Pernahkah kamu menonton film favoritmu dan penasaran bagaimana proses kreatifnya di balik layar? Nah, storyboard adalah salah satu elemen kunci di balik layar yang sangat penting.
Kalau kamu bergelut di industri kreatif, mungkin istilah satu ini terdengar tak asing. Setiap proyek kreatif memang dimulai dengan cerita yang dirancang secara visual melalui storyboard.
Bisa dibilang, storyboard menjadi tahapan awal dalam pembuatan film, video, animasi, dan proyek visual lainnya.
Lalu, apakah yang dimaksud storyboard? Apa saja manfaat dan bagaimana cara membuat storyboard? Yuk, simak penjelasan lengkapnya pada artikel berikut!
Pengertian storyboard adalah papan cerita berisikan serangkaian gambar atau ilustrasi berurutan yang akan ditampilkan dalam sebuah proyek visual, baik itu video animasi maupun film.
Biasanya, storyboard disusun dalam bentuk panel-panel yang menyerupai komik. Kamu bisa melihat urutan adegan, dialog, gerakan kamera, dan detail lainnya yang diperlukan untuk memvisualisasikan cerita secara keseluruhan dalam sebuah storyboard.
Sudah sejak lama orang industri kreatif menggunakan gambar storyboard untuk keperluan produksi. Menurut Pallant dan Price (2015), George Melies - seorang pembuat film asal Prancis - merancang konsep film menggunakan susunan foto pada awal abad ke-20. Inilah cikal bakal storyboard film.
Namun, format storyboards yang digunakan saat ini dipopulerkan oleh Walt Disney Studios tahun 1930-an. Storyboard ala Walt Disney Studios berbentuk sketsa pada kotak panel berurutan secara menyamping.
Dalam proses kreatif, storyboard adalah hal yang sangat penting. Papan cerita ini membantu kreator untuk merencanakan aspek cerita sebelum memulai produksi.
Selain itu, ada berbagai fungsi storyboard di industri kreatif, berikut ini beberapa di antaranya:
Storyboard menyajikan informasi visual dalam format yang lebih mudah dimengerti. Jika kamu tim produksi, storyboard akan memvisualisasi cerita dan konsep dengan lebih konkret.
Alih-alih mengkomunikasikan nuansa sebuah tempat atau adegan dengan paragraf deskripsi yang panjang, storyboards bisa merangkum semua informasi tersebut dalam panel gambar. Pada gambar tersebut terdapat satu dua kata yang memberikan penjelasan tentang konsepnya.
Papan cerita yang dibuat secara berurutan ternyata memberikan manfaat tersendiri. Hal ini memudahkan kamu untuk melihat bagaimana cerita akan berkembang dari awal hingga akhir.
Dengan begitu, kamu bisa memutuskan urutan adegan, komposisi visual, dan merencanakan tata letaknya.
Jadi, fungsi storyboard adalah menunjukkan alur naratif yang ingin ditampilkan. Nantinya, orang-orang yang tergabung dalam tim produksi hanya perlu mengikutinya saja. Cerita pun lebih logis sehingga penonton bisa lebih menikmati alurnya.
Ternyata, kegunaan storyboards juga berkaitan erat dengan jadwal produksi. Sebab, urutan cerita dalam storyboards bisa memudahkan kamu dalam menentukan prioritas produksi.
Produser dapat membuat jadwal dan urutan kerja berdasarkan lokasi atau tingkat kesulitan adegannya. Kemudian, ilustrator, editor, dan animator dapat mempersiapkan aset visual yang dibutuhkan sesegera mungkin.
Dengan memiliki rencana yang jelas melalui storyboard, tim produksi dapat menghindari kebingungan dan kesalahan selama proses produksi. Hal tersebut membantu memastikan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Adanya storyboards juga menghemat waktu produksi dalam jangka panjang. Tim produksi pun bisa memenuhi deadline yang telah ditentukan.
Selain menjadi panduan visual selama proses produksi, storyboard juga menjadi acuan selama fase post-produksi. Video editor dapat menggunakan storyboard sebagai referensi untuk proses pengeditan.
Mereka dapat mencocokan adegan sesuai dengan visi kreatif yang telah ditetapkan sebelumnya. Alhasil, inipun membantu dalam memastikan konsistensi visual dan naratif dalam karya akhir.
Fungsi storyboard juga melibatkan kolaborasi tim dan komunikasi yang efektif. Dengan memiliki visualisasi yang jelas, anggota tim dapat bekerja sama secara lebih terstruktur.
Secara tak langsung, storyboard membantu menghindari kebingungan dan kesalahpahaman antara anggota tim. Semua orang pun memiliki pemahaman yang sama tentang visi kreatif proyek.
Storyboards bisa mempermudah proses review dan evaluasi. Kamu bisa tahu apakah urutan cerita yang akan ditampilkan sudah sesuai atau belum. Lalu, apakah perkiraan durasi hasil akhirnya kelak sesuai dengan ketentuan?
Pada akhirnya, tim dapat menentukan dana yang harus dikeluarkan untuk membayar para pekerja kreatif. Kemudian, kameramen bisa mendapatkan aset visual yang diperlukan.
Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, fungsi storyboard adalah membantu perbaikan awal. Dengan melihat cerita secara visual melalui storyboard, para kreator dapat mengidentifikasi potensi masalah atau kekurangan dalam cerita sebelum memulai produksi secara penuh.
Sebagai contoh, konsep cerita yang akan dibawakan harus diubah karena ingin menciptakan adegan yang lebih melekat di hati audiens, memotong durasi video, atau menghemat biaya produksi.
Pada tahap storyboards, proses revisi dan penyesuaian bisa lebih mudah, cepat dan efisien. Hal ini karena semua anggota tim belum mulai mengerjakan tugas mereka. Penyuntingan adegan pun juga akan lebih hemat waktu untuk mencegah penundaan rilis.
Dalam proses produksi proyek visual, kamu bisa menemukan beberapa jenis storyboard. Masing-masing jenis ini memiliki tujuan dan gaya proyek yang berbeda.
Apa saja jenis-jenis storyboards yang akan sering kamu temui di industri kreatif? Kamu bisa menyimak selengkapnya di daftar berikut:
Thumbnail storyboard adalah versi draft kasar yang sederhana. Papan cerita ini berisi adegan atau gambar dalam bentuk thumbnail atau gambar mini.
Biasanya, thumbnail storyboard digunakan dalam tahap perencanaan awal proyek atau untuk mengumpulkan ide-ide secara cepat.
Kelebihannya adalah kecepatan dalam pembuatan dan fleksibilitas dalam mengeksplorasi konsep. Namun, kelemahannya kurangnya detail dalam representasi visual.
Sesuai namanya, storyboards tradisional adalah jenis papan cerita yang dibuat secara manual. Kamu bisa menggambar sketsa di atas secarik kertas atau karton. Storyboards ini terdiri dari serangkaian panel yang mewakili adegan serta alur cerita.
Umumnya, kamu akan menemukan storyboards tradisional dalam industri film, animasi, dan produksi video. Tujuannya untuk merencanakan setiap adegan secara mendetail sebelum memulai proses produksi.
Storyboard digital adalah versi modern dari storyboard tradisional. Panel-panel gambar dibuat secara digital menggunakan perangkat lunak khusus. Umumnya, software yang digunakan adalah Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, atau Storyboard Pro.
Kelebihan papan cerita versi digital adalah fleksibilitas dalam proses revisi serta pengaturan ulang adegan. Integrasi dengan alat produksi lainnya seperti animasi atau efek visual pun menjadi praktis. Tak kalah penting, versi digital juga mendukung kerja sama online dari jarak jauh.
Motion storyboards sering disebut juga sebagai animatic. Jenis storyboards ini menambahkan elemen pergerakan atau animasi ke dalam image atau panel.
Di dalamnya memberikan gambaran kasar tentang setiap adegan saling berhubungan dan berinteraksi dalam hasil akhir video. Ini berbeda dengan storyboards pada umumnya yang hanya menyajikan urutan adegan secara terpisah tanpa transisi.
Idealnya, storyboard film maupun animasi harus memiliki sejumlah elemen penting. Hal tersebut mempermudah proses komunikasi dan kolaborasi tim produksi. Berikut ini isi storyboard yang dimaksud:
Judul adalah teks berukuran besar yang terletak di bagian atas storyboards. Bagian ini menunjukkan identitas sebuah proyek.
Penulisan judul akan mempermudah penyimpanan storyboards. Selain itu, penulisan judul juga akan mempermudah kerja tim jika mengerjakan lebih dari satu proyek secara bersamaan.
Terletak di bawah teks judul, sub-judul adalah bagian dari storyboards yang memberikan informasi tambahan tentang adegan atau bagian tertentu dari proyek.
Beberapa contohnya adalah deskripsi singkat tentang lokasi, waktu, dan informasi penting lainnya yang berkaitan dengan sebuah adegan.
Bagian ini membuat audiens dan semua orang dalam tim produksi bisa memahami konteks dan tujuan dari setiap adegan.
Inilah bagian inti storyboards. Visual berisikan image atau ilustrasi dari setiap adegan sebuah proyek. Di dalamnya berisi posisi karakter atau aktor serta benda-benda lainnya di dalam area pandang kamera, angle kamera (misal close up ke pemeran), atau efek khusus yang akan digunakan.
Dengan menyertakan visual, setiap anggota tim akan lebih mudah merencanakan strategi kerja. Alhasil, kebutuhan produksi dandiskusi kreatif antara anggota tim akan terpenuhi.
Berikut adalah contoh storyboard sederhana dari berbagai jenis:
(Dream Farm Studios)
Storyboard animasi adalah alat pra-produksi yang terdiri dari serangkaian panel image untuk mewakili setiap adegan atau momen dalam kartun. Setiap panel biasanya dilengkapi dengan deskripsi adegan, dialog (jika ada), dan catatan penting lainnya.
Adanya storyboards untuk animasi membantu tim produksi dalam merencanakan alur cerita. Lalu, komposisi visual dan ekspresi karakter pun bisa diketahui sebelum memulai produksi animasi.
Panel-panel dalam storyboards ini menggambarkan ekspresi karakter, gerakan, dan perubahan suasana secara visual.
(Studio Antelope)
Untuk produksi film live action terdiri dari serangkaian panel image yang merinci setiap adegan. Setiap panel biasanya dilengkapi dengan deskripsi adegan, arah kamera, gerakan kamera, dan penekanan visual lainnya agar instruksinya lebih jelas.
Sutradara dan tim produksi akan sangat terbantu saat merencanakan komposisi visual. Tak hanya itu, cara pengaturan kamera dan arah cerita sebelum memulai shooting juga dapat ditentukan.
(Pinterest)
Ini adalah versi yang lebih minimalis dari storyboards animasi atau film. Storyboard simpel sering digunakan untuk proyek dengan skala kecil atau pendek. Umumnya, contoh storyboard sederhana terdiri dari sketsa kasar yang mewakili alur cerita dan penempatan visual tanpa detail terlalu rumit.
Meskipun lebih sederhana, jenis storyboards ini memberikan pandangan umum tentang proyek yang berlangsung.
(Fall Off The Wall)
Storyboard iklan adalah alat untuk merencanakan dan merancang iklan marketing di TV atau media sosial berbasis video seperti YouTube, TikTok, dan Instagram.
Storyboard iklan terdiri dari serangkaian panel image atau sketsa yang mewakili momen penting dalam iklan. Dalam jenis papan cerita ini terdapat deskripsi adegan dan dialog pemeran (jika ada).
Storyboards iklan membantu tim produksi merencanakan pesan iklan, pengaturan visual, dan pengembangan kreatif secara keseluruhan. Dengan begitu, kamu bisa memvisualisasikan semua aspek sebelum memulai proses produksi.
Storyboards yang baik haruslah runut, menarik perhatian, sekaligus mudah dipahami. Nah, untuk bisa membuat seperti itu, kamu bisa mengikuti tips dan panduan berikut ini:
Sebelum mulai membuat storyboard, kamu harus memiliki konsep yang unik dan kuat untuk proyek garapanmu. Sebab, konsep ini akan memberikan petunjuk tentang hasil akhir secara keseluruhan.
Untuk membuat konsep video yang spesifik dan unik, kamu bisa menjawab serangkaian pertanyaan ini serinci mungkin saat memulai:
Selanjutnya, kamu perlu membuat outline yang menguraikan alur cerita video secara kronologis.
Pertama, mulailah dari awal video untuk menentukan bagaimana adegan pertamanya akan dimulai. Lanjutkan dengan menjelaskan setiap adegan atau momen penting secara berurutan.
Terakhir, tentukan bagaimana kamu akan mengakhiri video tersebut. Pastikan alurnya mengalir dengan alami dari awal sampai akhir, ya!
Kalau kamu sudah membuat urutan kronologis cerita dalam video, kini kamu perlu menentukan urutan jadwal shooting atau pembuatan ilustrasi. Utamakan proses rekaman untuk adegan di latar yang tidak bisa diakses kapan saja terlebih dahulu.
Berikutnya, kamu harus mempersiapkan kerangka kerja untuk storyboards videomu. Kerangka ini bisa berupa kertas berpetak yang kamu buat sendiri.
Alternatif lainnya, kamu juga bisa menggunakan template storyboards yang telah ditentukan oleh studiomu, baik di atas kertas maupun dalam bentuk file khusus software desain grafis.
Kalau sudah, bagi kerangka kerjamu menjadi beberapa panel sesuai dengan jumlah adegan yang telah kamu rencanakan dalam outline.
Tahap berikutnya, isi setiap panel tersebut dengan menggambarkan adegan dari alur cerita yang sudah direncanakan. Gunakan satu panel untuk setiap momen penting dalam alur cerita.
Sertakan ekspresi karakter, komposisi latar belakang adegan, efek gerakan, dan elemen penting lainnya.
Dengan demikian, kamu bisa menangkap esensi setiap adegan dengan lebih jelas. Selain itu, kamu tidak akan kesulitan menyampaikannya kepada petinggi tim produksi maupun penonton.
Setelah membuat image untuk setiap adegan, sertakan informasi tambahan untuk setiap panel. Hal ini penting untuk memperjelas pesan yang akan diteruskan kepada tim produksi.
Informasi ini bisa terdiri dari deskripsi singkat tentang konteks adegan, dialog, arah angle kamera, atau instruksi khusus untuk pencahayaan.
Idealnya informasi tambahan ini tidak melebihi tiga kalimat untuk menghemat space dalam storyboards. Jadi, sampaikan detail tersebut secara singkat, padat, dan jelas.
Sudah selesai membuat versi awal dari storyboards skenario kamu? Ada satu langkah terakhir penting yang perlu kamu lakukan, yakni melakukan penyempurnaan.
Pada tahap ini, kamu harus mengecek kembali detail pada setiap panel. Kamu harus memastikan sudah mengkomunikasikan pesannya secara jelas.
Kalau kamu menemukan ada bagian yang ambigu atau kurang jelas, sunting ulang elemen tersebut dengan merincikan detail teks dan visualnya.
Storyboard merupakan alat yang sangat penting dalam industri kreatif. Sebab, isinya bisa memetakan konsep visual dan jadwal kerja untuk produksi video iklan, film, atau toko online secara mendetail. Jadi, proses produksi pun akan selesai tepat waktu dan hemat biaya.
Makanya, kalau kamu ingin berkarier sebagai pekerja kreatif - baik di bidang hiburan maupun marketing - kamu perlu menguasai teknik membuat storyboards dengan baik dan benar.
Dengan demikian, kamu bisa menerapkan storytelling dengan efektif dan berkontribusi bagi tempat kerja untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan!
Selain cara membuat storyboard, pekerja kreatif juga harus membekali pengetahuan dan keahlian lain relevan. Hal itu bisa kamu temukan dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.
Selanjutnya, jangan lupa selalu perbarui profil Jobstreet kamu agar profil kamu mudah ditemukan HRD!
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!