Apa itu B2B? Arti, Perbedaan dengan B2C, dan Contoh

Apa itu B2B? Arti, Perbedaan dengan B2C, dan Contoh
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 08 May, 2024
Share

(Image by partystock on Freepik) 

Kalau berbicara mengenai model bisnis, mungkin kamu akan mendengar istilah B2B (business-to-business). Tak heran karena B2B memang salah satu jenis usaha yang populer, termasuk di Indonesia. 

Apalagi di tengah perkembangan teknologi saat ini, di mana bermunculan perusahaan B2B berbasis digital atau B2B e-commerce. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) melaporkan bahwa pengguna platform B2B online mencapai 3,97 juta UKM. 

Perusahaan B2B tidak menjual produk atau layanan mereka kepada konsumen. Lantas, kepada siapa mereka menjual barang dan jasa tersebut? 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu perlu mengetahui seluk beluk tentang B2B terlebih dulu. Yuk, simak informasi seputar B2B melalui artikel ini, mulai dari pengertian hingga bedanya dengan B2C! 

Apa Itu B2B? 

B2B, atau business-to-business, adalah transaksi atau bisnis yang dilakukan antara sesama pelaku bisnis. Singkatnya, kamu seorang pemilik bisnis yang menawarkan produkmu kepada perusahaan lain. Jadi, kamu tidak menjualnya kepada konsumen perorangan. 

Berbeda dengan B2C yang menawarkan produk kepada konsumen akhir atau perorangan (business to consumer). Itulah kenapa B2B juga disebut dengan pasar bisnis. 

Model bisnis B2B bisa terjadi ketika suatu perusahaan membutuhkan produk dan layanan dari perusahaan lain. Produk tersebut bisa berupa barang dan jasa. 

Menurut Investopedia, transaksi B2B biasanya terjadi pada rantai pasokan, di mana satu perusahaan akan membeli bahan mentah dari perusahaan lain untuk digunakan dalam proses produksi. 

Pada industri otomotif misalnya, banyak komponen kendaraan yang sulit untuk diproduksi secara mandiri. Ban, baterai, kunci pintu, dan sparepart lain, misalnya, biasanya diproduksi oleh berbagai perusahaan dan dijual langsung ke produsen mobil. 

Cara Kerja Bisnis B2B 

Umumnya, B2B berawal ketika suatu perusahaan membutuhkan produk dari perusahaan lain. Sebagai contoh perusahaan A dan B akan melakukan negosiasi hingga mencapai kesepakatan bersama. Biasanya, mereka juga akan membuat kontrak tertulis sebagai bukti persetujuan yang sah. 

Setelah itu, perusahaan B memberikan pengadaan barang dan jasa kepada perusahaan A sesuai kontrak. 

Satu perusahaan juga bisa bekerja sama dengan beberapa perusahaan B2B sekaligus. Katakanlah kamu punya perusahaan yang menjual pakaian buatan sendiri. Untuk memproduksi pakaian, tentu kamu butuh bahan baku seperti kain dan benang.  

Kamu pun membeli bahan baku tersebut dari perusahaan lain yang menjualnya. Perusahaan kain dan benang inilah yang merupakan contoh perusahaan B2B. Hal ini karena ia menjual barang kepada perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan produksi mereka. 

Kemudian, di waktu bersamaan, kamu bekerja sama dengan sebuah agency yang menjual jasa digital marketing. Agency tersebut membantu kamu mempromosikan produk pakaian di media sosial. Nah, agency tersebut juga termasuk perusahaan B2B, tapi produknya berupa jasa. 

Karakteristik Model Bisnis B2B 

Dua lelaki berjas berdiri membelakangi sambil membawa laptop

(Image by Freepik) 

Karakteristik B2B bisa kamu lihat dari jumlah transaksi bisnis, proses penjualan, hubungan bisnis dengan pembeli, serta fokus bisnis. Mari kita bahas ciri perusahaan B2B di Indonesia satu per satu di bawah ini! 

Jumlah transaksi bisnis 

Umumnya, perusahaan membutuhkan perusahaan B2B untuk memenuhi kebutuhan produksi mereka. Agar bisa memproduksi dalam jumlah banyak, mereka harus membeli banyak bahan baku dari perusahaan B2B.  

Itulah kenapa transaksi bisnis penjualan B2B melibatkan lebih banyak uang. Bahkan, rata-rata transaksi bisnis B2B bisa 3 kali lebih tinggi daripada model bisnis B2C. 

Proses penjualan lebih kompleks 

Saat kamu belanja di supermarket atau toko kelontong, sebetulnya kamu sudah menjadi konsumen B2C. Prosesnya sederhana karena perusahaan melakukan penjualan di suatu tempat. Kemudian konsumen membelinya tanpa perlu ada kesepakatan. 

Namun, proses penjualan B2B cenderung lebih rumit karena tahapannya cukup panjang. Perusahaan B2B dan perusahaan pembeli harus mencapai persetujuan terlebih dulu. Prosesnya juga biasanya melalui proses pengadaan (tender). Jika saling sepakat untuk melakukan kerja sama, maka transaksi penjualan dapat terjalin. 

Hubungan antara pembeli dan penjual 

Ciri-ciri perusahaan B2B di Indonesia juga bisa kamu lihat dari hubungan bisnis yang terlama. Pada umumnya, hubungan bisnis antara penjual dan pembeli akan bersifat jangka panjang.  

Hal tersebut bertujuan agar perusahaan mitra B2B bisa mendapat pasokan bahan baku dengan lancar. Dengan begitu, proses produksi mereka dapat terus berjalan selama periode yang sudah disepakati. 

Pemasaran B2B lebih fokus pada membangun hubungan  

Nah, karakteristik B2B di atas juga berdampak pada cara marketing mereka. Untuk menjaga hubungan jangka panjang dengan klien, fokus B2B marketing adalah membangun hubungan.  

Dengan hubungan yang baik, perusahaan B2B bertujuan agar perusahaan pembeli bisa terus loyal dengan produk mereka. Hal ini jugalah yang membedakannya dengan B2C di mana marketing B2C biasanya lebih fokus untuk meningkatkan penjualan produk. 

Perbedaan Bisnis B2B dan B2C 

B2B dan B2C adalah dua model bisnis yang sangat berbeda, baik dari tujuan, target pasar, hingga strategi pemasarannya. Meskipun keduanya bertujuan untuk mencapai kesuksesan di pasar, perbedaan mendasar di antara keduanya membutuhkan strategi yang berbeda. 

Berikut ini beberapa perbedaan bisnis B2B dan B2C: 

Target pasar atau konsumen 

⁠Hal utama yang membedakan bisnis B2B dan B2C adalah konsumennya. Konsumen B2B merupakan sesama perusahaan lain. Jadi, biasanya target konsumen mereka adalah orang-orang yang mengambil keputusan di perusahaan. Contohnya seperti manager atau direktur. 

⁠Sedangkan, target B2C adalah para konsumen akhir, rumah tangga, atau end user. Mereka merupakan konsumen yang akan menggunakan produk buatan perusahaan. 

Cara memasarkan produk 

Selain itu, perbedaan B2B dan B2C juga bisa kamu lihat dari cara mereka memasarkan produk. Umumnya, perusahaan B2C fokus meningkatkan penjualan produk. Jadi, mereka biasanya menjadikan target konsumen rumah tangga sebagai pusat perhatian dalam konten promosi. 

⁠Sementara itu, fokus B2B marketing adalah menjaga hubungan jangka panjang dengan perusahaan pembeli. Umumnya, konten promosi mereka lebih sering membahas tentang kebutuhan industri di mana perusahaan tersebut bergerak. 

Keputusan pembelian 

Pembelian dalam bisnis B2B sering kali didasarkan pada kebutuhan fungsional dan keuntungan jangka panjang. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti efisiensi, produktivitas, dan pengembalian investasi. 

⁠Di B2C, keputusan pembelian seringkali dipengaruhi oleh emosi, keinginan, dan tren. Konsumen akhir dapat membeli produk karena kepuasan pribadi, keinginan untuk bergaya, atau faktor-faktor psikologis lainnya. 

Distribusi 

⁠Saluran distribusi dalam B2B sering melibatkan agen, distributor, atau penjualan langsung kepada perusahaan. Sementara itu, saluran distribusi B2C dapat mencakup toko fisik, e-commerce, atau saluran distribusi lain yang langsung terhubung dengan konsumen akhir.

Kumpulan Contoh Perusahaan Business-to-Business 

Contoh B2B di Indonesia bisa dengan mudah kamu temukan. Perusahaan business-to-business bahkan tersebar di berbagai industri kerja. Berikut informasi selengkapnya! 

Industri kreatif 

Beberapa contoh perusahaan business-to-business dalam industri kreatif adalah startupdigital agency, dan production house (PH). Mereka menjual jasa sesuai keahlian masing-masing kepada perusahaan lain yang membutuhkan. 

Industri teknologi 

Pernahkah kamu menemui perusahaan yang menjual software akuntansi atau software HR? Mereka termasuk contoh B2B di industri teknologi. Contoh lainnya adalah perusahaan yang menawarkan jasa pembuatan website dan analisis data. 

Industri otomotif 

Untuk membuat motor dan mobil, perusahaan butuh banyak komponen dan spare part. Mereka bekerja sama dengan berbagai perusahaan business-to-business yang menyediakan komponen dan spare part tersebut. Misalnya seperti perusahaan ban dan perusahaan kaca kendaraan. 

Industri fesyen 

Contoh perusahaan business-to-business di industri fesyen adalah perusahaan yang menjual kain, benang, kancing, dan keperluan menjahit lainnya. Mereka menjual produk tersebut kepada perusahaan yang membutuhkannya untuk produksi pakaian. 

Industri cleaning service 

Ada, lho, perusahaan yang menyediakan jasa cleaning serviceMereka pun termasuk contoh perusahaan business-to-business. Biasanya, jasa mereka dibutuhkan oleh manajemen gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan tempat publik lain. 

Baca Juga: Apa Itu Proaktif? Ini Manfaat dan Contohnya!

Strategi Perusahaan B2B 

Empat orang berjas sedang duduk di ruangan kantor lengkap dengan laptop dan buku catatan berdiskusi tentang B2B

(Image by pressfoto on Freepik) 

Tertarik berkarier di perusahaan business-to-business? Saatnya kamu bekali diri dengan ilmu tentang strategi B2B. 

Agar perusahaan mendapat banyak klien yang bertahan lama, mereka perlu melakukan sejumlah strategi. Berikut ini beberapa strategi yang dapat diterapkan: 

Menetapkan tujuan yang jelas 

Apa, sih, tujuan yang dicapai oleh perusahaan B2B? Kamu perlu menetapkan tujuan tersebut sejelas mungkin. Dengan begitu, kamu pun bisa lebih mudah menentukan strategi yang tepat.  

Untuk itu, coba terapkan metode SMART saat menentukan tujuan. SMART merupakan singkatan dari specific, measurable, achievable, relevant, dan time-bound. Artinya, tujuan tersebut harus spesifik, bisa diukur, realistis, relevan, dan memiliki deadline

Hal ini dapat membantu kamu untuk mencapai tujuan perusahaan dengan lebih terencana. 

Memahami target konsumen 

Target konsumen penjualan B2B adalah perusahaan. Kenali perusahaan seperti apa yang menjadi target konsumen kamu.  

Cari tahu masalah yang mereka hadapi dan kebutuhan di industri kerja mereka. Caranya adalah dengan melakukan riset, seperti menyebar survei dan kuesioner, wawancara langsung, atau memantau media sosial

Dengan memahami target konsumen, kamu bisa menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu, kamu juga dapat membuat konten promosi yang relevan dengan mereka. 

Membangun persona pembeli 

Berdasarkan hasil riset terhadap target audiens, buatlah persona pembeli. Bayangkan target konsumen kamu sebagai sosok orang biasa. Kalau diibaratkan sebagai orang, kira-kira mereka seperti apa kepribadian, gaya hidup, dan kebiasaan mereka? 

Nah, persona pembeli mencakup hal-hal tersebut. Sebagai contoh, katakanlah kamu bekerja di perusahaan B2B yang menjual jasa digital marketing. Target konsumen kamu adalah perusahaan yang membutuhkan konten promosi di internet. 

Di sisi lain, hasil riset menunjukkan bahwa target konsumen kamu tidak terlalu update dengan tren di media sosial. Akibatnya, mereka jadi kesulitan membuat konten promosi yang relevan. 

Jadi, untuk persona mereka, kamu bisa mengibaratkan mereka sebagai seorang pria atau wanita usia 50-an yang tidak terlalu tech-savvy. Mereka seringnya mengakses internet hanya untuk browsing informasi atau baca berita.  

Tentunya, kamu bisa menjabarkan persona mereka secara lebih detail, ya. Lalu, dengan mempertimbangkan persona tersebut, tawarkan produk dalam cara yang relatable dengan kebutuhan mereka. 

Strategi pemasaran dan penjualan yang terintegrasi 

Untuk strategi B2B secara menyeluruh, kembangkan strategi pemasaran dan penjualan yang terintegrasi. Misalnya, kamu bisa menawarkan free trial atau free demo agar target konsumen dapat mencoba produk secara gratis.  

Dengan merasakan sendiri kualitas produk kamu, mereka pun akan tertarik untuk menggunakan produk kamu lebih lama. Alhasil, kemungkinan untuk target konsumen membeli produk pun akan lebih besar.  

Nah, saat menawarkan free trial, berikan pula voucher diskon atau promosi menarik lain. Tujuannya untuk mendorong target konsumen agar segera membeli produk kamu. 

Mengukur dan menganalisis kinerja 

Setelah menerapkan strategi B2B, jangan lupa mengukur kinerjanya. Apakah hasilnya sudah sesuai dengan tujuan yang kamu tetapkan sebelumnya?  

Analisislah hasil tersebut untuk mengetahui aspek-aspek strategi yang telah bekerja dengan baik. Cari tahu pula aspek-aspek yang belum memberikan hasil maksimal.  

Kemudian, tentukan langkah-langkah untuk memperbaiki aspek-aspek tersebut. Kamu bisa menerapkannya pada strategi pemasaran dan penjualan berikutnya. 

Membangun dan memelihara hubungan dengan mitra 

B2B mempunyai proses transaksi bisnis yang cukup panjang. Apalagi, nilai transaksinya pun biasanya cukup besar. Itulah kenapa kamu dan perusahaan pembeli harus memiliki kesepakatan sebelum memulai kerja sama.  

Agar proses berjalan lancar, kamu perlu membangun dan memelihara hubungan dengan mitra. Jagalah komunikasi dengan mereka, dan usahakan untuk selalu responsif selama proses kolaborasi kerja. 

Kesimpulan 

Jadi, bagi yang mencari informasi tentang B2B di Indonesia, semoga kini kamu tak lagi bingung, ya. B2B adalah model bisnis yang menjual kepada perusahaan atau sesama pelaku bisnis.  

Biasanya, perusahaan B2B di Indonesia menjual material, bahan baku, atau jasa yang dibutuhkan perusahaan untuk mendukung produksi dan marketing mereka. Bisa dibilang bahwa bisnis B2B merupakan bisnis dengan cakupan yang luas. 

Itulah kenapa tingkat persaingan antar-perusahaan business-to-business pun cukup tinggi karena bisa bergerak di banyak industri. Hal ini pun menciptakan peluang kerja yang cukup luas untuk kamu eksplor. 

Tertarik berkarier di perusahaan business-to-business? Kunjungi situs Jobstreet yang menyediakan ribuan lowongan kerja dari berbagai perusahaan, termasuk B2B. 

Sambil mencari kerja,mulai bekali diri dengan berbagai skill sesuai dengan posisi yang kamu incar di perusahaan B2B. Kunjungi laman Tips Karier Jobstreet by SEEK untuk meningkatkan skill-mu di berbagai bidang. Kamu juga bisa mendapatkan tips, berita industri, dan informasi lainnya. 

Mau lebih praktis? Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Apple App Store atau Google Play Store!  

Pertanyaan Seputar B2B 

1. Apa itu B2B? 

⁠B2B, atau business-to-business, adalah jenis usaha yang menjual produk kepada perusahaan atau sesama pelaku bisnis.  

2. Apa ciri-ciri perusahaan model bisnis B2B? 

Ciri-ciri perusahaan bisnis B2B sebagai berikut: 
⁠- Transaksi bisnis biasanya melibatkan jumlah uang yang lebih besar 
⁠- Proses penjualan lebih kompleks 
⁠- Hubungan antara pembeli dan penjual lebih bersifat jangka panjang 
⁠- Pemasaran B2B lebih fokus pada membangun hubungan. 

3. Apa saja contoh perusahaan B2B?

Beberapa contoh perusahaan B2B seperti digital agency, perusahaan pemasok bahan baku, dan perusahaan penyedia jasa cleaning service. 

4. E-commerce B2B apa saja? 

⁠Beberapa contoh e-commerce B2B seperti IndoTrading.com, Ralali.com, dan Kawan Lama. 

5. Apa manfaat B2B? 

⁠Beberapa manfaat B2B yaitu: 
⁠- Memenuhi kebutuhan kantor dan produksi perusahaan 
⁠- Memiliki hubungan stabil dengan konsumen 
⁠- Peluang pendapatan yang besar. 

6. Apa saja tren B2B terbaru? 

⁠Berikut beberapa tren B2B terbaru: 
⁠- Penggunaan artificial intelligence yang lebih optimal 
⁠- Branding yang lebih relevan dan autentik 
⁠- Keseimbangan antara branding dan permintaan untuk mendorong pertumbuhan 

7. Apa saja tantangan B2B? 

⁠Beberapa tantangan B2B: 
⁠- Tingginya tingkat persaingan 
⁠- Kesulitan meyakinkan pembeli untuk membeli ulang 
⁠- Proses transaksi yang cukup lama 
⁠- Rumitnya manajemen rantai pasokan. 

8. Apakah reseller termasuk B2B?

⁠Ya, reseller juga bisa termasuk B2B. Hal ini karena beberapa dari mereka merupakan supplier bahan baku untuk para pelaku bisnis.  

More from this category: Eksplorasi Karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.