta mempromosikan karya desainmu dengan taktik marketing yang tepat.
Freelancing adalah pekerjaan menawarkan jasa sesuai dengan keahlianmu, seperti penulisan, desain, atau pemrograman, melalui platform khusus.
Pekerjaan freelance bisa dikerjakan di luar jam pekerjaan full-time karena fleksibilitasnya. Jadi, kamu harus benar-benar menguasai bidang jasa yang kamu tawarkan, serta punya kemampuan mengelola waktu agar setiap proyek berjalan dengan efisien.
Sebagai konsultan online, kamu akan menawarkan saran profesional di bidang yang kamu kuasai kepada klien. Contoh bidangny adalah marketing, keuangan, atau hukum.
Maka dari itu, untuk bisa sukses di bidang konsultan, kamu wajib menguasai skill di bidang yang diminati klien, memiliki skill komunikasi yang efektif, dan punya networking untuk membangun jaringan klien.
Terakhir, kamu bisa mendapatkan passive income dari kursus privat secara online maupun tatap muka tentang keterampilan yang kamu kuasai atau yang dibutuhkan oleh orang lain.
Tidak berbeda jauh dengan dua contoh passive income sebelumnya, kamu harus menguasai bidang yang kamu ajarkan jika ingin sukses di bidang ini. Selain itu, kamu juga wajib memiliki skill mengajar untuk menyampaikan materi dan berinteraksi dengan siswa secara efektif.
Berikut adalah cara atau persiapan yang harus kamu lakukan untuk mendapatkan passive income:
Pertama, pahami apa yang ingin kamu capai dari passive income. Apakah untuk mempersiapkan dana pensiun atau biaya hobi dan liburan?
Tujuan passive income yang jelas bisa menjadi motivasi dan membantu mengukur keberhasilanmu.
Setelah itu, tetapkan target passive income yang realistis. Misalnya, mulai dari target kecil seperti Rp1.000.000 per bulan, kemudian tingkatkan secara bertahap seiring perkembangan bisnis atau investasimu.
Setelah menentukan tujuan dan target, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis passive income yang sesuai dengan minat, keterampilan, dan modal yang kamu miliki.
Kuncinya, pilih passive income yang paling cocok dengan situasimu. Misalnya, kalau kamu mahir menulis, maka blogging atau menulis e-book bisa jadi pilihan.
Sudah menentukan jenis passive income yang paling tepat? Sekarang, cari tahu segala sesuatu tentang passive income pilihanmu.
Jika kamu ingin berinvestasi di saham, pelajarilah analisis fundamental dan teknikalnya. Kamu bisa belajar dari artikel online, buku, kursus, dan seminar.
Sebab, riset yang mendalam akan membantumu memahami risiko dan potensi keuntungan agar keputusanmu makin bijak.
Berikutnya, tentukan langkah-langkah konkret untuk mencapai target passive income di awal.
Buat jadwal belajar dan mengembangkan keterampilan baru yang diperlukan. Jangan lupa tetapkan modal awal dan alokasinya, ya.
Rencanakan juga bagaimana cara kamu akan memantau dan mengevaluasi passive income. Misalnya, bisa dengan cek perkembangan investasi saham atau reksadana kamu setiap dua kali seminggu.
Seperti kata pepatah, “Jangan simpan semua telurmu dalam satu keranjang.” Jika kamu berinvestasi di saham, jangan hanya membeli saham di satu perusahaan. Sebaiknya, beli saham dari berbagai sektor.
Selain itu, pertimbangkan juga asuransi atau perlindungan lainnya yang bisa mengurangi risiko keuangan. Pengelolaan risiko yang baik akan membuat kamu lebih tenang dalam menjalankan strategi passive income dan mencapai tujuan keuanganmu.
Ingin tahu cara memaksimalkan passive income agar semakin berkembang? Simak tips dan trik untuk pemula di bawah ini:
Saat baru memulai, sebaiknya jangan langsung menginvestasikan semua uang atau waktu dalam satu proyek.
Tidak masalah untuk mulai dari usaha berskala kecil. Dari sana, kamu bisa belajar dari kesalahan tanpa mengambil risiko besar. Seiring waktu, saat kamu makin mahir dan percaya diri, kamu bisa secara bertahap meningkatkan nilai investasi atau bisnismu.
Hasil dari passive income mungkin tidak langsung terlihat. Kamu perlu tetap konsisten dalam menjalankan strategi yang telah dibuat.
Disiplin dalam mengelola keuangan, mengikuti rencana yang telah dibuat, dan tidak mudah menyerah adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam mendapatkan pemasukan pasif.
Dunia investasi dan bisnis pasti terus berkembang, sehingga kamu harus selalu belajar dan mengikuti tren terbarunya.
Bacalah buku, artikel, atau ikuti kursus online tentang topik yang relevan dengan pilihan passive income kamu. Jadi, kamu bisa mengidentifikasi peluang baru dan menghindari risiko yang tidak perlu.
Bergabung dengan komunitas yang memiliki minat sama memungkinkan kamu untuk berbagi pengalaman dan mendapat dukungan. Dari sana, kamu juga bisa mencari mentor.
Mentor berpengalaman bisa memberi saran dan perspektif lain yang membantu kamu terhindar menghindari kesalahan selama mengelola passive income.
Selain dari komunitas, kamu juga bisa menemukan mentor melalui jaringan profesional dan forum seminar yang diadakan secara online maupun offline.
Passive income adalah pemasukan pasif yang bisa menambah pemasukan bulanan sekaligus membantumu mengasah soft skills maupun hard skills. Jenis passive income bermacam-macam berdasarkan bidang dan modal yang diperlukan, mulai dari investasi saham atau properti, bisnis online, hingga penjualan karya.
Untuk memulainya, kamu harus disiplin meluangkan waktu untuk belajar, menganalisis pasar, dan mempelajari setiap risiko. Adapun kunci untuk memulai dan mendapatkan passive income adalah mempelajari apa saja skill dan modal yang kamu punya. Hal itu nantinya akan mempermudah kamu dalam memilih jenis passive income.
Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.
Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!
Baca Juga: Budgeting: Definisi, Fungsi, Tujuan, dan Contoh Melakukannya