Ketika mencari pekerjaan, mungkin kamu pernah menemukan lowongan sebagai pegawai harian lepas. Sekilas, banyak yang mengira pekerjaan buruh harian lepas sama seperti freelancer atau pekerja lepas. Tapi, sebenarnya keduanya cukup berbeda, lho!
Sebab, posisi pekerja harian lepas adalah hal yang akan sering kamu temukan di berbagai industri. Namun, tidak begitu dengan pekerjaan freelancer.
Jadi, apa perbedaan antara buruh harian lepas dengan freelancer? Yuk, simak jawabannya dari segi hak, upah, dan sebagainya dalam artikel ini!
Pada dasarnya, pegawai harian lepas atau pekerja harian lepas adalah orang yang bekerja untuk seorang pengusaha atau sebuah perusahaan dalam rangka proyek tertentu.
Dengan kata lain, pegawai harian lepas tidak memiliki kepastian tentang beban kerja dalam sehari, begitu juga dengan besaran upah yang diterima.
Selain itu, gaji tenaga harian lepas sangat bergantung dari apakah mereka hadir untuk bekerja pada saat itu atau tidak.
Semua hal tentang pekerjaan buruh harian lepas sudah diatur dalam Pasal 10 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja.
Menurut isi peraturan tersebut, sebuah bisnis dapat membuat perjanjian kerja harian untuk pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dan sifat kegiatannya tidak tetap.
Dasar ketentuan kategori pekerjaan tertentu yang berubah-berubah bisa dari segi durasi waktu yang diperlukan untuk penyelesaian maupun jumlah volume pekerjaan per harinya.
Selain itu, berdasarkan detail PP Nomor 35 Tahun 2021, total hari kerja buruh harian lepas tidak boleh melebihi 21 hari dalam sebulan.
Jika lebih dari 21 hari dalam sebulan, pemberi kerja harus membatalkan hubungan pekerja dengan perjanjian kerja harian demi hukum karena sudah menjadi tidak berlaku lagi.
Sebenarnya, buruh harian lepas adalah posisi pekerjaan yang berbeda dengan pekerja lepas atau freelancer karena alasan berikut:
Sebagai tenaga kerja lepas, kamu bekerja langsung di bawah perusahaan tertentu. Kamu akan ditugaskan untuk jangka waktu tertentu dan wajib mengikuti aturan serta kebijakan perusahaan tersebut.
Sebaliknya, freelancer artinya individu yang tidak terikat pada satu perusahaan saja. Freelancer bisa bekerja secara mandiri dan bisa mengambil proyek dari berbagai klien atau perusahaan yang berbeda tergantung perjanjian kerjanya.
Dengan demikian, freelancer memiliki kebebasan untuk memilih dengan siapa dia ingin bekerja dan kapan ingin bekerja.
Terkait waktu kerja, pegawai harian lepas cenderung lebih terstruktur. Sebagai freelancer, kamu mungkin harus mengikuti jam kerja tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan, misalnya bekerja dari jam 9 pagi hingga 5 sore.
Selain itu, pekerja harian lepas bisa bekerja hari ini, lalu besok tidak bekerja, dan kembali bekerja lusa, tergantung pada kebutuhan perusahaan dan kesepakatan yang telah kamu buat.
Di sisi lain, salah satu hak utama pekerja lepas atau freelancer adalah kebebasan untuk memilih kapan dan berapa lama kamu ingin bekerja setiap harinya. Tentunya, selama proyek yang kamu ambil selesai sesuai dengan tenggat waktu yang telah disepakati.
Ketika menjadi pegawai harian lepas, kamu biasanya bekerja bersama tim atau pegawai tetap lainnya di perusahaan tersebut. Kamu akan berinteraksi secara tatap muka dengan mereka, misalnya saat mengikuti rapat atau kegiatan kantor lainnya.
Di lain sisi, pekerja lepas atau freelancer secara umum adalah orang yang lebih sering bekerja sendiri. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan pekerja lepas akan tetap berinteraksi dengan klien atau tim proyek secara online.
Besaran gaji tenaga harian lepas sangat ditentukan oleh jumlah hari atau jam kamu bekerja. Sebagai tenaga harian lepas, kamu akan menerima pembayaran secara rutin, seperti beberapa kali dalam seminggu atau sebulan.
Bagaimana dengan freelancer? Berbeda dengan buruh harian lepas, freelancer dibayar berdasarkan jumlah proyek yang mereka kerjakan.
Biasanya, mereka akan mendapatkan upah setelah proyek selesai atau sesuai dengan milestone yang disepakati. Nominalnya pun sangat bergantung dari kesulitan proyek dan persetujuan dengan klien di awal.
Jenis pekerjaan untuk pekerja harian lepas biasanya lebih spesifik dan berkaitan dengan tugas-tugas rutin di perusahaan.
Misalnya, kamu mungkin dipekerjakan untuk membantu administrasi, produksi, dan tugas-tugas lainnya yang didasarkan pada kehadiran fisik di pabrik atau kantor.
Sementara itu, freelancer biasanya bekerja pada proyek-proyek yang lebih bervariasi dan sering kali berbasis keterampilan khusus, seperti desain grafis, penulisan, web development, atau konsultasi. Seorang freelancer pun bisa melakukan pekerjaannya secara remote, sehingga tidak perlu datang ke kantor.
Sama seperti penjelasan sebelumnya, pegawai harian lepas dan pekerja bulanan memiliki beberapa perbedaan yang sangat mencolok dari segi keterikatan dengan perusahaan, waktu kerja, dan struktur gaji.
Tenaga harian lepas hanya akan bekerja untuk jangka waktu pendek atau berdasarkan kebutuhan harian perusahaan.
Sebagai pekerja harian lepas, kamu mungkin bekerja hari ini dan libur esok hari, tergantung pada proyek atau tugas yang tersedia.
Sebaliknya, pekerja bulanan adalah pegawai yang dipekerjakan untuk jangka waktu yang lebih panjang dengan kontrak bulanan. Efeknya, kamu akan punya lebih banyak tanggung jawab tetap ketika bekerja sebagai pekerja bulanan.
Perbedaan pekerja harian lepas dan pekerja bulanan juga bisa dilihat dari jam atau waktu kerja meski tidak terlalu spesifik. Pegawai harian lepas biasanya memiliki jam kerja yang fleksibel atau bergantung pada kebutuhan harian perusahaan.
Meskipun sama-sama memiliki jadwal kerja dari pukul 9.00 sampai 17.00 waktu setempat, tenaga lepas harian belum tentu harus datang ke kantor pada jam yang sama setiap harinya karena semuanya kembali lagi ke kebutuhan perusahaan.
Sementara itu, pekerja bulanan akan memiliki jadwal kerja yang lebih teratur. Artinya, masih menggunakan contoh di atas, kamu akan masuk kerja pada pukul 9 pagi dan selesai pada pukul 5 sore setiap harinya. Lalu, kamu juga memiliki hari libur yang sudah ditentukan.
Terakhir, dari segi struktur gaji. Sebagai tenaga harian lepas, kamu akan menerima gaji sesuai dengan jumlah hari kerja kamu.
Di sisi lain, gaji pekerja bulanan akan bersifat tetap setiap bulannya, terlepas dari jumlah hari kerja dalam bulan tersebut. Sehingga, stabilitas pemasukan pekerja bulanan akan lebih terjamin.
Apa saja contoh pegawai harian lepas yang akan sering kamu temui di dunia kerja? Berikut beberapa di antaranya:
Penata barang atau merchandiser akan bekerja di toko retail atau supermarket untuk mengatur dan menyusun barang-barang di rak. Beberapa tugas mereka lainnya adalah memastikan semua barang tersusun rapi, label harga terlihat jelas, dan stok barang selalu tersedia.
Selain itu, penata barang juga mungkin perlu mengangkat kotak-kotak barang, memeriksa tanggal kedaluwarsa, dan membantu pelanggan yang mencari barang tertentu.
Umumnya, perusahaan akan mencari orang untuk posisi ini pada masa-masa sibuk seperti promo hari raya atau akhir tahun.
Petugas kebersihan adalah salah satu contoh pegawai harian lepas lainnya. Petugas kebersihan bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan kerapihan suatu area umum, seperti gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, dan lainnya.
Adapun pekerjaan petugas kebersihan secara umum adalah menyapu, mengepel lantai, membersihkan kamar mandi, mengosongkan tempat sampah, hingga memastikan semua area bersih dan nyaman digunakan.
Terkait waktu kerja, petugas kebersihan umumnya akan bekerja pada pagi hari sebelum jam kerja dimulai atau sore/malam hari setelah semua kegiatan selesai, tergantung kebutuhan perusahaan.
Sedikit berbeda dengan penata barang di toko, petugas gudang akan bekerja di warehouse perusahaan untuk membantu mengelola penyimpanan barang.
Selama bekerja, petugas gudang akan menerima dan memeriksa barang yang masuk, menyusun barang di rak penyimpanan, dan menyiapkan barang untuk dikirim.
Mereka mungkin juga perlu menggunakan alat bantu seperti forklift untuk memindahkan barang-barang yang berat. Maka dari itu, pekerjaan ini membutuhkan ketelitian dan keterampilan dalam mengelola inventaris.
Contoh pekerja harian lepas lainnya adalah tim pelaksana acara. Kamu bisa menemukan jenis pekerja harian lepas ini di berbagai acara seperti konser, pameran, atau pesta pernikahan.
Tanggung jawab pelaksana acara bisa sangat bervariasi. Misalnya,membantu mendirikan panggung, mengatur kursi dan meja, memasang dekorasi, atau bahkan membantu teknisi dengan peralatan suara dan pencahayaan.
Pekerjaan ini seringkali membutuhkan kerja fisik dan bisa berlangsung hingga larut malam dan sangat bergantung pada kebutuhan acara yang akan diadakan.
Buruh harian lepas adalah posisi yang cukup populer di industri konstruksi dan pembangunan. Umumnya, mereka bekerja sebagai tukang bangunan yang bertugas membangun atau merenovasi bangunan.
Sebagai tukang bangunan, mereka punya banyak tugas seperti menggali tanah, mencampur semen, memasang bata, mengecat dinding, atau memasang atap sesuai arahan mandor atau kepala proyek.
Posisi ini sangat membutuhkan keahlian khusus dan kekuatan fisik, serta kemampuan bekerja dengan alat-alat konstruksi.
Seperti apa sistem penghitungan upah dan gaji tenaga harian lepas di Indonesia? Kamu bisa menyimak detailnya di bawah ini:
Sesuai namanya, perusahaan yang menggunakan sistem upah harian akan membayar tenaga lepas non-freelancer setiap hari setelah mereka menyelesaikan tugas untuk hari tersebut.
Misalnya, kalau upah harian dari perusahaan adalah Rp100.000, dan kamu bekerja lima hari dalam seminggu, kamu akan mendapatkan total gaji sebesar Rp500.000.
Kamu akan menerima upah berdasarkan kehadiran setiap harinya selama kamu hadir di tempat kerja.
Dalam sistem upah mingguan, pekerja yang menerima upah dibayar setiap minggu berdasarkan jumlah hari atau jam kamu bekerja selama seminggu tersebut.
Contohnya, jika kamu bekerja enam hari dalam seminggu dengan upah harian Rp150.000, kamu akan mendapatkan upah Rp900.000 untuk satu minggu tersebut.
Karena pembayaran dilakukan secara rutin setiap minggu, pemasukan pekerja harian lepas dengan upah mingguan akan lebih stabil dibandingkan dengan upah harian.
Upah satuan adalah sistem pembayaran berdasarkan jumlah unit dan volume pekerjaan yang diselesaikan. Sistem ini cukup serupa dengan pembayaran freelancer yang dihitung dari total proyek selesai.
Contohnya, kalau kamu bekerja sebagai buruh penjahit harian lepas, kamu mungkin dibayar berdasarkan jumlah pakaian yang kamu jahit. Dengan tarif Rp50.000 per pakaian dan total 10 pakaian yang dijahit dalam sehari, kamu akan mendapatkan bayaran harian sebesar Rp500.000.
Dengan kata lain, sistem upah ini mendorong produktivitas karena semakin banyak unit yang kamu selesaikan, semakin besar juga potensi penghasilanmu.
Terakhir, ada sistem upah borongan yang membayar tenaga kerjanya setiap kali menyelesaikan seluruh proyek atau bagian dari proyek, tanpa melihat jumlah hari atau jam dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Agar lebih jelas, anggap saja seorang tukang bangunan mendapat proyek untuk membangun sebuah tembok dengan upah borongan Rp2.000.000.
Nah, tukang tersebut akan menerima pembayaran setelah tembok selesai dibangun, terlepas dari berapa lama waktu yang dia butuhkan.
Sistem ini memberikan kebebasan lebih dalam pengaturan waktu, tetapi pekerja harus memastikan pekerjaan selesai sesuai dengan kesepakatan.
Metode penghitungan upah untuk buruh harian lepas di Indonesia mengikuti Pasal 16 serta 17 dari Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.
Menurut peraturan tersebut, rumus untuk gaji tenaga harian lepas adalah sebagai berikut:
Sedangkan, untuk perusahaan dengan waktu kerja 5 hari dalam seminggu, perhitungan upah per jamnya mengikuti rumus berikut ini: Upah Bulanan / 21
Lantas, bagaimana contoh perhitungannya? Mari kita gunakan sebuah studi kasus. Misalnya, kamu mendapat pekerjaan dengan upah bulanan sebesar Rp3 juta di perusahaan dengan waktu kerja 5 hari seminggu. Berikut adalah perhitungannya:
Dengan demikian, kamu akan mendapat gaji Rp142.857 setiap hari selama bekerja sebagai buruh harian lepas.
Apakah hak-hak pekerja harian lepas yang di-PHK juga mencakup pesangon? Menurut Pasal 62 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, jawabannya iya selama mereka sudah bekerja selama minimal 1 bulan secara terus-menerus.
Bahkan, peraturan pekerja harian lepas UU Cipta Kerja terbaru memberikan detail besaran kompensasi yang berhak diterima oleh buruh harian lepas jika perusahaan menghentikan lebih awal dari kesepakatan. Berikut rincian kompensasinya:
Pegawai harian lepas atau pekerja harian lepas adalah orang yang bekerja untuk seorang pengusaha atau sebuah perusahaan dalam proyek tertentu. Kamu bisa menemukan posisi pekerja harian lepas di berbagai bidang, mulai dari konstruksi sampai event organizer.
Adapun gaji atau pendapatan tenaga harian lepas sangat bergantung kepada jumlah kehadiran atau hari kerja. Semakin banyak jumlah hari kerjanya, potensi pendapatan pekerja harian lepas juga semakin besar.
Meski demikian, total hari kerja buruh harian lepas dalam sebulan tidak boleh melebihi 21 hari menurut PP Nomor 35 Tahun 2021.
Sumber pemasukan pekerja harian lepas memang terbatas dibandingkan karyawan tetap atau bulanan. Namun, pekerja harian lepas memiliki fleksibitas jadwal kerja.
Pekerja harian lepas juga punya kesempatan memperluas lingkaran sosial sekaligus mengasah skill di dunia kerja. Jadi, tidak ada salahnya menyertakan pengalaman sebagai pekerja harian lepas di CV dan surat lamaran kerjamu ketika mencari pekerjaan berikutnya!
Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.
Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!