Kehidupan bisnis tak selamanya berjalan mulus. Masalah dalam bisnis bisa datang kapan pun tanpa diprediksi. Karyawan tiba-tiba sering telat, pekerjaan selalu lewat batas deadline, dan konflik batin antar rekan kantor adalah beberapa contoh masalah yang bisa muncul di dalam sebuah perusahaan. Tentu, ada banyak masalah lain yang mungkin menimpa, finansial misalnya. Saat sadar bahwa perusahaan sedang tidak baik-baik saja, apa yang harus kamu lakukan?
Dalam kondisi seperti itu, kamu perlu mengidentifikasi secara tepat masalah yang sedang melanda. Kamu perlu memahami kondisi perusahaan, dan menampilkannya dalam sebuah problem statement. Melalui problem statement, kamu bisa menuangkan pendapat kamu mengenai kondisi yang terjadi sehingga memancing saran yang solutif.
Apa itu problem statement? Sederhananya, problem statement adalah pernyataan yang dibuat secara khusus untuk mengidentifikasi masalah, mencari penyebabnya, dan menemukan akibat-akibat yang telah atau mungkin akan terjadi. Problem statement yang dibuat dengan benar dapat menampilkan data-data penting, yang bisa kamu gunakan untuk melakukan perbaikan. Sebaliknya, alih-alih digunakan untuk melakukan perbaikan, problem statement yang buruk malah akan melahirkan kebingungan, pemahaman yang keliru terhadap masalah, dan solusi yang salah kaprah.
Sebuah problem statement yang efektif adalah yang disampaikan dengan spesifik, terukur, objektif, dan membuka peluang-peluang realistis yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan. Saat membuatnya, kamu juga harus menghindari sisi emosional dan menjunjung tinggi objektivitas. Tentu saja, permasalahan bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Seorang manajer dan karyawan mungkin melihat masalah secara berbeda. Namun, meskipun terdapat perbedaan perspektif, semua anggota perusahaan sebaiknya tahu bagaimana menghadapinya dan merancang solusi yang memungkinkan, sebelum akhirnya dilanjutkan ke tahap diskusi.
Membuat sebuah problem statement adalah step awal yang bisa kamu lakukan untuk menghadirkan solusi atas permasalahan yang terjadi. Bukankah memahami permasalahan sama dengan menyelesaikan setengah dari keseluruhan masalah?
Artikel ini adalah panduan untuk kamu yang mau memahami cara membuat problem statement. Pelajari tips dan trik untuk membuatnya, dan tingkatkan kinerja kamu di perusahaan dengan menjadi seorang problem solver!
Saat masalah telah dirumuskan dengan jernih, kamu akan lebih mudah untuk menentukan langkah-langkah penyelesaian yang efektif. Namun, kapan persisnya kamu perlu membuat problem statement?
Umumnya, sebuah problem statement dibuat saat perusahaan atau organisasi mengalami tantangan atau masalah. Masalah dalam perusahaan bisa sangat beragam, mulai dari pengeluaran yang berlebihan, kinerja karyawan yang buruk, hadirnya kompetitor bisnis baru, dan lainnya.
Setelah problem statement dibuat, diharapkan akar dan penyebab-penyebab terjadinya masalah bisa teridentifikasi. Nah, karena bertujuan untuk menyelesaikan masalah, maka problem statement harus dibuat dengan rasional, rinci, dan objektif, sehingga kamu dapat benar-benar memahami cakupan masalah dan batasan-batasannya. Dengan mengetahui cakupan dan batasan masalah, solusi yang kamu tawarkan tidak akan melebar terlalu jauh, apalagi sampai mengacaukan ekosistem kerja secara keseluruhan.
Misalnya, sebagai staf HR kamu merasa ada yang tidak beres dengan motivasi kerja para karyawan, kamu bisa mulai membuat kerangka problem statement. Pertama-tama, kamu bisa bertanya siapa saja karyawan yang mengalami hal ini? Apakah ada sesuatu yang menyebabkan ini terjadi? Apa saja langkah yang mungkin kamu dan manajemen bisa lakukan?
Kamu juga bisa menggunakan problem statement untuk menjawab kekhawatiran para investor atau para stakeholder di perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan yang kamu kelola adalah perusahaan waralaba makanan lokal yang sudah punya banyak cabang. Lalu, kamu tahu bahwa progress penjualan di salah satu toko tidak dapat memenuhi target kuartal yang telah ditentukan. Kamu bisa menggunakan problem statement untuk membantu kamu mencari tahu penyebab dari angka penjualan yang rendah ini. Barangkali, ada kompetitor di daerah itu, atau lokasinya kurang strategis untuk pembeli, atau justru produknya kurang disukai oleh target konsumen di lokasi tersebut, atau malah strategi marketing-nya yang kurang menarik dan efektif.
Sebenarnya, problem statement tidak selamanya hanya diaplikasikan saat menghadapi masalah yang genting. Kalau kamu sekedar ingin meningkatkan kinerja karyawan, karena selama ini kamu pikir kinerja mereka di bawah rata-rata, kamu bisa membuat problem statement tentang bagaimana caranya meningkatkan kinerja.
Tentu, problem solving skill adalah aspek yang dibutuhkan di perusahaan mana pun. Kalau kamu punya kemampuan ini, membuat problem statement akan jadi perkara yang relatif mudah. Sama seperti melakukan penelitian ilmiah, langkah kamu dalam mengidentifikasi permasalahan harus didasari data dan argumentasi yang kuat. Selain bukti-bukti yang kamu kumpulkan, kamu juga harus memiliki skill untuk melihat segala sesuatu melalui kerangka sebab-akibat.
Baca juga: 14 Transferable Skills yang Membuat Perusahaan Tertarik Padamu
Kalau mau lebih efektif dengan analisis yang tepat, kamu juga perlu untuk melakukan penelusuran literatur, misalnya jurnal ilmiah atau buku-buku tentang psikologi, keuangan, pengembangan diri dan lain sebagainya. Informasi-informasi yang didapatkan bisa membantu kamu untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapi, sehingga kamu bisa menemukan solusi yang tepat.
Problem statement digunakan untuk menggambarkan permasalahan dengan jelas dan tepat. Karena itu, kamu perlu tahu beberapa komponen yang biasanya terdapat di dalam problem statement, agar kamu bisa lebih mudah untuk membuatnya. Berikut ini adalah lima komponen dari problem statement:
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mendeskripsikan masalahnya. Hindari pendapat pribadi, dan tulislah masalah secara spesifik serta hindari segala hal yang tidak perlu.
Pada bagian ini, kamu perlu menjelaskan tujuan dari analisis yang telah kamu lakukan, dan bagaimana hal itu relevan dengan masalah yang saat ini terjadi.
Bagian ini berfungsi untuk membatasi riset permasalahan yang akan kamu lakukan. Bagian ini harus menampilkan semua hal yang dianggap penting, tetapi juga menghilangkan semua yang tidak relevan.
Problem statement tidak dibuat hanya dengan asumsi, kamu perlu membuat riset untuk memahami permasalahan yang sebenarnya. Di sinilah pentingnya merancang metode. Kamu perlu menentukan metode yang pas untuk meneliti masalah. Hal ini berfungsi untuk membuat setiap langkah menjadi pasti.
Bagian ini berfungsi untuk menjelaskan pentingnya melakukan penelitian kamu, dan kontribusinya terhadap perusahaan.
Perlu diingat, jangan menghadirkan pemecahan masalah di sini. Sebab, fungsi utama problem statement adalah menjernihkan permasalahan, bukan mencari solusi. Solusi merupakan perkara yang bisa didiskusikan setelah problem statement dibuat.
Berikut adalah cara menulis komponen-komponen yang ada di dalam problem statement:
Problem statement harus dengan jelas menguraikan perbedaan antara kondisi saat ini dengan tujuan yang ingin dicapai saat masalah telah diselesaikan. Dengan kata lain, kamu perlu menggambarkan kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi yang saat ini terjadi.
Mulailah menulis permasalahan yang tengah dihadapi oleh perusahaan atau organisasi kamu. Kalau penjualan cabang yang kamu kelola tidak efektif, kamu bisa menjelaskannya secara deskriptif melalui dua pertanyaan pemantik: “Apa yang seharusnya dicapai oleh cabang ini?” dan “Apa yang sekarang sedang terjadi?”
Semua informasi yang ada pada bagian ini harus berupa fakta dan disertai dengan bukti pendukung.
Bagian ini terdiri dari kalimat singkat yang berfokus pada apa yang kamu ingin capai saat solusi sudah diaktualisasikan. Kamu bisa bertanya betapa sebenarnya perusahaan bisa menjadi lebih baik. Ingat, tujuan yang kamu sampaikan harus realistis dan bisa dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Bagian ini juga harus memotivasi anggota untuk mencari solusi. Ingat, hanya memotivasi, karena solusi akan didiskusikan setelah semua anggota membaca problem statement yang kamu buat.
Dalam problem statement, setiap permasalahan harus memiliki batas, sehingga solusinya tidak terlalu melebar. Sebagai pertanyaan pemantik, misalnya, “Siapa atau apa saja yang terlibat dalam situasi ini?” atau “Siapa atau apa yang terdampak dari masalah ini?”
Ruang lingkup masalah bisa dispesifikkan ke bagian tertentu di dalam perusahaan, seperti tim marketing, tim IT, atau staf individual. Ruang lingkup juga bisa merupakan konsumen perusahaan.
Salah satu cara untuk menentukan ruang lingkup masalah adalah melakukan pembatasan terhadap hal-hal di luar topik. Buatlah list tentang siapa atau apa yang terdampak oleh masalah, lalu buang semua hal yang tidak perlu. Pembatasan ini penting agar kinerja tim bisa lebih terstruktur saat menyelesaikan masalah
Setelah mendeskripsikan masalah, membuat tujuan, dan melakukan pembatasan, kamu perlu memilih metode untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. Salah satu cara untuk mengumpulkan data adalah dengan melakukan survei. Kamu bisa melakukan survei terhadap konsumen maupun karyawan melalui kuesioner. Kalau kamu memilih langkah ini, pastikan kuesioner kamu bisa diakses oleh semua orang. Kamu bisa menyediakan kolom untuk diisi oleh responden. Zaman sekarang, kamu bisa dengan mudah membuat kuesioner secara daring.
Metode lainnya adalah melakukan wawancara atau interview kepada informan atau narasumber yang sudah diidentifikasi. Lakukan interview terhadap orang yang relevan dengan ruang lingkup yang telah kamu buat. Melakukan dialog yang mendalam bersama orang bisa membuat kamu memahami masalah dari perspektif orang lain.
Apa pun pendekatan yang dilakukan, yang pasti semuanya bergantung pada kamu. Tentukan metodologi yang kamu merasa familiar dan bisa melakukannya. Namun, metode kamu harus realistis dan dilakukan di dalam masa waktu tertentu. Hal ini penting untuk mengidentifikasi masalah dan menghadirkan solusi yang tepat.
Sudah susah payah melakukan penelitian, masa sih gak ada manfaatnya? Nah, di bagian ini kamu bisa menjelaskan signifikansi atau kemanfaatan dari hasil studi kamu. Di sini, kamu bisa mengargumentasikan pentingnya melakukan A dan bukan B, karena dampak dari A begini sedangkan dampak dari B begini.
Kamu juga perlu untuk memberikan indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi solusi kamu. Indikator itu penting untuk mengukur efektivitasnya, sehingga di kemudian hari bisa diperbaiki.
Saat membuat problem statement, sering terjadi kesalahan umum. Berikut ini beberapa diantaranya:
Hindari generalisasi, tulislah problem statement dengan spesifik. Pernyataan yang terlalu umum seperti “kita perlu untuk meningkatkan kinerja customer service” tidak cukup spesifik. Kamu bisa mengidentifikasi secara lebih terperinci masalah customer service itu dengan “kita perlu untuk mengurangi waktu tunggu untuk panggilan customer service.”
Sebuah problem statement yang baik perlu berfokus pada akar masalah sehingga solusi yang nanti dibuat disandarkan pada inti masalahnya, bukan permukaan. Sebagai contoh, ketimbang mengemukakan “penjualan kita mengalami penurunan,” seharusnya problem statement mengidentifikasi mengapa penjualan mengalami penurunan, seperti “marketing yang kita lakukan tidak efektif dalam mencapai target audiens.”
Problem statement harus memperhatikan batas konteks di mana masalah muncul. Yang dibahas adalah semua hal yang relevan. Selain itu, perlu ditinggalkan.
Buatlah pertanyaan dalam studi problem statement ini sejelas mungkin, tidak ambigu dan multitafsir. Untuk itu, gunakan bahasa kamu dengan sejelas dan selugas mungkin. Hindari jargon-jargon dan bahasa teknis yang terlalu banyak, karena dapat membuat bingung pembaca.
Bukti adalah hal yang esensial di dalam problem statement yang kamu buat. Hal ini digunakan untuk mendukung setiap argumen yang kamu berikan. Apabila kamu tidak menyediakan cukup bukti, kamu tidak bisa memancing orang lain untuk memberi solusi. Selain itu, sisi kemanfaatan dari problem statement yang dibuat juga kurang terlihat.
Kenali dengan jernih masalah yang kamu hadapi. Kalau kamu paham apa yang kamu sampaikan, orang lain pun akan paham dengan masalah yang dihadapi. Dengan begitu, solusi bisa didiskusikan dengan lebih efektif.
Bahasa yang jernih menghindarkan kata-kata dari ambiguitas dan kesalahpahaman, sehingga membuat pembaca lebih mudah untuk mengidentifikasi riset atas permasalahan dan tingkat kepentingannya.
Kalau memungkinkan, sampaikan setiap permasalahan dengan data yang akurat. Data yang akurat dapat meyakinkan pembaca tentang fakta permasalahan yang benar-benar terjadi. Pernyataan yang sekedar asumsi hanya akan menghasilkan simpulan yang bermasalah.
Kemampuan untuk mengetahui karakter audiens, tingkat pengetahuan, dan apa yang membuat mereka tertarik sangat esensial untuk menulis problem statement yang baik. Menyesuaikan laporan dengan memenuhi kebutuhan dan harapan audiens dapat membuatnya lebih sesuai, praktis, menarik, relevan, dan meyakinkan.
Sampaikan harapan yang ingin kamu capai setelah menyelesaikan permasalahan. Tujuan harus disampaikan dengan target yang spesifik, misalnya mengurangi pengeluaran, meningkatkan kepuasan, atau meningkatkan produktivitas.
Mencari feedback dari orang lain dapat membuat permasalahan yang kita hadapi lebih jernih, karena satu hal yang dilihat dari berbagai perspektif dapat membantu kita melihat apa yang tadinya tidak kelihatan.
Kepuasan para karyawan merupakan faktor yang esensial pada sebuah organisasi kesehatan. Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja para petugas layanan kesehatan, akan membuat semakin baik hasil perawatan pasien, meningkatkan produktivitas, dan menurunkan angka keluar masuk karyawan. Namun, banyak organisasi pelayanan kesehatan yang belum meningkatkan tingkat kepuasan karyawan, sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas dan peningkatan tingkat keluar masuk karyawan.
Dalam organisasi kesehatan kita, terdapat permasalahan pada kepuasan karyawan. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, tingkat kepuasan karyawan masih terbilang rendah. Dari 2.000 karyawan, 85% diantaranya merasa kurang dihargai dan diapresiasi. Ketidakpuasan ini berdampak pada kinerja mereka, dan banyak karyawan yang absen bahkan keluar.
Kita perlu untuk meningkatkan kepuasan karyawan di dalam organisasi kesehatan kita sehingga para karyawan merasa lebih dihargai dan diapresiasi. Hal itu dapat membuat perawatan pasien menjadi lebih baik dan dapat pula meningkatkan produktivitas. Kita harus membuat lingkungan kerja yang positif yaitu karyawan merasa termotivasi, diikutsertakan, dan didukung.
Tahap pertama adalah dengan mengidentifikasi faktor yang menurunkan tingkat kepuasan karyawan, setelah itu dilanjutkan dengan menentukan upaya mengatasinya secara efektif.
Kota merupakan wilayah yang bertanggung jawab dalam peningkatan emisi karbon, perubahan iklim, serta polusi udara. Sektor transportasi, misalnya, merupakan sumber utama peningkatan emisi karbon di ruang kota, yang dihasilkan dari berbagai jenis kendaraan seperti mobil, bus, dan truk. Selain itu, konsumsi energi dari pembangunan, industri, dan lainnya juga punya andil dalam permasalahan ini.
Berdasarkan data yang dirilis oleh World Resource Institute (WRI) yang bermarkas di Washington DC, Indonesia merupakan negara penyumbang emisi karbon terbesar ke-6 dunia. Kita telah mengetahui bahaya dari tingginya tingkat emisi karbon, yang berdampak pada kualitas air dan berkontribusi pada perubahan iklim. Sejauh ini, kita sudah merancang kebijakan yang berfungsi untuk mengurangi emisi karbon, tapi kita masih memerlukan banyak bantuan dan upaya terus-menerus dalam mencapainya.
Kita perlu mengurangi emisi karbon di ruang kota untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan dari kota kita, serta untuk mengurangi efek perubahan iklim.
Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan itu adalah mengidentifikasi secara akurat sumber-sumber permasalahan. Lalu, kita perlu merumuskan strategi yang efektif untuk mengatasinya. Kita perlu bekerja sama dengan banyak jajaran seperti pemerintah kota, pebisnis, masyarakat umum.
Mereka harus dilibatkan dalam membuat kebijakan tentang transportasi berkelanjutan dan penggunaan energi. Kita juga perlu untuk membuat rencana yang komprehensif, yang mempertimbangkan kebutuhan komunitas kita sambil mengurangi emisi karbon dan menjaga lingkungan.
Aplikasi mobile menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari. Seiring pertumbuhan smartphone, para pengguna semakin bergantung pada aplikasi mobile dalam menjalankan berbagai kebutuhannya, seperti komunikasi, hiburan, dan produktivitas. Bagaimanapun, dengan semakin banyaknya aplikasi yang tersedia di pasar, pengguna menjadi lebih selektif.
Terdapat juga temuan bahwa active users aplikasi mobile kita mengalami angka penurunan hingga 45% dalam periode 3 bulan ini. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman pengguna terhadap aplikasi mobile merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan aplikasi tersebut di pasaran.
Di perusahaan, kita sudah membangun aplikasi mobile yang menyediakan pelayanan khusus bagi pengguna. Namun, kita juga mendapatkan beberapa feedback dari mereka bahwa kita perlu melakukan perbaikan. Pengguna mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan saat memakai aplikasi, mengalami loading yang lama, dan isu lainnya.
Tentu, permasalahan yang ada pada aplikasi bisa berdampak negatif pada pengguna. Kita perlu berfokus pada tujuan meningkatkan pengalaman pengguna. Sebagai tahap pertama, kita perlu mengidentifikasi kesulitan pemakaian aplikasi yang pengguna hadapi, lalu merancang solusi praktis untuk mengatasinya.
Untuk mengidentifikasi, kita perlu untuk melakukan riset terhadap kebutuhan dan perilaku pengguna, terhadap desain yang user-friendly, dan mengoptimalkan kinerja aplikasi. Dengan meningkatkan pengalaman pengguna terhadap aplikasi kita, kita bisa meningkatkan kepuasan mereka, dan meningkatkan kesuksesan di pasar.
Problem statement yang baik dapat membantu kita untuk membuat penelitian lanjutan mencari solusi. Sebagaimana pembicaraan di awal, problem statement adalah identifikasi terhadap masalah, penyebabnya, dan akibat-akibatnya. Dengan memahami permasalahan dengan baik, kita bisa mulai membuat penelitian untuk mencari solusi.
Berikut manfaat problem statement untuk penelitian mencari solusi:
Dengan pengetahuan yang jernih terhadap permasalahan, tantangan yang dihadapi bisa tergambar dengan akurat, sehingga tujuan penelitian dan hipotesis dapat dibangun dengan mudah. Agar proses membangun tujuan penelitian dan hipotesis lebih efektif, cobalah dua langkah berikut ini:
Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah penelitian yang ingin diteliti. Misalnya, dalam penelitian tentang pengalaman pengguna terhadap desain interface atau antarmuka aplikasi mobile, masalah penelitian bisa menjadi "Bagaimana dampak desain antarmuka terhadap kepuasan pengguna aplikasi mobile?".
Sementara itu, tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui hubungan antara desain antarmuka aplikasi mobile dengan kepuasan pengguna.
Berdasarkan tujuan penelitian, kamu bisa memformulasikan hipotesis atau asumsi awal yang akan diuji sepanjang penelitian. Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel.
Misalnya, hipotesis untuk penelitian tentang pengalaman pengguna terhadap desain antarmuka aplikasi mobile, masalah penelitiannya bisa menjadi "Desain antarmuka yang tidak user-friendly berdampak pada ketidakpuasan pengguna, yang kemudian menghasilkan efek buruk pada kesuksesan aplikasi mobile di pasar."
Gunakan problem statement untuk membatasi cakupan penelitian solusi. Cakupan biasanya berupa populasi yang spesifik, wilayah penelitian atau konteks, dan jangka waktu penelitian.
Problem statement bisa membantu untuk menentukan pendekatan yang cocok untuk penelitian. Pendekatan penelitian bisa berupa kualitatif atau kuantitatif.
Kamu bisa memanfaatkan problem statement untuk memilih metode yang cocok dalam riset mencari solusi. Kamu bisa mengumpulkan data yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Metode riset harus disesuaikan dengan tujuan dan cakupan penelitian.
Salah satu fungsi problem statement adalah untuk menentukan variabel riset. Sebagaimana metode, variabel riset harus disesuaikan dengan tujuan penelitian dan cakupannya.
Setelah selesai membangun problem statement, kamu bisa memanfaatkannya untuk melakukan proses analisis data secara keseluruhan. Hal ini akan membantu agar penelitian tetap fokus untuk menjawab pertanyaan penelitian atau permasalahan yang sedang diselidiki.
Masalah di tempat kerja dapat terjadi kapan pun. Membuat problem statement sangat diperlukan untuk mengidentifikasi masalah yang ada, sehingga kamu bisa meletakkan pondasi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Jadi, sebelum menentukan dan menerapkan solusi, kamu perlu mengetahui dengan jernih permasalahan yang sedang dihadapi. Ibarat di dunia kesehatan, problem statement adalah diagnosis. Karena itu, ia tidak perlu menyertakan solusi. Namun, solusi akan lebih mudah dibuat apabila masalah telah teridentifikasi dengan benar.
Problem statement adalah langkah pertama untuk memecahkan masalah. Sebab, masalah yang dikenali dengan baik artinya telah setengah terselesaikan.
Kalau kamu ingin meningkatkan kemampuan problem solving, kamu bisa mengawalinya bersama SeekMAX! Melalui SeekMAX kamu bisa langsung belajar dari para ahlinya.
Ini saatnya untuk memperbarui profil JobStreet kamu dengan skill terbaru! Kamu juga bisa memulai dengan mendaftar jika belum memiliki akun.
Temukan juga informasi berguna lainnya untuk pengembangan karir kamu di laman Tips Karir kami. Di sana, kamu akan menemukan berbagai tips seputar cara melamar kerja, jenjang karir dan bidang tertentu, serta tips-tips lainnya mengenai pekerjaan.
Jadi, tunggu apa lagi? Download aplikasi JobStreet di Google Play Store dan Apple App Store sekarang!
Kenali masalah dengan spesifik
Gunakan bahasa yang sederhana
Spesifik dan tampilkan permasalahan dalam data
Cari tahu karakter pembaca
Buatlah tujuan dengan jelas
Mintalah feedback dan evaluasi