Good Manufacturing Practice (GMP): Definisi, Tujuan, dan Penerapannya

Good Manufacturing Practice (GMP): Definisi, Tujuan, dan Penerapannya
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 24 April, 2024
Share

Good Manufacturing Practice atau GMP adalah suatu konsep manajemen produksi barang konsumsi. Penerapan GMP yang baik tidak hanya bermanfaat untuk menjaga kualitas produk tetapi juga mampu menekan kerugian dan pemborosan. 

Praktik GMP ini mampu melindungi perusahaan dan konsumen dari risiko kejadian negatif terkait keamanan pangan. 

Namun, apa itu GMP? Apa saja prinsip GMP yang harus produsen patuhi? Simak ulasannya dalam artikel ini.


⁠Apa Itu GMP? 

Seorang karyawan pabrik sedang mengaplikasikan prosedur GMP. (Sumber: Envato)

Apa itu GMP? GMP merupakan singkatan dari Good Manufacturing Practice. Di Indonesia, GMP sering disebut dengan istilah Cara Produksi yang baik (CPB).

Istilah GMP maupun CPB merujuk pada serangkaian pedoman dan prinsip yang dirancang untuk memastikan produsen memproduksi barang konsumsi dengan kualitas sesuai standar yang ditetapkan, aman, dan konsisten. 

Fokus penerapan GMP terletak pada upaya menciptakan lingkungan produksi yang bersih, mengurangi risiko kontaminasi, dan meningkatkan integritas produk. 

Pedoman GMP hadir untuk menjaga dan memastikan agar setiap tahapan produksi berjalan sesuai standar mutu tinggi. Jadi, produsen selalu menghasilkan produk yang aman dan berkualitas bagi konsumen.  


⁠Tujuan GMP 

Dua orang karyawan pabrik sedang mengaplikasikan prosedur GMP atau Good Manufacturing Practice. (Sumber: Envato)

Ada beberapa tujuan GMP yang menjadi alasan mengapa pemilik bisnis wajib mematuhinya. Berikut penjelasannya:

1. Menjamin keamanan produk 

Konsumen berhak mengetahui komposisi produk yang mereka beli. Penerapan GMP memastikan keamanan produk terjaga karena pebisnis telah mematuhi aturan yang berlaku untuk memproduksi suatu barang. 

Dengan demikian, keselamatan pelanggan saat mengonsumsi produk akan terjamin.  

2. Meningkatkan kualitas produk    

Penerapan GMP juga penting untuk meningkatkan kualitas produk. Ketika kualitas produk konsisten dan terus meningkat, pebisnis lebih mudah mencapai tujuan bisnis seperti meningkatkan penjualan.  

3. Memenuhi standar industri 

Memenuhi standar industri bukan semata kewajiban, tetapi menjadi bagian dari kepatuhan agar proses bisnis berlangsung konsisten. 

Jika setiap proses bisnis telah sesuai standar industri, konsumen tak ragu membeli produk dan pemerintah pada akhirnya akan memperlancar pengurusan perizinan. 

4. Meningkatkan kepercayaan konsumen 

Penerapan GMP membantu pebisnis menciptakan produk berkualitas yang membuat penjualan meningkat. 

Peningkatan kualitas secara konsisten akan membuat konsumen tak ragu merekomendasikan produk kepada orang lain. 

Ketika kepercayaan konsumen meningkat, bisnis akan mampu bertahan berkat pelanggan loyal dan konsumen baru yang terus bertambah. 

5. Meningkatkan daya saing bisnis 

Manfaat GMP lainnya tentu saja daya saing bisnis juga terdongkrak. Perusahaan secara konsisten memberikan kualitas terbaik sehingga kompetitor terdorong melakukan hal serupa. 

Dengan iklim kompetisi yang sehat, konsumen diuntungkan karena punya alternatif produk. Selain itu, para pebisnis juga berlomba untuk melahirkan inovasi produk yang dibutuhkan pelanggan.


⁠Jenis GMP 

Seorang karyawan gudang pabrik wanita sedang mengaplikasikan prosedur GMP. (Sumber: Envato)

GMP adalah salah satu cara manajemen perusahaan untuk hadir dalam bentuk prosedur yang bertujuan memproduksi produk barang konsumsi berkualitas. 

Beberapa jenis GMP di Indonesia, antara lain:  

1. Cara Pembuatan Makanan yang Baik (CPMB) 

CPMB adalah standar GMP yang mengawasi proses produksi kuliner atau makanan. CPMB berguna untuk memastikan apakah telah sesuai pedoman cara memproduksi makanan dan memenuhi persyaratan yang berlaku. 

2. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) 

CPOB adalah standar atau prosedur yang mengendalikan pembuatan obat dan/atau bahan obat. Tujuan CPOB adalah untuk memastikan mutu obat atau bahan obat sudah sesuai persyaratan maupun tujuan penggunaan. 

3. Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) 

CPKB adalah standar GMP dalam tata cara produksi produk kosmetik. Tujuan penerapan CPKB adalah untuk memastikan proses produksi produk kosmetik sudah konsisten dan terkontrol agar memenuhi spesifikasi mutu sesuai standar. 

4. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) 

CPOTB adalah rangkaian proses pembuatan obat tradisional yang bertujuan menjamin produk telah memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan serta sesuai tujuan pemakaiannya.


⁠Prinsip GMP 

Seorang karyawan pabrik wanita tampak bahagia setelah menerapkan prosedur GMP. (Sumber: Envato)

Prinsip GMP adalah seperangkat panduan dan prosedur yang harus diikuti industri produsen barang konsumsi di Indonesia. 

Proses produksi harus mematuhi prinsip ini agar produk yang dihasilkan aman, berkualitas tinggi, dan sesuai standar yang berlaku. 

Penerapan prinsip GMP sangat penting demi menjaga kualitas dan keamanan produk, termasuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. 

Berikut adalah penjelasan prinsip GMP:

1. Manajemen mutu 

Manajemen mutu menjadi struktur dasar sistem GMP. Maka, penerapan manajemen mutu, kontrol kualitas, dan kualifikasi sangat penting sebagai fondasi keberhasilan GMP dalam sebuah bisnis. 

Prinsip ini juga memastikan produk yang diproduksi telah sesuai dengan tujuan penggunaan, memenuhi persyaratan, dan menjaga keselamatan konsumen. 

2. Personalia 

Personil atau tenaga sumber daya manusia harus berkualifikasi dan cukup terlatih. Mereka yang terlibat dalam manufaktur wajib melalui pendidikan, pelatihan, dan memiliki pengalaman. 

Selain itu, mereka harus memahami prinsip GMP dan menerima pelatihan yang relevan dengan kebutuhannya. 

Deskripsi pekerjaan setiap orang harus tersampaikan secara detail agar mereka dapat menjalankan tanggung jawab dengan efektif. 

3. Bangunan dan fasilitas 

Lokasi harus berada di lingkungan sesuai peruntukan operasional manufaktur. Termasuk harus bebas dari risiko kontaminasi bahan maupun produk. 

Perlu diperhatikan bahwa perancangan tempat wajib meminimalkan peluang terjadinya kesalahan saat pengoperasian, serta harus mudah dirawat dan dibersihkan. 

4. Peralatan dan perlengkapan 

Setiap peralatan maupun perlengkapan produksu harus melalui perencanaan yang matang. Perencanaan itu juga termasuk bagaimana penempatan dan pemeliharaan sehingga berfungsi sesuai tujuan penggunaan. 

Cara menyimpan dan membersihkan peralatan juga harus sesuai prosedur. Jika ada malfungsi atau cacat, peralatan perlu dilepas dan dilabeli “cacat”. 

5. Bahan baku dan produk antara 

Prosedur penyimpanan bahan baku produksi sangan penting dalam menjaga kualitas produk. 

Pebisnis perlu menerapkan sistem manajemen stok guna menjamin semua bahan yang masuk sudah sesuai dan berkualitas tinggi. 

6. Produk jadi 

Sebelum didistribusikan, produk jadi harus menjalani sejumlah pengujian untuk menjamin kualitasnya. Pengujian itu termasuk uji fisik, kimia, hingga mikrobiologi. 

7. Sanitasi dan hygiene 

Sanitasi dan kebersihan penting dalam proses produksi. Pasalnya, lingkungan yang tidak terkontrol dapat menjadi penyebab kontaminasi, seperti lokasi, peralatan, bahan produksi, wadah, dan personil. 

Berbagai sumber kontaminasi harus diidentifikasi dan dihilangkan melalui pelaksanaan program sanitasi dan kebersihan secara komprehensif.  

8. Pengawasan dan pengendalian mutu 

Pengawasan perlu berlangsung secara berkala guna memantau apakah penerapan GMP telah sesuai. 

Pada tahap pengawasan ini, harus disertakan dokumentasi area mana saja yang membutuhkan perbaikan berkelanjutan.  

Selain itu, pengendalian mutu juga berfungsi untuk menilai sejauh mana manufaktur telah menerapkan sistem mutu. 

Dengan penelusuran visual lokasi dan evaluasi produksi, proses mana yang tidak sesuai dapat teridentifikasi. Maka, perusahaan bisa segera mengambil tindakan untuk menanganinya. 

9. Dokumentasi 

Salah satu bagian penting dalam sistem manajemen mutu dan persyaratan GMP adalah dokumentasi dan pencatatan. 

Pencatatan akurat akan membantu pihak berkepentingan melacak catatan historis prosedur produksi dan tindakan perbaikan seperti apa yang diterapkan.


⁠Contoh Penerapan GMP 

Seorang manajer produksi pabrik sedang mengevaluasi prosedur GMP. (Sumber : Envato)

Lantas, seperti apa contoh penerapan GMP dalam berbagai industri? Berikut adalah beberapa contoh penerapan GMP:

Industri makanan dan minuman 

Dalam industri makanan dan minuman, salah satu contoh penerapan GMP adalah dengan mengatur cara meletakkan bahan pangan, baik mentah maupun bahan jadi dalam tempat penyimpanan terpisah. 

Praktik ini bertujuan mencegah terjadinya pencemaran silang karena beberapa bahan makanan tidak boleh saling bersentuhan, seperti daging mentah dan sayuran. 

Industri farmasi 

Dalam industri farmasi, mengatur perputaran stok sesuai masa kedaluwarsa jelas penting. Stok lama harus segera digunakan atau didistribusikan. 

Namun, perhatikan juga kondisi produk apakah kemasan masih bagus dan tersegel rapat, atau terjadi perubahan warna maupun bau yang membuatnya tidak layak dikonsumsi. 

Industri kosmetik 

Contoh GMP dalam industri kosmetik dapat berkaitan dengan lokasi operasional manufaktur. Lokasi pabrik tidak hanya harus berada di lingkungan yang bersih, higienis, dan aman, tetapi juga harus meminimalkan risiko kontaminasi. 

Maka, pengaturan fasilitas perlu dilakukan secara metodis, seperti membagi ruangan sesuai tahapan kegiatan produksi, penyimpanan, dan pengemasan. Plus, tersedia prosedur dan protokol pembersihan, sanitasi, serta pengendalian hama. 

Industri alat kesehatan 

Bagaimana produsen mengendalikan produk yang tidak berfungsi maksimal dapat menjadi contoh penerapan GMP dalam industri alat kesehatan. 

Produsen harus bertindak cepat dengan mengidentifikasi, mencatat, mengisolasi, dan mengevaluasi produk cacat. 

Setelah itu, produsen juga harus menentukan langkah apa yang diambil dalam menangani produk cacat tersebut dan kompensasi apa yang diberikan kepada konsumen. 

Industri elektronik 

Industri elektronik juga menerapkan GMP dalam proses produksinya. Salah satunya dalam mengolah bahan yang dipakai perangkat elektronik. 

Manufaktur harus melakukan pengujian rutin pada produk akhir guna memastikan tidak ada unsur berbahaya, seperti radiasi berlebih pada smartphone. 

Selain itu, jika ada bahan kimia berbahaya bagi lingkungan, perusahaan harus memiliki SOP pembuangan yang aman dan benar. 

Industri otomotif 

Contoh GMP industri otomotif dapat menyoroti keberadaan karyawan terlatih, berkualitas, dan berpengalaman. 

Merakit komponen kendaraan tentu butuh keterampilan dan jam terbang agar mereka mengikuti setiap instruksi maupun prosedur secara akurat. 

Maka, perusahaan harus mendukung karyawan dengan memberikan pelatihan, pengawasan, peralatan keselamatan, hingga pendidikan. Dengan begitu mereka dapat melakukan tanggung jawabnya secara efektif.


⁠Kesimpulan 

GMP Adalah

Kepatuhan terhadap Good Manufacturing Practice adalah kunci utama kesuksesan bisnis dan industri manufaktur.

Dengan menyediakan produk yang terjamin secara kualitas, produsen akan mampu menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat.

Di sisi lain, penerapan prinsip GMP juga bermanfaat untuk membuat lingkungan kerja yang aman bagi pebisnis dan perusahaan.

Jadi, peran penerapan GMP sangat signifikan dalam membantu perusahaan mencapai tujuan dan mengembangkan bisnisnya.

Kamu tertarik bekerja membangun karier di bidang manufaktur atau pabrik? Temukan banyak lowongan kerja manufaktur hanya di situs dan aplikasi Jobstreet by SEEK,

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat. 

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil! 


⁠Pertanyaan Seputar GMP

  1. Apa perbedaan GMP dengan HACCP?
    GMP adalah Good Manufacturing Practice, sedangkan HACCP adalah Hazard Analysis and Critical Control Points. Keduanya sama-sama menjadi standar umum dalam industri pangan. Namun, GMP fokus pada upaya menjamin proses manufaktur industri pangan.

    ⁠Di sisi lain, fokus HACCP terletak pada sistem analisis risiko bahaya berikut pengendalian titik kritis. GMP dan HACCP juga berlaku pada setiap tahap produksi. Namun, HACCP menekankan titik kendali kritis tempat risiko kontaminasi pangan dapat diidentifikasi serta ditangani secara tepat.

    ⁠GMP dapat mencakup industri makanan, farmasi, bioteknologi, elektronik, hingga otomotif. Di lain sisi, HACCP umum dilakukan dalam industri makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
  2. Apakah GMP wajib diterapkan oleh semua perusahaan manufaktur?
    Ya, karena manfaat GMP bukan hanya menguntungkan produsen, tetapi semua pihak yang berada di sepanjang rantai pasokan, termasuk konsumen hingga pemerintahan.

    ⁠Dengan mematuhi GMP, pebisnis dapat menjamin produk yang dihasilkan benar-benar aman dan berkualitas tinggi. Konsumen juga merasa aman membeli produk, kepercayaan konsumen pada produk meningkat, dan basis pelanggan makin menguat.
  3. Apakah semua produk harus mengikuti standar GMP?
    Semua produsen barang konsumsi perlu menerapkan GMP guna menjamin kualitas produknya. Penerapan GMP dalam berbagai industri, seperti makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, alat kesehatan, elektronik, dan otomotif bermanfaat untuk semua pihak. 

    ⁠Bagi produsen, GMP penting dalam mengatur produksi, verifikasi, dan validasi produk manufaktur agar produk itu efektif serta aman didistribusikan ke pasar. Dari sudut pandang konsumen, penerapan GMP adalah jaminan untuk keamanan produk saat dikonsumsi.

    ⁠Bagi pemerintah, GMP memastikan regulasi yang ada telah dipatuhi dan dijalankan produsen. Jika terjadi pelanggaran serius saat pemeriksaan, pemerintah dapat menginstruksikan produsen menarik kembali semua produk hingga memberi sanksi apabila dibutuhkan.

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.