Mengenal Agility dan Penerapannya di Dunia Kerja Profesional

Mengenal Agility dan Penerapannya di Dunia Kerja Profesional
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 06 June, 2024
Share

Agility adalah salah satu karakteristik sumber daya manusia ideal yang banyak dicari perusahaan. 

Singkatnya, agility menggambarkan kemampuan untuk bergerak dan beradaptasi dengan cepat dan efisien. Data dari Zippia membuktikan bahwa jumlah perusahaan di dunia yang menerapkan sistem Agile meningkat sebesar 88% sejak tahun 2002. 

Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan berbagai keuntungan agility dalam perusahaan.  

Nah, supaya bisa bersaing, tentunya kamu perlu tahu konsep dasarnya dan cara meningkatkan agility. Yuk, kita pelajari bersama-sama! 


⁠Apa Itu
Agility? 

Dari segi bahasa bahasa, agility artinya ketangkasan dan kegesitan. Istilah agility sering digunakan dalam berbagai bidang, seperti olahraga, bisnis, teknologi informasi, dan manajemen proyek.

Jika dikaitkan dengan skill di tempat kerja, agility adalah kemampuan beradaptasi dengan cepat dan efektif terhadap perubahan dan tantangan di lingkungan kerja. 

Dikutip dari Agile Alliance, konsep agility berasal dari kerangka kerja Agile. Awalnya, kerangka ini hanya digunakan untuk pengembangan software.  

Tapi, seiring berjalannya waktu, berbagai jenis bisnis lainnya juga mulai menggunakan sistem tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghadapi perubahan lingkungan atau kebutuhan pasar.


⁠Berbagai Manfaat
Agility 

Kemampuan untuk bergerak dan beradaptasi dengan cepat memberikan banyak keunggulan. Inilah mengapa kita perlu mengembangkan skill agility untuk kehidupan sehari-hari maupun profesional di tempat kerja. 

Lalu, apa sih keuntungan memiliki kemampuan ini? Berikut adalah sederet manfaat agility bagi diri sendiri maupun organisasi atau perusahaan: 

Manfaat agility untuk pribadi 

Untuk kehidupan pribadi, agility membantu kamu menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi hidup, termasuk pekerjaan. Berikut ini beberapa manfaat menerapkan agility:

  • Individu yang agile dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan kerja, teknologi baru, atau tuntutan tugas.
  • Lebih siap menghadapi tantangan yang muncul sehingga self-awareness menjadi lebih baik.
  • Membantu kamu memiliki kemampuan problem solving dan pengambilan keputusan. 
  • Meningkatkan produktivitas kerja.
  • Lebih mampu mengelola tekanan dan stres yang timbul dari perubahan dan ketidakpastian.
  • Pengelolaan waktu dan sumber daya lebih baik dan meningkatkan output pribadi.
  • Memunculkan berbagai peluang baru dan memperluas koneksi sosial. Hal ini sangatlah penting untuk mencapai tujuan jangka panjangmu.

Manfaat agility untuk organisasi 

Selain untuk individu, agility juga bermanfaat untuk perusahaan atau organisasi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Perusahaan yang agile dapat dengan cepat merespons perubahan permintaan pasar dan kondisi ekonomi.
  • Mendorong inovasi berkelanjutan dan pengembangan produk yang lebih cepat dan relevan.
  • Membantu perusahaan mencapai tujuan lebih cepat dan efisien.
  • Meningkatkan kerja sama tim dan efisiensi proses kerja melalui pendekatan iteratif dan kolaboratif. 
  • Semua anggota tim bisa merasa dilibatkan dan bekerja sama dengan lebih baik.
  • Kompetitif atau selalu bisa bersaing di pasar.
  • Dapat menyesuaikan produk dan layanan berdasarkan feedback pelanggan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. 
  • Memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan efektif.


⁠Perbedaan
Agility, Fleksibilitas, dan Resiliensi 

Dari penjelasan di atas, komponen agility memang berkaitan erat dengan fleksibilitas dan resiliensi. Tapi, bukan berarti ketiganya memiliki arti yang sama, ya. Berikut adalah penjelasan perbedaan ketiga konsep tersebut: 

Pengertian

Secara spesifik, agility merujuk kepada kemampuan untuk bereaksi dengan cepat terhadap perubahan. 

Konsep itu berbeda dengan resiliensi. Sebab, resiliensi merujuk pada kemampuan untuk pulih dengan cepat setelah menghadapi tekanan atau kesulitan. 

Terakhir, fleksibilitas adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai situasi atau tuntutan tanpa kehilangan fokus atau tujuanmu. 

Fokus 

Agility mengutamakan tindakan cepat dan respons terhadap perubahan. Ketika menerapkan agility, sangat penting untuk berinovasi dan adaptasi untuk mengantisipasi perubahan. 

Di lain sisi, fleksibilitas berfokus pada kemampuan untuk mengubah cara kerja sesuai dengan kebutuhan situasional. 

Nah, kedua hal itu berbeda dengan resilensi yang fokus pada ketahanan dan kemampuan untuk bangkit kembali setelah menghadapi kemunduran. 

Contoh penerapan 

Perbedaan agility dengan fleksibilitas dan resilensi berikutnya terlihat pada penerapannya. Contoh agility adalah seorang karyawan cepat belajar dan menguasai teknologi baru yang diperkenalkan dalam perusahaan. 

Di lain sisi, contoh fleksibilitas adalah ketika karyawan tersebut mampu beralih dari satu proyek ke proyek lainnya tanpa kehilangan produktivitas.

Adapun contoh resilensi adalah ketika karyawan tetap optimis dan produktif setelah mengalami kegagalan proyek.


⁠Cara Meningkatkan
Agility di Dunia Kerja 

Agility mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. Kemampuan ini juga termasuk bagaimana cara kamu dalam mengambil keputusan di tengah situasi yang tidak pasti. 

Tapi, apa saja yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan agility dan menjadi sumber daya manusia ideal? Simak cara-caranya di bawah ini dan coba terapkan di kehidupan pribadi dan dunia kerja, yuk! 

Kembangkan mental agility 

Agility dimulai dengan sikap mental yang terbuka terhadap perubahan. Ini melibatkan kemauan untuk belajar hal baru, menerima feedback, dan beradaptasi dengan cepat terhadap situasi yang berubah. 

Terimalah bahwa perubahan adalah hal yang konstan dan alami di semua aspek kehidupan, baik di dalam maupun luar pekerjaan.  

Komponen agility tersebut juga biasa juga disebut sebagai mental agility. Artinya, kamu siap menerima perubahan sebagai change agility

Bersikap fleksibel 

Sikap fleksibel dapat membantumu menjadi lebih responsif terhadap perubahan. Biasakan diri untuk melihat perubahan sebagai peluang bertumbuh dan berkembang, bukannya hal yang harus ditakuti.  

Coba buka dirimu terhadap ide-ide baru dan solusi yang mungkin tidak biasa. Sebab, hal tersebut bisa saja memecahkan masalah dengan baik. Pada akhirnya, bersikap fleksibel sangat berguna dalam kehidupan dan karier kamu. 

Perkuat problem solving dan decision making 

Dalam lingkungan yang berubah dengan cepat, seringkali muncul tantangan yang tidak terduga. Inilah mengapa kamu perlu untuk melatih problem solving serta decision making skill

Caranya, mulai pecahkan masalah-masalah kecil dalam keseharianmu dulu. Cobalah identifikasi dan analisis masalah tersebut. 

Kemudian, pertimbangkan berbagai solusi dan dampaknya sebelum membuat keputusan. Kalau ternyata keputusanmu kurang tepat, pelajari apa saja kesalahannya. Strategi ini akan mempertajam intuisi kamu ke depannya, lho

Meningkatkan kolaborasi dan komunikasi 

Kolaborasi dan komunikasi yang efektif memainkan peran penting dalam meningkatkan agility

Agar bisa menanggapi situasi dengan cepat, ada kalanya kamu harus meminta bantuan dari orang lain. Jadi, cobalah berkomunikasi secara terbuka dan jelas dengan rekan kerjamu. 

Lalu, jadikan feedback dari mereka sebagai alat untuk perbaikan diri. Jangan ragu untuk meminta saran dari rekan kerja atau bahkan atasan kamu. Komunikasi tersebut secara tidak langsung meringankan beban kamu sehingga produktivitas kerja juga akan meningkat.

Ketika komunikasi berjalan efektif, pemahaman soal target bersama dan tugas masing-masing orang akan meningkat.

Membangun budaya belajar dan pengembangan diri 

Lima orang pekerja yang punya sifat agility tampak bahagia setelah berhasil mencapai target kerja perusahaan. (Image by tirachardz on Freepik) 

Agar bisa menanggapi situasi yang berkembang secara cepat, kamu perlu pengetahuan yang up-to-date.  

Dorong dirimu untuk selalu belajar hal baru, apapun itu. Misalnya, kamu bisa baca buku, mengikuti pelatihan, program sertifikasi, atau seminar kerja. 

Setelah itu, jangan ragu-ragu membagikan pengetahuan serta pengalamanmu kepada orang lain. Hal ini penting agar semua orang di perusahaan memiliki kesempatan berkembang bersama. 

Menerapkan metodologi agile dalam pekerjaan 

Agar pekerjaan cepat selesai, terapkan metodologi Agile seperti Scrum. Dalam Scrum, tim bekerja dalam iterasi yang disebut "sprint" yang biasanya berlangsung antara satu hingga empat minggu. 

Dalam penerapannya, libatkan pemangku kepentingan untuk komunikasi yang lebih jelas. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan meeting rutin untuk mengevaluasi progres. 

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan alat-alat manajemen proyek yang sesuai untuk membantu pelaksanaan metodologi Agile, seperti Basecamp. 

Memanfaatkan teknologi dan tools yang tepat 

Untuk memilih teknologi yang bisa membantumu bekerja lebih efisien, kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal. 

Pertama, identifikasi kebutuhan dan tantangan spesifik dalam pekerjaanmu. Apakah kamu memerlukan alat untuk mengatur tugas, berkolaborasi dengan tim, atau mengelola proyek?  

Kalau sudah menemukan jawabannya, teliti setiap pilihan yang tersedia. Setelah itu, lakukan uji coba untuk mengetahui kualitas serta kemudahan penggunaannya.  

Nah, ketika kamu sudah menemukan tools yang pas, jangan lupa untuk berbagi informasi tersebut ke rekan kerja agar mereka bisa ikut produktif.


⁠Tips Tambahan untuk Meningkatkan
Agility 

Agar semakin mudah mencapai goals menjadi individu yang agile, kamu juga bisa menerapkan tips tambahan berikut:  

Menetapkan tujuan yang jelas dan terukur 

Untuk meningkatkan agility di tempat kerja, sebaiknya tentukan tujuan yang jelas dan terukur. 

Tujuan yang spesifik dan terukur akan membantumu tetap fokus. Selain itu, seluruh prosesnya pun dapat terorganisir sehingga lebih mudah mencapai hasil yang diinginkan. 

Bagi tugas 

Selanjutnya, bagi tugas-tugas besar menjadi langkah-langkah yang lebih kecil. Misalnya, saat membuat software, kamu bisa menyelesaikan setiap fitur dalam bagian tertentu dulu. 

Dengan memecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, kamu dapat meningkatkan fleksibilitas. Secara tak langsung, hal itu juga akan membantumu menangani perubahan yang mungkin terjadi dan membuat progres lebih mudah diukur. 

Menerapkan feedback dan belajar dari pengalaman 

Tak kalah penting, kamu harus selalu terbuka terhadap feedback. Belajarlah dari kesalahan untuk meningkatkan agility.  

Semakin sering menerima umpan balik, kamu akan semakin mahir mengidentifikasi area perbaikan agar terus berkembang.  

Lalu, gunakan pengalamanmu untuk memperbaiki strategi kerja dan memperkuat skill

Menjaga komunikasi yang terbuka dan transparan 

Tiga orang karyawan yang punya skill agility sedang berdiskusi di tempat kerja. (Image by pressfoto on Freepik) 

Komunikasi yang terbuka dan transparan adalah kunci dalam mempercepat proses kerja. Jadi, pastikan untuk berbagi informasi dengan jelas dan secara teratur kepada anggota timmu.

Untuk mengakomodir hal itu, kamu dan tim bisa mengadakan meeting rutin secara berkala.

Langkah ini akan memastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan dan tanggung jawab mereka. 

Membangun tim yang solid dan saling mendukung 

Terakhir, jangan lupa pilih orang yang tepat dan selalu berikan motivasi agar tim kamu semakin erat dan suportif. Mengapa hal ini penting?  

Saat semua anggota tim saling kenal dan mendukung satu sama lain, kamu dapat meningkatkan kolaborasi dan kepercayaan.  

Selain itu, semua orang akan tetap optimis saat menghadapi tantangan dan perubahan. Jadi, kamu bisa mencapai tujuan dengan lebih efektif. 


⁠Kesimpulan
 

Agility adalah kemampuan yang berguna untuk kehidupan pribadi maupun di tempat kerja. Konsep ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menanggapi perubahan dengan cepat. 

Dengan menguasai skill agility, kamu akan terdorong untuk terus belajar dan bangkit dari kesalahan.

Tentunya, hal ini akan sangat menguntungkanmu ketika hendak bekerja di tempat dengan budaya yang dinamis seperti startup. Di luar itu, kamu akan lebih berpeluang mendapatkan banyak keuntungan di tempat kerja, seperti salah satunya promosi! 

Jadi, kalau kamu memiliki kemampuan beradaptasi, pengetahuan tentang kerangka Agile, problem solving, dan komunikasi, jangan ragu untuk menulis berbagai soft skills tersebut ke dalam CV.

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat. 

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!


⁠Pertanyaan Seputar
Agility 

  1. Apa saja tantangan dalam mengimplementasikan agility? 
    ⁠Berikut adalah beberapa tantangan utama yang sering dihadapi dalam penerapan agility:
    ⁠⁠- Perubahan budaya organisasi yang mungkin sudah mapan. Budaya yang tidak mendukung eksperimen, inovasi, atau pengambilan keputusan yang cepat dapat menjadi hambatan serius dalam menerapkan pendekatan yang lebih adaptif. 
    ⁠- Agility sering kali mengharuskan kamu mengambil risiko dan beroperasi dalam lingkungan yang tidak pasti. Hal ini dapat menjadi sulit jika kamu masuk dalam organisasi yang cenderung memprioritaskan stabilitas dan prediktabilitas.
    ⁠- Implementasi  agility biasanya memerlukan pelatihan, teknologi, dan sumber daya lainnya. Organisasi yang memiliki anggaran terbatas atau keterbatasan sumber daya lainnya mungkin menghadapi tantangan dalam mengadopsi pendekatan yang lebih adaptif. 
  2. Apakah agility cocok untuk semua organisasi? 
    ⁠Organisasi dengan budaya yang sangat hierarkis atau struktur yang kaku mungkin menghadapi lebih banyak tantangan dalam mengadopsi prinsip-prinsip kerja yang lebih fleksibel. ⁠Namun, dengan pendekatan yang tepat, banyak organisasi dapat memanfaatkan prinsip-prinsip agility untuk meningkatkan responsivitas dan kinerja mereka. 
  3. Bagaimana cara meningkatkan agility dalam tim? 
    ⁠Untuk meningkatkan komponen agility dalam tim, fokuslah pada komunikasi terbuka, kolaborasi yang kuat, dan pembagian tugas yang jelas. ⁠Kemudian, gunakan metodologi kerja yang adaptif. Terakhir, berikan pelatihan serta dukungan yang cukup kepada anggota tim. Dengan begini, mereka akan siap menghadapi perubahan. 

More from this category: Keterampilan di tempat kerja

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.