Selain curriculum vitae (CV) dan surat lamaran, portofolio adalah salah satu syarat lain yang harus kamu penuhi untuk melamar pekerjaan. Biasanya, perusahaan yang menjadikan portofolio sebagai syarat lamaran bergerak di industri IT atau kreatif.
Dengan menyertakan portofolio, peluang kamu untuk mendapatkan pekerjaan impian akan lebih besar karena HRD bisa menilai kualitas kerjamu.
Lantas, seperti apa contoh portofolio yang tepat untuk masing-masing posisi atau bidang pekerjaan? Dalam artikel ini, Jobstreet sudah menyiapkan daftar contoh portofolio untuk berbagai lamaran kerja.
Tapi sebelum itu, sudahkah kamu tahu apa itu portofolio lamaran kerja? Yuk, kita kenalan lebih jauh melalui ulasan di bawah ini!
Portofolio lamaran kerja adalah dokumen berisi laporan hasil kerja yang telah dilakukan seorang kandidat dalam bidang tertentu. Selain hasil kerja, kamu juga bisa mencantumkan karya yang telah kamu buat sejak di bangku sekolah dan kuliah.
Nah, berdasarkan pengertian tersebut, jelas bahwa ada perbedaan antara portofolio dan CV ataupun resume. Dalam proses rekrutmen, CV bersifat wajib karena merupakan rangkuman riwayat hidup seorang kandidat, mulai dari data diri, latar belakang pendidikan, hingga pengalaman kerja.
Di sisi lain, resume biasanya lebih singkat daripada CV. Umumnya, resume hanya mencakup riwayat pekerjaan dan skill yang relevan. Jika ada, kamu juga bisa mencantumkan sertifikasi hingga keanggotaan profesional pada resume.
Jadi, bisa dikatakan bahwa CV dan resume cenderung mirip. Nah, karena konten resume lebih singkat daripada CV, kamu bisa menyertakan portofolio dalam resume.
Pada dasarnya, portofolio berfungsi untuk menyajikan contoh hasil karya dan pencapaian kerjamu secara detail. Adanya portofilio dapat memperkuat kredensialmu sebagai kandidat, sehingga meningkatkan daya saing dalam proses rekrutmen.
Karena fungsi CV dan portfolio berbeda, kamu wajib membuat keduanya untuk meningkatkan peluang lolos screening awal.
Fungsi portofolio begitu penting dalam proses rekrutmen kerja karena dapat menguntungkan kamu sebagai kandidat.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, portofolio berisi contoh hasil karya dan pencapaian kerja dalam bidang tertentu. Dengan kata lain, kamu bisa menonjolkan keterampilan dan pengalaman kerja melalui portofolio.
Tak hanya itu, menyertakan portofolio saat melamar pekerjaan juga dapat menunjukkan profesionalitas diri dan meningkatkan value dirimu di mata HRD.
Adapun portofolio pelamar kerja juga bermanfaat bagi HRD perusahaan. Dengan melihat portofolio, HRD bisa lebih mudah menilai kemampuan dan hasil kerjamu dari berbagai proyek. Jadi, portofolio dapat memberikan nilai tambah untuk CV dan resume.
Oleh sebab itu, buatlah portofolio lamaran kerja sebaik mungkin dan lengkap saat melamar kerja. Tapi, apa saja yang harus kamu sertakan dalam portofolio?
Setiap perusahaan pasti memiliki standar masing-masing dalam menilai portofolio kandidat. Umumnya, penilaian portofolio memperhatikan beberapa bagian penting berikut ini:
Fungsi portofolio adalah untuk menonjolkan hasil karya dan pencapaian kerja. Meski begitu, kamu tetap perlu mencantumkan informasi data diri dalam portofolio lamaran kerja. Tidak perlu terlalu banyak, cukup tuliskan nama dan domisili.
Tak kalah penting, sertakan pula kontak yang bisa dihubungi. Lampirkan nomor ponsel, alamat email, dan akun profil media sosial kamu. Kalau kamu punya website berisi portofolio online, cantumkan pula alamatnya.
Informasi pribadi dan kontak sangat penting agar HRD bisa menghubungi kamu dengan mudah dalam proses rekrutmen.
Portofolio lamaran kerja biasanya juga menyertakan ringkasan profesional dan personal branding kamu. Bagian ini berisi profil singkat tentang dirimu, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, serta beberapa keahlian terbaikmu.
Kalau kamu melihat contoh portofolio digital marketing, desain grafis, maupun bidang kerja lain, kemungkinan besar kamu akan menemukan info pengalaman.
Bagian ini menunjukkan daftar pengalaman profesional dari tahun ke tahun. Kamu pun bisa lebih mudah menghubungkan setiap hasil karya dengan pengalaman yang sesuai.
Selain pengalaman kerja, cantumkan juga riwayat pendidikan terakhir dalam portofolio. Jika kamu pernah mengikuti pelatihan atau sertifikasi, jangan ragu menuliskannya di portofolio. Informasi tersebut tentunya bisa memperkuat kredensialmu secara profesional.
Ketika menilai portofolio, HRD umumnya ingin mengetahui apakah kamu memiliki skills yang dibutuhkan perusahaan atau tidak. Oleh sebab itu, jangan ragu menulis informasi tentang keterampilan teknis dan soft skills yang kamu kuasai, ya!
Inilah poin utama dalam portofolio lamaran kerja. Pada bagian ini, sertakan hasil karya, proyek, dan pencapaianmu. Ada banyak format yang bisa kamu pakai untuk menonjolkan karya dan hasil kerja, seperti gambar, tulisan, audio, video, atau yang lainnya.
Namun, pastikan karya-karya tersebut relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar, ya! Misalnya, kalau melamar pekerjaan sebagai web developer, kamu bisa membuat portofolio beragam tampilan website yang telah kamu kembangkan selama periode tertentu.
Jika memungkinkan, lampirkan testimoni dan rekomendasi dari orang yang pernah menggunakan jasamu atau bekerja sama denganmu, baik itu rekan kerja, atasan, atau klien.
Informasi tambahan ini dapat meyakinkan HRD bahwa kamu merupakan kandidat yang profesional dan bertanggung jawab.
Terakhir, kamu bisa melampirkan dokumen pendukung untuk memperkuat portofolio. Misalnya pada contoh portofolio fotografi, bentuk lampiran bisa berupa bukti sertifikat pemenang lomba foto atau dokumentasi exhibition yang kamu selenggarakan.
Baca Juga: 10 Contoh dan Format Body Email Lamaran Kerja
Agar portofolio lamaran kerja kamu mampu memberikan hasil optimal, perhatikan tips dan trik berikut sebelum membuatnya:
Sebelum mulai membuat, tentukan tema dan palette warna yang akan kamu gunakan untuk membuat contoh portofolio lamaran kerja. Pastikan pilihan warnamu terlihat serasi dengan satu sama lain, ya.
Setelah itu, perhatikan layout dan tata letak portofolio lamaran kerja. Atur jarak antara tulisan dan gambar agar portofolio lebih mudah dibaca.
Bagi yang tidak punya banyak waktu luang untuk membuat portofolio dari nol, kamu bisa menggunakan template portofolio yang kini banyak tersedia di internet.
Untuk memberi hasil maksimak, lengkapi hasil karya dalam portofolio dengan penjelasan singkat tentang konteks di baliknya. Misalnya, kamu hendak membuat portofolio untuk melamar sebagai desain grafis. Nah, coba cantumkan sebuah poster sebagai salah satu karya dalam portofolio kamu.
Setelah itu, berikan penjelasan tentang event dalam poster, mulai dari tema, waktu pelaksanaan, hingga pesan yang ingin kamu sampaikan. Tuliskan dalam bahasa yang singkat, padat, dan jelas agar HRD mudah memahaminya.
Dalam praktiknya, lowongan kerja setiap perusahaan pasti membutuhkan kualifikasi berbeda meskipun posisi yang dicari sama. Contohnya, lowongan kerja content writer di perusahaan kecantikan tentu berbeda dari perusahaan IT. Maka dari itu, personalisasikan contoh portofolio lamaran kerja untuk setiap lamaran.
Coba kita ambil contoh lowongan content writer tersebut. Mungkin selama ini kamu sudah menulis ratusan artikel untuk berbagai industri perusahaan. Namun, saat melamar pekerjaan di perusahaan kecantikan, cukup cantumkan tulisan bertema kecantikan pada portofolio.
Saat ini, banyak HRD yang menggunakan applicant tracking system (ATS) dalam proses rekrutmen. ATS adalah software untuk mempercepat proses screening pelamar kerja dengan cara memindai data yang tercantum dalam aplikasi lamaran, termasuk CV dan portofolio.
Untuk itu, usahakan membuat portofolio yang ATS-friendly agar dapat meningkatkan peluang lolos seleksi. Lantas, bagaimana contoh portofolio yang baik dan benar? Kamu bisa cek berbagai contohnya di bawah ini!
Dalam bagian ini, ada berbagai contoh portofolio yang bisa kamu jadikan referensi dan inspirasi. Tak hanya untuk karyawan, kamu juga bisa menemukan contoh portofolio siswa dan mahasiswa, lho!
(Source: Dann Petty)
(Source: Abbey Maraviles on Wakelet)
(Source: Site Builder Report)
(Source: Webflow)
(Source: Copyfolio)
(Source: Wix.com)
(Source: Adobe)
(Source: Hostinger)
(Source: Yan Holtz)
(Source: Copyfolio)
(Source: Copyfolio)
(Source: Site Builder Report)
(Source: Livecareer)
(Source: Resume Genius)
(Source: Anubhav Gupta)
Nah, sekarang kamu sudah tahu bahwa portofolio punya peran penting dalam proses mendapatkan pekerjaan. Pasalnya, portofolio menunjukkan hasil karya dan proyek yang telah kamu lakukan dalam proses melamar kerja. Adanya portofolio membuat HRD bisa lebih mudah menilai apakah kemampuanmu sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Selain kumpulan karya, portofolio lamaran kerja biasanya juga berisi informasi pribadi dan kontak, ringkasan profesional, pengalaman, pendidikan dan sertifikasi, serta skills. Bahkan, beberapa portofolio turut mencantumkan testimoni dan rekomendasi serta lampiran dokumen pendukung.
Bagaimana? Sudah siap membuat portofolio kerja dan melamar pekerjaan? Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.
Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!
Baca Juga: Rekrutmen Adalah: Proses, Tujuan, dan Contohnya