Key Performance Indicator (KPI): Arti, Contoh, dan Cara Buatnya

Key Performance Indicator (KPI): Arti, Contoh, dan Cara Buatnya
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 04 December, 2024
Share

Ketika masuk dunia kerja, Key Performance Indicator (KPI) adalah bagian penting dari kariermu. Sederhananya, KPI menjadi tolok ukur pencapaian seseorang dalam mencapai targetnya. 

Tak hanya itu, KPI juga menjadi faktor penentu dalam tunjangan, promosi, dan kesuksesan jangka panjang di tempat kerja. 

Tapi, sebenarnya apa itu KPI? Apa saja manfaat dan bagaimana cara mencapainya? Agar kamu lebih siap memberikan performa terbaik di tempat kerja, yuk, temukan jawabannya di artikel ini! 


⁠Apa Itu
Key Performance Indicator (KPI)? 

Menurut Investopediakey performance indicator adalah alat untuk mengukur seberapa efektif suatu organisasi atau proyek dalam mencapai tujuan-tujuannya.  

KPI dapat memberikan gambaran yang jelas apakah semua aspek bisnis atau pekerjaan berjalan sesuai rencana, atau jika diperlukan perbaikan untuk meningkatkan hasil. 

Dalam dunia kerja, KPI dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yakni: 

  • KPI perusahaan: Berlaku untuk seluruh organisasi dan digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kinerja secara keseluruhan. KPI perusahaan dapat mencakup berbagai metrik ukur seperti pertumbuhan pendapatan, efisiensi operasional, atau pangsa pasar.
  • KPI karyawan: Lebih spesifik dan ditujukan untuk mengukur kinerja individu berdasarkan tanggung jawab, divisi, atau tingkat jabatannya. Contoh KPI karyawan bisa berupa target penjualan untuk tim marketing atau jumlah proyek yang berhasil diselesaikan untuk tim manajemen proyek. 

Dengan adanya KPI, manajemen dapat melacak kemajuan terhadap target yang telah ditetapkan dan mengambil tindakan korektif jika perlu. Bagi karyawan atau individu, KPI berguna untuk evaluasi kinerja.


⁠Pentingnya
Key Performance Indicator 

Mengapa key performance indicators merupakan elemen yang penting di perusahaan? Selain membantu perusahaan dalam memantau kemajuan, KPI juga memberikan dampak positif terhadap kinerja individu dan tim secara keseluruhan. 

Berikut adalah beberapa alasan mengapa KPI sangat penting di dunia kerja: 

Meningkatkan fokus dan motivasi karyawan 

Secara garis besar, KPI bisa membantu kamu dan tim tetap fokus pada tugas yang benar-benar penting. Sebab, target ini memberikan arah yang jelas agar setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka. 

Ketika karyawan mengetahui indikator performa mana saja yang diukur, mereka akan lebih bertanggung jawab. Alhasil, motivasi untuk bekerja lebih keras demi mencapai target juga meningkat. 

Hal itu pada akhirnya bisa membantu memastikan bahwa semua orang bergerak ke arah yang sama dan bekerja dengan lebih terarah. 

Meningkatkan akuntabilitas dan performa kerja 

Dengan adanya KPI, setiap orang dalam tim akan lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Karyawan yang menyadari bahwa kinerjanya dipantau melalui KPI cenderung lebih disiplin dan konsisten. 

Ketika hasil kerja setiap pegawai terukur, kamu bisa lebih mudah menilai siapa yang bekerja dengan baik dan siapa yang perlu perbaikan. Hasilnya, semua karyawan akan lebih terdorong untuk meningkatkan kinerja.

Mempermudah pengukuran dan evaluasi kemajuan 

Salah satu manfaat utama dari KPI adalah kemampuannya untuk menyediakan alat ukur yang jelas dan objektif. KPI memungkinkan kamu sebagai karyawan dan manajemen untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai. 

Dengan data yang tersedia, kamu bisa menilai apakah performa kerjamu berada di jalur yang benar atau perlu penyesuaian. Proses evaluasi menjadi lebih mudah melalui KPI karena setiap kemajuan dapat diukur dengan data yang akurat. 

Mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik 

KPI memberikan data berbasis fakta yang sangat penting dalam pengambilan keputusan. Misalnya, data dari KPI dapat membantumu menentukan jenis pelatihan atau pengembangan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja di tempat kerja. 

Melalui KPI, kamu bisa melihat tren dan pola yang muncul dari data tersebut. Pada akhirnya, kamu dan tim bisa merencanakan langkah-langkah yang lebih bijaksana. Akhirnya, keputusan yang diambil akan lebih efektif dan berdasarkan informasi yang akurat. 

Membantu mencapai tujuan bisnis 

Terakhir, KPI bisa membantumu mencapai tujuan bisnis yang sudah ditetapkan oleh petinggi perusahaan. Dengan terus memantau dan mengukur performa, kamu bisa memastikan bahwa semua aspek bisnis bergerak ke arah yang diinginkan. 

Jika KPI diterapkan secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional. KPI juga bisa membantu kamu dan tim mengidentifikasi area perbaikan dan memastikan tim selaras dalam mencapai tujuan.

Selain itu, eksekutif perusahaan juga dapat menggunakan KPI untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang performa organisasi secara keseluruhan. Dengan begitu, perusahaan dapat membuat keputusan strategis yang mendukung pertumbuhan dan kesuksesan bisnis. 


⁠Fungsi
Key Performance Indicator 

Key Performance Indicator memiliki peran penting dalam manajemen perusahaan. Tidak hanya membantu perusahaan mencapai tujuan strategis, KPI juga mendukung perkembangan dan tim. Berikut adalah beberapa fungsi utama KPI dalam perusahaan: 

Mengukur pencapaian individu dan tim 

KPI memberikan alat yang efektif untuk mengukur seberapa baik karyawan dan tim dalam mencapai target. Sebagai pemimpin, kamu dapat dengan mudah menilai apakah seorang karyawan atau tim bekerja sesuai dengan ekspektasi atau tidak. 

Dengan adanya KPI yang jelas, kontribusi masing-masing anggota tim menjadi lebih terlihat. Hal ini memberikan dasar yang kuat untuk memberikan penghargaan atau apresiasi kepada mereka. 

Pemantauan kinerja melalui KPI juga memungkinkan pemimpin untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahan individu. Kamu pun bisa lebih memahami kontribusi masing-masing orang dalam organisasi untuk semakin mengapresiasi mereka

Mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki 

Di satu sisi, KPI membantumu menemukan area yang memerlukan perbaikan. Jika ada indikator yang menunjukkan penurunan performa, baik pada level individu maupun tim, manajemen dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki situasi. 

Sebagai contoh, KPI menunjukan rendahnya produktivitas di suatu departemen. Maka, tindakan konkret seperti pelatihan, restrukturisasi, atau pengelolaan sumber daya dapat segera diimplementasikan. 

Jadi, kamu bisa lebih berfokus pada masalah spesifik dan meningkatkan efisiensi operasional. Kamu pun juga dapat mengelola waktu dengan lebih baik karena tahu apa yang harus dilakukan. 

Melacak kemajuan dan tren 

Fungsi KPI selanjutnya adalah membantu perusahaan melacak kemajuan dari waktu ke waktu. Dengan melacak kemajuan secara berkala, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka tetap berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan jangka panjang. 

Nah, jika data tetap konsisten, kamu bisa melihat apakah strategi yang dijalankan berhasil atau perlu penyesuaian. Dengan begitu, kamu dapat segera beradaptasi dengan keadaan agar tetap kompetitif. 

Memberikan umpan balik yang konstruktif 

Dua lelaki berpakaian smart casual sedang berdisuksi tentang KPI di tempat kerja. (Image by pressfoto on Freepik)

Manfaat KPI selanjutnya adalah kamu bisa punya dasar yang kuat untuk memberikan umpan balik kepada karyawan. Sebab, kamu bisa memberikan feedback yang spesifik dan konstruktif berdasarkan data nyata.  

Menurut riset Gallup, karyawan lebih menghargai umpan balik yang spesifik dan berbasis pada fakta yang ada. Dengan feedback yang lebih terarah, karyawan akan terdorong untuk terus berkembang. 

Mendorong budaya kerja yang berfokus pada hasil 

Dengan adanya KPI, kamu mendorong budaya kerja yang berorientasi pada hasil. Dengan kata lain, semua orang di perusahaan akan lebih fokus pada pencapaian target dan tujuan yang sudah ditetapkan.  

Budaya kerja yang berfokus pada hasil akan memastikan bahwa setiap karyawan memahami pentingnya kinerja yang baik dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pada akhirnya, KPI mendorong seluruh tim untuk bekerja lebih keras, lebih cerdas, dan lebih efektif. 


⁠Berbagai Contoh
Key Performance Indicator  (KPI) Berdasarkan Posisi 

Key Performance Indicator di setiap perusahaan dapat berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan posisi kerja. 

Lantas, seperti apa contoh KPI karyawan dan perusahaan yang umum digunakan? Kamu bisa menyimak contoh KPI karyawan dalam berbagai situasi di bawah ini: 

KPI untuk penjualan 

Tim penjualan memiliki KPI yang berfokus pada target finansial dan hubungan dengan prospek. Berikut beberapa contoh key performance indicator perusahaan dari segi penjualan:

  • Keuntungan penjualan: Mengukur laba bersih setelah dikurangi biaya operasional dan pajak. Contohnya, "mencapai keuntungan bersih sebesar Rp500 juta dalam satu kuartal."
  • Conversion rate: Persentase prospek yang berubah menjadi pelanggan. Contohnya, "mencapai conversion rate sebesar 20% dari semua prospek yang masuk."
  • Siklus penjualan: Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengubah prospek menjadi pelanggan. Misalnya, "mengurangi waktu siklus penjualan dari 30 hari menjadi 25 hari." 

Adapun untuk contoh key performance indicator karyawan sales bisa mencakup target harian. Contoh KPI individu dengan target penjualan harian adalah: "Menghubungi 50 calon pelanggan dan menjual 10 produk setiap hari."

KPI untuk layanan pelanggan 

Tim layanan pelanggan memiliki KPI yang berfokus pada respons dan kepuasan pelanggan. Bagaimanakah contoh key performance indicators perusahaan untuk tim layanan pelanggan? Berikut contoh KPI karyawan tim layanan pelanggan: 

  • Waktu respons: Waktu rata-rata untuk merespons permintaan atau keluhan pelanggan. Contoh, "merespons semua permintaan dalam waktu 24 jam."
  • Tingkat kepuasan pelanggan: Persentase pelanggan yang merasa puas dengan layanan. Contoh, "mencapai tingkat kepuasan pelanggan minimal 90% setiap bulan."
  • Net Promoter Score (NPS): Skor yang mengukur loyalitas pelanggan berdasarkan seberapa besar kemungkinan mereka merekomendasikan perusahaan. Misalnya, "mencapai skor NPS 70." 

Lalu, contoh KPI karyawan customer service yang berlaku secara individual bisa berupa “menjawab 20 chat pelanggan yang masuk setiap hari kerja.” 

KPI untuk operasional

Divisi operasi bertanggung jawab untuk efisiensi produksi dan manajemen sumber daya. KPI yang biasa digunakan di bidang ini antara lain: 

  • Waktu produksi: Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk. Contohnya, "mengurangi waktu produksi dari 2 jam menjadi 1,5 jam per unit."
  • Tingkat kecacatan produk: Persentase produk yang cacat dari total produksi. Contohnya, "menurunkan tingkat kecacatan menjadi kurang dari 1%."
  • Utilisasi kapasitas: Persentase penggunaan kapasitas produksi yang tersedia. Contohnya, "meningkatkan utilisasi kapasitas menjadi 85%."
  • Biaya operasional: Mengukur efisiensi biaya. Misalnya, "mengurangi biaya operasional sebesar 10% dalam satu tahun." 

KPI untuk pemasaran 

Selanjutnya, ini adalah berbagai contoh KPI karyawan yang relevan untuk tim marketing. Tim pemasaran menggunakan KPI untuk mengukur efektivitas kampanye dan strategi pemasaran. Contoh KPI untuk pemasaran antara lain: 

  • Jumlah pelanggan baru: "Menghasilkan 200 pelanggan baru per bulan dari aktivitas pemasaran."
  • Customer Acquisition Cost (CAC): Biaya rata-rata untuk mendapatkan satu pelanggan baru. Contohnya, "mengurangi CAC menjadi Rp1 juta per pelanggan."
  • Conversion rate: Persentase prospek dari kampanye pemasaran yang menjadi pelanggan. Contohnya, "mencapai conversion rate sebesar 15%."
  • Engagement media sosial: Jumlah likeshare, dan komentar di media sosial. Contohnya, "meningkatkan engagement rata-rata sebesar 25% dalam tiga bulan." 

KPI untuk SDM 

Terakhir, berikut adalah berbagai contoh key performance indicator atau KPI karyawan HRD: 

  • Retention rate: Persentase karyawan yang bertahan di perusahaan. Contohnya, "meningkatkan retention rate hingga 90% sebelum akhir tahun."
  • Waktu pengisian posisi kosong: Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi posisi yang terbuka. Misalnya, "mengurangi waktu pengisian posisi dari 45 hari menjadi 30 hari."
  • Tingkat absensi karyawan: Persentase ketidakhadiran karyawan. Contohnya, "menurunkan tingkat absensi menjadi kurang dari 2%."
  • Tingkat kepuasan karyawan: Persentase karyawan yang puas dengan lingkungan kerja. Contohnya, "mencapai tingkat kepuasan karyawan sebesar 85%." 


⁠Cara Membuat
Key Performance Indicator 

Setelah melihat contoh KPI karyawan, mari kita belajar cara membuat key performance indicator (KPI). Berikut adalah panduan langkah-langkah membuat KPI yang baik dan terukur: 

Tetapkan tujuan yang SMART 

Menurut Badawi, KPI perusahaan maupun karyawan akan lebih mudah tercapai dengan metode SMART. Artinya, tujuanmu harus jelas, terukur, realistis, relevan dengan bisnismu, dan memiliki batas waktu.  

Tujuan yang dibentuk dengan metode SMART akan membantu memastikan bahwa KPI mudah dipahami dan dapat dicapai. Berikut penjelasan lengkapnya:

  • Specific (spesifik): Tujuan harus jelas dan tidak ambigu. Misalnya, "meningkatkan penjualan produk X."
  • Measurable (terukur): Tentukan metrik yang dapat diukur, misalnya "meningkatkan penjualan sebesar 20%."
  • Achievable (dapat dicapai): Pastikan target realistis dan bisa dicapai oleh tim dengan sumber daya yang ada.
  • Relevant (relevan): KPI harus relevan dengan tujuan bisnis atau departemen.
  • Time-bound (berbatas waktu): Tetapkan jangka waktu yang spesifik. Contohnya: “Meningkatkan penjualan produk X sebesar 20% dalam enam bulan ke depan.” 

Identifikasi metrik yang relevan 

Ilustrasi pembuatan KPI karyawan. (Image by freepik)

Setelah menentukan tujuan dengan metode SMART, langkah berikutnya adalah memilih metrik yang sesuai untuk mengukur progres.

Metrik yang dipilih harus relevan dan memberikan gambaran yang akurat mengenai pencapaian tujuan. Sebagai gambaran, kamu bisa mempelajari contoh berikut ini: 

  • Untuk tim sales, metrik yang relevan bisa berupa jumlah penjualan, pendapatan, atau conversion rate.
  • Untuk tim layanan pelanggan, metrik yang digunakan bisa berupa tingkat kepuasan pelanggan, jumlah keluhan yang terselesaikan, atau waktu respons. 

Memilih metrik yang tepat akan memastikan bahwa KPI benar-benar mencerminkan kinerja yang signifikan terhadap tujuan yang telah ditetapkan. 

Tetapkan target yang realistis 

Ketika menentukan KPI, kamu mungkin menginginkan target yang menantang untuk memacu produktivitas. Namun, kamu harus tetap memastikan bahwa target tersebut tetap realistis agar dapat dicapai.

Pasalnya, target yang terlalu tinggi dapat menyebabkan burnout dan menurunkan motivasi kerja. Di sisi lain, target yang terlalu rendah tidak akan mendorong kinerja optimal. 

Dalam prosesnya, libatkan karyawan untuk memastikan KPI lebih realistis dan dapat dicapai. Contoh: Untuk tim penjualan, target realistis bisa berupa “menjual 50 produk per minggu” atau “mencapai pendapatan bulanan sebesar Rp200 juta.” 

Komunikasikan KPI kepada karyawan 

Setelah menetapkan KPI, pastikan kamu mengomunikasikannya kepada semua karyawan yang terlibat. Jelaskan mengapa KPI ini penting, bagaimana mereka akan diukur, dan apa yang diharapkan dari setiap orang.  

Pastikan setiap anggota tim mengetahui peran mereka dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Komunikasi yang efektif akan membantu karyawan lebih bersemangat dan termotivasi untuk berusaha mencapai target KPI. 

Pantau dan evaluasi KPI secara berkala 

Terakhir, jangan lupa memonitor pencapaian KPI secara berkala. Tentukan jadwal untuk mengevaluasi progres, misalnya setiap bulan atau setiap kuartal.  

Gunakan data yang dikumpulkan untuk melihat apakah perlu melakukan penyesuaian strategi atau tindakan tambahan untuk memperbaiki kinerja. Jika KPI tidak tercapai, analisis penyebabnya dan cari solusi yang dapat diterapkan. 

Evaluasi berkala akan membantu perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan dan perubahan. Misalnya jika penjualan tidak mencapai target, analisis bisa dilakukan untuk mengetahui apakah ada masalah dengan strategi pemasaran, kompetisi, atau faktor eksternal lainnya. 


⁠Tips Sukses Menerapkan
Key Performance Indicator 

Berikut beberapa tips yang bisa membantu kesuksesan penerapan KPI di perusahaan: 

Libatkan karyawan dalam proses pembuatan KPI 

Pertama dan yang terpenting, jangan lupa ajak karyawan dalam proses penentuan KPI. Dengan berdiskusi bersama, karyawan bisa memberikan masukan terkait realitas pekerjaan sehari-hari. Tujuannya agar KPI yang ditetapkan menjadi lebih realistis dan relevan. 

Ketika karyawan merasa ikut andil dalam pembuatan KPI, mereka cenderung lebih bertanggung jawab terhadap pencapaiannya. Pasalnya, mereka merasa KPI tersebut merupakan bagian dari tujuan pribadinya juga. 

Pastikan KPI mudah dipahami dan diukur 

Berikutnya, pastikan KPI yang kamu tetapkan mudah dipahami dan diukur oleh semua orang. Idealnya, KPI yang baik harus jelas dan spesifik agar tidak menimbulkan kebingungan.  

Hindari istilah yang terlalu teknis (jargon) atau konsep yang sulit dimengerti oleh karyawan. KPI yang jelas dapat memastikan karyawan mengetahui target dan metrik yang harus dicapai. 

Misalnya, KPI "meningkatkan penjualan bulanan sebesar 10%" harus disertai penjelasan tentang cara menghitung peningkatan tersebut. Hal ini akan menghindari kebingungan dan memastikan bahwa semua orang bekerja dengan tujuan yang sama. 

Tetapkan target yang realistis dan dapat dicapai 

Sangat penting untuk menetapkan target yang menantang namun tetap realistis. Alasannya, target yang terlalu tinggi bisa membuat karyawan merasa tertekan, sementara target yang terlalu rendah tidak akan memotivasi mereka. 

Jadi, carilah keseimbangan dengan menetapkan target yang menantang namun masih dalam jangkauan.  

Seperti apakah contoh KPI yang cukup seimbang? Kalau misalnya rata-rata penjualan bulananmu saat ini adalah 100 unit, menetapkan target 120 unit per bulan bisa menjadi target yang realistis dan menantang. 

Berikan umpan balik yang konstruktif kepada karyawan 

Selama memantau kinerja karyawan, kamu perlu memberikan masukan yang konstruktif kepada karyawan berdasarkan pencapaian mereka. Bagaimana caranya? 

Gunakan data dari KPI untuk memberikan masukan spesifik dan berdasarkan fakta yang terukur. Umpan balik yang konstruktif harus mencakup pujian atas apa yang sudah berjalan baik. Lalu, diikuti dengan saran perbaikan untuk aspek yang belum memenuhi harapan. 

Kamu bisa mencoba menggunakan metode sandwich ketika ingin memberi feedback. Metode ini dilakukan dengan memberikan pujian di awal, diikuti dengan kritik, lalu diakhiri dengan dorongan positif. Cara ini dapat membantu menyampaikan kritik secara efektif dan dapat diterima oleh karyawan. 

Gunakan KPI untuk mendorong pengembangan karyawan 

Selanjutnya, jangan lupa memeriksa KPI secara berkala untuk mendorong pengembangan karyawan. Dengan kata lain, kamu perlu mengidentifikasi kebutuhan pelatihan atau pengembangan berdasarkan hasil KPI.  

Jika hasil KPI menunjukkan bahwa seorang karyawan kesulitan mencapai target tertentu, hal itu bisa menjadi tanda bahwa mereka memerlukan bimbingan atau pelatihan tambahan. 

Dengan demikian, KPI tidak hanya menjadi alat evaluasi, tetapi juga alat untuk membantu karyawan tumbuh dan berkembang dalam peran mereka. Langkah ini pada akhirnya akan memperbaiki performa individu maupun perusahaan secara keseluruhan. 

Review dan update KPI secara berkala 

Seorang lelaki berjas berdiri menerangkan KPI di kertas yang dibawanya ke rekan kerja wanita yang di sebelahnya. (Image by freepik)

Pada era digital seperti sekarang, bisnis dan lingkungan kerja akan selalu berubah. Jadi, kamu juga perlu menyesuaikan KPI dari waktu ke waktu. Meninjau KPI setiap kuartal, misalnya, akan memastikan bahwa KPI tetap relevan dengan kondisi bisnis dan tujuan jangka panjang perusahaan. 

Jangan lupa untuk menyampaikan setiap perubahan KPI kepada semua pihak yang berkepentingan. Alhasil, masing-masing pihak dapat memahami arah baru yang ingin dicapai oleh perusahaan. 


⁠Kesimpulan
 

Key performance indicator (KPI) adalah target yang penting untuk bisnis manapun karyawan. Karena dari sinilah kamu bisa meningkatkan kinerja karyawan keseluruhan maupun individual. 

Selain itu, KPI juga bisa memotivasi semua orang di tempat kerja agar terus berkembang. Untuk membuat target yang tepat, kamu bisa mulai dari penetapan tujuan menggunakan metode SMART. Kemudian pilih metrik yang relevan dan realistis. 

Setelah KPI ditetapkan, penting untuk mengomunikasikannya kepada tim dan memantaunya secara berkala. Dengan cara ini, perusahaan dapat mencapai tujuan bisnis dengan lebih efektif. Di sisi lain, kinerja karyawan juga dapat diukur secara objektif. 

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dari banyak pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet. Butuh teman diskusi soal karier untuk memperluas networking? Gabung Komunitas Jobstreet, sekarang!

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dannikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!


 

Pertanyaan Seputar Key Performance Indicator 

  1. Bagaimana cara memilih KPI yang tepat untuk karyawan baru? 
    Pastikan KPI sesuai dengan tanggung jawab karyawan baru. Utamakan target yang bisa membantu mereka beradaptasi dengan budaya serta proses kerja perusahaan. Contoh KPI karyawan baru bisa berupa: "menyelesaikan on-the-job training dalam dua minggu". Bisa juga “mencapai 70% dari target yang berlaku untuk karyawan senior.”
  2. Bagaimana cara mengatasi karyawan yang tidak mencapai target KPI? 
    Cari tahu mengapa mereka kesulitan mencapai target tersebut. Lalu, ajak mereka berdiskusi, dan tawarkan solusi seperti pelatihan atau mentoring. Jika penyebabnya adalah indisipliner, kamu bisa mempertimbangkan sanksi bersama HRD.
  3. Bagaimana cara menggunakan KPI untuk meningkatkan retensi karyawan? 
    Gunakan KPI yang berkaitan budaya kerja, seperti "jumlah kegiatan tim per kuartal". Tujuannya untuk memastikan lingkungan kerja yang suportif dan kolaboratif. Kemudian, padukan dengan KPI yang mengukur kebahagiaan dan keterlibatan mereka.
  4. Siapa yang bertanggung jawab menyusun KPI karyawan? 
    Biasanya, manajer atau supervisor langsung bertanggung jawab menyusun KPI seorang karyawan. Namun, tidak menutup kemungkinan mereka juga akan meminta masukan dari HRD atau manajemen senior perusahaan.
  5. Seberapa sering KPI harus ditinjau dan diperbarui? 
    Idealnya setiap setiap 4-6 bulan sekali untuk menyesuaikan dengan perkembangan perusahaan. KPI juga dapat diperbarui jika ada perubahan kondisi pasar.

More from this category: Pengembangan karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Dengan memberikan informasi pribadi Anda, Anda menyetujui Pemberitahuan Pengumpulan dan Kebijakan Privasi. Jika Anda berusia di bawah 21 tahun, Anda memiliki izin dari orang tua agar Jobstreet dan afiliasinya memproses data pribadi Anda. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.