Hindari Burnout, Ini Tips Jaga Kesehatan Mental dan Fisik!

Hindari Burnout, Ini Tips Jaga Kesehatan Mental dan Fisik!
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 30 June, 2022
Share

Agar dapat memberikan kontribusi yang terbaik, semua pekerja wajib memiliki kesehatan mental dan fisik yang optimal. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua pekerja selalu memeriksa kondisi mereka setiap saat. Justru, hal yang diutamakan mereka adalah hasil dari pekerjaan mereka. Banyak pekerja yang bahkan rela begadang asalkan pekerjaan mereka selesai tepat waktu.

Hustle Culture yang Berujung pada Kelelahan

Perlu diketahui, meraih segala tujuan profesional tidaklah harus dilakukan dengan mengadopsi hustle culture. Hustle culture adalah budaya atau mentalitas bekerja tanpa batas tanpa memperhatikan kondisi fisik dan mental. Seringnya, mentalitas ini berakhir pada karyawan yang mengalami burnout. Burnout adalah lelah fisik maupun mental sehingga akhirnya kehilangan kapasitas untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Tapi, apa saja gejala-gejala ketika kamu mengalami burnout? Perhatikan tanda-tanda yang krusial berikut ini.

  • Semangat bekerja atau menyelesaikan pekerjaan hilang
  • Rasa lelah yang dialami di sebagian atau sekujur tubuh
  • Tidak merasa puas atas performa yang dikeluarkan
  • Penurunan pada nafsu makan
  • Kondisi fisik yang menurun sehingga mudah sakit
  • Merasa gagal atau tidak percaya diri di lingkungan kerja
  • Merasa terjebak sendiri di dunia pekerjaan maupun personal
  • Menunda-nunda mengerjakan tugas di kantor
  • Penurunan pada performa pekerjaan

Nah, bagaimana mungkin kita dapat berkembang secara profesional apabila kita terus-terusan mengalami burnout saat bekerja? Tentunya pekerjaan akan terasa lebih berat. Berikut tips ampuh menjaga kesehatan mental dan juga fisik di lingkungan pekerjaan!

6 Tips Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik di Pekerjaan

Ketahui saat Kamu Mengalami Burnout

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak dari kita yang terlalu mementingkan karir sehingga tidak mengutamakan kondisi kesehatan diri sendiri. Sayangnya, kecenderungan inilah yang mengakibatkan kita tidak tahu saat kita mulai mengalami burnout.

Padahal, burnout adalah kondisi yang bisa dihindari apabila kamu sudah tahu gejala-gejalanya pada dirimu. Nah, akan tetapi, perlu diketahui bahwa gejala-gejala ini sebenarnya berbeda pada setiap orang.

Maka dari itu, perhatikan pola kesehatan fisik dan juga mentalmu setiap saat. Melakukan medical check-up atau berbicara pada ahli kesehatan mental juga dapat membantu seseorang mengetahui kondisi tubuh dan kapasitas dirinya saat menjalani hari dan melakukan pekerjaan.

Kenali Apa Saja yang Membuatmu Burnout

Setelah menerima bahwa kamu pun bisa mengalami burnout; mengingat kamu juga punya kapasitas tertentu di dunia pekerjaan, kenali apa saja yang memicu sindrom burnout ini. Terkadang, hal ini bisa saja diakibatkan oleh faktor internal. Tapi, tidak dipungkiri juga bahwa burnout juga bisa diakibatkan oleh faktor eksternal.

Sebagai gambaran, simak beberapa pemicu burnout berikut ini

Faktor Internal

  • Kondisi kesehatan yang sedang menurun
  • Rasa kurang percaya diri sendiri
  • Tidak dapat membagi dan mengatur waktu
  • Kualitas tidur yang terganggu secara terus menerus
  • Kurangnya support system atau dukungan sosial

Faktor Eksternal

  • Ekspektasi hasil pekerjaan yang tinggi dari atasan
  • Bullying yang dilakukan oleh kolega di kantor
  • Deadline yang terlalu padat
  • Pekerjaan dengan laju yang monoton atau “itu-itu saja”
  • Jumlah pekerjaan (workload) yang terlalu banyak

Sebenarnya, masih banyak faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi kondisi kesehatan dan performa pekerjaan seseorang. Tetapi, di antara contoh faktor-faktor pemicu di atas, yang mana yang menjadi pemicu utama sindrom burnout yang kamu rasakan? Apa pun itu, pastikan untuk melakukan langkah yang tepat sasaran agar cara mengatasi burnout bisa dilakukan secara efektif.

Hindari Melakukan Pekerjaan dengan “Porsi yang Besar”

Ketika makan sehari-hari, porsi akan menentukan efek yang kamu alami setelahnya. Apabila porsi terlalu besar, kamu akan merasakan kekenyangan. Namun, apabila makanan dibagi menjadi beberapa porsi kecil, tentunya rasa kekenyangan ini akan bisa kamu hindari.

Begitu juga dengan pekerjaan. Ketika kamu melihat pekerjaan secara utuh, kamu akan terintimidasi akan pekerjaan tersebut dan kamu akan merasa malas untuk memulainya atau kelelahan setelah mengerjakannya. Namun, ketika kamu membaginya dalam beberapa porsi dan menyelipkan waktu istirahat di tengah-tengahnya, kemungkinan burnout akan berkurang dan kamu pun tidak akan melihat pekerjaan tersebut bagaikan lari sprint, tetapi seperti lari maraton. Yang terpenting, pekerjaanmu tetap dapat diselesaikan tepat waktu.

Salah satu metode yang bisa kamu coba adalah Pomodoro Technique yang diciptakan oleh Francesco Cirillo pada tahun 80-an. Metode ini mengharuskan kamu membagi pekerjaan dalam beberapa sesi, atau yang disebut sebagai pomodoro. Setelah melewati satu pomodoro (yang umumnya berlangsung selama 25 menit)kamu harus istirahat selama beberapa waktu, misalnya 10 menit.

Namun, setelah menyelesaikan pomodoro keempat, kamu harus istirahat lebih lama, yakni 20-30 menit. Gunakan waktu dengan berjalan-jalan, menikmati kopi, atau hal-hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pekerjaanmu. Ketika sudah mencapai batas yang kamu tentukan, kamu akan siap melakukan sesi-sesi pomodoro selanjutnya!

Mencoba Membuat Batasan yang Sehat

Jika kamu sudah mengetahui kapasitasmu dalam bekerja, kamu perlu membuat batasan yang sehat atau healthy boundaries antara dirimu dan juga pekerjaanmu. Sebagai contoh, apabila deadline yang ditentukan terlalu dekat dan mengharuskanmu bukan hanya lembur, tetapi begadang melakukan pekerjaan tersebut, cobalah untuk melakukan negosiasi dengan pihak-pihak atau stakeholders yang terkait.

Kemudian, apabila pemicu burnout yang kamu alami adalah kondisi kesehatan fisik yang kurang baik, tidak ada salahnya untuk mengajukan cuti. Setelah kondisimu sudah membaik, datanglah kembali dan berikan hasil pekerjaan yang jauh lebih baik.

Namun, pada kondisi yang serius, seperti bullying atau working culture (budaya pekerjaan) yang tidak sehat, kamu perlu melakukan tindakan-tindakan yang lebih serius, seperti mendiskusikannya dengan HRD. Jika tidak menemukan solusi, tidak ada salahnya untuk mulai mencari lowongan pekerjaan di perusahaan lainnya dengan working culture yang sehat.

Menjaga Kesehatan Fisik dengan Pola Hidup Sehat

Kesehatan mental berkaitan dengan kesehatan fisik, begitu juga sebaliknya. Ketika kondisi kesehatanmu tidak optimal, tentu kamu akan lebih berisiko mengalami burnout saat bekerja. Hal-hal ini mungkin bisa diakibatkan oleh kurangnya energi, badan yang lemas, sakit perut, atau gejala-gejala lainnya.

Jadi, pastikan untuk menerapkan pola hidup sehat lewat konsumsi makanan-makanan sehat serta melakukan olahraga. Kamu bukan hanya melakukan cara mengatasi burnout, tetapi juga menghindari risiko-risiko penyakit yang lebih serius.

Menurut American Heart Association (AHA), orang-orang dewasa membutuhkan setidaknya 150 menit per minggu untuk olahraga aerobik, seperti senam, jalan, atau lari. Disampaikan juga bahwa kebiasaan berolahraga dapat menjauhkanmu dari masalah-masalah serius seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan penyakit-penyakit lainnya. Tak hanya itu saja, menurut sumber yang sama, olahraga pun mampu menjauhkanmu dari risiko gangguan depresi dan cemas, meningkatkan kualitas tidur, dan menjaga fungsi otak.

Berhubungan dengan Orang-Orang di Sekitarmu

Apakah pekerjaanmu menuntut kamu mengisolasi diri sendiri di depan laptop atau komputer selama berjam-jam? Pastikan di tengah-tengah pekerjaanmu, kamu juga berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekitarmu, terutama orang yang membawa pengaruh positif denganmu. Orang-orang ini bisa saja merupakan kolega di kantor, sahabat sejak kuliah, atau anggota keluargamu.

Untuk lingkaran sosial atau pertemanan yang lebih kecil, kamu dapat mencurahkan isi hati dengan orang-orang yang ada di lingkaran tersebut. Setidaknya, beban yang kamu lewati dapat diketahui orang lain dan kamu akan merasa didengar, yang mana baik untuk kesehatan mentalmu.

Akan tetapi, pada kondisi yang darurat dan segera membutuhkan solusi, tidak ada salahnya untuk menghubungi orang-orang profesional yang ahli di bidang kesehatan mental, seperti psikolog. Saat ini, bantuan psikolog serta psikiater ditanggung oleh  Badan Penyelengara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan.

Demikian tadi langkah-langkah menjaga kesehatan mental dan fisik di pekerjaan serta cara mengatasi burnout yang bisa kamu lakukan. Kesimpulannya, burnout tidak datang secara tiba-tiba; kamu perlu memahami kapasitasmu di dunia pekerjaan maupun personal, karena keduanya sering kali berkaitan. Nah, apabila kamu sudah merasa lebih baik atau bahkan bebas dari sindrom burnout ini. Pastikan untuk selalu menjaga kesehatan mental dan fisik lewat pola hidup yang sehat dan ideal.

Ingin informasi lainnya seputar meningkatkan karir dan jenjang karirmu? Kunjungi halaman Tips Karir kami. Di sana, kamu akan menemukan berbagai artikel, mulai dari cara membuat CV yang baikjenjang karir pekerjaan tertentu, hingga keterampilan-keterampilan yang bisa diadopsi untuk meningkatkan jenjang karirmu.

Lalu, apabila terinspirasi untuk memulai jenjang karir baru atau mencari pekerjaan, kamu bisa memperbarui atau membuat akun JobStreet, di mana kami menghubungkan perusahaan-perusahaan dengan para talent berkompetensi, seperti kamu. Lalu, agar bisa cari kerja #BebasDrama, jangan lupa untuk unduh aplikasi JobStreet melalui Google Play Store maupun Apple App Store. Dengan begitu, kamu bisa terus up-to-date dengan berbagai lowongan pekerjaan yang menarik.

Selamat mencoba dan semoga informasi tadi bermanfaat, ya!

Di JobStreet kami selalu berupaya mengantarkan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Sebagai Partner karir, kami berkomitmen membantu pencari kerja menemukan passion dan tujuan dalam setiap langkah karir. Sebagai Partner Talent nomor 1 di Asia, kami menghubungkan perusahaan dengan kandidat tepat yang dapat memberikan dampak positif dan berkualitas kepada perusahaan.

Temukan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Kunjungi JobStreet hari ini.

Tentang SEEK di Asia 

SEEK adalah grup perusahaan, yang terdiri dari bisnis rekrutmen online, pendidikan, komersial dan nirlaba. SEEK memberikan kontribusi positif pada kehidupan orang banyak dalam skala global. SEEK terdaftar dalam Australian Securities Exchange, dan menjadi salah satu dari 100 perusahaan terbesar. Di Asia, SEEK beroperasi dengan brand JobStreet dan JobsDB, platform ketenagakerjaan terbesar di Asia dan pilihan utama bagi kandidat dan perusahaan. SEEK menarik lebih dari 500 juta kunjungan per tahun di enam pasar yang dioperasikannya, yaitu Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Tentang SEEK Limited

SEEK adalah grup perusahaan, yang terdiri dari bisnis rekrutmen online, pendidikan, komersial dan nirlaba. SEEK memberikan kontribusi positif pada kehidupan orang banyak dalam skala global. SEEK terdaftar dalam Australian Securities Exchange, dan menjadi salah satu dari 100 perusahaan terbesar. Pada tahun 2022, SEEK diakui sebagai salah satu dari Australia’s Top Ten Places to Work in Tech dalam penghargaan AFR BOSS Best Places to Work. Tahun ini, SEEK merayakan 25 tahun membantu warga Australia menjalani kehidupan kerja yang lebih memuaskan dan produktif.

More from this category: Tren gaji & profesi

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Jelajahi topik terkait

Pilih bidang minat untuk menelusuri karier terkait.

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.