Photo by Priscilla Du Preez 🇨🇦 on Unsplash
Skill adalah aspek yang penting untuk kesuksesan hidup, baik dalam konteks karier maupun keseharian. Sebab, skill dapat memengaruhi rasa percaya diri dan kesejahteraan hidup dalam jangka panjang.
Lalu, apa saja skill yang harus dikembangkan sejak dini untuk bekal masa depan? Supaya kamu bisa mengerti contoh skill yang dibutuhkan, yuk, kita pelajari satu per satu pada artikel di bawah ini.
Menurut Lightcast, skill atau keterampilan adalah kemampuan dan keahlian yang didapatkan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk untuk menyelesaikan tugas tertentu di tempat kerja.
Ketika kamu diminta untuk menghitung pendapatan selama kuartal I, kamu perlu menguasai berbagai rumus Excel agar tugas bisa selesai dengan efisien.
Nah, menguasai Excel adalah salah satu skill yang diperoleh dari latihan berulang. Pada kasus tertentu, uji kompetensi Excel bahkan diperlukan untuk membuktikan seseorang benar-benar mahir mengoperasikan Excel.
Memiliki life skill sangat penting dalam kehidupan, sebab kamu bisa menikmati berbagai manfaat berikut:
Dengan penguasaan soft skill dan hard skill yang baik, kamu akan lebih berpeluang mendapatkan pekerjaan idaman. Selain itu, kamu juga bisa menapaki jenjang karier dengan lebih mudah.
Skill yang memadai juga menunjukkan bahwa kamu siap mengemban tanggung jawab besar dalam jabatan tinggi. Kamu pun jadi memiliki banyak peluang baik untuk bersinar.
Life skill adalah keterampilan hidup yang dapat membantu menyelesaikan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Mengapa demikian?
Misalnya, life skill dibutuhkan ketika kamu sedang menghadapi masalah. Kamu bisa mencoba mengatasinya sendiri terlebih dahulu, sebelum meminta bantuan orang lain atau jasa profesional.
Pada akhirnya, kamu bisa menghemat waktu sekaligus biaya. Selain itu, kemandirian juga meningkatkan kepercayaan diri.
Memiliki skill yang mumpuni dapat menuntunmu menuju kualitas hidaup yang lebih baik. Misalnya, kamu dikenal sangat terampil merekam video dan mengeditnya. Bukan tidak mungkin kamu akan mudah mendapat freelance sebagai pemasukan tambahan, di samping pekerjaan tetapmu di perusahaan.
Penghasilan yang cukup akan mendekatkanmu dengan tujuan jangka panjang. Misalnya, kamu bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi atau membangun bisnismu sendiri.
Baca Juga: Apa Itu Voice Over? Ini Tugas, Jenis, Gaji, dan Skill yang Penting
Di dunia kerja, kamu membutuhkan soft skill dan hard skill agar bisa bersaing. Meski sama-sama skill, namun keduanya berbeda dari berbagai aspek. Berikut adalah penjelasannya.
Dilansir The Balance, hard skill adalah keterampilan teknis dan terukur yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas secara efektif. Keterampilan ini tidak muncul secara alami, melainkan dipelajari secara mendalam melalui pelatihan, kursus, atau sertifikasi.
Hard skill sangat berkaitan dengan penggunaan alat atau pernagkat tertentu sesuai keahlian, peran, dan industri masing-masing. Karena inilah, macam-macam hard skill yang dibutuhkan setiap bidang pekerjaan bisa berbeda.
Beberapa contoh technical skill di antaranya kemampuan coding, penguasaan bahasa asing, pengetahuan tentang SEO, dan masih banyak lagi.
Apa itu soft skill? Berbeda dengan hard skill, soft skill lebih merujuk kepada kemampuan non-teknis untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif. Maka dari itu, sifat soft skill lebih umum daripada hard skill.
Lalu, contoh soft skill apa saja? Jawabannya beragam. Problem solving dan leadership skill adalah salah satu contoh soft skill, begitu juga dengan skill komunikasi yang berkaitan dengan empati.
Di era kemajuan teknologi yang membawa perubahan sangat cepat, kamu harus memiliki digital skill agar bisa bertahan. Apa saja contoh kemampuan tersebut? Berikut di antaranya:
Menurut The People Space, kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi terkini merupakan salah satu digital skill terpenting untuk kesuksesan masa depan.
Sebab, bisnis pastinya akan mengikuti perkembangan zaman dengan menerapkan software atau aplikasi baru dalam alur kerja.
Selain beradaptasi dengan perkembangan teknologi, ada skill digital lain yang bisa kamu pelajari untuk menunjang keterampilan kerja di masa depan. Berikut beberapa di antaranya menurut Forbes:
Baca Juga: Mengembangkan Interpersonal Skill untuk Karier yang Cemerlang
Setelah mengetahui berbagai skill penting, lantas bagaimana cara mengembangkan skill yang sudah dimiliki atau skill baru? Nah, kamu bisa terapkan tips berikut ini.
Hal terpenting dalam mengembangkan skill yaitu berlatih secara rutin. Misalnya, jika kamu ingin mahir desain grafis, kamu perlu bereksperimen dengan membuat berbagai macam desain untuk berbagai kebutuhan. Lalu, jangan lupa share hasil desainmu ke media sosial.
Dari praktik tersebut, kamu bisa mengumpulkan kritik dan saran untuk mengetahui apa saja yang harus ditingkatkan. Dengan demikian, kualitas karyamu yang berikutnya pun juga semakin meningkat.
Image by katemangostar on Freepik
Selain berlatih autodidak, kamu juga bisa mengembangkan soft skill dan hard skill dengan mengikuti kursus atau pendidikan baru. Contohnya, workshop dari perusahaan atau organisasi eksternal, serta berkuliah di jenjang yang lebih tinggi.
Lewat pelatihan dan pendidikan baru, kamu pun bisa bertemu banyak ahli dan rekan seperjuangan. Dengan begitu, wawasan dan relasimu bisa terbangun sekaligus.
Selain pelatihan dan pendidikan, mentorship juga bisa kamu ikuti untuk meningkatkan skill. Menurut Berkeley Lab Computing Science, mentorship adalah kegiatan bertukar pengetahuan di mana orang yang lebih mahir atau berpengalaman (mentor) memberi bimbingan dan dukungan secara profesional kepada orang yang dibimbing (mentee).
Mentorship memberi kamu kesempatan lebih intens dalam mempelajari skill bersama profesional di bidang yang sama. Kamu pun bisa mendapatkan pengalaman secara langsung untuk diterapkan dalam kariermu.
Ingin mengasah hard skill dan soft skill yang sudah kamu miliki agar semakin cakap? Kamu bisa menerapkan kedua cara berikut:
Untuk melihat apakah kemampuanmu sudah cukup mumpuni atau belum, jangan ragu-ragu mengambil kesempatan bekerja sama dengan orang lain. Contohnya, kamu dapat menjalani kegiatan volunteering atau menyelenggarakan proyek tertentu secara berkelompok.
Dengan melihat cara kerja orang lain, kamu bisa mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuanmu. Di saat yang sama, kamu juga akan mengasah kemampuan komunikasi dan memperluas pergaulan.
Selain belajar dari orang lain, kamu juga bisa meningkatkan skill berdasarkan pengalaman sendiri.
Berdasarkan paparan Berkeley Wellbeing Institute, mengidentifikasi kesalahan adalah proses belajar yang efektif. Sebab, otak kita telah terprogram untuk mencari kesamaan pola. Adanya perbedaan justru akan membuat informasi tersebut lebih gampang diingat.
Menguasai macam-macam soft skill dan hard skill bisa memengaruhi jalur kariermu dalam jangka panjang. Bagaimana spesifiknya? Simak selengkapnya di bawah ini:
Salah satu kunci kesuksesan dalam melamar pekerjaan dan memetakan rencana karier adalah memilih lowongan yang sesuai dengan skill.
Alasannya, skill yang cocok dan relevan akan membuatmu lebih percaya diri menjalani karier. Hasilnya, kamu bisa menuntaskan tugas-tugas dengan lebih baik. Pada akhirnya, hal itu akan menentukan apakah kamu bisa bertahan lama di jabatanmu.
Orang dengan skill yang mumpuni memiliki peluang lebih besar untuk mendapat tawaran pekerjaan atau kenaikan jabatan. Hal ini karena menurut riset yang diterbitkan Verhaest dkk. (2018), jenjang pendidikan dan skill yang semakin mendekati persyaratan kualifikasi lebih disukai oleh HRD.
Selain itu, skill yang mencukupi juga menandakan bahwa kamu siap menjalani pekerjaan yang lebih kompleks. Sehingga, kamu akan lebih dekat dengan promosi jabatan.
Skill dan kompetensi masih sering disamakan maknanya. Padahal, keduanya itu berbeda, lho. Apakah kamu juga masih bingung?
Skill lebih berkaitan dengan kemampuan yang diperoleh dari latihan rutin dan pengalaman langsung. Sementara itu, kompetensi merujuk kepada kecakapan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik berkat kombinasi skill, perilaku, dan pengetahuan yang baik.
Mudahnya, ingatlah bahwa kompetensi mencakup kemampuan dan ilmu. Sedangkan, skill hanya menyoroti apa yang bisa kamu lakukan.
Baca Juga: 4 Manfaat Pelatihan yang Kamu Dapat untuk Pengembangan Diri di Tempat Kerja
Mengembangkan skill adalah kunci untuk kehidupan yang lebih baik. Berikut adalah alasan selengkapnya:
Meningkatkan kemampuan diri membawa manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan memiliki keterampilan komunikasi yang baik, kamu bisa berinteraksi dengan orang lain lebih lancar dan membuat hubungan yang baik.
Dengan mengembangkan keterampilan yang dimiliki dalam berbagai bidang, kamu bisa menghadapi tantangan dunia sehari-hari dengan lebih percaya diri dan sukses.
Mengembangkan skill akan sangat menunjang perkembangan kariermu. Sebab kamu bisa menjadi salah satu profesional yang diunggulkan di perusahaan. Kamu pun bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi.
Memiliki soft skill dan hard skill yang mumpuni sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan yang menjadi lebih efisien. Jika pekerjaan selesai dengan cepat dan tepat, kamu bisa memiliki waktu luang untuk menekuni hobimu.
Pada akhirnya, kamu akan merasa puas dengan hidup yang kamu jalani dan lebih bahagia.
Image by tirachardz on Freepik
Selama mengembangkan skill, tidak menutup kemungkinan kamu akan berhadapan dengan berbagai tantangan seperti di bawah ini:
Ada beberapa hambatan yang mungkin kamu hadapi dalam mengembangkan keterampilan, baik internal maupun eksternal.
Hambatan eksternal adalah sesuatu yang bersumber dari luar diri yang dapat menghambat kegiatan produktif. Misalnya, undangan makan bersama di luar, tetangga kos yang berisik, dan kurangnya dana atau akses pelatihan.
Sementara hambatan internal merujuk pada kondisi fisik dan psikologis dari diri individu itu sendiri yang dapat menghambat aktivitas. Misalnya, kurang motivasi, patah tulang karena kecelakaan, dan merasa takut pada tantangan baru di masa depan.
Meskipun ada hambatan dalam mengembangkan keterampilan, ingatlah bahwa kamu tetap bisa mengatasi semua tantangan yang sudah disebutkan.
Caranya, buatlah rencana yang lengkap dan menyeluruh, tentukan daftar prioritas untuk mengelola waktu dengan bijak, dan jangan takut mencari dukungan dari orang lain.
Lalu, jangan lupa tumbuhkan mindset positif bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya agar kamu tetap termotivasi.
Dengan sikap yang positif dan tekad yang kuat, kamu bisa mengatasi hambatan dan mencapai tujuanmu dalam mengembangkan keterampilan.
Saat bicara tentang skill, kamu akan menjumpai berbagai istilah yang mungkin terdengar asing. Tapi, kamu bisa menyimak penjelasan mendetailnya di bawah ini:
Upskilling merujuk pada proses meningkatkan atau mengembangkan keterampilan yang dimiliki saat ini. Sebagai contoh, jika kamu bekerja di bidang teknologi, kamu bisa melakukan upskilling dengan mempelajari bahasa pemrograman baru atau teknologi terbaru yang sedang populer.
Reskilling, di sisi lain, mengacu pada proses belajar keterampilan yang sepenuhnya baru atau berbeda dari apa yang dilakukan sebelumnya.
Biasanya, kamu perlu melakukan ini ketika ada perubahan besar dalam industri atau ketika pekerjaan yang kamu lakukan sebelumnya tidak lagi relevan.
Sebagai contoh reskilling, yaitu jika kamu bekerja di industri yang tergerus oleh perkembangan teknologi. Kamu mungkin perlu melakukan reskilling untuk belajar keterampilan baru supaya bisa beradaptasi.
Transferable skill merupakan keterampilan yang dapat diterapkan atau gunakan dalam berbagai situasi atau pekerjaan, tidak terbatas pada satu bidang atau industri tertentu. Keterampilan ini sering kali bersifat umum dan dapat diterapkan di berbagai konteks.
Beberapa contohnya transferable skill adalah skill komunikasi, kepemimpinan, atau manajemen waktu. Meskipun kamu bisa memperoleh keterampilan tersebut di satu pekerjaan, kamu bisa mentransfernya dan menggunakannya di pekerjaan lain yang mungkin berbeda.
Dengan memahami berbagai jenis dan contoh skill kamu bisa mengetahui apa saja yang kamu butuhkan untuk berkembang di bidangmu saat ini. Sebab, untuk bisa mewujudkan hidup yang lebih baik, kamu harus mampu menyelesaikan tugas-tugasmu.
Untuk melatih berbagai kemampuanmu, jangan takut membuat kesalahan dan teruslah berlatih. Selain itu, kamu juga bisa mengandalkan orang-orang yang ahli dan berpengalaman di sekitarmu untuk mendapatkan masukan atau bimbingan.
Tapi, kalau kamu ingin belajar secara mandiri, kamu bisa mulai terlebih dahulu dengan membaca berbagai artikel yang ada di Tips Karier Jobstreet..
Lalu, tunjukkan skill yang kamu punya saat memperbarui profil Jobstreet dan mencari pekerjaan yang relevan dengan skill di aplikasi Jobstreet by SEEK yang tersedia untuk smartphone Android dan iOS.
Ya, karena pada dasarnya ketika kamu bisa melakukan sesuatu, kamu sudah memiliki skill. Hal ini tidak hanya terbatas pada kemampuan teknis seperti menulis atau riset. Kemampuan non-teknis seperti beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan juga termasuk.
Skill sangat penting untuk keseharian karena bisa meningkatkan kepercayaan diri, membuka pintu menuju koneksi baru, dan membantu menghemat waktu serta biaya.
Durasi spesifiknya sangat bergantung dari kompleksitas skill yang kamu pelajari dan latar belakang kecakapanmu sebelumnya.
Untuk kemampuan yang lebih sederhana, kamu bisa menguasainya dalam beberapa minggu atau bulan. Sedangkan, skill yang lebih kompleks bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Tapi, kamu bisa mempersingkat waktu tersebut dengan rajin berlatih, belajar, dan mencari masukan dari orang lain.