Salah satu urutan dalam proses seleksi karyawan adalah wawancara atau interview kerja yang dapat menentukan nasib para pencari kerja. Hasil interview kerjamu merupakan salah satu penentu yang menyatakan layak atau tidaknya kamu untuk dipekerjakan di perusahaan tertentu. Semua orang yang melamar kerja pasti akan melakukan yang terbaik sebisa mereka agar bisa bekerja di peran atau perusahaan yang mereka impikan. Namun ternyata banyak orang yang mengalami kegagalan karena tidak lolos dalam wawancara kerja.
Setelah dinyatakan gagal dalam interview, kamu pasti bertanya-tanya mengapa kamu bisa gagal padahal kamu sudah sangat yakin telah melakukan yang terbaik dalam menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan. Banyak faktor penyebab yang membuat seseorang gagal dalam wawancara kerja, yang mungkin belum kamu ketahui. Artikel ini akan merangkum beberapa faktor tersebut sehingga kamu bisa mengevaluasi diri untuk melakukan interview kerja yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Apa saja hal yang membuat kamu tidak lulus interview kerja? Yuk, simak 8 penyebab kegagalan interview kerja berikut ini!
Pernahkah kamu ditanyai hal ini, “bagaimana Anda melihat diri Anda dalam sepuluh tahun ke depan?” Ini sebenarnya hal yang klise, tetapi bisa sangat memengaruhi penilaian pihak perusahaan terhadap diri pelamar. Misalnya, jika kamu melakukan wawancara untuk pekerjaan di media sosial dan kamu mengatakan bahwa kamu ingin menjadi direktur kreatif, pihak perusahaan mungkin akan bertanya-tanya, mengapa kamu tidak melamar untuk pekerjaan desain. Dengan mengajukan pertanyaan ini, perekrut ingin tahu apakah kamu bisa membuat perencanaan pertumbuhan karirmu dengan perusahaan mereka, apakah sejalan dengan peran yang kamu lamar dan bisa menguntungkan bagi perusahaan atau tidak. Oleh karena itu, kamu harus menyiapkan jawaban yang sesuai antara kemampuanmu, peran pekerjaan, dan perusahaan.
Jika kamu gagal dalam tahap interview sehingga tidak mendapatkan pekerjaan yang kamu mau, bukan berarti kamu tidak memiliki bakat, semangat, atau masa depan di bidang yang kamu kejar. Perusahaan memiliki nilai-nilai sendiri yang mereka tetapkan untuk melakukan apa yang ingin mereka hasilkan. Setiap karyawan juga pasti memiliki nilai diri yang masing-masing dipegang teguh. Nilai-nilai ini bisa jadi visi, misi, tujuan, budaya bekerja, hingga kepribadian pihak perusahaan dan pelamar. Salah satu contohnya adalah beberapa manajer ingin memiliki karyawan yang tidak banyak bicara, sementara tidak sedikit pula manajer yang ingin calon karyawannya aktif bertanya. Bisa jadi kamu ditolak karena kamu adalah orang yang penasaran akan banyak hal, namun manajer di perusahaan impianmu lebih suka dengan karyawan yang ‘iya-iya saja.’ Kabar baiknya, kamu bisa direkomendasikan kepada perusahaan lain yang lebih cocok denganmu dan membuka kesempatan yang lebih baik untukmu.
Perusahaan jelas menantikan follow up dan ucapan terima kasih yang menunjukkan bahwa kamu menginginkan pekerjaan itu. Jika kamu tidak menindaklanjuti, perusahaan bisa beranggapan bahwa kamu tidak peduli dengan lamaranmu, serta menganggap kamu tidak betul-betul menginginkan pekerjaannya.
Jika kamu pernah bekerja selama bertahun-tahun dan telah melakukan pekerjaan yang jauh lebih maju daripada apa yang perusahaan butuhkan, kemungkinan besar kamu tidak akan diterima. Mungkin kamu akan berpikir bahwa ini konyol dan tidak adil, kemudian muncul pertanyaan “bukankah jika memiliki pengalaman yang lebih akan lebih menguntungkan perusahaan karena kamu lebih mumpuni dalam bekerja?” Namun perusahaan memiliki pandangan lain mengenai ini. Mengapa demikian? Karena kamu akan bosan dan bisa saja menganggap sepele pekerjaan yang kamu lakukan. Perusahaan biasanya ingin semua orang yang mereka rekrut bisa merasa tertantang, mengambil langkah-langkah ke depan, dan selalu berkembang. Selain itu, perusahaan juga berpikir bahwa semakin mumpuni kualifikasi dan pengalamanmu, maka ekspektasi gajimu juga akan lebih besar dari kandidat lain. Perusahaan khawatir tidak bisa memenuhi ekspektasimu karena belum tentu memiliki budget sebanyak itu, jadi mereka akan lebih memilih kandidat yang memiliki kualifikasi sesuai dengan lowongan yang ditawarkan. Maka dari itu, sebaiknya kamu mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasimu untuk menghindari kegagalan yang disebabkan dengan kriteria overqualified.
Sebelum menghadiri wawancara, minimal kamu harus membawa salinan dari CV-mu. Perekrut mungkin saja kehilangan atau kesulitan menemukan CV yang sudah kamu kirim sebelumnya karena tertimbun tumpukan CV kandidat lain. Akan lebih mempersingkat waktu apabila kamu membawa salinan CV-mu. Selain itu, jangan lupa siapkan berkas lainnya yang mendukung lamaranmu. Misalnya, jika kamu ingin melamar menjadi penulis, kamu juga harus membawa contoh karya tulisanmu yang pernah diterbitkan untuk ‘dipamerkan’ ke pewawancara. Hal-hal seperti ini bisa memberikan kesan pertama yang baik di mata perekrut. Kegagalan semacam ini bisa menjadi contoh proses rekrutmen dan seleksi karyawan.
Baca juga: Contoh CV Lamaran Kerja yang Baik dan Benar agar Dilirik oleh HR
Sebelum wawancara, kamu harus melakukan riset sederhana tentang perusahaan yang akan kamu tuju. Dengan cara itu, kamu bisa mendapatkan referensi tentang perusahaan tersebut. Beberapa pewawancara akan menanyakan pertanyaan mengenai perusahaan dan apa saja yang kamu ketahui tentang perusahaan mereka guna mencari tahu bahwa kamu antusias kepada perusahaan tersebut. Antusiasmemu menunjukkan bahwa kamu serius menginginkan pekerjaan tersebut dan memang sudah siap untuk bergabung dengan perusahaan. Memiliki wawasan tentang perusahaan bisa menjadi nilai plus yang diperhitungkan oleh perusahaan.
Perasaan gugup ajalah hal yang wajar dirasakan oleh orang-orang yang melaksanakan interview kerja. Namun, perasaan ini bisa mengganggu kelancaran interview-mu kalau tidak bisa kamu kontrol. Jika kamu gugup selama interview, ada kemungkinan bahwa kamu akan melupakan poin-poin penting dari pembicaraan utama, atau menjawab sekenanya tentang pertanyaan yang diajukan sehingga jawaban yang kamu berikan tidak memuaskan perekrut. Usahakan untuk berlatih terlebih dahulu dan melakukan persiapan dengan sebaik mungkin sebelum melakukan wawancara agar kamu bisa tetap tenang selama mengantisipasi pertanyaan yang akan diberikan. Selain itu, jangan berpikir bahwa kamu akan gagal sebelum diwawancara karena itu bisa membuat pikiranmu semakin tidak tenang.
Memiliki pertanyaan untuk diajukan kepada perekrut menandakan bahwa kamu menyimak dengan baik sesi wawancara dan tertarik untuk bekerja di perusahaan tersebut. Hindari pertanyaan umum, seperti pertanyaan mengenai job description, yang seharusnya jawabannya bisa kamu temukan di iklan lowongan kerja yang kamu lamar. Hal tersebut bisa menjadi boomerang karena memperlihatkan bahwa kamu tidak memperhatikan dengan cermat, dan bisa dianggap kurang siap untuk bekerja.
Jika kamu pernah bekerja sebelumnya, kamu akan ditanya mengenai alasanmu resign dari pekerjaan tersebut. Seburuk apa pun kondisinya, kamu harus bisa menjawab pertanyaan ini tanpa menjelek-jelekkan perusahaan dan/atau atasan lamamu. Berkata buruk mengenai pekerjaanmu sebelumnya akan memberikan impresi yang negatif karena perekrut akan berpikir bahwa nantinya kamu bisa melakukan hal yang sama ketika memutuskan resign dan pindah ke perusahan lain.
Pertanyaan mengenai gaji dan keuntungan lainnya adalah hal yang kurang etis untuk ditanyakan pada saat interview kerja, kecuali perekrut sendiri yang menanyakan tentang ekspektasi gajimu. Pasalnya, di Indonesia sendiri biasanya terdapat sesi terpisah yang diadakan untuk membicarakan tentang hal tersebut. Maka dari itu, sebaiknya kamu simpan pertanyaan mengenai benefit dan gaji di perusahaan tersebut hingga di waktu yang tepat.
Demikianlah 10 hal yang bisa menyebabkan kamu gagal dalam interview kerja. Hal-hal yang disebutkan di atas penting untuk kamu catat agar kamu lebih siap menghadapi interview selanjutnya. Satu hal yang harus kamu ingat, interview kerja merupakan suatu proses rekrutmen penting dan bisa menentukan kelayakanmu dalam pekerjaan tertentu. Ini juga bisa kamu jadikan kesempatanmu untuk mendapatkan pekerjaan yang kamu impikan, jadi lakukanlah persiapan yang matang, dan jangan sia-siakan kesempatan ini!
Sudah siap untuk kembali melamar pekerjaan? #LetsGetToWork yang bebas drama bersama JobStreet sekarang! Yuk buat profil JobStreet-mu dan temukan berbagai pekerjaan yang kamu impikan di JobStreet. Simak lebih banyak informasi dan tips mengenai pembuatan CV, interview, dan berbagai informasi lainnya tentang dunia kerja di laman Tips Karir. Jangan lupa untuk selalu update profilmu secara berkala setiap kamu memperoleh pengalaman dan skills baru, ya!
Ingin lebih mudah mengakses JobStreet? Kamu bisa download aplikasi JobStreet di Google Play Store atau Apple App Store agar bisa mengakses JobStreet kapan pun dan di mana pun. Tetap semangat, ya!
Tentang SEEK di Asia
SEEK adalah grup perusahaan, yang terdiri dari bisnis rekrutmen online, pendidikan, komersial dan nirlaba. SEEK memberikan kontribusi positif pada kehidupan orang banyak dalam skala global. SEEK terdaftar dalam Australian Securities Exchange, dan menjadi salah satu dari 100 perusahaan terbesar. Di Asia, SEEK beroperasi dengan brand JobStreet dan JobsDB, platform ketenagakerjaan terbesar di Asia dan pilihan utama bagi kandidat dan perusahaan. SEEK menarik lebih dari 500 juta kunjungan per tahun di enam pasar yang dioperasikannya, yaitu Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Tentang SEEK Limited
SEEK adalah grup perusahaan, yang terdiri dari bisnis rekrutmen online, pendidikan, komersial dan nirlaba. SEEK memberikan kontribusi positif pada kehidupan orang banyak dalam skala global. SEEK terdaftar dalam Australian Securities Exchange, dan menjadi salah satu dari 100 perusahaan terbesar. Pada tahun 2022, SEEK diakui sebagai salah satu dari Australia’s Top Ten Places to Work in Tech dalam penghargaan AFR BOSS Best Places to Work. Tahun ini, SEEK merayakan 25 tahun membantu warga Australia menjalani kehidupan kerja yang lebih memuaskan dan produktif.