Skill Negosiasi: Definisi, Prinsip, Tahapan, dan Cara Meningkatkan

Skill Negosiasi: Definisi, Prinsip, Tahapan, dan Cara Meningkatkan
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 06 June, 2024
Share

Jangan harap punya gaji tinggi jika kamu tidak punya skill negosiasi. Pengalaman dan keahlian kamu mungkin bisa jadi sia-sia jika tidak dilengkapi dengan kemampuan negosiasi yang baik.

Dalam proses pencarian kerja, negosiasi gaji adalah pintu terakhir yang memisahkan kamu dengan pekerjaan impian. Jadi, negosiasi termasuk dalam kategori skill penting yang harus kamu miliki agar sukses di dunia kerja.

Kamu pasti nggak mau kan, gagal mendapat pekerjaan atau harus menerima gaji di bawah standar keahlian dan pengalaman hanya karena masalah negosiasi?

Di luar topik dunia kerja, skill negosiasi yang baik juga sangat berguna untuk membangun relasi, menyelesaikan masalah, hingga menentukan kesuksesan kerja sama antara perorangan atau instansi.

Intinya, negotiation skills sangat penting dan bermanfaat untuk berbagai aspek kehidupan. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan persuasif dan taktis dapat membuka pintu-pintu peluang yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan.

Lantas, apa saja tahapan dan prinsip negosiasi? Bagaimana cara meningkatkan skill negosiasi di dunia kerja professional? Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam artikel ini.

Kita akan belajar prinsip dasar, langkah-langkah kunci, kesalahan yang perlu dihindari, dan bagaimana cara mengasah negotiation skill. Yuk, kita bedah satu-satu. 


⁠Apa Itu Skill Negosiasi?

Sebelum belajar cara meningkatkan skill negosiasi, kita harus tau dulu apa pengertiannya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi memiliki dua pengertian.

Pertama, negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara dua pihak. Kedua, negosiasi adalah penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa.

Dikutip dari Kompas.com, Ann Jackman dalam bukunya yang berjudul "How To Negotiate" punya perspektif berbeda. Ann Jackman menjelaskan bahwa negosiasi adalah proses antara dua pihak atau lebih untuk mencapai kesepakatan ketika memiliki pemikiran berbeda.

Adapun Stephen P. Robbins juga mengungkapkan hal serupa dalam buku berjudul "Conflict and Negotiation". Menurut Stephen P. Robbins, negosiasi adalah proses atau upaya untuk menyepakati kerja sama antara dua belah pihak atau lebih dengan cara bertukar barang atau jasa.

Dari berbagai pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa negosiasi adalah tentang kesepakatan. Jadi, skill negosiasi adalah kemampuan untuk mencapai hasil kesepakatan yang saling menguntungkan melalui komunikasi yang efektif.

Dalam dunia kerja profesional, kamu perlu menguasai skill negosiasi jika ingin punya karir yang terus meningkat.

Pasalnya, kamu akan menghadapi banyak situasi yang membutuhkan skill negosiasi seperti menentukan kesepakatan gaji, kontrak kerja, penyelesaian konflik dengan rekan kerja atau atasan, atau saat pengelolaan proyek.


⁠Prinsip Negosiasi

Tiga orang karyawan sedang melakukan negosiasi di tempat kerja. (Image by pressfoto on Freepik)

Sebelum belajar lebih jauh, kita perlu memahami terlebih dulu tentang prinsip negosiasi. Prinsip harus selalu dipegang teguh apa pun kondisi yang terjadi.

Dikutip dari situs Harvard Education, terdapat empat prinsip penting negosiasi dalam buku "Getting to Yes: Negotiating Agreement Without Giving In" karya Roger Fisher, William Ury, dan Bruce Patton.

Kamu harus memahami empat prinsip ini untuk meningkatkan skill negosiasi kamu. Apa saja empat prinsip itu? Berikut penjelasannya:

Pisahkan Orang dari "Masalah"

Dalam negosiasi, emosi kita sering kali akan terpancing terutama ketika berunding soal isu-isu yang sensitif. Seorang negosiator yang baik harus mampu mengontrol emosi dan memisahkan masalah pribadi ketika negosiasi sedang berjalan.

Jika kita tidak mampu mengontrol emosi dan memisahkan masalah pribadi, dampaknya akan sangat fatal karena ada kemungkinan negosiasi fall-off atau bahkan justru menciptakan konflik baru.

Untuk menghindari hal tersebut, kamu harus memiliki persiapan yang baik dengan mengumpulkan segala informasi tentang orang yang terlibat dalam negosaisi, mulai dari karakter, tujuan, dan nilai-nilai yang mereka anut.

Dengan memahami segala hal tentang lawan bicara, kamu akan lebih siap dan bisa menentukan cara berkomunikasi yang pas ketika negosiasi berlangsung.

Fokus Terhadap Tujuan

Ketika negosiasi berlangsung, sering kali muncul perdebatan tentang siapa harus mendapatkan apa dan sebaliknya. Perdebatan itu membuang waktu dan memengaruhi keberhasilan serta hasil negosiasi.

Pasalnya, masing-masing pihak bersikeras mendapatkan apa yang mereka mau. Sebagai alternatif, negosiator yang ulung akan mencoba mencari dan menemukan titik kompromi antara kedua belah pihak.

Untuk mendapatkan titik kompromi, seorang negosiator juga harus bisa melihat dan mengidentifikasi kepentingan, kebutuhan, keinginan, dan motivasi dari lawan bicaranya.

Ingat, tujuan negosiasi bukan untuk "menang", tetapi untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan masing-masing pihak.

Temukan Pilihan untuk Keuntungan Bersama

Ketika negosiasi berlangsung, kedua belah pihak harus mencurahkan banyak waktu untuk melakukan brainstorming tentang berbagai kemungkinan pilihan atau opsi sebelum memilih yang terbaik.

Opsi itu mengacu kepada pilihan apa pun yang tersedia yang mungkin dipertimbangkan oleh kedua belah pihak untuk memenuhi kepentingan mereka.

Sebuah kesepakatan dan hasil negosiasi yang optimal tidak selalu harus mengikuti skenario yang sudah ada. Terkadang, solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya dapat menjadi kunci untuk mencapai titik tengah yang memuaskan semua pihak.

Sebagai contoh, kita bisa belajar dari situasi negosiasi gaji. Misalnya, seorang karyawan meminta kenaikan gaji hingga Rp10 juta. Di lain sisi, perusahaan hanya siap memberi Rp7 juta.

Jika tidak pernah memikirkan kemungkinan lain yang ada, karyawan itu mungkin hanya terpaku pada nominal gaji tersebut. Jika itu terjadi, negosiasi kemungkinan akan berakhir buntu.

Namun, jika karyawan itu mau berpikir kreatif, dia bisa mulai memikirkan dan mengeksplorasi kemungkinan lain yang ada, seperti:

  • Fasilitas apa saja yang didapat seperti akomodasi, transportasi, tunjangan kesehatan, dll.
  • Kemungkinan dan jangka waktu kenaikan gaji pada masa mendatang.
  • Kemudahan-kemudahan lain yang ditawarkan (jam atau tempat kerja yang fleksibel maupun hari libur).
  • Besaran THR atau bonus yang akan diterima.

Perlu diingat, situasi dalam negosiasi dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, prinsip fleksibilitas dan adaptabilitas menjadi kunci. Kamu harus bisa menyesuaikan strategi dan tujuan demi mencapai kesepakatan yang lebih baik.

Gunakan Kriteria yang Objektif

Prinsip keempat ini merupakan lanjutan dari poin ketiga di atas. Ketika negosiasi berlangsung, sangat lumrah ada perdebatan soal "fakta" siapa yang benar.

Argumen atau perdebatan seperti itu kemungkinan besar akan berakhir dengan kebuntuan hingga kompromi yang tidak efisien. Untuk menghindari situasi itu, seorang negosiator harus bisa merinci kriteria atau standar yang adil dan independen untuk menyelesaikan perbedaan.

Kedua belah pihak kemudian harus menyepakati kriteria dan standar itu agar negosiasi berjalan lancar sampai menemukan kesepakatan bersama.


⁠7 Tahapan Negosiasi

Dua orang bersalaman setelah menyelesaikan negosiasi. (Image by partystock on Freepik)

Negosiasi adalah seni mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Lantas, apa saja tahapan dari negosiasi? Berikut tujuh tahapan negosiasi dikutip dari Skills You Need dan Harvard Business School Online:

1. Kumpulkan informasi lawan bicara sebanyak-banyaknya

Sebelum memasuki ruang negosiasi atau bertemu dengan lawan bicara, kamu harus mempersiapkan diri dengan matang. Kamu harus menyusun strategi dengan cara mengumpulkan informasi tentang pihak lain, identifikasi tujuan kamu, dan pertimbangkan alternatif solusi.

Contohnya, jika kamu akan melakukan negosiasi gaji, riset perusahaan dan rata-rata gaji profesi dapat menjadi bagian dari persiapan kamu. Adapun informasi seputar lawan bicara juga sangat penting karena hal itu akan membantu kamu dalam menentukan gaya komunikasi ketika negosiasi.

2. Pembukaan yang membangun hubungan positif

Tahap pembukaan dalam negosiasi adalah peluang untuk membangun hubungan yang positif. Sampaikan salam, tunjukkan minat pada pihak lain, dan buka percakapan dengan topik netral.

Misalnya, jika kamu bernegosiasi dengan mitra bisnis baru, kamu bisa memulai dengan berbicara tentang kesamaan visi dan nilai.

Dalam pembukaan ini, perlu adanya aturan yang ditegaskan antarpihak. Aturan menjadi batasan tentang siapa saja pihak yang akan terlibat dalam negosiasi, dan masalah apa yang akan dibicarakan.

Dengan adanya aturan, semua pihak akan lebih leluasa dalam berargumen dan akan menyampaikan sesuatu sesuai dengan yang telah disepakati.

3. Utarakan kebutuhan dan tujuan masing-masing pihak

Dalam tahap ini, ungkapkan dengan jelas kebutuhan dan tujuan masing-masing pihak. Kamu harus menyampaikan hal itu dengan kalimat efektif, padat, jelas, dan tidak memancing emosi lawan bicara.

Semua pihak perlu mengutarakan penjelasan mengenai keinginan masing-masing. Untuk mendukung posisi masing-masing pihak, mereka akan diberi kesempatan untuk menyampaikan segala sesuatu sejelas mungkin.

Alhasil, tidak akan ada kesalahpahaman antar keduanya saat keputusan hendak ditetapkan. Misalnya, jika kamu bernegosiasi tentang kontrak kerja, pihak lain dalam hal ini HRD mungkin memiliki prioritas tertentu terkait jadwal kerja atau tunjangan.

Jadi, pastikan kamu mendengarkan dengan seksama kebutuhan HRD tersebut agar bisa mendapatkan kesepakatan kontrak yang saling menguntungkan.

4. Penawaran pertama dan respon yang bijak

Tahap penawaran pertama seringkali menjadi pendorong utama negosiasi. Sampaikan penawaran kamu dengan bijak dan pertimbangkan respon dari pihak lain.

Saat menghadapi penawaran pertama dalam negosiasi, langkah-langkah seperti tidak bereaksi secara emosional, menahan diri dari penolakan cepat, hingga menawarkan alternatif atau kompromi lain dapat membantu kamu merespon secara efektif.

Berbagai hal itu juga bisa membantu kamu membangun landasan yang baik untuk kesepakatan yang menguntungkan. Misalnya, dalam perundingan harga produk, penawaran awal kamu dapat memicu diskusi tentang penyesuaian atau tambahan layanan.

5. Negosiasi dan pencarian solusi bersama

Saat masuk ke dalam tahap ini, jangan takut untuk bernegosiasi. Cari solusi bersama yang dapat memenuhi kebutuhan kedua belah pihak. Yaps, selalu ingat istilah win-win solution.

Contohnya, jika kamu bernegosiasi tentang jadwal kerja fleksibel, diskusikan opsi yang dapat memenuhi kebutuhan produktivitas kamu ketika bekerja.

6. Buat Kesepakatan Tertulis

Setelah mencapai kesepakatan, pastikan untuk menutupnya dengan baik. Rinci semua poin kesepakatan secara tertulis untuk menghindari ketidakjelasan di masa depan.

Kesepakatan memiliki peran penting dalam komunikasi karena menciptakan dasar bagi pemahaman bersama, pembangunan hubungan yang sehat, dan penyelesaian konflik.

Keuntungan dalam kesepakatan tertulis di antaranya membangun kepercayaan, mengarahkan pada tindakan konkret dari kedua belah pihak, menghindari konflik hingga efisiensi komunikasi.

Sebagai contoh, kamu dan rekan bisnis punya kesepakatan yang melibatkan pengiriman barang. Untuk mendukung kesepakatan itu, kamu sebaiknya membuat perjanjian tertulis yang mencakup tenggat waktu dan persyaratan pengiriman.

7. Evaluasi dan Pembelajaran dari Proses Negosiasi

Setelah segalanya selesai, lakukan evaluasi terhadap proses negosiasi. Identifikasi apa yang berhasil dan apa yang dapat ditingkatkan di masa depan. Contohnya, setelah menyelesaikan kesepakatan kerja sama dengan pihak lain, lakukan pertemuan evaluasi internal untuk memetakan pelajaran yang dapat diambil.


⁠Kesalahan Umum dalam Negosiasi

Berikut adalah kesalahan-kesalahan umum yang patut dihindari dalam negosiasi dan cara mengatasinya:

Tidak mempersiapkan diri

Salah satu kesalahan paling umum dalam negosiasi adalah kurangnya persiapan yang memadai. Tanpa pemahaman yang kuat tentang situasi, pihak lain, dan tujuan yang ingin dicapai, kesempatan untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan berkurang.

Contohnya, dalam perundingan gaji, tidak melakukan riset tentang kisaran gaji industri dapat mengakibatkan penawaran yang kurang memuaskan.

Cara mengatasinya: Persiapkan diri dengan matang sebelum memasuki ruang negosiasi. Lakukan riset, identifikasi tujuan, dan pertimbangkan skenario alternatif.

Komunikasi tidak efektif

Kesalahan lain dalam negosiasi adalah komunikasi tidak efektif. Beberapa tanda-tana komunikasi tidak efektif adalah salah satu pihak terlalu banyak bicara ataupun terlalu pasif. Kedua hal itu tentunya dapat merugikan proses negosiasi.

Cara mengatasinya: Praktek mendengarkan dengan seksama dan memberikan ruang bagi pihak lain untuk berbicara. Gunakan komunikasi verbal dan non-verbal yang mendukung kolaborasi.

Penawaran pertama yang tidak tepat

Penawaran pertama seringkali menjadi langkah kritis dalam negosiasi. Kesalahan umum yang sering muncul dalam tahap ini adalah menetapkan penawaran yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Contohnya, dalam perundingan harga, menawarkan harga yang terlalu rendah dapat membuat pihak lain meragukan kualitas produk atau layanan.

Cara mengatasinya: Lakukan riset pasar dan pertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi nilai penawaran. Tetaplah fleksibel dan bersedia bernegosiasi untuk mencapai titik tengah yang memuaskan kedua belah pihak.

Tidak mengetahui prioritas dan nilai pihak lain

Ketidakpahaman terhadap prioritas dan nilai dari pihak lain dapat menghambat proses negosiasi. Misalnya, jika kamu tidak menyadari bahwa pihak lain sangat mengutamakan fleksibilitas jadwal, penawaran yang tidak memperhatikan aspek ini mungkin kurang persuasif.

Cara mengatasinya: Komunikasikan dengan pihak lain untuk memahami prioritas mereka. Identifikasi nilai-nilai yang penting bagi mereka dan temukan cara untuk mencapai kesepakatan yang mencerminkan nilai tersebut.

Kurangnya kemampuan menangani konflik

Negosiasi seringkali melibatkan konflik, dan kurangnya kemampuan untuk menanganinya dapat merugikan kedua belah pihak. Contohnya, ketika muncul perbedaan pendapat, konflik itu bisa saja menghancurkan proses negosiasi atau bahkan hubungan kedua belah pihak jika tidak ditangani dengan bijak.

Cara mengatasinya: Terapkan teknik penyelesaian konflik, seperti mencari solusi bersama atau melibatkan mediator jika diperlukan. Hindari reaksi impulsif dan pertahankan sikap profesional.

Fokus bersaing daripada kerja sama

Kesalahan fatal seorang negosiator adalah fokus bersaing daripada bekerja sama menemukan titik kesepakatan. Ketika salah satu atau kedua belah pihak menutup ruang untuk diskusi, kesepakatan yang saling menguntungkan mungkin sulit dicapai.

Cara mengatasinya: Bersikap terbuka untuk bernegosiasi. Pahami bahwa proses ini melibatkan kompromi dan fleksibilitas. Ajak pihak lain untuk berkolaborasi mencari solusi yang memuaskan semua pihak.

Tidak menyusun kesepakatan tertulis dengan Jelas

Hal yang paling sering terlupakan dalam banyak negosiasi adalah tidak menyusun kesepakatan tertulis dengan jelas. Tanpa dokumen yang rinci, interpretasi yang berbeda dapat muncul dan merugikan kedua belah pihak. Selain itu, pastikan membaca semua isi dokumen terlebih dahulu secara rinci sebelum membubuhkan tanda tangan.

Cara mengatasinya: Setelah mencapai kesepakatan, rinci poin-poin utama dalam sebuah kontrak atau kesepakatan tertulis. Pastikan semua pihak memahami dengan jelas persyaratan dan tanggung jawab masing-masing.


⁠Cara Meningkatkan Skill Negosiasi

Dua orang karyawan bersalaman setelah menyelesaikan negosiasi. (Image by pressfoto on Freepik)

Kunci utama yang menentukan keberhasilan negosiasi adalah komunikasi efektif. Tanpa kemampuan komunikasi, kamu akan kesulitan menyampaikan keinginan ke lawan bicara.

Masalahnya, bagaimana cara meningkatkan keterampilan komunikasi untuk bisa memiliki skill negosiasi? Berikut cara meningkatkan skill komunikasi:

1. Identifikasi masalah dan kebutuhan

Sebelum masuk proses negosiasi, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mengidentifikasi masalah atau kebutuhanmu.

Buatlah daftar poin-poin utama yang perlu dibahas dan tentukan tujuan yang ingin kamu capai melalui negosiasi. Semakin kamu paham dengan masalah yang ada, kamu akan percaya diri dan tenang untuk menyampaikan gagasan.

Selain itu, jangan lupa untuk memahami pihak lain dan mengembangkan empati, ya. Pertimbangkan kebutuhan, keinginan, dan motivasi mereka. Hal itu akan memberikan wawasan berharga yang bisa kamu gunakan selama proses negosiasi.

2. Kelola emosi dengan bijak

Negosiasi bisa menjadi momen emosional, dan kemampuan untuk mengelola emosi dengan bijak sangat penting. Untuk itu, hamu harus menghindari reaksi impulsif dan ekspresi emosional yang bisa merusak hubungan.

Kamu harus tetap tenang dan fokus pada tujuan utama selama negosiasi. Hindari konfrontasi yang tidak perlu dan pertahankan ketenangan. Jika emosi mulai memanas, kamu harus mencari waktu untuk meresapi sebelum merespon.

Selama proses negosiasi, kamu tidak boleh bersikap defensif dan harus terus membuka ruang untuk diskusi, ya. Tunjukkan bahwa kamu berada di sana untuk mencapai solusi bersama.

Contoh: Jika lawan bicara kamu menyampaikan kritik, jangan merespon secara emosional. Sebaliknya, tetap tenang, pertimbangkan kritik tersebut, dan berikan tanggapan yang konstruktif. Selain menguasai emosi, kamu juga perlu kesabaran. Sebab, beberapa negosiasi dapat memakan waktu lama untuk diselesaikan, sampai terkadang melibatkan negosiasi ulang dan penawaran balik.

3. Latihan peran (role play)

Melibatkan diri dalam latihan peran dapat membantu kamu merasa lebih nyaman selama negosiasi sebenarnya.

Berlatih memerankan diri sebagai kedua pihak dan merespon skenario yang berbeda dapat meningkatkan kemampuan adaptasi dan pemecahan masalah. Pelajari dan terapkan berbagai teknik negosiasi, seperti mencari solusi bersama, memberikan dan meminta konsesi, atau menawarkan pilihan alternatif.

Pilih teknik yang sesuai dengan situasi dan tujuan kamu. Semakin banyak berlatih maupun jam terbang dalam negosiasi, jiwa kreatif dan insting untuk menemukan solusi akan semakin tinggi.

4. Belajar seni mendengarkan

Agar bisa melewati negosiasi dengan baik, kamu harus melatih kemampuan mendengarkan dengan fokus penuh pada lawan bicara. Hindari interupsi dan berikan ruang bagi mereka untuk menyampaikan pendapat.

Selama negosiasi, kamu harus mencoba memahami perspektif mereka dengan seksama untuk membangun dasar pemahaman yang kuat. Berikan perhatian penuh pada lawan bicara, tangkap pesan-pesan tersembunyi, dan tunjukkan bahwa kamu menghargai pendapat mereka.

Kemampuan mendengarkan dengan baik akan meningkatkan kualitas pemahaman, komunikasi, dan hubungan kamu dengan lawan bicara.

5. Evaluasi dan Pelajari dari Setiap Pengalaman

Setelah selesai dengan negosiasi, lakukan evaluasi terhadap proses tersebut. Tinjau apa yang berhasil, apa yang tidak berhasil, dan apa yang dapat ditingkatkan. Catatan evaluasi akan bermanfaat untuk refleksi diri, pengembangan strategi baru, membangun pengalaman, hingga pengukuran kemajuan kesepakatan.


⁠Kesimpulan

Dengan memahami seni bernegosiasi, kamu bisa menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan rekan kerja atau relasi, menyelesaikan konflik dengan lebih efektif, dan meraih kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk soal karir.

Kamu harus mengingat bahwa negosiasi adalah upaya untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan antara dua pihak atau lebih. Jadi, kamu tidak boleh hanya fokus terhadap diri sendiri karena ada pihak lain yang juga punya kepentingan.

Itulah kenapa kamu wajib melatih kemampuan mendengarkan dan memahami lawan bicara agar bisa menjadi negosiator yang baik.

Jika merasa sudah mahir atau punya pengalaman negosiasi, kamu bisa menuliskan hal itu sebagai soft skills dalam CV-mu. Namun, jika masih belum yakin, pastikan kamu terus melatih diri terutama perihal komunikasi untuk meningkatkan skill negosiasi.

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier seputar dunia kerja di situs Jobstreet by SEEK. 

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat. 

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!


⁠Pertanyaan Seputar Skill Negosiasi

  1. Negosiasi termasuk skill apa?
    Negosiasi skill termasuk ke dalam jenis soft skill. Dalam hal ini, ada banyak keterampilan dalam negosiasi seperti komunikasi, analitis, empati, pemecahan masalah (problem solving), persuasi, hingga manajemen konflik.
  2. Mengapa kita perlu menguasai skill negosiasi?
    Kesepakatan saling menguntungkan (win-win solution) jadi alasan paling utama mengapa kita perlu menguasai skill negosiasi. Namun, masih banyak lagi keuntungan ketika kita menguasai skill negosiasi. Berikut keuntungan ketika seseorang menguasai skill negosiasi:
    ⁠- Kesepakatan saling menguntungkan tercapai.
    ⁠- Penyelesaian konflik.
    ⁠- Relasi yang kuat antarpihak.
    ⁠- Keberhasilan di dunia kerja atau bisnis
    ⁠- Peningkatan daya tawar.
    ⁠- Pertumbuhan pribadi dan profesional.
  3. Apa saja 7 langkah tahapan negosiasi?
    ⁠- Riset dan kumpulkan sebanyak-banyaknya informasi lawan bicara.
    ⁠- Pembukaan yang membangun hubungan positif.
    ⁠- Utarakan kebutuhan dan tujuan masing-masing pihak.
    ⁠- Penawaran pertama dan respon yang bijak.
    ⁠- Negosiasi dan pencarian solusi bersama.
    ⁠- Buat kesepakatan tertulis.
    ⁠- Evaluasi dan pembelajaran dari proses negosiasi.

More from this category: Keterampilan di tempat kerja

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.