Perpaduan WFH dan WFO, Ini Dia Panduan Hybrid Working!

Perpaduan  WFH dan WFO, Ini Dia Panduan Hybrid Working!
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 30 June, 2022
Share

Panduan Lengkap Memahami Sistem Hybrid Working

Di masa pandemi ini, sudah banyak perusahaan yang memberlakukan hybrid working demi menjaga kesehatan para karyawannya. Makin lama, makin banyak pula pemilik perusahaan yang menyadari bahwa sistem WFO (Work From Office) sepenuhnya tidak menjamin produktivitas kerja. Namun di sisi lain, sistem WFH (Work From Home) kurang memfasilitasi pekerjaan yang membutuhkan karyawannya untuk datang langsung ke tempat kerja, sehingga dibuatlah sistem hybrid ini.

Baca artikel ini untuk mengetahui lebih banyak tentang sistem hybrid, mulai dari pengertian, cara penerapan, hingga keuntungannya untuk karyawan!

Apa itu hybrid working?

Membedakan persepsi yang salah dan benar mengenai hybrid working sangat penting, terutama jika kamu baru-baru ini terjun ke dunia kerja. Setiap perusahaan tentunya memiliki kebijakan sendiri-sendiri mengenai sistem hybrid yang diterapkan. Mengetahui garis besar tentang sistem hybrid sebelum melamar kerja akan membantumu lebih mudah mencari perusahaan yang cocok untukmu.

Meski “sistem hybrid” memang sudah tidak asing di telinga kebanyakan orang, masih banyak yang menganggap bahwa sistem hybrid hanya terdiri dari satu model: karyawan kerja di kantor (WFO) selama sekian hari dan mendapat jatah kerja dari rumah (WFH) di beberapa hari lainnya. Tetapi, sistem hybrid sebenarnya tidak sekaku itu. Meskipun memang yang paling populer, model tersebut hanya satu dari banyak model yang bisa dipakai untuk menerapkan hybrid working.

Salah satu model yang juga mulai mendapat popularitas adalah model yang tidak fokus ke “kerja di kantor” dan “kerja dari rumah”, tetapi kepada aspek sinkronis dan asinkronis. Model ini cukup digemari karena karyawan sama sekali tidak diwajibkan untuk ke kantor, kecuali jika memang sangat perlu.

Di rumah, pekerjaan mereka akan dibagi menjadi dua: kegiatan asinkronis dan sinkronis. Kegiatan asinkronis mencakup semua pekerjaan yang tidak memerlukan diskusi dan bisa dikerjakan sendiri. Biasanya, karyawan akan menyerahkan hasil pekerjaan mereka menggunakan fitur cloud seperti Google Workspace atau Microsoft Office. Sementara itu, kegiatan sinkronis mencakup seluruh agenda yang memerlukan komunikasi langsung melalui video call, misalnya rapat.

Dengan memadukan aspek sistem WFH dan WFO, hybrid working dengan cepat menjadi sistem yang disukai oleh karyawan maupun pemilik perusahaan. Selain produktivitas kerja tetap terjamin, kesehatan dan keamanan para karyawan di tengah-tengah pandemi juga bisa terjaga. Berdasarkan Laporan Kedua Mengupas Talent Global dari JobStreet, seluruh industri kerja di Indonesia memiliki peningkatan dalam preferensi bekerja menggunakan sistem hybrid, bahkan industri sains dan riset. Sebelum pandemi, industri tersebut menerapkan 30% sistem kerja jarak jauh. Setelah pandemi, persentase tersebut meningkat drastis hingga hampir 60%.  

Jam kerja berdasarkan sistem hybrid

Dalam menerapkan sistem hybrid, ada perusahaan yang memberikan karyawannya kebebasan untuk menentukan porsi WFH dan WFO-nya, ada pula yang menentukan porsi kerja karyawan melalui para manajer. Bagaimanapun caranya ditentukan, sistem hybrid menjamin jam kerja yang jauh lebih fleksibel daripada sistem WFO penuh, tentunya dengan tingkat produktivitas yang sama–bahkan bisa lebih tinggi. 

Misalnya, dulu karyawan diwajibkan untuk berada di kantor dari pukul 8 pagi hingga 5 sore tanpa mempertimbangkan workload mereka. Sekarang, karyawan bisa menyesuaikan jadwal kerjanya dengan hal-hal lain yang terpaksa mereka tinggalkan ketika masih harus WFO. “Hal” yang dimaksud bisa jadi sekecil tidak meninggalkan sarapan, hingga sebesar quality time bersama keluarga. Dengan mendapatkan kebebasan seperti itu, kejenuhan karyawan biasanya akan berkurang sehingga ia bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih efisien.

Belum lagi, karyawan tidak perlu meninggalkan rumah untuk pergi ke kantor. Memang terlihat sepele, tapi ternyata dampaknya cukup besar kepada semangat bekerja, lho, terutama jika kantormu jauh dan mengharuskan naik beberapa transportasi umum. Dengan sistem hybrid ini, karyawan (dan calon karyawan seperti kamu) akan bisa menghemat biaya, tenaga, dan tentunya waktu.

Baca juga: Seputar Work-life Balance dan Manfaatnya

Tingkat produktivitas kerja dalam hybrid working

Bertolak belakang dengan anggapan banyak orang sebelumnya, sistem hybrid sama sekali tidak mendorong karyawan untuk lebih menjadi individualistis dalam bekerja. Setelah diperhatikan, penerapan sistem ini terbukti mendorong karyawan untuk lebih kreatif memikirkan cara bekerja sama dengan lokasi, situasi, dan kondisi tempat tinggal mereka yang berbeda-beda.

Justru, tim yang memaksakan untuk selalu mengadakan pertemuan sinkronis–meskipun kurang diperlukan–cenderung kurang produktif karena tenaga mereka sudah duluan terpakai untuk merencanakan pertemuan tersebut, ketimbang mengerjakan pekerjaan mereka.

Berikut adalah tips menjaga meningkatkan produktivitas dengan sistem hybrid:

  • Buat jadwal kerja yang konsisten 

Bekerja di rumah memang membuatmu bisa menyimpan tenaga, tetapi tidak jarang pula kamu akan tergoda menunda pekerjaan karena sudah terlanjur nyaman di kamar.

Untuk mengatasinya, kamu bisa membuat time block untuk mengatur aktivitasmu sehari-hari. Dengan memiliki jadwal yang konsisten, tingkat produktivitasmu akan terjaga meskipun beda tempat dan suasana.

Kamu bisa menggunakan online planner seperti Trello atau Google Calendar agar bisa sekalian mengatur alarm untuk tiap kegiatan. Praktis, bukan?

  • Mengurangi penggunaan kertas 

Ketimbang kertas, gunakan fitur-fitur cloud seperti Google Drive untuk menyetor berkas-berkasmu. Hal ini memang terdengar sepele, tetapi bisa meningkatkan keefisienan cara bekerjamu.

Dengan kumpulan berkas kertas, seringkali kamu banyak menghabiskan waktu hanya untuk mencari berkas yang kamu inginkan. Namun, di sistem penyimpanan online, kamu hanya tinggal mengetik judul berkasmu dan klik search. Kamu pun akan bisa langsung bekerja.

  • Tetap berhubungan dengan rekan kerja

Jarak jauh bukan berarti komunikasi harus putus. Selain untuk rapat atau sesi brainstorming, luangkan waktumu untuk mengobrol santai dengan rekan kerjamu–seperti saat coffee break atau makan siang ketika kamu masih WFO. Kamu juga bisa mengusulkan game night di akhir pekan jika ingin mengakrabkan diri lebih jauh lagi.

Menjaga komunikasi dengan rekan-rekan kerjamu akan membantu menjaga kualitas teamwork serta meningkatkan motivasi ketika bekerja!

  • Tetap sediakan waktu istirahat

Saat pertama bekerja di rumah, mungkin awalnya terasa sulit untuk “membedakan” waktu kerja dan beristirahat karena kamu bekerja di tempat yang sama. Tetapi, ketika menyusun time block seperti yang disebutkan di atas, jangan lupa untuk menyisihkan waktu untuk istirahat dan melakukan hal yang kamu suka.

Ketika kamu mendapat notifikasi bahwa sudah waktunya istirahat, berhentilah bekerja. Gunakan waktu yang sudah kamu sisihkan itu untuk bersantai, baik itu menonton video YouTube, mengambil camilan, mendengarkan musik, atau sekadar berbaring.

Ingat, tubuhmu tidak bisa terus-terusan dipaksa bekerja. Justru, kamu akan bisa lebih meningkatkan produktivitas dengan beristirahat ketimbang memaksakan diri.

Pertimbangan karyawan yang memilih sistem hybrid

Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, sistem hybrid tidak selalu berarti karyawan berganti-gantian WFH dan WFO. Akhir-akhir ini, stereotip di kalangan pemilik perusahaan bahwa sistem WFH hanya mengurangi produktivitas karyawan sudah mulai ditinggalkan, sehingga ada juga perusahaan yang membolehkan para karyawannya kerja dari rumah saja. 

Tetapi, di kalangan karyawan sendiri, sayangnya tetap ada stereotip negatif yang timbul mengenai mereka yang lebih menyukai bekerja dari rumah. Banyak anggapan bahwa karyawan yang memilih WFH tidak memiliki komitmen kuat untuk bekerja. Padahal, mereka yang memilih untuk sepenuhnya WFH tentu sudah mempertimbangkan banyak hal untuk mencapai keputusan tersebut. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Fleksibilitas lokasi kerja 

Dengan bekerja dari rumah, karyawan tidak perlu khawatir lagi jika lokasi tempat tinggalnya terlalu jauh dari kantor, apalagi jika kantornya terletak di pusat kota yang membutuhkan biaya hidup tambahan seperti harga sewa kost atau apartemen yang sangat tinggi.

Privilese tempat tinggal tidak hanya dimiliki oleh pemilik perusahaan atau manajer. Di antara sesama karyawan pun, tetap banyak ditemukan perbedaan dalam effort yang harus dikeluarkan untuk mencapai kantor. Karyawan yang tinggal di kota yang sama dengan kantor tentunya tidak menghabiskan waktu yang sama dengan karyawan yang berbeda kota.

Dengan diterapkannya sistem hybrid, para karyawan jadi memiliki kemudahan akses yang lebih setara ke tempat bekerja.

Baca juga : Bersiap Kerja Pasca-Pandemi

  • Menghemat biaya transportasi

Berhubungan dengan poin di atas, jika pekerjaannya bisa dilakukan di rumah, karyawan bisa menghemat biaya transportasi yang dibutuhkan untuk pergi ke kantor, apalagi jika jarak dari rumah ke kantor terlalu jauh untuk dicapai hanya menggunakan satu transportasi umum.

Perbedaan lokasi tempat tinggal sangat berpengaruh pada keputusan karyawan untuk memutuskan bekerja dari rumah. Karyawan yang hanya perlu menggunakan bus untuk ke kantor pastinya mengeluarkan biaya yang lebih sedikit dari karyawan yang menggunakan ojek online, kereta, dan bus. 

  • Aksesibilitas

Sistem hybrid juga memungkinkan lebih banyak karyawan dari berbagai latar belakang untuk ikut berkontribusi. Calon karyawan dengan disabilitas yang tidak memungkinkannya pulang-pergi kantor tentunya akan memilih perusahaan yang tidak mengharuskan hal tersebut, karyawan perempuan condong memilih kerja dari rumah dengan alasan keamanan. Sementara karyawan yang sudah berkeluarga pastinya ingin mendapat lebih banyak waktu bersama keluarganya di rumah. 

Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi kondisi-kondisi yang mendorong karyawan untuk memilih sepenuhnya bekerja dari rumah. Karena itu, jika nanti ada rekan kerjamu yang memilih WFH ketika ditawarkan, jangan sampai kamu langsung mempertanyakan produktivitas kerjanya, ya!

Nah, sekarang, kita sudah mencapai akhir artikel ini. Bagaimana? Sudah mendapat gambaran lebih jelas tentang sistem hybrid? Kalau sudah, ayo mulai mencari pekerjaan yang kamu incar dan cermati keseluruhan kebijakan sistem kerja mereka!

Jangan lupa pula untuk selalu memperbarui profil JobStreet-mu secara rutin setelah kamu mendapat pengalaman baru. Kamu bisa memasukkan pengalaman-pengalaman yang kamu dapat dari pelatihan kerja, magang, menjadi sukarelawan, hingga hasil kerjamu sebagai seorang freelance!

Meski terlihat seperti hal kecil, memperbarui profilmu dengan rutin akan meningkatkan “image”-mu di mata perekrut, lho. Dengan menunjukkan profil yang up-to-date, kamu sekaligus memberitahu perekrut kerja–secara tidak langsung–bahwa kamu adalah calon dengan etos kerja yang baik, sehingga perekrut akan melihatmu lebih unggul daripada para pelamar lain.

Terutama jika tanggal atau tahun pencapaianmu dekat satu sama lain, perusahaan akan melihatmu sebagai kandidat yang memiliki semangat bekerja, rajin mengembangkan diri, serta selalu giat mencari pengalaman. Sangat menguntungkan untukmu, kan? 

Kunjungi laman Tips Karir kami jika kamu mau mencari tahu lebih banyak tentang tips dan berita dunia kerja. Kalau kamu ingin lebih tahu tentang tren kerja terbaru, langsung saja unduh laporan Mengupas Tren Global Talent dari JobStreet di sini!

 

Di JobStreet kami selalu berupaya mengantarkan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Sebagai Partner Karier, kami berkomitmen membantu pencari kerja menemukan passion dan tujuan dalam setiap langkah karier. Sebagai Partner Talent nomor 1 di Asia, kami menghubungkan perusahaan dengan kandidat tepat yang dapat memberikan dampak positif dan berkualitas kepada perusahaan.

Temukan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Kunjungi JobStreet hari ini.

Tentang SEEK Asia

SEEK Asia, gabungan dari dua merek ternama Jobstreet dan jobsDB, adalah portal lowongan pekerjaan terkemuka dan destinasi pilihan untuk pencari dan pemberi kerja di Asia. Kehadiran SEEK Asia menjangkau 7 negara yaitu Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam. SEEK Asia adalah bagian dari SEEK Limited Company terdaftar di Bursa Efek Australia, portal lowongan pekerjaan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. SEEK Asia dikunjungi lebih dari 400 juta kali dalam setahun.

Tentang SEEK Limited

SEEK adalah grup perusahaan yang beragam, dengan portofolio yang kuat  yang mencakup usaha lowongan pekerjaan daring , pendidikan, komersial dan relawan. SEEK hadir secara global (termasuk di Australia, Selandia Baru, Cina, Hong Kong, Asia Tenggara, Brazil dan Meksiko), yang menjangkau lebih dari 2,9 miliar orang dan sekitar 27 persen PDB global. SEEK memberikan kontribusi positif kepada orang-orang dalam skala global. SEEK terdaftar dalam Bursa Efek Australia, yang menempatkannya sebagai 100 perusahaan teratas dan telah diperingkat sebagai 20 Perusahaan Paling Inovatif oleh Forbes.

More from this category: Tren gaji & profesi

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Jelajahi topik terkait

Pilih bidang minat untuk menelusuri karier terkait.

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.