Tips Menulis Surat Resign yang Profesional

Tips Menulis Surat Resign yang Profesional
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 31 August, 2023
Share

Setelah sekian lama meniti karier, mungkin ada saatnya kamu berpikir untuk resign atau mengundurkan diri dari pekerjaanmu. Banyak alasan yang dapat membuat seseorang berpikiran untuk resign dari pekerjaan, mulai dari keputusan untuk mengubah karier, mengincar pekerjaan baru, hingga alasan-alasan pribadi.  Apapun alasannya, untuk menjaga hubungan baik dengan rekan kerja dan relasi pekerjaan, penting untuk meninggalkan kesan baik di tempat kerja. Salah satunya adalah melalui pengajuan surat resign atau surat pengunduran diri.

Surat resign atau surat pengunduran diri adalah sebuah dokumen formal yang dapat ditulis seorang pekerja untuk perusahaan atau atasannya guna memberitahukan pengunduran diri dari posisinya dalam pekerjaan karena alasan-alasan tertentu. Surat ini biasanya berisikan nama lengkap, job title, dan rencana tanggal efektif pengunduran dirinya. Surat resign juga menjelaskan secara singkat atau mendalam, tergantung yang diperlukan, alasan-alasan yang mengarah pada keputusan untuk mengundurkan diri.

Resign tanpa pamit dapat membuat karyawan terlihat kurang profesional atau malah dianggap tidak menghargai tempat kerja. Karena itu, jika kamu sedang ingin mengundurkan diri dari pekerjaan, baik itu karena alasan kesehatan, keluarga, maupun alasan pribadi lainnya, tetapi belum tahu cara menulis surat resign yang profesional, silakan simak artikel berikut ini!

Berbagai alasan resign diri dari perusahaan

Masalah kesehatan

Masalah kesehatan dan sakit berat merupakan salah satu alasan paling umum untuk seseorang mengundurkan diri dari pekerjaannya. Tentu saja, biasanya perusahaan menyediakan benefit kerja yang dapat membantu pekerja untuk mengatasi masalah kesehatan, seperti asuransi  kesehatan, asuransi tambahan, atau memberikan cuti berbayar. Tetapi dalam beberapa kasus, masalah kesehatan bisa menjadi cukup parah sehingga seorang pekerja atau karyawan harus mengundurkan diri dari posisinya di tempat kerja.

Masalah kesehatan mungkin mengharuskan kamu untuk beristirahat untuk waktu yang lama, atau perawatan rawat inap dan sakit yang harus dioperasi. Hal tersebut tidak bisa diakomodasi selagi bekerja full time. Selain itu, masalah kesehatan mental, seperti anxiety, depresi, dan stres berlebihan dapat menghambat seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya di tempat kerja.

Pada kasus-kasus seperti itu, mengambil cuti panjang atau mengundurkan diri mungkin menjadi keputusan yang harus kamu ambil agar dapat berfokus pada pengobatan dan penyembuhan. 

Alasan keluarga

Hamil, melahirkan, dan mengurus anak.

Kamu mungkin harus resign karena kondisi sedang hamil, akan melahirkan, atau harus mengurus anak secara full time. Jangan khawatir, alasan seperti ini merupakan salah satu alasan paling umum seseorang untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Hal ini biasanya disebabkan oleh kurangnya jasa pengurusan anak yang terjangkau, atau pekerja yang ingin lebih intens hadir dalam proses tumbuh-kembang anaknya.

Mengurus orang tua

Selain urusan anak, pada umur tertentu, orang tua juga memerlukan perhatian lebih secara full time. Dilansir dari data Sensus Penduduk 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik Indonesia, terdapat kelompok produktif dan kelompok tidak produktif di Indonesia yang memiliki jumlah tidak sebanding. Kelompok produktif terdiri dari 47,75% total penduduk Indonesia, sedangkan kelompok tidak produktif mengisi 52,25% lainnya. Hal ini membuat kelompok produktif harus menopang hidup dan keberadaan kelompok tidak produktif. Generasi ini disebut sebagai sandwich generation.

Jika kamu adalah bagian dari sandwich generation, mungkin hal ini mengharuskan kamu untuk mengurus anggota keluarga terdekatmu, seperti orang tua, atau mungkin kakek dan nenek yang membutuhkan perhatian dan support penuh.

Melanjutkan pendidikan lebih tinggi

Kamu mungkin ingin mendapatkan skill dan pengetahuan baru untuk mempertajam kemampuanmu dalam pekerjaan yang hanya bisa didapatkan di institusi-institusi pendidikan tinggi. Selain itu, hal tersebut dapat membantu kamu untuk mendapatkan kesempatan kerja baru.

Melanjutkan pendidikan untuk mendapat gelar Magister atau Doktor mungkin penting dalam proses pengembangan diri kamu untuk mendapatkan posisi kerja yang lebih tinggi yang tentunya dengan bayaran yang lebih tinggi juga. Dalam hal ini, para perekrut di pekerjaan-pekerjaan tersebut mengharuskan kandidatnya untuk memiliki gelar atau sertifikasi tertentu sebelum dapat mendaftar.

Terkadang, dalam melanjutkan tingkat pendidikan tinggi, tempat kerjamu mungkin menawarkan posisi dan jadwal kerja yang lebih fleksibel, seperti posisi part time atau pekerjaan WFH (Work From Home), agar tidak kehilangan keahlian dan diri kamu sebagai pekerja. Tetapi, jika hal tersebut tidak memungkinkan, kamu dapat memberikan surat pengunduran diri jika kamu sudah benar-benar yakin dengan pilihanmu.

Baca juga: Ingin Sukses Work from Home? Miliki 4 Skills dan Tools Penting Ini!

Pindah domisili atau relokasi

Salah satu alasan yang paling lumrah yang membuat seseorang harus mengundurkan diri dari pekerjaannya adalah pindah domisili. Baik karena mendapatkan tawaran kerja baru dengan kompensasi yang lebih banyak di lain kota atau bahkan negara, atau alasan pribadi seperti mengikuti keluarga.

Jika kamu berada di posisi tersebut, mengundurkan diri secara formal mungkin adalah pilihan tepat agar dapat bertransisi secara mudah ke pekerjaan baru di tempat baru tersebut.

Peningkatan dan pengembangan pribadi

Mengundurkan diri dari pekerjaan karena alasan peningkatan dan pengembangan diri bisa jadi keputusan yang akan kamu ambil selama perjalanan kariermu. Kamu mungkin ingin mengembangkan passion kamu, fokus pada hubungan personal dan kepentingan keluarga, mendapatkan tawaran baru, atau ingin membuka usaha sendiri.

Bagaimanapun, mengundurkan diri dari pekerjaan mungkin menjadi pilihan yang tepat untuk dapat memfokuskan pada pengembangan diri dan mencapai work-life balance yang lebih baik.

Burnout

Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosi, dan mental yang terjadi karena stres yang berlebihan, biasanya berhubungan dengan pekerjaan orang tersebut. Stres dalam bekerja merupakan hal yang sering terjadi, hal ini bisa disebabkan oleh tuntutan kerja yang besar, kerja yang diforsir, rutinitas yang monoton, atau beban pekerjaan lainnya. Burnout jelas memiliki pengaruh negatif terhadap kehidupan profesional dan bahkan personal seseorang. Ciri-cirinya antara lain: merasakan emosi negatif terus menerus, rasa lelah yang berlebihan, atau susah fokus pada pekerjaan.

Oleh karena itu, jika kamu merasakan burnout, tidak hanya sekali tetapi berulang-ulang, mungkin saja hal itu disebabkan karena tempat dan kultur kerja kamu yang tidak sehat. Jika kamu berada dalam posisi tersebut, mengundurkan diri mungkin menjadi pilihan yang tepat untuk memulihkan diri atau untuk mencari treatment dan support yang tepat untuk mengatasinya.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Burnout untuk Kamu si Ambisius di Dunia Kerja!

Konflik etis atau moral

Konflik batin yang berhubungan dengan etika atau moral bisa terjadi saat tuntutan dan nilai-nilai tempat kerja tidak sejalan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pribadi yang kamu miliki. Walau terdengar absurd, tetapi hal ini merupakan hal yang lumrah terjadi di dunia kerja. Misal, seseorang bisa saja mendapati nilai-nilai yang diyakininya tidak sejalan dengan visi dan misi tempat dan organisasi tempat bekerjanya.

Dalam hal ini, mengundurkan diri mungkin menjadi keputusan yang berat, tetapi terkadang perlu dilakukan untuk menjaga integritas pribadi dan pendirian moral kamu.

Pensiun

Pensiun adalah alasan yang paling umum yang membuat seseorang mengundurkan diri dari pekerjaannya. Seseorang yang mencapai umur tertentu, atau mungkin mencapai tingkat financial security tertentu, dapat memutuskan untuk mengakhiri perjalanan kariernya dan aktivitas profesionalnya.

Pensiun dapat menjadi keputusan paling baik yang memungkinkan seseorang yang telah lama bekerja mendapat kesempatan untuk mengejar impiannya dalam bidang lain yang mungkin selama ini terhalangi oleh pekerjaannya, menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarganya, atau bahkan sekadar untuk menikmati masa tua.

Beberapa orang memutuskan untuk pensiun setelah mereka mencapai tingkat financial security yang diinginkannya dan tidak lagi mengharuskan mereka untuk bekerja. Hal ini dapat terjadi karena perencanaan finansial yang baik, atau sudah memiliki dana atau perencanaan pensiun yang cukup untuk hidup secara nyaman.

Saat yang tepat mengajukan surat pengunduran diri

Dalam proses pengunduran diri, timing adalah segalanya. Ada waktu yang tepat untuk memberitahu atasan dan tempat kerjamu jika kamu ingin resign. Berikut adalah beberapa tips untuk menentukan kapan harus mengajukan surat pengunduran diri.

1. Perencanaan

Rencanakan dengan matang sebelum kamu mengambil keputusan untuk resign dari pekerjaanmu. Penting untuk membuat rencana dari jauh hari karena kamu dan tempat kerja akan membutuhkan banyak waktu untuk mengurus seluruh proses, termasuk handover pekerjaan.

Hal ini termasuk memberikan dirimu sendiri cukup waktu untuk mempersiapkan masa transisi dalam fase kehidupan profesional yang baru. Kalau bisa, diskusikan situasimu dengan teman, atau teman kerja yang kamu percaya, keluarga, atau mentor agar mendapatkan feedback dan dukungan yang memadai dari mereka.

2. Komunikasi secepat mungkin

Setelah kamu sudah membulatkan keputusan untuk resign, kamu harus mengkomunikasikan dan memberitahu atasan atau perusahaan secepat mungkin. Semakin cepat, semakin baik. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan tempat kamu bekerja saat ini dapat memproses pengunduran dirimu seefektif mungkin, dan jika perlu mulai mencari pengganti yang dapat menangani tanggung jawab kerja yang sama.

3. Pemilihan waktu yang tepat

Pilih waktu, tempat, dan keadaan yang tepat untuk memberikan surat pengunduran diri kepada semua pihak, baik kamu sebagai pekerja, maupun pada perusahaan. Pertimbangkan ulang keputusan untuk mengajukan surat pengunduran diri atau pemberitahuan resign ketika tempat kerjamu sedang sibuk dan hectic, seperti saat sedang mengerjakan proyek besar atau saat mereka sedang kekurangan pekerja.

Pilih waktu yang pas agar perusahaan memiliki keleluasaan untuk memproses pengunduran diri kamu.

Tips menulis surat resign karena alasan personal

Tips menulis surat resign karena alasan personal

1. Berbicara ke atasan

Sebelum resign, berbicaralah secara empat mata terlebih dahulu dengan atasan mengenai rencana resign kamu. Lakukan sebelum kamu menyampaikan surat pengunduran diri secara formal, baik hard copy atau surat resmi, maupun soft copy atau email. Hal ini dilakukan agar surat pengunduran dirimu tidak diterima oleh perusahaan secara tiba-tiba dan memberikan waktu bagi perusahaan untuk mempersiapkan prosesnya.

2. Sederhana 

Sebuah surat pengunduran diri harus singkat, padat, dan jelas. Tulislah surat yang langsung membahas rencana dan alasan kamu ingin mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Berikan latar belakang dan alasan untuk resign, buat tetap profesional, hindari menulis secara terlalu personal atau emosional di suratmu. Hindari juga untuk oversharing dalam surat tersebut.

3. Jujur dan lugas 

Saat menulis surat pengunduran diri karena alasan pribadi, penting untuk menyampaikannya secara jujur dan lugas (to the point) mengenai alasan dan latar belakangmu memutuskan untuk resign. Dengan cara ini, perusahaan dan atasanmu dapat memahami keputusanmu dan menjaga hubungan baik dengan mereka.

4. Ungkapan rasa syukur dan terima kasih 

Terkadang kamu harus resign dari tempat kerjamu karena satu alasan atau lainnya, untuk mengembangkan karier atau alasan pribadi. Keputusan sulit ini tidak menutupi pengalaman kerja yang kamu dapatkan dari tempat kerjamu dan relasi profesional serta hubungan baik dengan orang-orang di dalamnya.

Karena itu, penting untuk menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas pengalaman dan kesempatan selama bekerja di perusahaan tersebut. Dengan cara ini, kamu dapat resign dengan tetap menjaga hubungan baik yang mungkin bisa kamu manfaatkan lagi di masa yang akan datang.

5. Membantu proses transisi

Jika memungkinkan, tawarkan diri dalam proses transisi pengunduran dirimu, misalnya dengan memberikan training kepada penggantimu yang akan menangani beban kerjamu nantinya. Atau, membantu menyelesaikan proyek yang sedang berlangsung sebelum kepergianmu. Dengan begitu, kamu dapat menunjukkan kepada atasan dan perusahaan  bahwa kamu berkomitmen untuk memastikan proses transisi yang lancar dan menjaga hubungan baik dengan mereka.

6. Penyuntingan dan baca ulang

Sebelum menyampaikan surat pengunduran diri, edit dan baca lagi secara berulang-ulang terhadap kemungkinan  kesalahan penulisan jika ada. Surat pengunduran diri yang ditulis secara baik dan tanpa kesalahan dapat memberikan kesan baik kepada rekan-rekan kerja, atasan, dan tempat kerja kamu. Terutama dalam pemilihan kata-kata yang sopan, hormat dan profesional.

Kamu dapat meminta bantuan kepada teman, keluarga, atau mentor untuk membantumu menulis surat ini. Terkadang mata orang lain dapat menemukan kesalahan penulisan dengan lebih baik daripada orang yang menuliskannya sendiri.

Format surat resign yang baik

Menulis surat pengunduran diri dengan format yang benar merupakan hal yang sangat penting. Selain untuk memudahkan penyampaian informasi dan alasan pengunduran diri kamu, surat yang ditulis dengan baik dapat memberikan kesan baik untuk atasan dan rekan-rekan kerja di perusahaan yang akan kamu tinggalkan. 

Berikut tips dan format penulisan surat resign yang dapat kamu terapkan:

Header

Surat pengunduran diri kamu harus dicantumkan tanggal surat dan salam pembuka, seperti “Yth. Pimpinan … di tempat” atau “Kepada Bapak/Ibu … di …”

Kontak informasi

Kemudian tulislah informasi kontak kamu, yang mencakup nama lengkap, posisi kerja, alamat tinggal, nomor telepon, dan alamat email.

Paragraf pembuka

Pada paragraf pertama, nyatakan niat dan rencana kamu untuk mengundurkan diri dari pekerjaan, sertakan rencana tanggal terakhir kamu akan bekerja. Kamu juga bisa menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa syukur atas kesempatan kerja dan pengalaman selama bekerja di perusahaan tersebut.

Alasan pengunduran diri

Pada paragraf selanjutnya, jelaskan secara singkat namun jelas alasan kamu mengundurkan diri dari pekerjaan. Sampaikan secara jujur, profesional, dan to the point, serta hindari untuk menyampaikannya terlalu berlebihan atau oversharing.

Paragraf penutup

Akhiri surat kamu dengan kesan yang baik, sampaikan rasa terima kasih kepada atasan atau tempat kerjamu atas kesempatan yang telah diberikan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Sampaikan juga apresiasi yang kamu miliki terhadap rekan kerja dan kolegamu.

Beberapa contoh surat resign 

Alasan kesehatan atau sakit

Kepada

Yth. [Nama atasan]

di tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: [Nama lengkap]

Alamat: [Alamat tempat tinggal, ditulis secara lengkap]

Jabatan: [Posisi pekerjaan]

Nomor Telp: [Nomor Telepon]

Melalui surat ini saya ingin memberitahukan pengunduran diri saya sebagai [Posisi/Jabatan kerja] dari perusahaan [Nama perusahaan], yang efektif pada [Tanggal/Hari terakhir kerja]. Alasan pengunduran diri saya adalah karena saya sedang mengalami masalah kesehatan yang memerlukan perhatian dan perawatan medis secara penuh waktu.

Hal ini adalah keputusan yang saya ambil dengan berat hati, tetapi kondisi kesehatan saya tidak lagi dapat membiarkan saya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi kewajiban saya. Saya bersyukur telah mendapat kesempatan bekerja di perusahaan ini dan berterima kasih kepada semua orang-orang di dalamnya.

Saya akan melakukan semua yang ada dalam kuasa saya untuk membantu proses transisi selama masih berada di perusahaan ini untuk membantu menemukan dan memberikan training karyawan pengganti saya nanti. Jika ada hal lain yang dapat saya lakukan, mohon beritahu saya melalui nomor kontak yang telah saya berikan.

Terima kasih atas pengertian dan dukungannya pada masa-masa ini. Saya menikmati masa kerja saya di perusahaan ini dan berharap yang terbaik untuk ke  depannya.

Hormat saya,

[Tanda tangan]

[Nama lengkap legal]

Alasan keluarga

Kepada

Yth. [Nama atasan]

di tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: [Nama lengkap]

Alamat: [Alamat tempat tinggal, ditulis secara lengkap]

Jabatan: [Posisi pekerjaan]

Nomor Telp: [Nomor Telepon]

Saya menulis surat ini untuk memberitahukan pengunduran diri saya sebagai [Posisi pekerjaan] dan efektif pada [Tanggal/Hari terakhir kerja]. Keputusan yang berat ini saya ambil karena alasan-alasan keluarga yang tidak dapat saya jelaskan secara mendetail melalui surat ini.

Keluarga saya membutuhkan perhatian dan dukungan penuh pada masa sekarang ini, dan oleh karena itu saya harus memprioritaskan kebutuhan mereka. Bagaimanapun, saya ingin menyampaikan rasa syukur atas pengalaman yang saya dapatkan selama bekerja di perusahaan ini.

Saya bersedia untuk membantu proses transisi ini, seperti untuk pencarian karyawan yang menggantikan saya dan melatihnya dalam mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawab saya. Bapak/Ibu dapat menghubungi saya lebih lanjut melalui informasi kontak yang saya sampaikan bersama surat ini.

Terima kasih atas dukungan dan pengertian Bapak/Ibu di masa-masa ini. Saya bersyukur atas masa kerja saya di perusahaan ini. Rekan-rekan kerja dan pengalaman yang saya peroleh akan saya kenang dengan baik. Saya berharap yang terbaik untuk [Nama perusahaan] ke depannya.

Hormat saya,

[Tanda tangan]

[Nama lengkap legal]

Alasan melanjutkan pendidikan 

Kepada

Yth. [Nama atasan]

di tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: [Nama lengkap]

Alamat: [Alamat tempat tinggal, ditulis secara lengkap]

Jabatan: [Posisi pekerjaan]

Nomor Telp: [Nomor Telepon]

Saya menulis surat ini untuk memberitahukan pengunduran diri saya sebagai [Posisi pekerjaan] yang efektif pada [Tanggal/Hari terakhir kerja]. Alasannya adalah karena saya telah diterima pada [Nama program dan institusi pendidikan] dan memilih untuk melanjutkan studi saya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Keputusan ini berat bagi saya, namun saya percaya bahwa keputusan ini adalah pilihan yang tepat untuk mengembangkan diri saya secara profesional dan personal. Saya menikmati masa kerja saya selama berada di perusahaan ini dan berterima kasih atas kesempatan dan pengetahuan yang saya dapatkan di sini.

Saya menawarkan diri untuk membantu dalam proses transisi selama saya masih bekerja di sini untuk membantu menemukan dan melatih penerus saya yang ideal. Jika ada hal lain yang dapat saya lakukan untuk membantu, Bapak/Ibu dapat menghubungi kontak saya yang sudah saya cantumkan bersama surat ini.

Atas perhatian dan pengertiannya, saya ucapkan terima kasih. Saya menghargai pengalaman dan bimbingan yang saya dapatkan dari perusahaan ini, dan mengharapkan yang terbaik untuk ke depannya.

Hormat saya,

[Tanda tangan]

[Nama lengkap legal]

Alasan pindah domisili atau relokasi

Kepada

Yth. [Nama Perusahaan]

di tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: [Nama lengkap]

Alamat: [Alamat tempat tinggal, ditulis secara lengkap]

Jabatan: [Posisi pekerjaan]

Nomor Telp: [Nomor Telepon]

Melalui surat ini saya ingin menyampaikan pengunduran diri saya sebagai [Posisi pekerjaan] dan efektif pada [Tanggal/Hari terakhir bekerja]. Saya mendapatkan tawaran kerja sebagai [Nama pekerjaan] di [Kota/Negara], dan akan pindah tinggal ke sana pada waktu dekat yang akan datang.

Saya merasa bersyukur atas pengalaman dan kesempatan yang saya dapatkan di perusahaan ini, namun saya rasa kepindahan saya merupakan pilihan yang tepat untuk pengembangan karier saya. Saya akan membantu secara penuh proses transisi selama saya bekerja di sini, dan akan membantu menemukan pengganti dan memberikan pelatihan yang memadai.

Mohon diinformasikan jika ada hal lain yang dapat saya lakukan untuk membantu proses ini. Dengan ini saya ingin menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh [Nama perusahaan]. Saya mendoakan yang terbaik untuk ke depannya.

Terima kasih atas perhatian dan dukungannya selama ini.

Hormat saya, 

[Tanda tangan]

[Nama lengkap legal]

Alasan burnout

Kepada

Yth. [Nama Perusahaan]

di tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: [Nama lengkap]

Alamat: [Alamat tempat tinggal, ditulis secara lengkap]

Jabatan: [Posisi pekerjaan]

Nomor Telp: [Nomor Telepon]

Saya menuliskan surat ini untuk menyampaikan pengunduran diri saya sebagai [Posisi kerja] dan efektif pada [Tanggal/Hari kerja]. Setelah memikirkannya secara matang, dengan berat hati saya memutuskan untuk mundur karena saya merasa mengalami burnout atau kelelahan mental selama [Beberapa waktu] terakhir.

Saya bersyukur atas kesempatan dan pengalaman yang diberikan oleh perusahaan. Pengalaman yang saya dapatkan di perusahaan ini tentunya telah membantu skill dan perkembangan diri saya. Tetapi, beban kerja yang saya tanggung untuk waktu ini telah memberikan dampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental saya. Oleh karena itu, dengan berat hati saya memutuskan untuk berfokus pada diri saya dan rehat dengan mengundurkan diri dari [Nama perusahaan].

Saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan dan pengertian yang diberikan [Bapak/Ibu atasan]. Saya juga tetap bersedia untuk membantu proses transisi dalam pencarian pengganti dan pelatihan kerja pada penerus saya. [Bapak/Ibu] bisa menghubungi saya melalui kontak informasi yang saya sertakan melalui surat ini juga.

Terima kasih atas dukungan dan dorongan positif yang [Bapak/Ibu] selama masa saya kerja di sini.

Hormat saya,

[Tanda tangan]

[Nama lengkap legal]

Sementara itu, format dan bentuk surat pengunduran diri untuk alasan personal lainnya seperti resign karena adanya konflik batin baik etis atau moral di lingkungan kerja, memasuki masa pensiun, maupun alasan pribadi lainnya, pada dasarnya memiliki template yang hampir sama. Tinggal disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. 

Berbagi pengalaman bersama JobStreet

Berbagi pengalaman bersama JobStreet

Menulis surat pengunduran diri (resign) dengan alasan personal bisa menjadi proses yang sulit dan menggugah emosi. Akan tetapi, tetap penting untuk kamu melakukannya secara profesional dan menjaga hubungan baik dengan semua pihak. Berbicaralah dengan atasanmu sebelum kamu menyampaikan surat pengunduran diri secara formal, agar kamu dan tempat kerjamu dapat menyiapkan dan merencanakan proses transisi yang lancar.

Tulislah surat yang singkat, padat, dan jelas. Sampaikan alasan dan latar belakang pengunduran diri kamu secara jujur. Buatlah tetap profesional dan jangan terlalu banyak bercerita (oversharing). Sampaikan juga rasa syukur dan terima kasih kamu atas kesempatan yang telah diberikan selama bekerja di sana, berikan kesan yang baik kepada rekan dan kolega kerjamu. Jika memungkinkan, tawarkan diri untuk membantu proses transisi pengunduran dirimu, seperti melatih pengganti kerja yang akan menanggung kewajibanmu selanjutnya, atau menyelesaikan proyek tertentu sebelum kamu benar-benar resign.

Kamu dapat menuliskan dan update pengalaman kerjamu langsung di profil Jobstreet kamu. Kalau kamu belum memiliki profil Jobstreetsign up di sini buat mulai browsing lowongan kerja dan perusahaan hiring yang tersedia.

Untuk akses informasi lowongan kerja yang lebih muda, unduh aplikasi JobStreet di App Store dan Google Play Store secara gratis!

Jika kamu membutuhkan tips lebih lanjut mengenai resign, mencari kerja baru, perkembangan karier, kunjungi laman Tips Karier untuk membantu kamu di perjalanan kariermu dan mencari pekerjaan. Tetap semangat dan jangan menyerah!

FAQ

  1. Apa saja yang harus saya sampaikan dalam surat pengunduran diri saya?
    ⁠Dalam penulisan surat pengunduran diri, ada beberapa hal yang harus kamu sampaikan untuk membuat surat yang jelas, profesional, dan memberikan kesan baik untuk semua pihak.

    ⁠Alasan pengunduran diri
    ⁠Mulai surat pengunduran dirimu dengan langsung menyatakan alasan dan latar belakang yang membuat kamu harus resign dari pekerjaanmu. Sampaikan secara jujur, tetapi jangan terlalu emosional atau oversharing mengenai informasi-informasi sensitif.

    ⁠Rasa syukur dan berterima kasih

    ⁠Sampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada perusahaan atas kesempatan yang telah diberikan selama kamu bekerja di sana. Tuliskan juga bagaimana tempat kerja tersebut membantumu dalam mendapatkan pengalaman dan skill yang berharga.

    Notice period
    Sampaikan kepada perusahaanmu tanggal terakhir kamu dapat bekerja. Notice period adalah waktu minimal seorang pekerja untuk memberitahu perusahaan saat ingin mengakhiri masa kerjanya. Berikan notice period yang masuk akal agar semua pihak, kamu sebagai pekerja dan perusahaan, dapat mempersiapkan masa transisi yang lancar.
    ⁠⁠Pada umumnya, notice period paling minimum adalah dua minggu. Ada juga perusahaan yang membutuhkan karyawannya untuk memberikan satu bulan jika ingin mengakhiri masa kerjanya. Tetapi, hal ini juga tergantung dengan kontrak dan situasi pengunduran dirimu.

    ⁠Tawaran bantuan
    ⁠Tawarkan diri untuk membantu masa transisi dan rencana untuk menyelesaikan proyek yang sedang dikerjakan sebelum kamu benar-benar pergi. Dengan ini, kamu menunjukkan profesionalitas dan kesukarelaan untuk membantu perusahaan dengan memberikan kesan yang baik.

    ⁠Kontak informasi
    ⁠Berikan kontak informasi agar perusahaan dapat menghubungi kamu jika ada hal yang ingin dibicarakan secara lebih lanjut.

    ⁠Tanda tangan
    ⁠Bubuhkan tanda tangan dan nama lengkap kamu dalam surat.

    ⁠Dengan menyampaikan poin-poin di atas, kamu dapat membuat surat pengunduran diri dengan alasan personal yang profesional dan baik.
  2. Haruskah saya membicarakan pengunduran diri saya dengan atasan sebelum resign?
    ⁠Berbincang dan berdiskusilah dengan atasan kamu sebelum menyampaikan surat resign atau surat pengunduran diri secara formal. Jaga kesan baik dan relasi profesional kamu dengan tempat kerja, terutama jika kamu memiliki hubungan baik dengan manajer dan perusahaan tersebut untuk beberapa waktu yang lama.

    ⁠Dengan cara ini, kemungkinan adanya miskomunikasi mengenai alasan pengunduran diri hampir tidak ada, dan mereka dapat memberikan kamu kesempatan untuk mendiskusikan alasan pengunduran dirimu secara lebih mendalam. Dalam hal ini perusahaan biasanya juga dapat memberikan tawaran yang menarik jika mereka merasa tidak ingin kehilangan kamu sebagai pekerja
  3. Bagaimana cara mengatur pekerjaan/proyek yang tersisa setelah mengundurkan diri?
    Setelah mengundurkan diri dari pekerjaan, tetap penting untuk mengatur pekerjaan-pekerjaan yang tersisa secara profesional dan bertanggung jawab. Setelah memberikan notice yang memadai, berikut tips yang dapat kamu terapkan agar proses transisi pengunduran dirimu lancar:

    ⁠Selesaikan pekerjaan yang tersisa
    ⁠Selesaikan pekerjaan atau proyek yang tersisa sesuai kemampuanmu. Terutama, jika pekerjaan tersebut berhubungan dengan keahlian yang spesifik kamu miliki dan peran yang kamu pegang di perusahaan tersebut. Hal ini akan memastikan proses transisi yang lancar dan menghindari gangguan terhadap jalannya operasi perusahaan yang akan kamu tinggalkan.

    ⁠Organisasikan pekerjaanmu
    ⁠Atur dokumen-dokumen kerjamu dalam file yang jelas dan dapat mudah dimengerti. Lakukan ini supaya penerusmu yang nantinya akan menanggung beban kerjamu selanjutnya dapat melanjutkan pekerjaanmu dengan lancar dan mudah.

    ⁠Berikan instruksi yang jelas
    ⁠Berikan instruksi yang jelas dan bertahap mengenai bagaimana mengerjakan suatu pekerjaan atau proyek tertentu, termasuk deadline dan parameter keberhasilannya. Dengan cara ini, kamu dapat membantu penerusmu mengerjakan pekerjaan dan proyek yang kira-kira belum selesai sebelum kamu mengundurkan diri dari perusahaan.

    ⁠Menjaga sikap profesional
    ⁠Tetaplah bekerja dan bersikap secara profesional dengan atasan dan kolega kamu sampai hari terakhir. Dengan begitu, kamu dapat menjaga hubungan baik dan relasi kerja bahkan setelah kamu meninggalkan perusahaan tersebut.
  4. Haruskah saya menjelaskan alasan pengunduran diri saya pada saat exit interview?
    Menjelaskan atau tidak menjelaskan alasan pengunduran diri kamu saat proses exit interview tergantung pada situasi personal dan hubunganmu dengan tempat kerjamu. Berikut adalah faktor-faktor yang harus kamu perhitungkan:
    • Implikasi hukum

    Dalam beberapa kasus, membagikan alasan tertentu mengundurkan diri saat exit interview dapat memiliki konsekuensi hukum. Misalnya, jika kamu mendapatkan perlakuan diskriminatif atau pelecehan di tempat kerja, maka kamu harus berbicara terlebih dahulu dengan pengacara atau pihak berwajib sebelum mendiskusikan isu tersebut dengan atasan.
    • Pekerjaan masa depan

    Jika kamu berniat untuk memasukkan tempat kerjamu sebagai referensi atau ingin bekerja di industri yang sama di masa depan, kamu harus berhati-hati ketika menyampaikan pengunduran diri kamu. Memberikan kesan negatif dapat merusak reputasi profesional kamu di bidang tersebut.
    • Feedback dan masukan konstruktif

    Exit interview dapat menjadi kesempatan untuk mendapatkan masukan konstruktif dan evaluasi pekerjaan selama kamu bekerja di perusahaan tersebut. Jika ada masalah yang menjadi alasan kamu mengundurkan diri, berbicara dengan atasan pada saat exit interview dapat membantu kamu mengatasi hal tersebut.
    • Preferensi personal

    Pada akhirnya, tentang menjelaskan alasan pengunduran diri atau tidak, tergantung pada keputusanmu sebagai pekerja. Jika kamu merasa harus menyampaikannya dengan perspektif yang kamu miliki, terutama jika kamu merasa nyaman melakukannya, tuliskan saja. Menyampaikan latar belakang pengunduran diri bukanlah kewajiban yang mutlak.

More from this category: Kehilangan pekerjaan

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.