Dalam dunia kerja dan bisnis, perusahaan maupun individu harus memiliki kemampuan adaptasi yang baik agar bisa berkembang mengikuti perubahan zaman. Namun, proses untuk mencapai kesuksesan tentu tidak mudah karena pasti ada tantangan.
Nah, PDCA adalah salah satu strategi untuk menangani tantangan tersebut. Secara garis besar, PDCA seperti sebuah siklus yang harus terus berputar agar perusahaan dan individu bisa merasakan manfaatnya.
Lantas, seperti apa implementasinya dalam menangani masalah di dunia bisnis? Untuk mengetahui jawabannya, yuk, simak ulasan lengkap konsep PDCA di bawah ini!
PDCA merupakan singkatan dari Plan-Do-Check-Act. Dalam bahasa Indonesia, keempat aspek tersebut berarti tahap perencanaan, pengerjaan, pengecekan, dan tindakan.
Arti PDCA adalah metode manajemen yang menggambarkan proses perbaikan secara terus-menerus dan berkelanjutan atas suatu masalah. Metode ini dikembangkan oleh seorang ahli manajemen kualitas terkenal bernama W. Edwards Deming. Itulah mengapa PDCA kerap disebut siklus Deming.
Sebetulnya, PDCA bisa kamu terapkan untuk kehidupan sehari-hari. Namun, metode PDCA lebih sering diaplikasikan di dunia bisnis.
PDCA berfungsi sebagai kerangka kerja iteratif untuk pengembangan berkelanjutan dan peningkatan efektivitas operasional dalam berbagai bidang, seperti manufaktur, kesehatan, pendidikan, dan layanan.
Nah, kalau dalam dunia bisnis, PDCA biasanya digunakan untuk mengidentifikasi kapan dan kenapa suatu proses tidak berjalan sesuai rencana. Dengan begitu, perusahaan bisa melakukan kontrol dan perbaikan berkelanjutan pada proses tersebut.
Implementasi PDCA memiliki sejumlah manfaat bagi kemajuan perusahaan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Pada dasarnya, penerapan PDCA dalam perusahaan dapat memberikan perubahan baru. Tujuannya untuk menciptakan perbaikan dalam suatu proses bisnis.
Jika berhasil dilakukan, hasil dari PDCA akan meningkatkan produktivitas kerja secara keseluruhan.
Sebagai contoh, perusahaan logistik menggunakan PDCA untuk mengidentifikasi kemacetan dalam rantai pasokan. Alhasil, perusahaan mampu mengetahui solusi untuk mempercepat waktu pengiriman.
Salah satu bagian penting dalam PDCA cycle adalah evaluasi. Dengan melakukan hal tersebut, kamu dapat meminimalisir kesalahan dalam proses kerja.
Ini akan sangat berguna dalam mengurangi risiko dari dampak kesalahan yang terjadi. Nah, saat risiko ditekan, biaya operasional dan potensi pengulangan pekerjaan akan berkurang.
Fokus pada perbaikan berkelanjutan membantu meningkatkan kualitas produk dan layanan secara keseluruhan. Dengan meningkatnya perbaikan dan minimnya kesalahan, proses kerja pun jadi lebih efektif dan efisien.
Manfaat PDCA satu ini akan berdampak positif terhadap kualitas kerja. Jadi, kamu bisa menghasilkan pengembangan produk berkualitas maupun layanan terbaik.
Ketika perusahaan berhasil memberikan produk dan layanan berkualitas tinggi, pelanggan pun akan merasa puas.
Selama kamu bisa konsisten mempertahankan kualitas tersebut, loyalitas pelanggan akan meningkat. Kelebihan PDCA satu ini membuat peluang terjadinya repeat order semakin terbuka lebar.
PDCA adalah model manajemen proyek yang mengutamakan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk mewujudkannya, seluruh lapisan perusahaan idealnya akan turun tangan.
Dari sinilah kelebihan PDCA bisa membangun budaya kerja yang berkelanjutan dan kuat. Secara tak langsung, komunikasi antar anggota tim pun akan meningkat.
Siklus PDCA (Plan Do Check Act) melibatkan empat tahapan yang saling berkesinambungan.
Keempat tahapan ini adalah plan (merencanakan), do (melakukan), check (memeriksa), dan act (bertindak). Yuk, kita bahas satu per satu!
Siklus PDCA yang pertama adalah plan. Tahapan ini ditujukan untuk menetapkan tujuan dan proses yang diperlukan agar mencapai hasil yang diinginkan.
Beberapa tahapan dalam proses perencanaan ini adalah:
Setelah rencana sudah matang, proses berikutnya adalah Do atau melaksanakannya.
Dalam praktiknya, berikut ini langkah-langkah Do dalam PDCA:
Penerapan PDCA dalam perusahaan juga melibatkan tahapan check. Berikut ini caranya:
PDCA cycle pasti akan selalu melibatkan fase act. Ini merupakan fase melakukan tindakan berdasarkan hasil evaluasi untuk memperbaiki dan menetapkan standar baru. Adapun langkah-langkahnya adalah:
Namun, ingatlah bahwa proses PDCA terus berulang secara berkelanjutan. Jadi, pastikan kamu melakukannya secara konsisten agar bisa menemukan solusi yang lebih efektif.
Nah, karena terdiri dalam empat tahapan, konsep PDCA kerap disamakan dengan PDSA. Padahal, keduanya cukup berbeda dari satu sama lain. Seperti apa perbedaannya?
PDCA merupakan singkatan dari plan, do, check, dan act. Sementara itu, PDSA terdiri dari plan, do, study, dan act.
PDCA dan PDSA adalah dua metodologi manajemen yang berguna untuk mencapai perbaikan berkelanjutan. Meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam struktur dan tujuan, PDCA dan PDSA sebenarnya berbeda.
Perbedaan yang paling jelas dari keduanya adalah "check" pada PDCA dan "study" pada PDSA. Check dalam PDCA fokus pada pemeriksaan dan verifikasi hasil.
Maka dari itu, dalam implementasi PDCA cycle, kamu harus membandingkan hasil aktual dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuannya untuk menilai apakah perubahan yang diterapkan sesuai dengan harapan atau tidak.
Di lain sisi, study dalam PDSA lebih menekankan pada analisis mendalam dan refleksi terhadap hasil. Jika menerapkannya, kamu harus memahami mengapa perubahan berhasil atau gagal.
Jika dibandingkan dengan PDCA, PDSA bersifat lebih analitik dengan adanya tahap study tersebut. Itulah kenapa pada umumnya, metode PDSA lebih banyak diterapkan oleh para praktisi di industri kesehatan.
Contoh PDCA (Plan Do Check Act) begitu luas karena metode tersebut bisa kamu terapkan dalam berbagai sektor kehidupan.
Berikut adalah beberapa contoh PDCA sederhana:
Sebagai contoh, anggaplah suatu pabrik pakaian mengalami keterlambatan proses produksi. Mereka pun menggunakan metode PDCA untuk melakukan perbaikan. Berikut contoh penerapannya:
Untuk conth implementasi PDCA di bidang pendidikan, kita akan mencoba menggunakan skenario SMA Mentari yang belum berhasil mencapai target jumlah prestasi akademik maupun non-akademik.
Untuk melakukan perbaikan, berikut contoh PDCA yang bisa diterapkan:
RS Sejahtera ingin menangani tingginya tingkat health associated infections (HAI). HAI terjadi ketika pasien mengalami infeksi sekunder karena tinggal di rumah sakit. Tim RS pun melakukan metode PDCA untuk mengatasi masalah tersebut. Berikut contoh penerapannya:
Kamu menyadari bahwa kini kamu tidak lagi rajin membaca buku seperti dulu. Untuk mengembalikan kebiasaan positif tersebut, kamu pun menerapkan metode PDCA. Seperti ini contoh PDCA sederhananya:
Berdasarkan contoh di atas, mungkin kamu sudah terbayang soal cara membuat PDCA. Agar implementasi PDCA-mu lebih efektif, terapkan beberapa tips berikut:
Agar bisa melakukan perbaikan secara berkelanjutan, perusahaan maupun individu membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Dengan begitu, setiap aspek bisnis akan mendapat perbaikan yang nantinya akan meningkatkan kualitas kerja.
Karena melibatkan semua pihak terkait, PDCA membutuhkan komunikasi dengan jelas dan efektif.
Lakukan koordinasi secara rutin untuk saling update terkait progress masing-masing. Hal ini juga bermanfaat untuk meminimalisir terjadinya miskomunikasi.
Selama proses PDCA, ada banyak keputusan yang harus kamu ambil. Itulah kenapa cara membuat PDCA harus disertai data dan fakta.
Tujuannya agar kamu bisa mengambil keputusan yang tepat sesuai kondisi lapangan.
Setelah selesai melakukan tahap act, bukan berarti siklus PDCA selesai. Bagaimanapun juga, PDCA adalah siklus yang berkelanjutan.
Maka dari itu, kembalilah ke tahap plan untuk menciptakan budaya kerja yang mendukung perbaikan terus menerus.
Jangan lupa pantau terus hasil perbaikan dari implementasi PDCA. Kemudian, lakukan analisis secara berkala, misalnya tiap enam bulan sekali. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui aspek mana saja yang berhasil dan aspek lain yang masih butuh perbaikan dan perubahan
PDCA adalah proses perbaikan secara berkelanjutan. Prosesnya melibatkan tahap plan (perencanaan), do (pelaksanaan), checking (pemantauan), dan act (bertindak).
Metode manajemen ini lebih sering diterapkan di dunia bisnis, tapi juga bisa untuk bidang pendidikan, kesehatan, hingga kehidupan sehari-hari.
Dengan metode PDCA, kamu bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja, mengurangi kesalahan, meningkatkan kepuasan pelanggan, hingga membentuk budaya kerja berkelanjutan.
Bahkan, kamu juga dapat menerapkan PDCA untuk memaksimalkan proses pencarian kerja, lho!
Dengan menggunakan siklus PDCA, kamu dapat merencanakan dan menerapkan strategi, mengevaluasi hasil, hingga melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memperbesar peluang mendapatkan pekerjaan.
Yuk, persiapkan diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.
Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!