Mental Block: Arti, Contoh, dan Cara Mengatasi di Pekerjaan

Mental Block: Arti, Contoh, dan Cara Mengatasi di Pekerjaan
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 04 December, 2024
Share

Kamu pernah mengalami situasi sulit berpikir ketika pekerjaan menumpuk? Wah, bisa jadi kamu sedang mengalami mental block! Meskipun umum terjadi, mental block adalah kondisi yang tidak boleh kamu biarkan begitu saja. 

Jika terus dibiarkan, kondisi tersebut bisa semakin menghambat produktivitas kerja. Bahkan pada kasus yang lebih parah, mental block juga bisa menyebabkan depresi.

Lantas, bagaimana cara mengatasi mental block di tempat kerja? Apa saja penyebab mental block? Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam artikel ini. Yuk, kita pelajari bersama!


⁠Apa Itu
Mental Block? 

Mental block adalah kondisi di mana seseorang merasa terjebak secara mental, sehingga otak kesulitan berpikir, mengingat, atau berkonsentrasi. 

Menurut hipnoterapis Joy Philabellamental block bisa diartikan sebagai pengekangan terhadap pikiran atau memori seseorang. 

Sementara itu, Tony Robbins, seorang motivator, menjelaskan mental block sebagai kondisi di mana seseorang kehilangan motivasi dan tidak mampu berkonsentrasi. 

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mental block adalah situasi ketika otak secara tiba-tiba menolak untuk berpikir atau bekerja di luar kendali kita. Akibatnya, kamu jadi sulit berpikir atau berkonsentrasi ketika bekerja. 

Namun, perlu diingat bahwa mental block berbeda dari malas atau bosan, ya. Sebab, kondisi malas atau bosan masih bisa kamu kendalikan. Namun, tidak demikian dengan mental block yang sering kali datang tiba-tiba tanpa bisa dikendalikan. 

Mental block adalah kondisi yang umum terjadi, terutama dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan. Dalam dunia kerja, kondisi ini biasanya menimpa karyawan di bidang kreatif, pemasaran, dan jasa profesional

Ketika mengalami mental block saat bekerja, otak biasanya mendadak blank sehingga seseorang kehilangan kreativitas. Kondisi itu pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja. 


⁠Penyebab dari
Mental Block 

Penyebab mental block bisa berasal dari berbagai faktor. Secara umum, faktor ini terbagi menjadi faktor internal dan eksternal. Berikut penjelasan lengkapnya:

Faktor internal yang menyebabkan mental block 

Faktor internal berkaitan dengan kondisi emosional dan fisik dari dalam diri seseorang. Berikut adalah beberapa penyebab internal yang umum: 

  • Stres kerja: ⁠Beban kerja yang terlalu banyak atau tekanan untuk mencapai target tertentu bisa memicu stres. Ketika stres menumpuk, kemampuan otak untuk fokus dan berpikir kreatif akan menurun. Hal itulah yang memicu munculnya mental block.
  • Kelelahan: ⁠Kelelahan fisik atau mental bisa membuat pikiran terasa "kosong" dan sulit bekerja secara optimal. Pemicunya bisa karena jam kerja yang panjang atau kurangnya istirahat yang memadai.
  • Kurang tidur: ⁠Tidur yang cukup sangat penting untuk pemulihan fungsi otak. Sebaliknya, kurang tidur dapat mengganggu konsentrasi hingga menghambat kemampuan untuk mengambil keputusan. Dua faktor itu dapat meningkatkan risiko mengalami mental block.
  • Kecemasan: ⁠Rasa cemas, baik tentang pekerjaan atau kehidupan pribadi, membuat pikiran terbebani dan sulit fokus. Kecemasan yang berlebihan sering kali menyebabkan ketidakmampuan untuk berpikir dengan jernih, yang pada akhirnya memicu kemunculan mental block.
  • Perfeksionisme: ⁠Seseorang yang selalu mengejar kesempurnaan cenderung merasa khawatir akan hasil kerjanya. Ketakutan membuat kesalahan atau tidak mencapai standar tertentu bisa menjadi hambatan. Kondisi ini menyebabkan otak terkunci dan tidak produktif.
  • Kurang motivasi: ⁠Ketika bekerja tanpa tujuan atau motivasi yang jelas, kamu juga mungkin mengalami mental block. Pasalnya, kamu akan mudah terdistraksi oleh berbagai hal ketika bekerja. Pada akhirnya, hal itu akan memengaruhi cara kerja otak dan memicu mental block.
  • Self-doubt (meragukan diri sendiri): ⁠Sering meragukan kemampuan diri sendiri atau merasa tidak percaya adalah pikiran negatif yang dapat memicu mental block dan menghambat kreativitas.
  • Kebiasaan menunda-nunda (prokrastinasi): ⁠Mental block juga bisa terjadi karena tekanan waktu yang tiba-tiba dan keharusan menyelesaikan pekerjaan dalam waktu singkat. 

⁠Faktor eksternal yang menyebabkan mental block 

Selain dari dalam diri, mental block juga bisa disebabkan oleh lingkungan atau kondisi eksternal. Berikut beberapa contoh faktor eksternal yang dapat memicu mental block

  • Deadline kerja yang padat: Terlalu banyak tugas yang harus diselesaikan dalam waktu singkat tentunya bisa menimbulkan perasaan tertekan. Pada akhirnya, tekanan itu dapat mengganggu kemampuan otak untuk bekerja dengan baik dan menyebabkan kebuntuan mental.
  • Tekanan pekerjaan: Ekspektasi tinggi dari atasan, rekan kerja, atau diri sendiri bisa menciptakan tekanan yang menghalangi proses berpikir yang jernih. Ketika merasa terbebani oleh ekspektasi tersebut, kamu cenderung mudah mengalami mental block.
  • Situasi meja kerja yang berantakan: Ketidakrapihan di sekitar lingkungan kerja ternyata bisa menciptakan kebingungan dan mental block.
  • Lingkungan kerja yang tidak kondusif: Suasana kerja yang tidak mendukung, seperti kebisingan berlebihan, gangguan dari rekan kerja, atau suasana yang terlalu kaku, bisa menghambat aliran ide dan mengurangi produktivitas. Hal ini sering kali memicu mental block.
  • Kurangnya dukungan dari rekan kerja atau atasan: Mental block bisa muncul karena kurangnya rasa percaya diri dan dukungan yang dibutuhkan untuk berkembang. 


⁠Ciri-ciri
Mental Block   

Seorang karyawan wanita merenung karena menghadapi mental block di depan laptop. (Image by Freepik)

Setelah mengetahui definisi dan faktor penyebabnya, apa saja ciri-ciri mental block? Berikut beberapa di antaranya:

Kesulitan berkonsentrasi 

Salah satu ciri paling umum dari mental block adalah kesulitan memusatkan perhatian atau berkonsentrasi. Ketika mengalami mental block, kamu mungkin merasa pikiranmu melayang dan tidak bisa fokus pada tugas di depan mata.

Akibatnya, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih lama. Bahkan tak jarang, hasil yang dicapai sering kali tidak memuaskan. 

Mudah merasa frustasi 

Mental block adalah kondisi yang sering kali di luar kendali, sehingga sulit untuk diatasi. Ketidakmampuan untuk berpikir jernih dapat membuatmu merasa frustasi, sensitif terhadap lingkungan, dan mudah tersinggung. 

Kelelahan mental akibat kondisi ini juga dapat menambah perasaan frustasi yang sudah ada. 

Terlalu kritis terhadap diri sendiri 

Ketika tidak mampu menyelesaikan tugas, seseorang dengan mental block cenderung menyalahkan diri sendiri. 

Rasa bersalah dan kritik diri yang berlebihan bisa memperparah keadaan. Alhasil, hal itu bisa mengakibatkan kemunculan perasaan tertekan dan kehilangan motivasi untuk melanjutkan pekerjaan. Kondisi itu pada akhirnya dapat mengarah pada masalah kesehatan mental yang lebih serius jika tidak ditangani. 

Menghindari tugas-tugas tertentu 

Kalau kamu mulai menghindari tugas-tugas tertentu, bisa jadi tanda kamu mengalami mental block. Biasanya, hal ini terjadi karena tugas tersebut dirasa terlalu berat atau sulit, sehingga membuatmu merasa terjebak. 

Jika mengalami hal ini, kamu harus ingat bahwa menghindari tugas hanya akan menumpuk pekerjaan dan menciptakan lebih banyak tekanan. 

Penurunan produktivitas 

Mental block sering kali mengakibatkan penurunan produktivitas. Ketika kamu kesulitan untuk berkonsentrasi dan memfokuskan energi, hasil kerjamu bisa menurun drastis. 

Kamu mungkin merasa kehilangan energi dan semangat untuk menyelesaikan pekerjaan, dan hasilnya tidak akan sebaik biasanya. 

Merasa kurang percaya diri 

Ketidakmampuan untuk bekerja secara produktif akibat mental block dapat membuatmu meragukan kemampuan diri. 

Jika terus-menerus mempertanyakan keterampilan dan keahlianmu, hal ini dapat menciptakan beban pikiran yang berat. Tanpa adanya tindakan untuk mengatasi mental block, kepercayaan dirimu bisa tergerus lebih dalam. 


⁠Jenis-jenis Mental Block
 

Mental block merupakan kondisi yang berbeda-beda pada tiap orang. Setiap orang mungkin mengalami jenis yang berbeda sesuai dengan kondisi dan pengalaman mereka. 

Berikut adalah beberapa jenis mental block yang umum: 

Self-doubt 

Self-doubt atau keraguan diri adalah kondisi di mana seseorang terus-menerus meragukan kemampuan dan keterampilan dirinya. 

Meskipun telah berusaha keras untuk mengembangkan diri, perasaan tidak berdaya dan meremehkan nilai diri sendiri tetap muncul. Hal ini dapat menghalangi kemajuan dan membuat seseorang merasa terjebak dalam kebuntuan mental. 

Comparison 

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara terus menerus juga bisa menciptakan mental block. Ketika kamu merasa terancam oleh kesuksesan orang lain, kamu mungkin kehilangan rasa percaya diri dan mulai merasa tidak ada lagi peluang untuk diraih. 

Hal itu pada akhirnya dapat menyebabkan kepekaan yang berlebihan terhadap prestasi orang lain dan menciptakan perasaan rendah diri. 

Tunnel vision 

Tunnel vision atau penglihatan terowongan terjadi ketika seseorang mengurung diri dari kenyataan. 

Dalam kondisi ini, kamu menjadi tidak mampu melihat gambaran besar dan cenderung mengabaikan fakta-fakta yang ada. Hal ini dapat memengaruhi perspektif dan cara berpikirmu, sampai membuat kamu terjebak dalam pemikiran negatif. 

Indecision 

Jenis mental block satu ini terjadi ketika kamu merasa was-was atau bingung untuk mengambil keputusan. Kamu mungkin terjebak dalam analisis berlebihan tentang berbagai kemungkinan yang belum tentu terjadi, sehingga sulit untuk bertindak. 

Ketidakmampuan untuk membuat keputusan dapat menghambat kemajuan dan menciptakan kebuntuan mental. 

Uncertainty 

Sama seperti indecisionuncertainty atau ketidakpastian membuat seseorang tidak mampu menemukan solusi ketika harus membuat keputusan. 

Ketika sudah memutuskan sesuatu, kamu mungkin kesulitan untuk menemukan cara menjalankannya. Ketidakpastian ini dapat menambah rasa cemas dan menurunkan produktivitas kerja. 

Fixed mindset 

Fixed mindset adalah pola pikir yang sering kali terjadi pada orang yang terlalu percaya diri. Mereka menganggap diri mereka yang terbaik dan sulit menerima kritik atau masukan. 

Akibatnya, pola pikir ini menghambat kemajuan dan menghalangi perkembangan pribadi, karena sulit untuk belajar dari pengalaman atau kegagalan. 

No limits 

No limits adalah kondisi mental block yang mencakup kombinasi dari berbagai faktor. Seseorang dalam kondisi ini biasanya memiliki banyak minat dan kemampuan, tetapi juga cenderung melebih-lebihkan kemampuannya. 

Ketidakcocokan antara harapan dan kenyataan nantinya dapat menciptakan ketidakpuasan dan mental block. 


⁠Contoh
Mental Block dalam Dunia Kerja 

Kondisi mental block cukup umum terjadi di dunia kerja, bahkan mungkin tanpa sadar kamu pernah mengalaminya. Berikut beberapa contoh mental block dalam situasi kerja:

  • Seorang content writer mengalami kesulitan untuk menyelesaikan artikel yang harus ditulisnya. Meskipun sudah memiliki topik dan riset yang cukup, otaknya mendadak blank dan tidak mampu menuangkan ide menjadi kata-kata.
  • Anggota tim mendadak blank ketika manajer meminta mereka untuk memberikan ide saat rapat. Tekanan agar berpikir cepat membuatnya merasa tidak mampu menemukan ide atau mengemukakan pendapat sehingga mengalami mental block.
  • Seorang project manager mungkin merasakan tekanan berat untuk memastikan proyek berjalan sempurna. Ketika terlalu fokus pada harapan untuk mencapai kesempurnaan, rasa takut akan kegagalan dapat menyebabkan mental block.
  • Seorang social media officer yang dihadapkan pada banyak tugas dan deadline yang ketat dapat mengalami prokrastinasi. Alih-alih mulai bekerja, ia terus-menerus menunda pekerjaan dan merasa terjebak dalam kebuntuan mental.
  • Seorang staf yang lembur berhari-hari tanpa istirahat yang cukup tidak dapat bekerja dengan baik karena kelelahan. Akibatnya, ia mengalami mental block dan tidak mampu menyelesaikan tugas harian. 
  • Lingkungan kerja yang toxic membuat karyawan ingin resign tetapi sulit untuk mengambil keputusan. Mereka mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan dampak yang mungkin terjadi. Ketidakpastian ini justru menciptakan mental block.
  • Dalam sebuah tim, seorang karyawan sering mendapatkan teguran kasar dari atasan. Hal ini membuatnya merasa cemas dan tidak berdaya. Ketidaknyamanan ini dapat mengganggu konsentrasi sehingga menambah perasaan mental block.
  • Terus-menerus membandingkan diri sendiri dengan rekan kerja yang senior dapat memicu rasa inferioritas. Kamu mungkin merasa tidak cukup baik, yang kemudian menurunkan kepercayaan diri. Inilah yang menyebabkan mental block saat menghadapi tugas yang harus diselesaikan.


⁠⁠Cara Mengatasi
Mental Block 

Bagaimana jika kamu sudah terlanjur mengalami mental block? Jangan khawatir! Usahakan tetap tenang dan lakukan cara-cara berikut ini untuk mengatasi kondisi mental block

Identifikasi penyebab mental block 

Meskipun kerap terjadi tanpa bisa dikendalikan, mental block tidak muncul begitu saja. Pasti ada faktor yang memicu kondisi tersebut. 

Maka dari itu, cobalah mengidentifikasi penyebab mental block. Ingat-ingat kembali faktor, situasi, atau kejadian yang men-trigger kondisi mental block kamu.

Lakukan teknik relaksasi untuk menenangkan pikiran 

Cara menghilangkan mental block mungkin tidak memberikan hasil instan. Namun, ketika menghadapi mental block, melakukan relaksasi bisa membantumu menenangkan pikiran. 

Lakukan teknik relaksasi atau latihan pernapasan. Tarik napas dalam-dalam, lalu hembuskan perlahan. Ketika perasaan sudah mulai tenang, kamu akan lebih mudah untuk berpikir.

Berbagi masalah dengan orang yang dipercaya 

Umumnya, mental block disebabkan oleh besarnya tekanan yang dirasakan seseorang. Kamu tidak harus memikulnya sendirian, kok

Cobalah berbagi masalah dengan orang yang kamu percaya. Siapa tahu, mereka dapat memberikan solusi atas masalah yang kamu hadapi. 

Mencari solusi kreatif untuk menyelesaikan masalah 

Sudah melakukan berbagai usaha, tapi masalah kamu tidak kunjung terselesaikan? Pada situasi seperti ini, kamu perlu mengandalkan kreativitasmu. 

Mulailah berpikir out of the box dan temukan solusi kreatif yang bisa menyelesaikan masalahmu. 

Memberikan penghargaan atas pencapaian diri 

Cara mengatasi mental block cukup menantang untuk dilakukan. Padahal, di sisi lain, kamu juga dituntut untuk bekerja seperti biasa. Karena itu, berikan penghargaan atas pencapaian diri. 

Bentuk penghargaannya juga tidak harus yang megah, bisa juga sesederhana membeli jajanan favorit. 

Mencari bantuan profesional jika diperlukan 

Kalau kondisi mental block tidak kunjung membaik, sebaiknya segera carilah bantuan profesional. Kamu bisa mendatangi psikolog terlebih dulu dan ceritakan keluhanmu. 

Jika ternyata kondisimu butuh penanganan lebih lanjut, biasanya psikolog akan merujukmu ke psikiater. 


⁠Cara Mencegah
Mental Block 

Ilustrasi seorang karyawan pria sedang mengalami mental block. (Image by jcomp on Freepik) 

Kabar baiknya, mental block adalah kondisi yang bisa dicegah. Kamu bisa melakukan langkah proaktif yang membantu menjaga keseimbangan kerja dan kesehatan mental. 

Berikut adalah cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kebuntuan mental: 

Tetapkan tujuan yang realistis dan terukur 

Salah satu penyebab mental block adalah tekanan akibat target yang tidak realistis. Untuk menghindarinya, tetapkan tujuan kerja yang realistis

Tetapkan tujuan kerja yang realistis dengan memberikan angka pasti yang dapat diukur. Dengan begitu, kamu bisa mengatur ekspektasi dan menjaga motivasi tetap stabil. Jangan lupa tetapkan deadline yang sesuai dengan kemampuanmu, ya. 

Buatlah rencana kerja yang jelas dan terstruktur 

Berdasarkan tujuan yang sudah ditetapkan, susun rencana kerja yang detail dan terstruktur. Tuliskan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Tak lupa, berikan tenggat waktu pada setiap tugas. 

Dengan cara ini, kamu bisa bekerja lebih terarah dan fokus pada target. 

Fokus pada satu tugas pada satu waktu 

Saat harus mengerjakan banyak tugas, usahakan tetap tenang agar bisa berpikir jernih. Setelah itu, buatlah daftar tugas yang kamu kerjakan dan urutkan berdasarkan prioritas. 

Dengan cara ini, kamu jadi tahu harus menyelesaikan tugas yang mana dulu sehingga mengurangi perasaan kewalahan. Kerjakan tugas satu per satu mulai dari yang paling urgent. Cara ini akan sangat membuatmu lebih fokus dan konsentrasi bekerja. 

Beristirahatlah secara teratur dan lakukan aktivitas yang disukai 

Luangkan waktu untuk beristirahat di tengah proses mengerjakan tugas untuk hidup sehat. Manfaatkan waktu istirahat untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai, seperti menonton film, mendengarkan musik, atau sekadar rebahan.

Dengan begini, kamu bisa menjaga work-life balance dan hidup sehat. 

Berlatihlah teknik relaksasi  

Saat istirahat, kamu juga bisa melakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga. Aktivitas ini dapat membawa banyak manfaat, lho

Latihan pernapasan atau meditasi ringan saat istirahat dapat menenangkan pikiran dan tubuh, membantu menjaga fokus, serta meningkatkan kualitas tidur. 

Bangun komunitas yang mendukung dan positif 

Tidak bisa dimungkiri, orang-orang di sekitar dapat mempengaruhi kondisi diri. Oleh sebab itu, bangunlah komunitas yang mendukungmu dengan positif. 

Ciptakan komunitas yang positif di tempat kerja atau di luar pekerjaan, yang bisa menjadi tempat untuk berbagi dan mencari dukungan. Ketika sudah menemukan komunitas atau lingkungan yang posifit, kamu akan lebih mudah mendapatkan support ketika menghadapi tekanan. 


⁠Tips Meningkatkan Produktivitas di Pekerjaan
 

Mental block dapat menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja ketika dibiarkan. Jadi, selain menerapkan cara-cara menghilangkan mental block, kamu juga bisa melaukan berbagai tips berikut ini untuk meningkatkan produktivitas kerja: 

  • Buatlah daftar tugas dan prioritaskan: Ketika menghadapi banyak tugas, mulailah dengan membuat daftar tugas harian atau mingguan. Prioritaskan tugas-tugas yang paling penting atau memiliki deadline lebih cepat. Dengan cara ini, kamu akan lebih terarah dalam menyelesaikan pekerjaan tanpa kewalahan.
  • Atur waktu dengan efektif: Ketika menyusun daftar tugas, tentukan pula deadline untuk setiap tugas tersebut. Pastikan deadline ini tidak melebihi deadline yang diberikan atasan. Jadi, kamu akan punya waktu untuk memeriksa tugas sebelum menyerahkannya ke atasan.
  • Delegasikan tugas jika memungkinkan: Bagaimana jika pekerjaan yang ada terlalu banyak untuk diselesaikan dalam waktu singkat? Delegasikan tugas kepada rekan kerja jika memungkinkan. Ceritakan kendala yang kamu hadapi dan bantuan seperti apa yang kamu butuhkan dari mereka.
  • Fokus pada satu tugas pada satu waktu: Dengan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, wajar kalau kamu merasa kewalahan. Untuk itu, bukalah kembali daftar tugas yang kamu buat. Kerjakan tugas satu per satu sesuai skala prioritas. Cobalah menghindari multitasking karena hal tersebut hanya akan membuatmu sulit fokus.
  • Beristirahat secara teratur: Jangan lupa beristirahatlah secara teratur di tengah pekerjaan. Misalnya, kamu bisa pasang alarm tiap 30 menit sekali untuk stretching. Lalu, setelah dua jam kerja, ambillah break lebih lama untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Cara ini bisa membantumu agar tidak overworked.
  • Lakukan aktivitas yang menyenangkan: Kerja keras boleh-boleh saja. Tetapi, usahakan tetap meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu senangi. Dengan begitu, mood-mu akan lebih terjaga dan kamu juga bisa menciptakan work-life balance


⁠Kesimpulan
 

Mental block adalah kondisi ketika otak menolak pikiran di luar kendali sehingga membuatmu sulit berpikir. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari stres, kelelahan, cemas, kurang tidur, tekanan pekerjaan, deadline padat, hingga lingkungan kerja tidak kondusif. 

Adapun beberapa gejala umum mental block adalah sulit berkonsentrasi, mudah frustasi, terlalu kritis terhadap diri sendiri, dan produktivitas kerja menurun.

Jika kamu mengalami gejala tersebut, segera identifikasi penyebab mental block dan ambil tindakan yang dibutuhkan. Kalau kondisi tak kunjung membaik, jangan ragu mencari bantuan profesional untuk penanganan lebih lanjut.

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dari banyak pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet. Butuh teman diskusi soal karier untuk memperluas networking? Gabung Komunitas Jobstreet, sekarang!

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!


⁠Pertanyaan Seputar
Mental Block 

  1. Apa itu mental block? 
    Mental block adalah kondisi di mana seseorang merasa terjebak secara mental. Akibatnya, otak kesulitan berpikir, mengingat, atau berkonsentrasi.
  2. Apa perbedaan antara mental block dan burnout? 
    Mental block adalah kondisi ketika otak menolak pikiran di luar kendali, sehingga kamu jadi sulit berpikir atau berkonsentrasi kerja seperti biasa. Di lain sisi, burnout adalah kondisi stres berkepanjangan hingga membuat seseorang merasa lelah secara mental, fisik, dan emosional.
  3. Bagaimana cara membedakan mental block dengan depresi? 
    Mental block dapat menjadi gejala dari depresi. Jadi, apabila mental block terjadi terus menerus dan tidak kunjung membaik, sebaiknya segera temui psikolog atau psikiater untuk pemeriksaan lebih lanjut.
  4. Apakah mental block dapat disembuhkan secara permanen? 
    Kamu bisa mengatasi mental block dengan tidur cukup, mengidentifikasi penyebabnya, melakukan teknik relaksasi, dan berbagi masalah dengan orang yang dipercaya. Untuk penanganan yang lebih serius, segera carilah bantuan profesional.

More from this category: Pengembangan karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Dengan memberikan informasi pribadi Anda, Anda menyetujui Pemberitahuan Pengumpulan dan Kebijakan Privasi. Jika Anda berusia di bawah 21 tahun, Anda memiliki izin dari orang tua agar Jobstreet dan afiliasinya memproses data pribadi Anda. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.