Kepanjangan OJT adalah on-the-job training, salah satu jenis pelatihan yang sering dilakukan untuk meningkatkan skill karyawan.
Sebagian perusahaan seringkali menerapkan OJT sebagai salah satu bentuk pelatihan kepada karyawan.
Untuk memahami lebih dalam, yuk kita bahas lebih lanjut tentang apa arti OJT (on-the-job training), tujuan, dan metode apa saja yang bisa digunakan.
Sumber : Envato
Untuk mengetahui apa itu on the job training, Anda harus memahami definisi dan tujuannya.
OJT singkatan dari on-the-job training, merupakan kegiatan pelatihan karyawan dengan tujuan yang dikhususkan supaya karyawan tersebut memahami tugas dan tanggung jawabnya secara lebih spesifik dan menyeluruh.
Pelatihan OJT biasanya ditujukan bagi karyawan yang akan mengisi posisi tertentu. Oleh karena itu, skill dan training yang diajarkan pun disesuaikan dengan posisi pekerjaan tersebut.
Secara umum, on job training adalah metode learning by doing. Cara ini melatih karyawan untuk mempelajari pekerjaan sambil menjalankan pekerjaan tersebut.
Biasanya karyawan yang menjalani OJT adalah mereka yang mengalami promosi jabatan atau rotasi posisi di perusahaan.
Jangan sampai keliru dengan off-the-job training.
Meski sama-sama pelatihan untuk karyawan, off-the-job training adalah pelatihan yang dilakukan di luar lingkungan kantor dan diselenggarakan secara terpisah dari pekerjaan utama karyawan.
Sumber : Envato
Program OJT memberikan keuntungan bagi karyawan yang mengikutinya. Berikut adalah manfaat OJT bagi karyawan:
Manfaat utama program OJT adalah meningkatkan skill dan pengetahuan. Hal ini pun bisa membuat karyawan semakin cekatan, sehingga bisa melakukan tanggung jawabnya dengan lebih baik dan sesuai tujuan perusahaan.
Manfaat on the job training berikutnya adalah meningkatkan motivasi dan retensi karyawan. Jika job desc terasa rancu atau tidak jelas, hal ini bisa memicu stress bagi karyawan.
Program OJT dilakukan untuk membantu karyawan menavigasi dan memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih jelas. Hal ini bisa meningkatkan motivasi dan retensi karyawan.
Karyawan yang paham betul akan job desc dan tanggung jawabnya tentu lebih mampu mengerjakan tugas dengan baik dan efisien.
Penelitian Jurnal Administrasi Bisnis juga menunjukkan bahwa OJT bisa meningkatkan kinerja karyawan.
Karyawan yang mengikuti program OJT akan lebih siap untuk promosi. Hal ini karena mereka telah menguasai skill dan pengetahuan baru terkait pekerjaan.
Program OJT melibatkan beberapa pihak, di antaranya karyawan sebagai trainee dan manajer/supervisor sebagai trainer.
Dengan ini, karyawan memiliki kesempatan untuk belajar dari atasan atau karyawan lain yang lebih berpengalaman untuk memperdalam kemampuan mereka.
Sumber : Envato
Selain membawa manfaat bagi perkembangan karyawan secara individu, on the job training juga memiliki dampak positif bagi perusahaan.
Berikut adalah beberapa manfaat implementasi program OJT bagi perusahaan yang mengadakan
Karyawan yang mengikuti program OJT, bisa meningkatkan skill, kompetensi, dan pengetahuan yang mereka miliki.
Otomatis, kinerja mereka pun akan mengalami kemajuan. Secara keseluruhan, program OJT juga berdampak positif bagi perusahaan yang memiliki karyawan berkinerja baik.
Produktivitas dan efisiensi yang tinggi merupakan hal penting dalam menjalankan perusahaan.
Dengan melakukan OJT, produktivitas karyawan bisa semakin meningkat, yang berimbas juga pada peningkatan performa perusahaan dan membuat bisnis semakin maju.
Dilansir Forbes, OJT adalah salah satu metode training murah. Perusahaan tidak perlu keluar uang untuk menyediakan lokasi training, akomodasi, atau trainer luar.
Semua bisa langsung dilakukan di dalam perusahaan. Terlebih lagi, karyawan bisa langsung melewati transisi begitu training selesai.
Adanya program OJT menunjukkan bahwa perusahaan juga memikirkan nasib dan masa depan karyawan perihal kemajuan karir merek.
Selain itu juga bisa mengurangi work burnout yang biasa muncul akibat aktivitas pekerjaan yang monoton. Hal ini bisa meningkatkan tingkat retensi karyawan secara signifikan.
Program training yang diadakan oleh perusahaan bisa merubah kultur perusahaan secara keseluruhan.
Kok bisa? Karena dengan program ini, para trainer bisa memberikan pengaruh cukup besar kepada karyawan, baik melalui motivasi, inspirasi, maupun contoh kerja yang nyata.
Hal ini bisa membentuk kultur kerja yang sehat, dinamis, dan lebih appropriate. Efeknya, performa kinerja bisa berkembang, hubungan antarkaryawan bisa semakin kompak, dan moral pun semakin baik.
Sumber : Envato
Secara umum, tujuan program OJT adalah untuk melatih karyawan yang akan menempati posisi atau jabatan tertentu di perusahaan.
Beberapa tujuan program OJT adalah sebagai berikut:
Tujuan pertama dari on the job training adalah memberikan pelatihan kepada karyawan supaya skill dan pengetahuannya bisa berkembang.
Goal-nya adalah supaya karyawan yang bersangkutan mampu mengaplikasikan skill dan pengetahuan baru tersebut di lingkungan kerja yang nyata secara langsung.
Ada korelasi yang erat antara pelatihan karyawan dan tingkat produktivitas.
Dilansir Gallup, karyawan cenderung memiliki budaya kerja dan produktivitas lebih tinggi ketika mereka mengetahui peran dan pekerjaan, serta ketika kelebihan mereka dihargai dan didukung.
Motivasi karyawan merupakan salah satu faktor kunci kesuksesan sebuah perusahaan.
Karyawan yang memiliki motivasi diri yang tinggi akan merasa lebih terikat dengan pekerjaannya, lebih produktif, serta lebih berkomitmen.
Perusahaan yang memberikan ruang bagi karyawan untuk berkembang dalam peran mereka, mampu menumbuhkan motivasi bagi karyawan untuk lebih semangat dalam menjalankan tanggung jawabnya.
Selain itu, on the job training juga berperan dalam meningkatkan loyalitas karyawan. Mengapa demikian?
Hal ini karena training bisa membuat karyawan merasa diakui dan diberikan kesempatan untuk berkembang. Terutama dengan adanya kompensasi yang fair.
Efeknya, job satisfaction akan bertambah dan loyalitas karyawan pun semakin meningkat.
Bimbingan dan pelatihan yang diberikan oleh manajer atau supervisor selaku trainee selama OJT bisa mempercepat adaptasi bagi karyawan baru.
Hal ini karena karyawan bisa secara langsung mempraktikkan arahan-arahan yang diberikan, dan bisa langsung bertanya saat ada hal-hal yang kurang dipahami.
Sumber : Envato
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa metode on the job training yang sering digunakan. Masing-masing memiliki caranya sendiri dalam membangun pengetahuan karyawan.
Contoh metode pelatihan on the job training adalah coaching. Coaching merupakan metode OJT one-on-one antara atasan dan karyawan yang dilakukan melalui pendekatan tidak langsung.
Maksudnya, coach berfokus untuk mengembangkan keterampilan individu melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, membuat coachee berpikir, memberikan waktu untuk menemukan jawaban, dan sebagainya.
Sehingga, diharapkan karyawan yang dimaksud bisa langsung mengimplementasikan solusi dari masalah yang ditemukan.
Tujuan utama coaching adalah untuk membantu karyawan memahami tujuan dan memberikan arahan untuk mencapainya.
Hasilnya adalah agar karyawan mampu mengembangkan skill, kinerja, performa, dan karir secara keseluruhan.
Baca Juga: 15 Contoh Slip Gaji Karyawan Lengkap dengan Fungsinya
Meski mirip, metode mentoring berbeda dengan coaching. Mentoring juga menerapkan cara one-on-one, tetapi sifatnya bimbingan dan pengawasan, sehingga interaksinya pun lebih dalam.
Dalam prosesnya, mentor akan berbagi pengalaman dan pengetahuannya kepada karyawan (mentee), dengan cara membimbing langsung.
Hal ini bisa berupa saran, feedback, tips, atau instruksi secara langsung.
Metode mentoring diharapkan mampu meningkatkan skill dan pengetahuan karyawan secara lebih komprehensif.
Metode OJT selanjutnya adalah job shadowing. Seperti namanya, metode ini mengharuskan karyawan “mengekor” karyawan lain saat bekerja.
Tujuan program pelatihan ini adalah untuk mempelajari secara langsung apa saja tugas dan tanggung jawab karyawan, bagaimana menyelesaikan job desc, mempelajari lingkungan kantor, dan mempelajari keterampilannya.
Rotasi jabatan merupakan salah satu contoh on the job training yang bisa memberikan dampak yang positif bagi karyawan yang memang sungguh-sungguh ingin belajar.
Anda bisa mengetahui dan mempelajari skill serta kompetensi baru dengan menjalani job desc di posisi pekerjaan yang berbeda-beda.
Selain itu, Anda juga bisa keluar dari zona nyaman serta kejenuhan dari melakukan tugas yang sama berulang-ulang.
Metode on the job training dengan cara project-based learning cukup banyak diterapkan di perusahaan.
Karyawan dilatih tidak hanya untuk mengembangkan kompetensi mereka, tapi juga kemampuan memecahkan masalah, kerjasama tim, dan skill khusus terkait proyek yang dikerjakan.
Contoh project-based learning dalam dunia kerja adalah membuat laporan analisis pasar atau pengembangan produk baru.
Sumber : Envato
Arti OJT dalam dunia kerja dan magang memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Keduanya memang berfungsi untuk melatih individu supaya memiliki skill baru dalam dunia kerja, tetapi sasarannya berbeda.
Berikut adalah beberapa perbedaan OJT dan magang:
Program magang biasanya diikuti oleh mahasiswa atau pihak ketiga yang ingin mendapat pengalaman kerja.
Sementara itu, OJT diikuti oleh karyawan yang memang sudah bekerja di perusahaan tersebut.
Peserta magang bisa mempelajari banyak hal dalam sebuah tim, sedangkan peserta OJT hanya berfokus pada pekerjaan tertentu.
Selama magang, peserta hanya berfokus untuk melakukan tugasnya untuk memenuhi persyaratan dari kampus.
Sedangkan karyawan yang mengikuti OJT harus menjalani training sambil melakukan pekerjaannya sekaligus.
Peserta magang atau intern tidak dibebani dengan target yang ditetapkan perusahaan. Di sisi lain, peserta OJT diharapkan sudah mampu menyumbang kontribusi positif bagi perusahaan.
Sumber : Envato
Pelatihan OJT seringkali disamakan dengan MT (management trainee). Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Berikut adalah beberapa perbedaan OJT dan MT yang perlu digarisbawahi:
Program OJT dilakukan untuk mengembangkan skill karyawan yang sesuai dengan posisi atau pekerjaan tertentu.
Sementara itu, Management Trainee (MT) adalah pelatihan yang dilakukan untuk mempersiapkan karyawan agar karyawan tersebut mampu menguasai skill di berbagai posisi di perusahaan.
Dengan demikian, OJT berfokus pada pengembangan skill secara khusus, sedangkan MT berfokus pada pelatihan untuk menempati posisi manajerial.
Peserta MT biasanya berasal dari fresh graduate yang baru diterima di sebuah perusahaan atau mereka yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 2 tahun.
Sementara itu, OJT diikuti oleh karyawan yang sudah bekerja di sebuah perusahaan—bisa jadi diperuntukkan bagi mereka yang memerlukan peningkatan skill, mengalami rotasi pekerjaan atau perubahan posisi dalam pekerjaan.
Durasi masa OJT adalah cukup singkat, yakni dalam hitungan beberapa minggu atau bulan saja.
Sedangkan program MT biasanya berlangsung cukup lama, bahkan sampai hitungan tahun. Hal ini karena ada banyak aspek dalam perusahaan yang harus diketahui dan dikuasai oleh peserta MT.
Itulah beberapa hal mendasar yang perlu Anda ketahui seputar OJT sebelum diterima menjadi karyawan supaya bisa mempersiapkan diri dengan baik.
Jika Anda ingin mencari pekerjaan baru dengan job desc yang me-refresh skill Anda di perusahaan baru, tempat terbaik untuk mulai mencari adalah di Jobstreet.
Jobstreet memiliki ratusan bahkan ribuan lowongan pekerjaan bisa Anda lamar sesuai dengan keahlian.
Selain itu, platform ini juga menyediakan fitur up-to-date seputar info dan tips karir untuk membantu Anda belajar lebih dalam.
Sama seperti halnya OJT, pelatihan formal adalah sebuah bentuk program yang ditujukan untuk melatih dan mengembangkan skill karyawan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kinerja.
Namun, pelatihan formal ini memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan OJT. Bentuk programnya bisa off-the-job atau dilakukan di luar pekerjaan.
Jika OJT berfokus pada pengembangan skill karyawan di pekerjaan atau posisi tertentu, pelatihan formal memiliki cakupan yang lebih luas, seperti latihan kepemimpinan, teamwork, mengasah kecerdasan emosi, pelatihan bahasa, dan sebagainya.
Mentor berperan sangat penting dalam menentukan kesuksesan on the job training. Bagaimana cara memilih mentor yang tepat?
Normalnya, program OJT bisa berlangsung dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.
Namun, lamanya program tersebut juga bergantung pada beberapa faktor seperti jenis pekerjaan, tingkat pengalaman karyawan, kompleksitas perusahaan, serta kebutuhan khusus perusahaan.
Evaluasi program OJT bisa dilakukan dengan mengadakan kuisioner atau survei untuk mendapat feedback dari para trainee.
Anda juga bisa melakukan assessment untuk menilai apakah para trainee sudah menguasai materi kompetensi atau tidak.