Berpikir Untuk Mengajukan Pengunduran Diri? Coba Dulu 6 Hal Ini!

Berpikir Untuk Mengajukan Pengunduran Diri? Coba Dulu 6 Hal Ini!
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 30 June, 2022
Share

Fenomena Great Resignation atau kondisi di mana banyak pekerja memilih untuk resign kerja karena dampak pandemi bukan hanyalah tren yang terjadi tanpa sebab yang jelas. Pandemi memberikan dampak yang besar tidak hanya pada perekonomian pekerja, tetapi juga kondisi emosional dan psikologis. Sedikit atau banyak, hal ini memengaruhi kondisi dan kapabilitas pegawai dalam menjalani pekerjaannya, hingga akhirnya memilih untuk resign.

Apakah sekarang kamu sedang berpikir untuk mengundurkan diri hingga sudah mulai mencari lowongan kerja baru? Jika ya, jangan terbawa rasa cemas, takut, dan stres sehingga terburu-buru untuk memutuskan! Kamu harus mempertimbangkan langkah ini dengan matang sebelum akhirnya membuat keputusan besar tersebut. 

Kami harap artikel ini dapat membantu kamu dalam merefleksikan proses pertimbangan ini sebelum akhirnya membuat pilihan. Yuk, baca terus!

Pandemi membuat kamu harus beradaptasi dengan banyak hal. Mulai dari perubahan sistem kerja menjadi WFH atau hybrid, mempertahankan work life balance, mengatur keuangan karena terkena pemotongan gaji, hingga menjaga kesehatan mental.

Banyak hal buruk yang bisa menyebabkan perasaan cemas, takut, dan seolah tak bisa ke mana-mana atau terjebak. Akibatnya, beberapa hal yang mungkin muncul di benakmu, antara lain merasa tidak termotivasi dan stres atau, bahkan, merasa ingin segera mengundurkan diri. Perasaan ini perlu kamu identifikasi penyebabnya untuk memastikan apakah solusi paling tepatnya memang resign kerja.

Untuk itu, sebelum membuat surat pengunduran ini, cobalah untuk melakukan beberapa cara meningkatkan motivasi kerja berikut ini.

  • Melakukan evaluasi karir

Suatu masalah akan terasa semakin sulit diselesaikan jika tidak diketahui akarnya. Karena itu, ketika terpikir untuk resign karena kehilangan motivasi, sebaiknya kamu merefleksikan kembali perjalanan karirmu selama ini untuk mencari tahu faktor apa yang membuatmu merasa demikian. Berikut beberapa pertanyaan yang bisa kamu tanyakan pada dirimu sendiri:

  • “Mengapa saya saat itu memilih pekerjaan ini?”
  • “Apa yang saya sukai dari pekerjaan ini?”
  • “Apakah pekerjaan ini sesuai dengan passion saya?”
  • “Apa yang saya tidak sukai dari pekerjaan ini?”
  • “Jika saya membayangkan 5 tahun ke depan dan masih berada di sini, apa saya akan menyukainya?”
  • “Apakah saya memiliki prospek yang menjanjikan jika berada di sini?”

Setelah menanyakan hal tersebut, tuliskan jawaban-jawaban tersebut ke dalam tabel kelebihan dan kekurangan dari kondisi yang kamu rasakan di tempat kerja. Misalnya, kelebihannya adalah rekan kerja yang kooperatif dan atasan yang suportif. Sementara kekurangannya, setelah kamu melakukan survei gaji, ternyata banyaknya beban kerja yang harus kamu penuhi hanya dihargai upah yang jauh lebih rendah dari standar di bursa kerja.

Menuliskan perasaanmu mengenai kondisi pekerjaan ini diharapkan dapat membantumu fokus untuk melihat sisi positif dan negatif dari pekerjaanmu. Sehingga nantinya, kamu akan terhindar dari bertindak secara impulsif atau terburu-buru dalam mengajukan resign.

  • Identifikasi penyebab stres

Setelah melihat kembali awal karirmu di pekerjaan tersebut, sekarang waktunya kamu lebih dalam lagi mengenal kekurangan yang kamu rasa dimiliki dari pekerjaanmu saat ini. Mungkin ketika kamu bangun tidur kamu merasa baik-baik saja, lalu ketika kamu bersiap untuk melakukan tugas kerjamu hari ini, tiba-tiba kamu merasa cemas, takut, muak, atau ingin lari dari kegiatan di hari itu. 

Perasaan semacam ini dapat dikategorikan sebagai rasa stres, yang tentunya dapat dipicu oleh banyak hal. Berikut beberapa permasalahan yang dapat menyebabkan perasaan tertekan tersebut.

  • Mendapatkan perlakuan diskriminatif dari atasan maupun rekan kerja.
  • Tidak diapresiasi usaha dan pencapaiannya.
  • Tidak mendapatkan fasilitas yang menjadi kewajiban perusahaan (jaminan sosial dan keselamatan kerja).
  • Tidak diizinkan untuk mengambil hak cuti.
  • Lembur tanpa dibayar.
  • Tidak mendapatkan gaji sesuai dengan kesepakatan.

 

Apakah kamu mengalami hal di atas? Jika ya, pernahkah kamu mencoba berbicara dengan manajer atau HR mengenai hal tersebut? Atau, apakah perusahaan kamu memberikan ruang aman untuk berkomunikasi secara sehat mengenai permasalahan yang menyebabkan kamu stres?

 

Manajemen dan HR perusahaan yang baik akan mendengarkan pegawai dengan didasari rasa menghargai dan menghormati kontribusi dan komitmen yang telah diberikan oleh pegawai tersebut.

 

Cobalah untuk menyiapkan catatan mengenai hal-hal yang kamu rasa membuatmu merasa tertekan saat bekerja. Setelah itu, mintalah waktu khusus untuk menyampaikan permasalahan tersebut kepada HR agar dapat berdiskusi untuk mencari win-win solution.

Baca juga: Cara Tepat Meminta Kenaikan Gaji 

  • Mulai mengapresiasi diri sendiri

Pernahkah kamu merasa tidak pernah cukup meskipun sudah memberi usaha yang terbaik? Lalu, jika target yang direncanakan tidak tercapai, meskipun usaha pribadimu sudah maksimal, kamu merasa melakukan kesalahan yang akan merugikan perusahaan. Jika kamu merasakan hal ini, wajar saja kamu mudah merasa burn out yang menyebabkan kamu lebih mudah stres dan kehilangan motivasi untuk bekerja.

Ingatlah bahwa sekeras apapun usaha pribadimu, masih banyak faktor eksternal yang dapat menyebabkan tidak tercapainya target yang seharusnya. Faktor lain bisa saja muncul dalam bentuk kurangnya teamwork karena salah satu anggota tim kamu sedang menghadapi masalah personal yang berat, klien yang membatalkan kerja sama karena memiliki rencana baru yang lebih strategis, atau deadline yang terpaksa kamu lewatkan karena atasanmu memberi tugas lain secara dadakan. 

Kamu hanya bisa mengontrol usaha yang kamu lakukan, sementara kamu tidak punya kapabilitas untuk mengendalikan faktor di luar itu. 

Jika saat ini kamu sedang kehilangan motivasi karena permasalahan ini, sebaiknya kamu mulai fokus untuk sedikit lebih peduli pada dirimu sendiri. Bahkan, jika perlu, carilah bantuan profesional seperti psikiater atau psikolog untuk membantumu mengatur atau mencari coping strategy atau strategi mengatasi masalah sehingga prosesmu memulihkan semangat diri akan semakin terarah.

Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi

  • Berupaya keluar dari zona nyaman

Kita tidak dapat tumbuh tanpa melangkah keluar dari zona nyaman. Jika sebelumnya perasaan stuck bisa disebabkan karena kondisi yang penuh tekanan, ternyata kondisi yang terlalu nyaman juga bisa menyebabkan kamu merasakan hal yang sama. 

Jika pekerjaan kamu monoton, itu-itu saja, sudah bertahun-tahun namun tidak ada perubahan, maka kemungkinan tidak ada variasi tanggung jawab yang bisa membuat kamu merasa tertantang dan termotivasi untuk mendobrak batas dan menambah kemampuan diri. Kondisi ini dapat membuat kamu merasa bosan sehingga akhirnya tidak termotivasi untuk melakukan tanggung jawab kerja. 

Jika saat ini kamu merasakan kesulitan untuk fokus kerja karena hal ini, cobalah untuk memikirkan opsi untuk keluar dari zona nyaman. Apakah ada peluang untuk kamu mencoba pekerjaan di departemen lain? Apakah mungkin jika kamu meminta untuk dipercayai sebagai pemimpin dalam suatu proyek kerja? Apakah perusahaan dapat memberi fasilitas upskill agar kamu dapat belajar keterampilan baru dan memperluas wawasanmu?

Cobalah untuk menantang dirimu dengan hal baru. Dengan begitu  perasaanmu yang sebelumnya jenuh dapat berubah menjadi termotivasi untuk mengaplikasikan pengalamanmu selama ini untuk meraih pencapaian baru.

  • Membuka komunikasi dengan rekan kerja

Setiap orang memiliki ritme masing-masing dalam bekerja. Ada orang yang lebih nyaman multitasking sehingga pekerjaannya nampak lebih cepat selesai. Sementara, ada juga yang lebih nyaman fokus pada satu hal sampai tuntas lalu setelah itu berpindah pada tugas lainnya. 

Sama halnya dengan relasi dengan rekan kerja. Ada orang yang nyaman untuk saling berbagi tips dalam menyelesaikan pekerjaan, ada juga yang lebih memilih untuk fokus bekerja sendiri saja.

Perlu diingat bahwa, sehebat apapun kamu dalam bekerja dan seluas apapun wawasanmu, memahami cara menempatkan diri dengan rendah hati adalah suatu cara yang akan membantumu berkembang. 

Dalam bekerja, cepat atau lambat, kamu pasti harus berinteraksi dengan rekan kerjamu. Ingatlah bahwa menunjukkan sikap rendah hati dengan meminta, menerima, dan memberi bantuan, saran, kritik konstruktif, serta dengan tulus berterima kasih adalah hal yang penting. 

Dengan melakukan ini, tidak hanya kamu saja yang berendah hati, kamu juga mengizinkan rekan kerjamu untuk berendah hati dengan berbagi ide dan wawasannya untuk perkembangan karirmu.

Jadi, tidak ada salahnya mencoba meminta saran atau sekadar sharing kesulitanmu dalam menjalani pekerjaan kepada rekan kerjamu. Siapa tahu mereka bisa membantumu tetap termotivasi karena mereka juga pernah berada di posisi kamu sebelumnya. Bisa saja kamu diberikan saran yang sangat aplikatif atau, sekadar merasa lega karena bisa mengeluarkan keluh kesahmu karena ada pendengar yang sama-sama memahami kondisi dan situasi perusahaan.

  • Memanfaatkan cuti untuk berlibur

Kesehatan mental dapat mempengaruhi sistem imun, kestabilan emosi, dan fokus dalam bekerja. Jika dalam kondisi tertekan kamu memaksakan diri untuk bekerja, maka kamu hanya menyudutkan dirimu dalam kondisi tidak optimal yang akan meningkatkan risiko kegagalan.

Jika kamu merasa berulang kali tidak mampu menyelesaikan pekerjaan, telah mencoba sekuat apapun untuk tetap fokus, namun hasilnya tidak baik, ini bisa jadi salah satu tanda kamu butuh rehat sejenak.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah, kamu memiliki hak untuk cuti paling sedikit 12 hari dalam setahun. Pikirkanlah untuk memanfaatkan opsi ini dan mengalokasikan liburan singkat sepenuhnya untuk quality time bersama dirimu sendiri, keluarga, teman, atau orang terdekat lainnya.

Bagai baterai yang sudah habis, liburan singkat ini dapat menjadi kesempatanmu untuk recharge agar dapat bekerja kembali dengan optimal.

Jika kamu mengambil keputusan resign tanpa pertimbangan yang matang di tengah situasi pandemi, maka tidak dipungkiri ini akan beresiko besar pada keberlangsungan karirmu di masa depan.

Jadi, sebelum mulai mencari info tentang cara mengundurkan diri dari pekerjaan, coba dulu untuk mengaplikasikan tips di atas, ya! 

Tetapi, jika sudah mempertimbangkan keenam poin tersebut dan hasilnya kamu merasa akan lebih baik jika kamu resign, pastikan untuk menyusun perencanaan karir dahulu agar langkah dan target selanjutnya semakin terarah. 

Jika sudah, segera cari lowongan kerja yang kamu inginkan dengan mudah, cepat, dan efektif bersama JobStreet. 

Di JobStreet kami selalu berupaya mengantarkan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Sebagai Partner Karir, kami berkomitmen membantu pencari kerja menemukan passion dan tujuan dalam setiap langkah karir. Sebagai Partner Talent nomor 1 di Asia, kami menghubungkan perusahaan dengan kandidat tepat yang dapat memberikan dampak positif dan berkualitas kepada perusahaan.

Temukan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Kunjungi JobStreet hari ini.

Tentang SEEK Asia

SEEK Asia, gabungan dari dua merek ternama Jobstreet dan jobsDB, adalah portal lowongan pekerjaan terkemuka dan destinasi pilihan untuk pencari dan pemberi kerja di Asia. Kehadiran SEEK Asia menjangkau 7 negara yaitu Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam. SEEK Asia adalah bagian dari SEEK Limited Company terdaftar di Bursa Efek Australia, portal lowongan pekerjaan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. SEEK Asia dikunjungi lebih dari 400 juta kali dalam setahun.

Tentang SEEK Limited

SEEK adalah grup perusahaan yang beragam, dengan portofolio yang kuat  yang mencakup usaha lowongan pekerjaan daring , pendidikan, komersial dan relawan. SEEK hadir secara global (termasuk di Australia, Selandia Baru, Cina, Hong Kong, Asia Tenggara, Brazil dan Meksiko), yang menjangkau lebih dari 2,9 miliar orang dan sekitar 27 persen PDB global. SEEK memberikan kontribusi positif kepada orang-orang dalam skala global. SEEK terdaftar dalam Bursa Efek Australia, yang menempatkannya sebagai 100 perusahaan teratas dan telah diperingkat sebagai 20 Perusahaan Paling Inovatif oleh Forbes.

 

More from this category: Merubah karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Jelajahi topik terkait

Pilih bidang minat untuk menelusuri karier terkait.

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.