(Image by senivpetro on Freepik)
Saat mencari informasi lowongan kerja, banyak perusahaan yang mencantumkan benefit “jam kerja fleksibel”. Faktanya, memang fleksibilitas adalah salah satu benefit yang bisa diberikan perusahaan.
Namun, apakah fleksibilitas dalam perusahaan cuma sebatas jam kerja? Ternyata tidak, lho! Cakupan model kerja fleksibel sebenarnya cukup luas. Sebab, penerapannya bertujuan untuk mendorong karyawan lebih produktif kapan pun dan di mana pun. Dengan begitu, baik perusahaan maupun karyawan, bisa sama-sama merasakan manfaatnya.
Memangnya, apa itu fleksibilitas di tempat kerja? Jawabannya bisa kamu temukan dalam artikel ini, lengkap dengan manfaat hingga contoh penerapannya!
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fleksibilitas adalah penyesuaian diri secara cepat dan mudah. Nah, arti fleksibilitas di dunia kerja pun tidak jauh berbeda.
Fleksibilitas kerja adalah kemudahan dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan karyawan maupun perusahaan. Hal ini mengacu pada kemampuan untuk menyesuaikan jam kerja, lokasi kerja, dan cara bekerja.
Agar hal tersebut bisa terwujud, biasanya perusahaan akan menetapkan aturan terkait kondisi kerja. Hal ini bisa berupa lokasi kerja dan mengatur jam kerja yang fleksibel.
Menerapkan fleksibilitas kerja bisa memberikan work life balance bagi karyawan. Pada akhirnya, hal tersebut membantu meningkatkan produktivitas karyawan sekaligus mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
(Image by jcomp on Freepik)
Hasil survei Global Talent Trends 2023 menyatakan hanya 31% perusahaan di Indonesia yang menyediakan fleksibilitas kerja bagi karyawan. Padahal menerapkan fleksibilitas di tempat kerja memberikan banyak manfaat. Tak hanya dirasakan oleh karyawan, perusahan juga mendapatkan benefit-nya.
Berikut ini sedere berbagai manfaat fleksibilitas pekerjaan bagi karyawa maupun perusahaan:
Ketika tempat kerja menerapkan fleksibilitas, karyawan bisa lebih bebas mengatur pekerjaan sesuai kondisi masing-masing. Di sisi lain, karyawan juga dapat menyesuaikan waktu untuk melakukan tanggung jawab di luar pekerjaan.
Alhasil, keseimbangan antara kehidupan kerja dan personal alias work life balance pun meningkat.
Baca Juga: 4 Cara Menjawab Pertanyaan Gaji
Fleksibilitas pada karyawan membuat karyawan mempunyai lebih banyak kontrol atas pekerjaan. Karyawan pun bisa lebih leluasa mengatur pekerjaan sehari-hari sesuai prioritas dan kebutuhanmu.
Hal ini akan menignkatkan kepercayaan diri untuk menyelesaikan pekerjaan.
Dunia kerja penuh dengan berbagai perubahan. Sebagai karyawan, kamu harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut secara baik. Nah, sikap yang fleksibel bisa membantumu melakukan hal tersebut.
Dengan fleksibilitas, kamu akan tetap bisa berpikir positif saat menghadapi perubahan. kamu pun dapat memotivasi diri untuk bekerja lebih baik, sehingga produktivitas pun meningkat.
Karyawan dengan fleksibilitas jam kerja, dapat menyesuaikan jadwal kerja dengan kondisi masing-masing. Kamu tahu kapan harus beristirahat dan kerja lebih keras. Hal ini pun dapat membantumu mengurangi stres dan kelelahan.
Saat meminimalisir stres, kamu bisa terhindar dari risiko burnout akibat kerja berlebihan. Dengan begitu, kesehatan mental dan fisik kamu pun jadi lebih terjaga. Kualitas hidup kamu juga akan meningkat.
Sementara itu, salah satu manfaat fleksibilitas kerja bagi perusahaan adalah menjaga loyalitas karyawan. Ketika karyawan bisa bekerja dengan fleksibel, mereka akan lebih puas setelah berhasil menyelesaikan pekerjaan.
Hal tersebut dapat meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan, sehingga retensi karyawan ikut meningkat pula.
Karyawan zaman sekarang cenderung mencari tempat kerja yang menawarkan fleksibilitas. Jadi, dengan menerapkan hal tersebut, perusahaan bisa lebih mudah merekrut karyawan terbaik untuk berbagai posisi kerja.
Seperti yang telah disebutkan, fleksibilitas pada karyawan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Ketika karyawan produktif kerja, secara otomatis produktivitas perusahaan juga akan ikut meningkat. Alhasil, performa kerja pun bisa lebih efisien.
Jika berhasil menerapkan fleksibilitas dengan baik di tempat kerja, para karyawan akan memiliki sikap dan mindset yang positif. Hal ini dapat membantu meningkatkan moral dan budaya perusahaan. Pada akhirnya, akan tercipta kondisi kerja yang kondusif.
Sistem kerja yang fleksibel membantu perusahaan agar tidak perlu terlalu sering membuka rekrutmen. Manfaat ini dapat membantu perusahaan mengurangi biaya overhead dalam merekrut karyawan baru.
(Image by stockking on Freepik)
Nah, agar perusahaan dan karyawan bisa merasakan manfaat maksimal dari fleksibilitas, perlu adanya penerapan yang tepat. Untuk mengukur keberhasilannya, terdapat beberapa indikator fleksibilitas kerja yang bisa digunakan.
Secara umum, terdapat lima indikator fleksibilitas kerja, yaitu:
Otonomi karyawan adalah kebebasan yang diberikan kepada karyawan di tempat kerja. Hal tersebut dapat tercapai jika karyawan memiliki fleksibilitas dalam bekerja.
Menurut seorang ahli bernama C. D. Fisher, otonomi kerja dapat memberikan dampak positif terhadap kepuasan, kualitas, efektivitas, dan motivasi kerja karyawan.
Hal tersebut disampaikannya dalam hasil riset bertajuk “Happiness at Work” yang terbit melalui International Journal of Management Reviews.
Salah satu bentuk fleksibilitas kerja adalah adanya kebebasan dalam mengatur jam dan jadwal kerja. Karyawan pun lebih mudah membagi tanggung jawab antara pekerjaan dan kehidupan personal.
Secara tak langsung, ini mendukung kamu untuk mendapatkan keseimbangan kehidupan kerja. Soalnya, keseimbangan waktu merupakan salah satu indikator pengukuran work-life balance.
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa fleksibilitas dalam perusahaan dapat meningkatkan kepuasan karyawan. Itulah kenapa perusahaan perlu menggunakannya sebagai salah satu indikator fleksibilitas kerja.
Menurut seorang ahli bernama Carlson, berikut ini indikator fleksibilitas kerja yang dapat menentukan kepuasan karyawan:
Perusahaan juga bisa menjadikan produktivitas sebagai salah satu indikator fleksibilitas kerja. Ketika karyawan merasa puas dalam bekerja, mereka pun mempunyai motivasi lebih untuk memberikan yang terbaik. Alhasil, produktivitas kerja pun ikut meningkat.
Sebaliknya, apabila karyawan tidak bisa kerja dengan fleksibel, mereka jadi tidak punya ruang gerak yang leluasa untuk bekerja. Akibatnya, proses dan hasil kerja pun tidak akan maksimal.
Fleksibilitas dapat meningkat kepuasan kerja karyawan, lho! Hal ini karena karyawan cenderung akan betah dan lebih loyal terhadap perusahaan. Jumlah karyawan yang resign pun akan berkurang, sehingga retensi karyawan meningkat.
Perusahaan lebih hemat waktu, tenaga, dan biaya karena tidak perlu sering melakukan proses rekrutmen.
Ada banyak sekali penerapan fleksibilitas kerja yang bisa dilakukan perusahaan. Bisa dalam bentuk konsep fleksibilitas jam kerja, lokasi kerja, jadwal kerja, hingga jenis pekerjaan. Berikut detail informasinya!
Dengan jam kerja yang fleksibel, kamu bisa lebih leluasa menentukan waktu mulai dan selesai kerja setiap harinya. Jadi, kamu dapat menyesuaikannya dengan kondisi dan kebutuhan, sehingga performa kerja pun optimal. Tingkat stres pun menurun, dan kamu justru akan lebih produktif!
Namun, penerapan jam kerja yang fleksibel perlu dibarengi dengan peraturan yang tepat dari perusahaan. Jangan sampai kamu justru harus bekerja seharian penuh karena fleksibilitas tersebut.
Misalnya, perusahaan bisa menerapkan jam kerja fleksibel dengan maksimal 8-9 jam per hari. Dengan catatan, karyawan harus mampu menyelesaikan tugas harian mereka.
Umumnya, jam kerja ideal di Indonesia adalah 40 jam per minggu atau 8 jam per hari. Artinya, kamu harus masuk kerja 5 hari dalam seminggu. Namun, dengan jadwal kerja fleksibel, kamu bisa punya lebih sedikit hari kerja.
Sebagai contoh, perusahaan menetapkan jam kerja wajib adalah 40 jam seminggu. Nah, mungkin kamu bisa memadatkan jadwal menjadi 4 hari kerja saja, yakni 10 jam kerja per hari. Jadi, hari libur per minggu pun menjadi lebih banyak.
Kini, kerja tidak selamanya harus di dalam gedung kantor, lho. Sudah banyak perusahaan yang menerapkan fleksibilitas lokasi kerja. Mereka mengizinkan karyawan untuk kerja di kantor atau bekerja remote.
Dengan begini, kamu bisa bekerja dari mana saja, bahkan di rumah sekalipun. Sebagai karyawan, kamu akan lebih menghemat biaya transportasi. Tapi, pastikan kamu selalu responsif selama kerja remote agar kolaborasi kerja berjalan lancar.
Tiap karyawan memang memiliki job desc masing-masing. Namun, sebaiknya perusahaan memberikan fleksibilitas kepada karyawan dalam menjalankan job desc tersebut. Maksudnya, perusahaan bisa memberikan variasi pada pekerjaan karyawan agar karyawan tidak bosan.
Berilah kesempatan kepada karyawan untuk mengeksplor keterampilannya. Dengan begitu, karyawan dapat mengasah fleksibilitas dan kemampuan adaptasi di berbagai tantangan kerja.
Dalam dunia kerja, fleksibilitas merujuk pada kemudahan dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan karyawan maupun perusahaan. Tak hanya tentang memberikan kebebasan kepada karyawan, fleksibilitas juga tentang menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan dan kesejahteraan.
Bekerja secara fleksibel bisa meningkatkan kepuasan dan produktivitas kerja karyawan. Di sisi lain, perusahaan juga dapat meningkatkan retensi karyawan. Bentuk fleksibilitas kerja pun beragam, mulai dari jam dan jadwal kerja, lokasi kerja, hingga jenis pekerjaan.
Tertarik bekerja di perusahaan yang menerapkan fleksibilitas? Yuk, mulai perbarui profil Jobstreet-mu dan temukan lowongan kerja dari rumah atau dari tempat lainnya.
Dapatkan tips dan trik lainnya seputar proses melamar kerja, berita industri, atau informasi menarik seputar keterampilan dan tren kerja,dengan mengunjungi halaman Tips Karir.
Biar lebih mudah mengaksesnya, download aplikasi mobile Jobstreet melalui Apple App Store atau Google Play Store. Gratis, lho!
- Memberi kebebasan kepada karyawan untuk menentukan jam kerja sendiri
- Memberi kebebasan kepada karyawan untuk menentukan jadwal kerja
- Memberi kebebasan kepada karyawan untuk memilih lokasi kerja
- Memberikan cuti tidak terbatas
- Menawarkan program cuti panjang.
Berikut beberapa tantangan dalam menerapkan fleksibilitas kerja:
- Tidak semua karyawan memiliki akses yang sama
- Risiko komunikasi terhambat
- Kesulitan menetapkan batasan antara kehidupan kerja dan personal
- Kesulitan mengukur produktivitas kerja
Beberapa cara mengatasi tantangan dalam menerapkan fleksibilitas kerja adalah:
- Menyediakan fasilitas laptop dan Wi-Fi portabel bagi karyawan
- Menetapkan waktu respons karyawan untuk mendukung komunikasi
- Menentukan durasi kerja per hari dengan sistem absen
- Tentukan key performance indicator (KPI) yang jelas dan dapat diukur.