Pada era digital yang serba cepat seperti sekarang, mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mungkin jadi tantangan tersendiri.
Mungkin kamu sering mendengar kata-kata motivasi untuk bekerja keras supaya cepat sukses. Namun, bekerja terlalu keras ternyata justru dapat menyebabkan stres bahkan merusak kesehatan mental, lho.
Itulah kenapa kita harus bisa menyeimbangkan antara kehidupan pekerjaan dan pribadi. Nah, keseimbangan antara kehidupan pekerjaan dan pribadi itu akrab disebut dengan istilah work life balance.
Lantas, bagaimana cara mencapai work life balance? Apa saja indikator yang menentukan dan memengaruhi work life balance? Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam artikel ini.
Kalau kamu masih kesulitan mencapai work life balance yang ideal, pastikan membaca artikel ini sampai selesai, ya! Yuk, kita pelajari bersama.
Seorang Dosen Psikologi di Universitas Gadjah Mada, Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D, pernah menjelaskan definisi work life balance dalam artikel berjudul "The importance of work-life balance for a better life".
Menurutnya, arti work life balance adalah istilah yang menggambarkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kehidupan yang seimbang tidak hanya tentang kerja dan keluarga, tetapi juga mencakup diri sendiri serta kehidupan sosial.
Jadi, work life balance adalah kondisi di mana seorang pekerja bisa mengatur dan membagi waktu antara tanggung jawab pekerjaan dengan kehidupan pribadi.
Dengan work life balance yang baik, kamu pasti bisa lebih produktif di tempat kerja. Selain itu, kamu juga tetap bisa menikmati waktu luang bersama orang terdekat dan untuk diri sendiri. Kamu bahkan juga akan punya waktu untuk menekuni hobi ketika sudah mencapai work life balance.
Selain dampak positif terhadap produktivitas kerja, work life balance juga memberi kamu ruang untuk melakukan hal-hal lain yang membuat hidupmu lebih berwarna.
Inilah beberapa manfaat yang akan kamu dapatkan ketika sudah mencapai work life balance yang baik:
Apakah kamu pernah merasa suntuk atau bahkan kesulitan berpikir ketika sedang bekerja? Bisa jadi kamu terlalu memforsir tenaga dan pikiran kamu.
Cobalah meluangkan waktu sejenak untuk beristirahat dan menenangkan pikiran. Kamu bisa mencoba meminum teh atau kopi, mendengarkan musik, atau berjalan di sekitar kantor beberapa menit.
Intinya, coba cari aktivitas di luar pekerjaan yang bisa membuat kamu merasa rileks. Ketika pikiran sudah tenang, kamu pasti akan lebih energik dan fokus ketika saat kembali bekerja.
Dengan demikian, produktivitas kerja kamu pasti akan meningkat. Beristirahat sejenak di tengah pekerjaan adalah salah satu cara untuk mencapai work life balance di tempat kerja.
Bekerja terlalu banyak tanpa memperhatikan kebutuhan pribadi dapat menyebabkan stres dan cemas. Nah, work life balance yang baik dapat membantumu mengelola stres dengan lebih baik.
Dengan mengalokasikan waktu untuk istirahat dan menekuni hobi di luar pekerjaan, kamu dapat menjaga keseimbangan emosional dan mentalmu.
Ketika kehidupan pekerjaan dan pribadi seimbang, kamu bisa menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga, makan makanan yang sehat, dan tidur yang cukup.
Dengan tubuh yang sehat, kamu pun merasa lebih bahagia. Pada akhirnya, kamu bisa lebih energik dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Work life balance yang baik memungkinkan kamu untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan teman. Hal ini tentunya akan membantu kamu meningkatkan hubungan sosial.
Ketika punya hubungan kuat dengan teman dan keluarga, kamu otomatis akan memiliki support system yang baik.
Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi memberikan rasa puas dan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup.
Ketika kamu dapat mengatur waktu untuk melakukan aktivitas yang kamu sukai di luar pekerjaan, hidupmu menjadi lebih menyenangkan, bebas konflik, dan tentunya bermakna.
Keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri maupun dari lingkungan eksternal. Nah, berbagai faktor tersebut memengaruhi kemampuan seseorang dalam mencapai work life balance.
Berikut adalah beberapa faktor internal dan eksternal yang dimaksud:
Beberapa faktor internal yang bisa mempengaruhi work life balance antara lain:
Beban kerja: Beban kerja yang terlalu berat dapat mengakibatkan stres dan kewalahan. Ketika kamu merasa terbebani oleh tugas-tugas yang menumpuk, energimu akan terkuras. Alhasil, kamu akan sulit untuk fokus pada pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
Tingkat stres: Stres yang tinggi bisa membuat kamu kelelahan, cemas, bahkan depresi. Terlalu stres juga bisa mengganggu kemampuanmu untuk fokus dan mengambil keputusan yang tepat. Pada akhirnya, kamu pun akan kesulitan mencapai work-life balance.
Kepuasan kerja: Jika kamu tidak puas dengan hasil kerjamu, kamu cenderung sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan saat di luar jam kerja. Perasaan tidak puas dapat mengganggu kehidupan pribadimu dan membuatmu terus-menerus memikirkan pekerjaan.
Keterampilan manajemen waktu: Keterampilan manajemen waktu yang buruk dapat membuatmu kesulitan dalam menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ketika tidak mampu mengatur waktu, kamu cenderung merasa terburu-buru, stres, dan tidak efektif dalam menyelesaikan tugas-tugasmu.
Batasan pribadi: Kemampuanmu untuk menetapkan dan menegakkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadimu juga memengaruhi work-life balance, lho. Ketika tidak bisa memisahkan pekerjaan dari kehidupan pribadimu, kamu mungkin akan mengalami kesulitan dalam mencapai keseimbangan yang sehat antara keduanya.
Selain faktor internal, ada juga faktor eksteral yang memengaruhi work life balance, seperti:
Budaya perusahaan: Budaya perusahaan yang peduli dengan work-life balance bisa membuatmu lebih mudah untuk mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadimu. Sebaliknya, budaya perusahaan yang tidak sehat justru bisa membuat kamu stres.
Dukungan keluarga dan teman: Keluarga dan teman yang baik dapat menjadi support system yang membantumu mengatasi stres. Mereka juga berperan penting untuk mencapai work-life balance. Sebaliknya, circle yang toxic justru bisa membuatmu makin terpuruk. Maka, bijaklah dalam memilih teman, ya!
Tuntutan pekerjaan: Tuntutan pekerjaan yang berat juga dapat menyulitkan kamu untuk mencapai work-life balance. Contoh faktor eksternal ini adalah jam kerja yang panjang, deadline yang ketat, hingga perjalanan dinas yang terlalu sering.
Kondisi ekonomi: Masalah ekonomi dapat menyebabkan stres dan kecemasan, yang kemudian memengaruhi work-life balance. Kamu mungkin merasa perlu bekerja lebih banyak jam untuk memenuhi kebutuhan. Tak hanya itu, kamu mungkin khawatir tentang pekerjaanmu dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Work-life balance adalah hal penting yang harus kamu capai untuk mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam karir maupun kehidupan peribadi. Lantas, bagaimana kita tahu kapan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi sudah seimbang? Berikut adalah beberapa indikator yang menentukan work life balance:
Kalau kamu bisa istirahat dengan cukup, itu pertanda kamu sudah mencapai work life balance. Level keseimbangan kamu bahkan sudah bisa disebut oke jika kamu bisa tidur nyenyak di malam hari dan bangun dengan segar. Selain itu, kamu juga bisa disebut punya work life balance yang baik jika bisa meluangkan waktu buat hobi dan aktivitas yang kamu suka.
Indikator berikutnya adalah kamu bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama teman atau keluarga tanpa buru-buru atau terganggu oleh urusan pekerjaan.
Jika kamu bisa sering meluangkan waktu bersama teman dan keluarga di luar jam kerja, itu artinya kamu sudah mencapai work life balance.
Hubungan yang sehat dan dukungan dari orang-orang terdekat tentunya juga akan membantu kamu menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Merasa bahagia dan puas dengan pekerjaan menunjukkan bahwa seseorang telah mencapai work-life balance. Kamu merasa termotivasi, menyukai pekerjaan, dan merasa dihargai atas kontribusi di tempat kerja. Pada akhirnya, kamu juga merasa bahwa pekerjaanmu punya arti dan tujuan.
Kemampuan mengelola stres juga merupakan indikator penting work life balance. Ketika kamu bisa mengatasi stres dengan cara yang sehat, kamu tidak akan mudah merasa kewalahan atau atau burnout.
Memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik adalah tanda bahwa kamu sudah mencapai keseimbiangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Ketika kamu jarang sakit dan memilki kesehatan mental yang baik, kamu akan menjadi lebih siap menghadapi tantangan sehari-hari, termasuk pekerjaan.
Work-life balance semakin diakui sebagai aspek penting dalam menjaga kesejahteraan dan kebahagiaan karyawan. Karenanya, banyak perusahaan kini mulai memperhatikan dan mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan work-life balance di tempat kerja:
Salah satu indikator perusahaan peduli dengan work life balance karyawannya adalah penerapan aturan jam kerja.
Ketika mendapat jam kerja yang fleksibel, kamu bisa mengatur jadwal kerja sesuai dengan kebutuhan. Kamu bisa memilih untuk bekerja lebih awal atau lebih lambat. Di sisi lain, kamu juga bisa mengambil istirahat yang lebih panjang jika diperlukan.
Namun, bukan berarti perusahaan yang menerapkan jam kerja 9-5 tidak peduli dengan work life balance karyawannya, ya!
Kamu tetap bisa mencapai work life balance ketika bekerja di perusahaan yang menerapkan aturan kerja 9-5. Caranya, kamu harus punya manajemen waktu kerja yang baik agar setiap pekerjaanmu bisa selesai tepat waktu, tanpa harus dibawa pulang.
Kebijakan cuti yang memadai, termasuk cuti tahunan, cuti sakit, dan cuti hamil, sangat penting untuk membantu karyawan beristirahat. Perusahaan yang menyediakan kebijakan cuti merupakan contoh penerapan work life balance.
Dengan cuti yang cukup, karyawan dapat mengurangi stres dan kembali bekerja dengan semangat yang baru setelah beristirahat.
Work from home telah menjadi pilihan yang lazim pada era sekarang. Inilah mengapa banyak perusahaan yang mulai memberikan opsi untuk bekerja dari rumah. Dengan WFH, karyawan dapat menghemat waktu perjalanan.
Selain itu, karyawan juga memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan tanggung jawab pribadi.
Kebijakan cuti yang fleksibel dapat membantumu fokus pada kehidupan pribadi tanpa khawatir akan kehilangan pekerjaan. Dengan begitu, karyawan dapat fokus pada kehidupan pribadi tanpa khawatir akan kehilangan pekerjaan.
Hal ini memungkinkan mereka untuk menikmati momen penting dalam kehidupan pribadi tanpa tekanan.
Penerapan work life balance berikutnya dapat dilihat dari ketersediaan program kesehatan dan kebugaran. Perusahaan yang menyediakan program untuk karyawan, seperti fasilitas gym atau dukungan untuk program kesehatan adalah salah satu contoh penerapan work life balance di dunia kerja.
Dengan menjaga kesehatan fisik dan mental, karyawan tentu akan lebih bugar dan bahagia. Alhasil, mereka akan lebih produktif dan termotivasi ketika bekerja.
Work life balance tidak hanya menguntungkan kamu secara individu, lho! Tetapi, hal itu juga berdampak positif pada perusahaan. Bagaimana pengaruhnya? Berikut penjelasannya:
Setelah beristirahat cukup, karyawan bisa kembali ke pekerjaan dengan energi yang lebih baik. Fokus karyawan pun menjadi lebih baik.
Dengan begitu, karyawan juga bisa lebih efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas, tanpa diganggu oleh kelelahan maupun stres berlebihan.
Work-life balance yang baik memberikan karyawan waktu untuk memikirkan ide-ide baru. Karyawan juga punya waktu dalam mencari solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi perusahaan.
Hal ini membantu membawa perspektif segar dan solusi baru untuk masalah yang dihadapi perusahaan.
Ketika bahagia dengan kehidupan di luar pekerjaan, semangat dalam bekerja pun meningkat. Karyawan akan merasa dihargai dan didukung oleh perusahaan.
Pada akhirnya, ini akan membuat karyawan lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaan.
Karyawan yang memiliki work life balance, merasa lebih dihargai dan didukung oleh perusahaan.
Hal ini memicu karyawan lebih berkomitmen kepada perusahaan. Mereka akan berusaha keras untuk berkontribusi secara maksimal dan mencapai tujuan organisasi.
Karyawan yang stres dan kelelahan cenderung untuk mengambil cuti sakit. Bahkan, bukan tak mungkin mereka bisa meninggalkan perusahaan.
Dengan adanya work life balance yang baik, hal ini dapat dicegah. Absensi dan turnover karyawan pun bisa ditekan. Alhasil, biaya yang terkait dengan penggantian karyawan juga berkurang.
Jika kamu merasa belum memiliki work life balance, berikut langkah yang dapat dilakukan untuk mencapainya:
Melansir Forbes, terlalu banyak bekerja ternyata menurunkan produktivitas, lho. John Pencavel dari Stanford juga menemukan bahwa produktivitas per jam menurun setelah 50 jam kerja.
Jadi, jangan terlalu memforsir tenaga untuk bekerja, ya! Hal ini ditujukan kamu tetap sehat dan bahagia.
Bagaimana cara agar bisa mengatur tenaga dan waktu kerja dengan baik? Caranya adalah dengan menetapkan batasan yang jelas kapan waktunya bekerja.
Hindari membawa pekerjaan ke rumah dan cobalah untuk tidak bekerja di luar jam kerja. Bila perlu, matikan notifikasi pekerjaan di luar jam kerja.
Selanjutnya, manfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi kerjamu. Gunakan aplikasi dan alat bantu untuk mengelola waktu dan tugasmu dengan lebih efisien.
Kamu juga bisa menggunakan teknologi untuk berkolaborasi dengan rekan kerja tanpa harus bertemu langsung. Contoh aplikasinya seperti Trello, Asana, atau Notion.
Namanya kerja tim, tentu harus dikerjakan bersama-sama. Karenanya, jangan ragu untuk mendelegasikan tugas kepada orang lain jika memungkinkan.
Tentukan prioritas dan fokuslah pada hal-hal yang paling penting untuk dilakukan. Jangan lupa, belajarlah untuk menolak permintaan yang tidak dapat kamu penuhi.
Dalam artikelnya yang berjudul "How To Improve Your Work-Life Balance" di Forbes, Jack Kelly menyebutkan pentingnya self care atau merawat diri untuk mencapai work life balance. Maka, manfaatkan waktu istirahat dengan baik untuk menyegarkan pikiran.
Tak lupa, ambil cuti tahunan dan cuti sakit untuk beristirahat dan bersantai. Gunakan waktu luangmu untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai untuk memulihkan energi.
Jangan sampai kesibukan bekerja membuatmu melupakan aktivitas positif di luar kerja. Maka, luangkan waktu untuk melakukan hobi dan aktivitas yang kamu sukai untuk menyegarkan pikiran.
Rutin berolahraga juga penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Lakukan relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengurangi stres dan menjernihkan pikiran.
Selanjutnya, bangun hubungan yang kuat dengan keluarga dan teman. Luangkan waktu berkualitas dengan mereka.
Kamu juga perlu membangun hubungan yang positif dan suportif dengan orang lain. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan emosionalmu.
Jika ingin menambah teman dan memperluas jaringan sosial, kamu bisa mengikuti klub atau komunitas hobi yang sesuai dengan minat kamu.
Jika kamu merasa kewalahan dan sulit untuk mencapai work-life balance, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, ya.
Seorang terapis atau konselor dapat membantu kamu membuat strategi untuk mengelola stres. Dengan bantuan profesional, kamu akan selangkah lebih dekat untuk mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Mencapai work life balance memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Nah, jika kamu sudah mencapai work life balance, pastikan kamu menjaga momentum itu, ya!
Bagaimana caranya? Berikut beberapa tips untuk menjaga work life balance dengan sehat:
Multitasking seringkali membuat kita merasa bisa melakukan banyak hal sekaligus. Faktanya, ini sebenarnya tidak efisien. Melansir Lifespan, multitasking justru membuat kita cenderung melakukan kesalahan.
Sebaliknya, fokus pada satu tugas pada satu waktu tentunya akan meningkatkan kualitas pekerjaanmu.
Seperti kata peribahasa, 'All work and no play makes Jack a dull boy.” Artinya, orang yang hanya bekerja terus-menerus tanpa bersenang-senang akan menjadi bosan dan tidak bersemangat.
Luangkan waktu untuk melakukan hobi dan aktivitas yang kamu sukai di luar pekerjaan. Tidak hanya membantu melepas stres, ini juga meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Pada akhirnya, hal tersebut juga dapat meningkatkan produktivitasmu.
Hubungan yang kuat dengan orang-orang terdekat sangat penting untuk kesejahteraan emosionalmu. Maka, luangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Pastikan waktu tersebut berkualitas, ya.
Kamu bisa berbagi cerita dan pengalaman dengan mereka serta saling memberikan dukungan.
Mindfulness dan meditasi adalah cara yang efektif untuk menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Dengan berlatih mindfulness, kamu dapat belajar untuk fokus pada momen yang sedang kamu jalani.
Selain itu, kedua aktivitas tersebut juga efektif mengatasi pikiran-pikiran negatif yang mungkin muncul.
Sederhana tapi penting, bersyukur dapat membantumu lebih menghargai hal-hal kecil dalam hidup. Di saat yang sama, bersyukur juga dapat mengalihkan pikiranmu dari hal-hal negatif.
Jadi, luangkan waktu setiap hari untuk bersyukur atas hal-hal positif dalam hidupmu, ya!
Work-life balance adalah tentang mengelola keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Artinya, kamu tidak boleh hanya bekerja terus-menerus, melainkan juga harus mengalokasikan waktu untuk kehidupan pribadi.
Misalnya, kamu bekerja 8 jam, tapi juga punya waktu untuk bersama keluarga, beristirahat, atau melakukan hobi. Dengan mencapai work life balance, kamu bisa menjalani hidup yang lebih bahagia.
Nah, apakah sekarang kamu sudah mencapai work life balance? Jika belum, kamu bisa melakukan evaluasi diri terlebih dahulu untuk mencari faktor penyebabnya. Setelah itu, kamu bisa menerapkan berbagai tips atau cara di atas untuk mencapai work life balance.
Yuk, persiapkan diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.
Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!