Kenapa Cold Calling Adalah Strategi Penting untuk Sales? Simak di Sini!

Kenapa Cold Calling Adalah Strategi Penting untuk Sales? Simak di Sini!
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 22 November, 2024
Share

Kamu tertarik berkarier di bidang sales? Jika iya, kamu perlu menguasai teknik-teknik penjualan. Nah, cold calling adalah salah satu teknik sales yang tidak boleh kamu lewatkan.

Kenapa teknik cold calling adalah salah satu strategi penting dalam sales? Pasalnya, data dari Cloudtalk menyebutkan bahwa 69% pelanggan mengaku mau menerima cold calls.

Secara garis besar, cold calling adalah teknik menelepon target pelanggan yang sebelumnya tidak menunjukkan minat terhadap produkmu.

Kalau dibandingkan dengan teknik sales lain seperti digital ads, cold calling memang terkesan teknik sales yang terdengar agak kuno.

Namun nyatanya, masih cukup banyak perusahan yang melakukan cold calling, terutama industri business-to-business (B2B) hingga saat ini. Sebab, cold calling dinilai mampu menghasilkan penjualan dengan lebih cepat.

Lantas, bagaimana cara melakukan cold calling yang efektif? Bagaimana cara mendapatkan hasil yang maksimal dari strategi cold calling? Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam artikel ini. Yuk, kita pelajari bersama!


⁠Tahapan dan Cara Melakukan Cold Calling yang Efektif

Setelah mengetahui arti cold calling, kini kamu tahu bahwa teknik sales satu ini melibatkan sambungan telepon. Meskipun masih cukup efektif, tidak bisa dimungkiri bahwa menghubungi pelanggan via telepon memang cukup menantang.

Ada kemungkinan pelanggan akan langsung memutus sambungan, atau bahkan tidak mengangkatnya sama sekali.

Nah, agar pemasaran via telepon bisa memberikanmu hasil efektif dan maksimal, terapkan beberapa cara berikut ini:

1. Menyusun daftar prospek

Sebelum memulai panggilan telepon, buatlah daftar prospek terlebih dulu berdasarkan database yang kamu punya. Kemudian, lakukan riset target pelanggan yang tercatat dalam prospek tersebut.

Pelajari profil, karakter, latar belakang, hingga masalah yang mereka hadapi. Berbekal informasi ini, kamu pun bisa menentukan pendekatan dan penawaran yang sesuai.

Sebagai contoh, kamu ingin menawarkan kartu kredit ke pelanggan. Nah, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mencari tahu pekerjaan target pelanggan.

Kalau ternyata target pelanggan adalah seorang pelajar, tentu penawaranmu akan ditolak karena ia belum membutuhkannya.

2. Persiapan sebelum telepon pertama

Langkah kedua adalah melakukan persiapan yang matang sebelum menghubungi target pelanggan. Tentukan waktu yang tepat untuk menelepon mereka.

Menurut hasil survei Miitel, waktu terbaik menjalankan aktivitas cold calling adalah Selasa pada pukul 9 pagi atau 4 sore.

Selain memilih waktu yang tepat, pikirkan juga bagaimana kamu akan memperkenalkan diri kepada target pelanggan.

Ingatlah bahwa kamu hanya punya sedikit waktu untuk meyakinkan target pelanggan agar mau melanjutkan percakapan. Solusinya, kamu bisa menerapkan pendekatan personal dengan fokus pada masalah atau kebutuhan pelanggan.

Ajukan pertanyaan terbuka agar target pelanggan dapat menjelaskan masalahnya. Tak kalah penting, pastikan nada bicaramu ramah dan sopan, ya.

3. Tulis poin penting dengan membuat skrip

Cara mematangkan persiapan cold calling adalah dengan membuat skrip atau naskah. Tuliskan poin-poin penting seperti kalimat pembuka yang ingin kamu sampaikan kepada target pelanggan.

Persiapan itu sangat penting agar kamu bisa mengembangkan kalimat pembuka dalam gaya bahasa sendiri berdasarkan poin-poin tersebut.

Namun, hindari membaca skrip kata per kata, ya!

Nah, agar percakapan tidak kaku, hindari membaca skrip kata per kata. Pasalnya, percakapan yang kaku bisa menghilangkan ketertarikan pelanggan terhadap penawaranmu.

Fungsi skrip atau naskah dalam kegiatan cold calling adalah untuk menjadi panduanmu agar obrolan tidak melebar ke mana-mana. Dengan begitu, kamu pun bisa fokus menawarkan produk.

4. Bicara dengan percaya diri

Wajar kalau kamu merasa gugup sebelum melakukan cold calling, apalagi jika ini panggilan pertamamu. Namun, jangan biarkan perasaan tersebut menurunkan kepercayaan dirimu.

Jika kamu terdengar ragu, penawaranmu akan terdengar kurang meyakinkan. Hal ini tentunya dapat menurunkan peluang keberhasilan cold calling.

Ingatlah bahwa kamu sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin, mulai dari riset target pelanggan hingga membuat skrip atau naskah.

Selain itu, kamu juga bisa melakukan latihan pernapasan untuk meredakan perasaan gugup sebelum menghubungi calon pelanggan.

5. Menangani penolakan dengan baik

Seperti yang telah disebutkan, cold calling adalah teknik menghubungi target pelanggan yang sebelumnya tidak memiliki minat terhadap produkmu.

Jadi, ada kemungkinan mereka akan menolak penawaran darimu. Jika hal itu terjadi, tetap sampaikan terima kasih kepada target pelangganm, ya. Setelah itu, kamu bisa menjadikan percakapan tersebut sebagai bahan untuk melakukan perbaikan.

Penolakan dari pelanggan adalah hal wajar dalam dunia sales. Namun, kamu harus tetap gigih untuk menghubungi target pelanggan lain hingga menghasilkan penjualan. Jangan mudah menyerah meskipun mengalami penolakan.

Untuk memperbesar peluang kesuksesan, kamu bisa menerapkan beberapa teknik penjualan di bawah ini.


⁠Cara Meningkatkan Hasil Cold Calling

Seorang sales wanita tampak bahagia setelah menerapkan strategi cold calling. (Image by pressfoto on Freepik)

Beberapa teknik yang bisa kamu terapkan dalam kegiatan cold calling adalah personalisasi panggilan, fokus pada calon pelanggan, dan pemanfaatan teknologi. Yuk, kita bahas satu per satu!

1. Personalisasi panggilan calon pelanggan

Agar bisa membuat calon pelanggan betah mengobrol via panggilan telepon, ciptakan hubungan yang baik sejak awal sambungan. Salah satu caranya adalah dengan mempersonalisasi panggilan calon pelanggan.

Jadi, daripada memanggil dengan sebutan “Anda”, kamu bisa langsung menyebut nama mereka dengan sopan. Misalnya seperti “Ibu X” atau “Bapak Y”.

Cara ini dapat menunjukkan bahwa kamu telah mengenal calon pelanggan dengan baik. Dengan begitu, mereka pun akan merasa lebih dihargai.

2. Fokus pada pelanggan

Meskipun tujuan cold calling adalah untuk meningkatkan penjualan, ingatlah bahwa calon pelanggan tetap menjadi fokus utama dalam komunikasi.

Artinya, kamu harus mampu mendengarkan secara aktif. Ciptakan ruang aman yang memungkinkan calon pelanggan untuk menceritakan masalah mereka. Setelah mendengarkan cerita tersebut, tunjukkan bahwa kamu berempati dengan mereka.

Kamu bisa mengucapkan kalimat pembuka seperti, “Saya paham masalah yang Bapak Adi alami. Sulit memang mendapatkan modal untuk bisnis. Kebetulan, perusahaan kami menyediakan pinjaman modal XYZ dengan syarat mudah untuk Bapak Adi.”

Agar terdengar lebih meyakinkan dan memastikan pelanggan mau terus mendengarkan, kamu juga dapat menambahkan sedikit success story dari pelanggan lain. Contoh kalimatnya adalah :“Tahun ini, sudah ada 60% pelanggan kami yang berhasil mengembangkan bisnis dalam waktu 6 bulan dengan pinjaman dari kami.”

3. Memanfaatkan teknologi terkini

Tingkatkan efektivitas pemasaran via telepon dengan memanfaatkan teknologi terkini.

Sebagai contoh, kamu bisa mengintegrasikan cold calling dengan sistem customer relationship management (CRM). Keuntungan dari Integrasi ini adalah kamu bisa mendapat akses terhadap data analitik.

Gunakan data tersebut untuk menyusun strategi cold calling yang lebih personal. Dengan begitu, kamu juga bisa menargetkan prospek yang tepat, sehingga meningkatkan peluang terjadinya penjualan produk.

Lalu, apa yang harus kamu lakukan jika calon pelanggan menunjukkan ketertarikan terhadap produk? Kamu perlu melakukan follow-up!


⁠Pentingnya Follow-up dalam Aktivitas Cold Calling

Seorang sales wanita sedang melakukan follow up setelah berhasil menggaet pelanggan dari strategi cold calling. (Image by pressfoto on Freepik)

Ketika kamu berhasil menarik minat calon pelanggan terhadap penawaran produk, biasanya penjualan tidak akan langsung terjadi begitu saja.

Itulah kenapa kamu perlu melakukan follow-up dalam aktivitas cold calling.

Mengapa follow-up penting?

Dengan padatnya aktivitas harian yang harus dijalankan, sangat mungkin bahwa calon pelanggan lupa dengan penawaranmu. Selain itu, ada kemungkinan calon pelanggan juga mempunyai pertanyaan sebelum bersedia membeli produkmu.

Oleh sebab itu, kamu perlu melakukan follow-up secara teratur untuk mengingatkan mereka.

Nah, melalui follow-up, kamu dapat memberi kesempatan kepada mereka untuk bertanya, sekaligus meyakinkan mereka untuk membeli produk.

Cara-cara efektif untuk melakukan follow-up cold call

Agar hasil cold call bisa maksimal, kamu harus melakukan follow-up dengan cara yang efektif. Kamu bisa kembali menghubungi calon pelanggan melalui panggilan telepon atau mengirimkan email.

Perhatikan sejumlah tips berikut untuk mengoptimalkan follow-up:

  • Lakukan follow-up pada waktu yang tepat, misalnya 24-48 jam setelah cold calling.
  • Hindari melakukan spam.
  • Tanyakan apakah ada hal-hal yang masih ingin diketahui tentang produk.
  • Jika memungkinkan, tawarkan konsultasi gratis.
  • Berikan demo/sampel saat menawarkan produk setelah konsultasi
  • Minta feedback calon pelanggan setelah menggunakan demo/sampel produk.

Menjaga hubungan yang positif dengan prospek

Salah satu kekurangan cold calling adalah proses setelah transaksi selesai. Setelah pelanggan membeli produkmu, jangan diamkan mereka begitu saja.

Tetap lakukan komunikasi secara rutin untuk menjaga hubungan baik dan positif. Misalnya, setelah enam bulan pemakaian produk, kamu bisa menanyakan feedback mereka.

Cara lain yang dapat kamu lakukan adalah dengan mengirim newsletter serta menyampaikan informasi saat ada fitur baru atau promo yang menarik perhatian.


⁠Kesimpulan

Cold calling adalah teknik menelepon target pelanggan yang sebelumnya tidak menunjukkan minat terhadap produkmu.

Di tengah maraknya pemasaran digital, cold calling masih dinilai cukup efektif untuk mendatangkan penjualan. Kemampuan mendatangkan penjualan tersebut tidak lepas dari karakteristik cold calling yang cenderung personal.

Selain itu, teknik cold calling juga memungkinkanmu untuk mengetahui reaksi target pelanggan secara langsung. Itulah kenapa cold calling masih efektif dilakukan pada era digital seperti sekarang.

Nah, untuk mendapatkan hasil maksimal dari cold calling, kamu perlu menyusun daftar prospek terlebih dulu. Kemudian, lakukan riset target pelanggan untuk memahami masalah dan kebutuhan mereka.

Setelah itu, buatlah skrip atau naskah berisi poin-poin penting yang akan kamu sampaikan kepada calon pelanggan. Terakhir, jangan lupa menjaga nada bicara yang ramah dan lakukan follow-up secara berkala untuk meningkatkan kesuksesan cold calling.

Bagaimana? Apakah kamu tertarik bekerja di bidang sales untuk menerapkan strategi cold calling? Temukan banyak lowongan kerja sales di situs dan aplikasi Jobstreet.

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dari banyak pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet. Butuh teman diskusi soal karier untuk memperluas networking? Gabung Komunitas Jobstreet, sekarang!

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!


⁠Pertanyaan Seputar Cold Calling

  1. Apa itu cold calling?
    ⁠Arti cold calling adalah teknik menelepon target pelanggan yang sebelumnya tidak menunjukkan minat terhadap produkmu.
  2. Apa kelebihan cold calling dalam pemasaran?
    ⁠Dalam pemasaran, beberapa kelebihan cold calling adalah sebagai berikut:
    ⁠- Cold calling termasuk salah satu teknik sales yang bersifat aktif, sehingga kamu bisa langsung mengidentifikasi reaksi target pelanggan.
    ⁠- Sebagai bentuk sales call, teknik cold calling dapat menunjukkan keseriusan.
    ⁠- Perusahaan dapat menjelaskan secara langsung tentang kelebihan dan kekurangan serta manfaat produk yang ditawarkan.
    ⁠- Cold call kini dapat dijalankan dengan sales tools canggih, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya.⁠
  3. Apa bedanya cold calling dan warm calling?
    Cold calling dengan warm calling memang berbeda. Cold calling adalah teknik menelepon target pelanggan yang sebelumnya tidak menunjukkan minat terhadap produk yang ditawarkan. Di sisi lain, warm calling adalah teknik menghubungi pelanggan yang telah menunjukkan minat terhadap produkmu.
  4. Bagaimana cara efektif melakukan cold calling?
    ⁠Cara efektif melakukan cold calling adalah sebagai berikut:
    ⁠- Susunlah daftar prospek.
    ⁠- Lakukan riset target pelanggan untuk memahami kebutuhan mereka.
    ⁠- Persiapkan diri sebelum menghubungi calon pelanggan.
    ⁠- Catatlah poin-poin penting yang akan kamu sampaikan saat cold call.
    ⁠- Lakukan latihan pernapasan untuk mengatasi perasaan gugup.
    ⁠- Persiapkan diri untuk kemungkinan terjadinya penolakan.
    ⁠- Lakukan follow up secara berkala.
  5. Bagaimana cara berbicara saat cold calling?
    ⁠Ketika melakukan cold calling, usahakan untuk berbicara dengan percaya diri agar penawaran produkmu terdengar meyakinkan. ⁠Meski begitu, jagalah nada dan intonasi suara agar tetap ramah dan sopan. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk berkomunikasi efektif saat cold calling:
    ⁠- Personalisasi panggilan calon pelanggan.
    ⁠- Tumbuhkan rasa empati.
    ⁠- Dengarkan calon pelanggan secara aktif (active listening).
    ⁠- Hindari memaksa calon pelanggan.
    ⁠- Jangan lupa ucapkan terima kasih.
  6. Apa itu cold calling B2B?
    Cold calling B2B adalah teknik sales yang dilakukan suatu perusahaan kepada perusahaan lain. Contoh cold calling B2B adalah ketika perusahaan A menghubungi perusahaan B yang sebelumnya tidak menunjukkan minat terhadap produk atau jasa dari perusahaan A.
  7. Bagaimana cara menghubungi calon pelanggan potensial?
    ⁠Untuk menghubungi calon pelanggan potensial, buatlah daftar prospek pelanggan terlebih dulu. Kemudian, lakukan riset target pelanggan untuk memahami masalah dan kebutuhan mereka. ⁠Tak kalah penting, buatlah skrip berisi poin-poin penting yang akan kamu sampaikan kepada calon pelanggan. Skrip ini berfungsi sebagai panduan untuk membantumu fokus menawarkan produk atau jasa.
  8. Apa contoh pelanggan potensial?
    ⁠Pelanggan potensial adalah orang-orang yang belum pernah membeli produkmu, tapi punya potensi untuk melakukan pembelian. ⁠Beberapa contoh pelanggan potensial adalah followers akun media sosial bisnis, mereka yang pernah mengunjungi website-mu, atau orang-orang yang memasukkan produk atau jasa dalam wishlist.
  9. Bagaimana cara follow-up cold calling?
    ⁠Cara agar kamu bisa follow-up cold calling adalah dengan kembali menelepon target pelanggan atau mengirimkan email dan aktif di media sosial.
  10. Apakah aktivitas cold calling masih relevan dalam era pemasaran digital?
    ⁠Ya, cold calling masih relevan di era pemasaran digital karena mampu memberikan sentuhan personal. Di sisi lain, adanya komunikasi langsung juga dapat membuatmu mengetahui reaksi target pelanggan secara langsung.
  11. Bagaimana cara mengatasi penolakan dalam cold calling?
    ⁠Jika target pelanggan menolak penawaran produkmu dalam cold calling, kamu bisa melakukan hal-hal berikut:
    ⁠- Ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan target pelanggan.
    ⁠- Sampaikan pula permohonan maaf karena telah mengganggu aktivitas mereka.
    ⁠- Jadikan percakapan tersebut sebagai bahan untuk melakukan perbaikan.
    ⁠- Tetaplah gigih menghubungi target pelanggan lain.
  12. Mengapa personalisasi panggilan sangat penting dalam cold calling?
    ⁠Dengan mempersonalisasi panggilan saat cold calling, kamu bisa membangun hubungan yang lebih baik dengan calon pelanggan. Dengan begitu, mereka akan merasa lebih dihargai sehingga dapat meningkatkan pengalaman mereka dengan perusahaan.

More from this category: Keterampilan di tempat kerja

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.