Optisi
Bagaimana rasanya menjadi Optisi?
Tugas seorang Optometrist atau Optisi erat kaitannya dengan penglihatan mata. Jika ada seseorang yang tidak memiliki penglihatan yang baik, Optisi akan memberinya kacamata atau kontak lensa yang sesuai. Seorang Optisi mengukur ketajaman penglihatan mata dengan alat phoropter.
Tugas dan kewajiban
- Melakukan pemeriksaan mata.
- Memberi pilihan koreksi penglihatan seperti kacamata, lensa kontak, senam mata, dan lain-lain.
- Melakukan tes untuk mendeteksi dan mendiagnosa penyakit mata, seperti glaukoma.
- Memberi rujukan ke dokter spesialis mata bila perlu.
- Melaksanakan proses pembuatan kacamata koreksi.
- Memberi dan melaksanakan pemeriksaan lanjutan lensa kontak.
Seorang Optisi umumnya bekerja di laboratorium optik dan lensa, optikal, rumah sakit, atau sektor lain yang berhubungan dengan penglihatan mata. Perlu diketahui bahwa seorang Optisi bukanlah seorang dokter. Jika seorang Optisi menemukan penderita penyakit mata yang berat, ia akan merekomendasikan seorang dokter spesialis mata.
Cara menjadi Optisi
Seorang Optisi wajib menjalankan pendidikan perguruan tinggi agar dibekali dengan ilmu dan praktik yang sesuai. Hal penting lainnya untuk menjadi seorang Optisi adalah memiliki sertifikasi.
- 1.
Memiliki gelar D3 Refraksi Optisi. Di program studi ini, mahasiswa akan belajar ilmu sekaligus melakukan praktik. Gelar tersebut pada umumnya akan membutuhkan waktu tiga tahun.
- 2.
Memiliki Sertifikasi Kompetensi untuk tenaga Refraksionis Optisien dari Lembaga Sertifikasi Profesi Refraksionis Optisien Indonesia (LSP ROI). Untuk mendapatkan `sertifikasi ini, wajib melaksanakan uji kompetensi agar mendapatkan lisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).