Di dunia kerja yang semakin kompetitif ini, kamu dilihat tidak hanya dari apa yang kamu tahu, tapi juga dari apa yang bisa kamu lakukan dan tawarkan bagi masa depan perusahaan. Apa yang bisa kamu lakukan ditentukan dari skill atau kemampuan yang kamu miliki, termasuk hard skill.
Yuk cari tahu hard skill, jenis-jenis dan contohnya yang bisa kamu masukkan ke dalam resume kamu dengan membaca lebih lanjut artikel berikut!
Hard skill merujuk pada kemampuan dan pengetahuan teknis yang dimiliki seseorang untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada bidang keahliannya. Hard skill bisa didapatkan melalui pelatihan atau pendidikan. Pada umumnya, hard skill bisa diukur secara objektif untuk melihat seberapa jauh kamu menguasai kemampuan tersebut.
Misalnya, jika kamu adalah seorang yang bekerja di bidang IT, hard skills yang kamu miliki bisa berupa kemampuan coding dan programming, atau technical troubleshooting. Jika kamu adalah seorang copywriter, hard skill yang kamu miliki bisa berupa pengoperasian program word processor seperti Microsoft Word dan Google Doc, atau mudahnya, kemampuan menulis yang baik dan cepat.
Berbeda dengan hard skills yang dapat dilihat dengan nyata dan dapat diukur secara objektif, soft skills umumnya berbentuk kemampuan nonteknis yang kamu miliki dan digunakan dalam konteks sosial. Soft skills berhubungan dengan interaksi dengan rekan kerja, menyelesaikan masalah dengan memikirkan solusi, dan bersifat transferable. Soft skills dapat berbentuk kemampuan komunikasi, leadership, ataupun time management.
Hard skill berhubungan dengan kemampuan teknis yang bisa kamu lakukan, sedangkan soft skill berhubungan dengan bagaimana kamu melakukannya. Karena itu, sebagai pekerja, penting untuk memiliki dan terus mengembangkan hard skills maupun soft skills untuk menjadi yang terdepan dalam bidang yang kamu geluti.
Meskipun begitu, soft skill juga bisa diperhitungkan sebagai hard skill. Misalnya, dalam pekerjaan yang membutuhkan kemampuan public speaking yang andal, seperti menjadi guru atau pengajar, membuat kemampuan komunikasi kamu tidak hanya sebagai soft skill. Contoh lainnya, seorang content writer tidak hanya dinilai dari kemampuan menulis, berbahasa, dan hasil akhir tulisannya, tetapi juga dalam pengetahuan dan penguasaannya terhadap search engine optimization (SEO).
Bayangkan, sebuah production house yang orang-orang di dalamnya tidak ada yang bisa mengoperasikan kamera, atau aplikasi video editing seperti Adobe Premiere. Mungkin di dalamnya ada orang yang memiliki ide-ide bagus atau kemampuan manajemen tim yang baik, tapi jika tidak ada anggotanya yang bisa mengoperasikan teknis day-to-day-nya, production house tersebut tidak akan berjalan jika tidak bisa memproduksi apa-apa. Dari pekerjaan pada proses pre-production, production, sampai post-production, sebuah production house bergantung pada hard skill para pekerjanya untuk menghasilkan produk atau karya yang sesuai standar.
Hard skill yang tepat memastikan suatu pekerjaan tidak hanya selesai dikerjakan, tetapi dikerjakan dengan benar. Baik kemampuan untuk mengoperasikan kamera, menggunakan aplikasi video editing, maupun dekorasi set, hard skill seperti ini merupakan nilai jual kamu di tempat kerjamu.
Artikel ini akan membahas secara mendalam jenis-jenis hard skills, dan cara kamu dapat mengembangkannya. Selanjutnya juga akan dibahas hard skills yang sedang dicari para perekrut yang mungkin bisa kamu masukkan dalam CV kamu!
Baca juga: Ingin CV Fresh Graduate Menarik? Kuasai 4 Skill Ini Agar Direkrut!
Carol Dweck, dalam bukunya Mindset: The New Psychology of Success, mengidentifikasi dua cara berpikir seorang pekerja, yakni orang-orang dengan pola pikir yang diam di tempat (fixed mindset), dan mereka yang punya pola pikir berkembang (growth mindset).
Mereka yang pola pikirnya diam di tempat cenderung percaya bahwa mereka terlahir dengan kemampuan yang mereka punya, dan kemampuan tersebut yang membatasi hal-hal yang dapat mereka capai. Di sisi lain, orang-orang dengan pola pikir berkembang cenderung percaya bahwa kemampuan mereka dapat dibangun dan dikembangkan seiring waktu, dan mengusahakan perkembangan tersebut.
Dilansir dari Harvard Business Review, terjadi peningkatan tren terkait perusahaan yang menerima pekerja sesuai dengan skill yang mereka miliki. Jadi, perusahaan tidak hanya merekrut pekerja dari ijazah yang tercantum di resume mereka saja. Perusahaan kini dapat menilai kandidat berdasarkan hard skill yang mereka tunjukkan selama proses rekrutmen. Bahkan mungkin perusahaan akan menerima kandidat dengan hard skill yang lebih mumpuni daripada kandidat yang hanya menuliskan institusi bergengsi di resumenya sebagai riwayat pendidikannya.
Bagaimanapun, kamu harus mendorong diri untuk mempelajari hal-hal baru. Saat kamu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan keinginan untuk terus belajar, kamu dapat mengondisikan diri kamu untuk terus mengembangkan diri mempelajari hard skill untuk memenuhi tuntutan-tuntutan industri yang selalu berubah.
Menentukan hard skill yang dibutuhkan oleh pekerjaan kamu mungkin terdengar mudah, tetapi terkadang kita butuh kesadaran diri mengenai kemampuan yang tidak kita punya dengan menilai diri sendiri dan tuntutan yang diekspektasikan oleh bidang yang kamu geluti.
Baik saat sedang melamar posisi baru maupun posisi yang kamu miliki sekarang, berikut adalah pertanyaan yang bisa kamu gunakan untuk mencari tahu skill apa yang dibutuhkan pekerjaanmu.
Memahami peran yang diminta oleh pekerjaanmu bisa membantu kamu menemukan skill yang dibutuhkan, dan ke arah mana kamu harus menujukan kompetensimu. Misal, jika job description kamu menunjuk kamu sebagai seorang creative director dalam sebuah agensi periklanan, maka kamu harus menguasai software untuk teamwork dan networking, juga memahami tren kultur populer yang sekiranya berpengaruh pada pekerjaan kamu.
Pada umumnya, orang-orang melamar pekerjaan yang memiliki job requirement yang sesuai dengan kriteria yang mereka punya. Namun, seiring berjalannya waktu dan industri yang berkembang, kamu harus ikut berkembang bersamanya. Misalnya, jika kamu adalah seorang yang bekerja di public relation, kamu mungkin mulai dengan kemampuan menulis dan mengoperasikan aplikasi networking yang memadai. Kemudian, seiring berkembangnya industri seperti sosial media, kamu mungkin harus mulai menguasai software seperti BrandWatch atau MediaToolKit.
Mau dibawa kemana karier dan kehidupan profesionalmu? Menentukan goal yang ingin kamu capai, baik itu jangka panjang maupun pendek, dapat memfokuskan skill apa yang kamu butuhkan dan harus kamu prioritaskan untuk pelajari.
Ingin menjadi graphic designer yang lebih baik? Mulailah pelajari software seperti CorelDraw di samping Adobe Photoshop yang sudah kamu kuasai. Ingin dipromosikan menjadi project leader di tim kerjamu? Mulailah mendaftar di pelatihan-pelatihan project management yang banyak tersedia secara online.
Jika kamu ingin berkembang bersama industri yang terus berubah, penting untuk terus belajar hal-hal baru, walaupun jika pekerjaanmu tidak berubah. Dengan begitu, kamu dapat lebih mudah beradaptasi di lingkungan profesional lainnya. Jika kamu ingin mengubah jalur kariermu, kamu bisa mencari cara untuk mempelajari skill set baru dengan training, sertifikasi, dan workshop yang semakin banyak di era digital ini.
Dengan menentukan goal jangka panjang dan pendek dalam kariermu, kamu dapat membayangkan langkah-langkah yang harus kamu ambil untuk mencapainya. Be smart! Buat goal yang spesifik, dapat diukur, dicapai, dan relevan pada pekerjaanmu.
Jika kamu ingin mengembangkan kemampuan video editing kamu, jangan menentukan goal yang mengawang seperti “Belajar edit video”. Tentukan goal yang konkret seperti, “Ikuti kursus online Adobe Premiere Pro dalam 5 bagian di YouTube dan mengunduh 4 video ke Instagram Reels”.
Jangan langsung menentukan goal yang terlalu besar, buatlah target kamu menjadi tahap-tahap yang lebih kecil. Mencapai goal jangka pendek akan menginspirasi kamu untuk mencapai goal jangka panjang kamu. Dari contoh di atas, kamu mungkin ingin mengikuti kursus 5 bagian tersebut dalam waktu satu minggu. Lalu, pada minggu kedua, membuat konsep dan menuliskan naskah video yang ingin kamu buat. Pada minggu ketiga, baru mulai mengedit videonya. Dengan ini, kamu juga dapat melihat progres kamu secara bertahap.
Baca juga: Karier Terasa Stuck Lakukan Langkah Perencanaan Karier Berikut!
Hard skill memang lebih mudah diukur dan dilihat secara nyata daripada soft skill. Ada hard skill yang harus kamu dapatkan dari pelatihan dan edukasi formal, ada juga hard skill yang dapat kamu pelajari secara otodidak. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu ikuti untuk melatih dan menemukan hard skill baru.
Dibandingkan dengan gelar sarjana, vokasi sering kali dipandang sebelah mata. Namun, karena pelatihan vokasi memakan waktu yang lebih sebentar daripada tingkat sarjana, ia memiliki kelebihan dalam memberikan kemampuan yang lebih on-demand oleh industri dan hard skill yang lebih praktis, tergantung dengan pekerjaan yang kamu tuju.
Kamu dapat mendaftarkan diri pada program-program intensif yang dapat mengajarkan kamu hard skill yang spesifik pada industri yang kamu geluti. Ada workshop satu hari yang dapat mengajarkan kamu kemampuan dasar bahasa pemrograman Java atau C++. Ada juga workshop yang memakan waktu dua minggu yang menawarkan pelajaran memasak atau memanggang roti.
Sertifikat membuat hard skill yang kamu miliki lebih “official”. Institusi yang memerlukan keahlian spesifik dari pekerjanya biasanya menawarkan channel untuk sertifikasi. Setelah mengikuti program pelatihannya, kamu akan mendapat dokumen formal yang membuktikan secara resmi hard skill yang kamu miliki. Seperti surat izin mengemudi, beberapa sertifikasi memiliki tanggal kedaluwarsa atau hangus. Hal ini terjadi karena industri kerja yang terus berkembang sehingga membutuhkan hard skill yang mutakhir pula.
Baca juga: 7 Sertifikasi Online yang Dapat Meningkatkan Peluang Sukses
Seiring dengan berkembangnya internet, semakin banyak juga platform untuk mengembangkan diri. Platform-platform resmi upskill online, menawarkan kelas-kelas yang mengajarkan hard skill dengan narasumber maestro di bidang masing-masing. Bahkan platform gratis seperti YouTube juga memiliki banyak sekali video pelatihan yang dapat mengajarkan kamu berbagai skill.
Pengalaman adalah guru terbaik. Banyak pekerjaan yang membutuhkan pengalaman sebelum kamu benar-benar dapat terjun ke dunia profesional. Karena itu, kamu dapat mendaftar pada program-program magang untuk mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan oleh pekerjaan yang kamu incar. Atau, misalnya, jika kamu ingin bekerja sebagai copywriter atau graphic designer pada suatu perusahaan, kamu dapat bekerja sebagai freelance terlebih dahulu untuk mendapatkan pengalaman dan membangun portofolio kamu.
Baca juga: 4 Cara Cepat Dapat Kerja, Fresh Graduate Wajib Merapat!
Practice makes perfect. Gelar-gelar yang kamu miliki tidak selamanya dapat mencerminkan kompetensimu. Apalagi menghitung lanskap industri dan dunia kerja yang selalu berkembang. Kalau kamu tidak mempergunakan dan mempraktikkan hard skill yang kamu punya, kamu bisa kehilangan keahlianmu dalam hal itu.
Karena itu, penting untuk mempersiapkan waktu dan kesempatan untuk melatih hard skill kamu. Sebagai seseorang dengan pekerjaan sehari-hari, dengan beban dan tugasnya sendiri, mungkin sulit untuk mencuri waktu untuk fokus pada perkembangan hard skill kamu. Di sini, kamu harus menggunakan kemampuan time management kamu. Selesaikan pekerjaan kamu sesuai waktu, dan sempatkan waktu untuk mempelajari skill baru untuk perkembangan diri.
Selain melatihnya, jangan sampai luput untuk mempraktikkannya pada situasi nyata di pekerjaanmu sehari-hari. Hal ini bisa berarti menawarkan diri untuk melakukan pekerjaan sukarela untuk melatih skill yang kamu punya. Jika kamu ingin mengembangkan skill kamu sebagai seorang fotografer, misalnya, kamu bisa menawarkan jasa photoshoot kepada teman-temanmu untuk sosial media mereka. Dengan begitu, kamu melatih kemampuanmu untuk mengambil foto sembari menjalin koneksi yang mungkin akan kembali membantu kamu ke depannya.
Mendapatkan feedback adalah cara yang paling ampuh dalam menemukan area-area yang masih dapat kamu kembangkan. Salah satu kelebihan hard skill daripada soft skill adalah mereka dapat diukur secara nyata. Untuk mendapatkan evaluasi, feedback, kritik dan saran, yang harus kamu lakukan antara lain:
Jika memungkinkan, tanyakan kepada ahli yang lebih mengetahui hard skill yang sedang kamu pelajari. Kamu juga bisa bertanya kepada supervisor, atasan, dan rekan kerja yang kamu percaya untuk mendapatkan feedback yang berhubungan dengan penerapan praktisnya.
Introspeksi diri mengenai progres yang telah kamu buat adalah kunci dalam proses perkembangan diri. Apakah kamu sudah mencapai goal yang kamu tentukan? Apa saja yang harus kamu sesuaikan? Bagaimana kamu bisa mempertajam output yang kamu hasilkan? Jangan terlalu keras kepada diri sendiri. Ingat, kamu masih belajar.
Jangan diam saja untuk menunggu feedback datang kepada kamu. Tanyakan. Rencanakan ulang sistem pembelajaranmu jika cara kamu belajar tidak cocok atau tidak memberikan hasil. Cari resource pembelajaran baru. Jika kamu mendapatkan feedback yang negatif, jadikan hal tersebut sebagai pembelajaran.
Di bawah ini adalah contoh-contoh hard skill yang dapat kamu masukkan ke dalam CV dan resumemu.
Skill digital merupakan kemampuan seseorang untuk mempergunakan teknologi digital dalam mengakses, mengelola, dan menggunakannya. Di zaman yang semakin maju ini, skill digital merupakan salah satu jenis skill yang paling dibutuhkan dalam segala bidang pekerjaan.
Kefasihanmu dalam menggunakan teknologi digital akan membantumu dalam pekerjaan kamu sendiri dan tim kerjamu. Seperti dalam menggunakan conferencing platform (Zoom, Google Meet, Skype), dan aplikasi teamwork dan kolaborasi (Google Workspace, Microsoft Team). Skill ini akan membantu meningkatkan produktivitas, kerja sama tim, dan efektivitas komunikasi di tempat kerja.
Baca juga: Masa Depan Dunia Kerja, Ini 6 Digital Skill yang Wajib Dikuasai
Project manager adalah seseorang yang mengawasi berjalannya dan dikerjakannya suatu proyek dari kelahiran ide sampai realisasinya. Kemampuan project management yang kuat memastikan suatu proyek berjalan dengan efisien dan hasil yang memuaskan pada industri apapun. Orang-orang yang bekerja sebagai project manager harus memiliki kemampuan organisasi, efisien, dan kolaboratif. Pada dasarnya, seorang project manager adalah pemimpin yang tegas, pemikir kritis, dan pemecah masalah yang andal.
Sales dan marketing adalah dua sisi dari koin yang sama. Sales merujuk pada penjualan produk atau jasa, dan marketing merujuk pada promosi proses penjualan tersebut. Skill marketing berhubungan dengan seberapa baik kamu mengenal apa yang diinginkan pasar dan demografi kamu, lalu menciptakan pendekatan yang paling efektif untuk menyuplainya. Kemampuan sales berhubungan dengan seberapa andal kamu berinteraksi dan membujuk konsumen untuk membeli produk dan jasa yang kamu tawarkan.
Seorang sales yang baik dapat mengomunikasikan kelebihan produk mereka secara meyakinkan. Keberhasilan mereka dapat menghasilkan peningkatan keuntungan, brand awareness, loyalitas dan engagement pelanggan.
Skill manufaktur dan produksi merujuk pada kemampuan yang berhubungan dengan produksi suatu barang. Walaupun pada umumnya manufaktur berarti pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan fisik, industri sekarang semakin berkembang dan telah banyak mengimplementasikan automasi produksi. Dewasa ini, skill manufaktur dan produksi dapat mencakup teknik mesin (engineering), robotik, komputasi (skill digital), dan sebagainya.
Skill hukum dan legal merujuk pada kemampuan kamu untuk memahami jargon-jargon hukum, pengetahuan dan interpretasi undang-undang, dan proses-proses prosedur hukum. Dalam praktiknya, kemampuan komunikasi verbal, tulisan, dan skill negosiasi merupakan aspek yang sangat penting.
Skill komunikasi merupakan kemampuan kamu untuk menyampaikan informasi dengan jelas, tegas, dan efisien. Skill ini sangat berguna dan tentunya dipraktikkan sehari-hari dalam kehidupan profesional dan personal seseorang. Melatih dan mengembangkannya adalah salah satu cara efektif dalam meningkatkan nilai yang kamu miliki sebagai pekerja.
Komunikasi dilakukan dalam bentuk verbal dan nonverbal. Komunikasi bukan hanya kemampuan kamu untuk berbicara. Sebaliknya, komunikasi yang efektif menekankan pada pemahaman dua arah, antara kamu sebagai pembicara dan lawan bicara.
Salah satu manfaat memiliki skill komunikasi yang baik adalah kemampuan untuk menjadi public speaker yang andal, menyampaikan presentasi dan proposal yang menarik, dan menjelaskan ide-ide secara lebih efektif. Seorang komunikator yang baik juga dapat mencegah adanya miskomunikasi dalam tim, memediasi konflik, mengefektifkan teamwork, dan sebagainya.
Mudahnya, skill finansial merujuk pada kemampuan kamu dalam manajemen uang, baik uang milik kamu sendiri maupun dana perusahaan. Skill ini akan menuntun kamu dalam menentukan keputusan krusial dalam masalah finansial dan memecahkan masalah keuangan. Orang-orang yang memiliki kemampuan finansial yang baik memiliki pengetahuan mendalam mengenai keadaan ekonomi, kesehatan fiskal perusahaan atau kliennya, sistem keuangan dan proses-prosesnya.
Di luar berhitung dan angka-angka, skill finansial juga mencakup decision-making, manajemen krisis, kolaborasi dan komunikasi yang baik, juga pemikiran analitis. Karena risiko besar yang ada dalam industri ini, banyak pekerjaan yang berhubungan dengan finansial membutuhkan sertifikasi resmi.
Skill analisis dapat membantu kamu mengumpulkan, menginterpretasikan, dan mengambil simpulan dari sumber dan data-data yang kompleks. Pada umumnya, perusahaan bergerak dengan keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan data lapangan atau pasar. Di sinilah kemampuan analisis kamu akan digunakan.
Simpelnya, skill analisis adalah kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving). Karena itu, kadang hard skill analisis dapat juga berbentuk soft skill. Pekerjaan apa pun membutuhkan akal dan pemikiran yang dapat diperhitungkan dari pekerja-pekerjanya. Hal ini dibutuhkan untuk menemukan masalah atau mencegah permasalahan tersebut terjadi, kemudian mencari solusi konkretnya.
Skill kepemimpinan merujuk pada kemampuan kamu untuk memengaruhi dan menuntut orang-orang di sekitarmu untuk mencapai tujuan yang sama. Tidak hanya mereka yang berada di posisi sebagai manajer yang perlu memiliki skill kepemimpinan, karena ia mencakup kemampuan yang berguna untuk setiap pekerja. Seperti seberapa cepat kamu dalam mengembangkan ide kreatif, strategi, menggagas inisiasi, dan memotivasi tim kerjamu. Karenanya, seperti skill komunikasi, skill kepemimpinan berada di antara kategori hard skill dan soft skill.
Berikut adalah rintangan-rintangan yang mungkin kamu temukan dalam perjalanan perkembangan diri dan mempelajari hard skill, serta tips untuk kamu dapat mengatasinya.
Kamu mungkin kekurangan sumber daya, baik finansial maupun akses, untuk menuntut pendidikan dan pelatihan lebih lanjut. Mungkin perusahaan kamu tidak menyediakan materi pelatihan yang mencukupi.
Cari dan ikuti asosiasi bidang yang kamu geluti untuk membangun jaringan profesional di luar tempat kerjamu. Turut aktiflah dalam forum-forum online yang berhubungan dengan industri untuk menemukan program-program pelatihan baru. Ikuti website dan laman sosial media institusi pendidikan dan universitas ternama untuk mendapatkan informasi mengenai beasiswa dan pendanaan yang mereka tawarkan. Dan jika ada yang sesuai dengan passion-mu, daftarlah!
Jika kamu ingin mendaftar pada sebuah program beasiswa, misalnya, tetapi kamu takut ditolak sebelum kamu mendaftar. Atau atasan kamu menawarkan promosi di tempat kerjamu, tetapi kamu takut tidak dapat memenuhi tuntutan yang dibawa peran baru tersebut. Keragu-raguan merupakan hal yang biasa, tetapi dapat menjadi penghalang dalam proses pengembangan dirimu.
Kegagalan adalah bagian penting dalam proses belajar, dan kamu bisa mengambil pelajaran darinya. Mulailah dengan mengambil risiko-risiko kecil terlebih dahulu. Coba untuk mencapai progres daripada memprioritaskan kesempurnaan. Ingat, perkembangan diri terjadi di luar zona nyaman kamu.
Kamu terlempar dari satu tanggung jawab pekerjaan ke tanggung jawab lain dalam hidup kamu. Lalu bagaimana kamu dapat menemukan waktu untuk mengembangkan hard skill?
Dedikasikan beberapa waktu dalam hari-harimu untuk belajar dan perkembangan diri. Atur skala prioritas antara pekerjaan dan kehidupan personal. Rencanakan goal kamu dalam bagian-bagian kecil yang mudah dicapai. Tetapi jangan lupa juga istirahat untuk mengatur napas agar tidak merasa burnout.
Merasa kurang percaya diri dan banyak berpikiran negatif dapat menghambat perkembangan diri, tidak hanya dalam kehidupan profesional kamu, tetapi juga kehidupan personal.
Walaupun penting untuk menyadari kekurangan dan kelemahan yang kita punya, terkadang kita harus lebih fokus pada kelebihan dan kekuatan yang kita punya. Kelilingi dirimu dengan orang-orang dan support system yang dapat mendukung perkembangan dirimu. Dorongan semangat dan feedback konstruktif dari mereka akan sangat membantu dalam proses belajarmu.
Di kesempatan selanjutnya kamu melamar pekerjaan baru, catat kemampuan-kemampuan apa saja yang mereka mau dimiliki seorang kandidat. Walau perekrut menyukai soft skill pada para kandidatnya, mereka tetap memprioritaskan kemampuan nyata yang bisa diukur.
Pada akhirnya, hard skill ini merupakan kemampuan yang kamu dapat gunakan untuk memproduksi hasil-hasil konkret.
Hard skill yang kamu punya memungkinkan kamu untuk mengerjakan pekerjaan spesifik pada peran yang kamu punya, yang menunjukkan nilai kamu sebagai seorang pekerja. Jangan khawatir jika kamu belum memiliki hard skill yang paling mumpuni yang diminta oleh pekerjaanmu. Kamu dapat mengembangkan diri dan skill lewat pelatihan praktis, pendidikan formal, workshop, bahkan kelas online.
Mengembangkan hard skill tidak akan mudah dan akan memakan banyak waktu. Keterbatasan waktu dan fear of failure mungkin akan menjadi penghambat dalam proses ini. Namun, dengan tips di atas, kamu dapat mencapainya. Untuk menerima perubahan, mulailah keluar dari zona nyaman untuk belajar hard skill bersama seekMAX agar tetap dapat bersaing di dunia kerja yang selalu berubah seiring zaman!
Kamu dapat menemukan resources untuk perkembangan diri dan karier di JobStreet. Jika kamu belum memiliki profil JobStreet, sign up di sini supaya kamu bisa mulai browsing lowongan kerja dan perusahaan-perusahaan yang sedang mencari talenta-talenta baru.
Untuk akses informasi lowongan kerja yang lebih mudah, unduh aplikasi JobStreet di App Store dan Google Play Store secara gratis!
Jika kamu membutuhkan tips lebih lanjut mengenai hard skill, soft skill, atau perkembangan diri, kunjungi laman Tips Karier untuk membantu kamu di perjalanan kariermu dan mencari pekerjaan. Tetap semangat dan jangan menyerah!