Forecasting adalah peramalan, merujuk pada proses memprediksi masa depan berdasarkan data dan tren. Kamu bisa menemukannya dalam berbagai sektor, seperti bisnis, ekonomi, keuangan, sains, dan teknologi.
Dalam lingkup bisnis, forecasting dapat membantu perusahaan dalam memperkirakan penjualan, permintaan produk, dan tren harga. Dengan begitu, perusahaan dapat mengambil keputusan dan menentukan langkah strategis untuk bisnisnya.
Tetapi, bagaimana apa sebenarnya manfaat dan tujuan dari forecasting dan bagaimana caranya?
Nah, agar memahami arti forecast dalam bisnis, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Sumber : Envato
Dalam bahasa Inggris, forecasting artinya peramalan. Menurut Investopedia, forecasting adalah teknik membuat perkiraan dalam menentukan tren di masa mendatang. Teknik ini didasarkan pada informasi prediktif dengan menggunakan data historis sebagai input-nya.
Prosesnya melibatkan penggunaan berbagai metode statistik, matematika, dan analisis data. Tujuannya untuk membuat estimasi yang masuk akal tentang apa yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Secara umum, terdapat dua teknik peramalan yang umum digunakan, yaitu:
Kualitatif
Teknik forecasting ini didasarkan pada pendapat para ahli. Ini lebih cocok untuk prediksi jangka pendek. Peramalan dengan metode kualitatif dapat dilakukan melalui wawancara langsung, riset pasar, dan survei. Biasanya, survei menggunakan metode delphi yaitu diskusi antar ahli dengan menggabungkan beberapa disiplin ilmu.
Kuantitatif
Metode forecasting kuantitatif merupakan teknik peramalan yang menggunakan data statistik berdasarkan informasi kuantitatif. Teknik ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis metode, seperti time series dan pemodelan ekonometrik.
Teknik ini bisa digunakan untuk berbagai hal. Misalnya, memprediksi penjualan, mengelola persediaan, merencanakan produksi, mengatur anggaran, meramalkan cuaca, memprediksi penyebaran penyakit, dan hingga membuat strategi investasi.
Sebagai contoh perusahaan manufaktur menggunakan forecasting untuk meramalkan permintaan produk di pasar.
Dengan menganalisis data penjualan historis, tren pasar, musim, dan faktor-faktor lainnya, perusahaan dapat membuat perkiraan yang akurat tentang jumlah unit yang akan dijual di masa mendatang.
Informasi ini kemudian digunakan untuk merencanakan produksi, mengatur persediaan, dan mengatur strategi pemasaran.
Sumber : Envato
Dalam dunia bisnis, forecasting dan budgeting adalah konsep yang sering kali digunakan bersamaan. Keduanya memang sama-sama berfungsi untuk merencanakan keuangan dan mengelola bisnis.
Namun, forecasting dan budgeting memiliki beberapa perbedaan. Menurut GeeksforGeeks, berikut perbedaan antara forecasting dan budgeting:
Sumber : Envato
Kemampuan untuk memperkirakan masa depan menjadi semakin penting bagi kesuksesan bisnis dan perusahaan. Inilah mengapa forecasting telah menjadi hal yang penting.
Selain itu, terdapat beberapa manfaat dari melakukan perkiraan, yaitu:
Manfaat forecasting yang utama yaitu membuat prediksi yang masuk akal dan akurat. Hal ini penting untuk mencapai pertumbuhan bisnis. Alhasil, perusahaan dapat mengidentifikasi risiko potensial dan memanfaatkan peluang dengan lebih efektif.
Proses ini juga berlaku jika kamu hendak mendirikan usaha baru. Dengan forecasting, kamu dapat membuat pertimbangan berbagai aspek, seperti biaya operasional, kebutuhan pasar, tingkat persaingan, dan potensi keuntungan.
Dengan memprediksi masa depan, perusahaan dapat mengestimasi kebutuhan finansialnya. Perkiraan yang akurat akan membantu meninjau permintaan konsumen, persediaan, dan kinerja operasional lainnya.
Tujuannya demi membantu dalam mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Permintaan produksi dan penjualan di masa depan dapat diprediksi melalui forecasting. Perusahaan pun dapat menyusun perencanaan operasional berdasarkan prediksi tersebut.
Selanjutnya, operasional perusahaan dapat berjalan secara konsisten sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Secara tak langsung, pengembangan produk dan layanan pun menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Kegiatan forecasting dapat menghasilkan informasi yang berharga untuk perusahaan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh manajer dalam membuat keputusan yang strategis.
Ini memungkinkan mereka untuk menetapkan tujuan jangka panjang, mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana, dan menyesuaikan strateginya dengan perubahan kondisi pasar.
Salah satu manfaat utama dari forecasting adalah kemampuannya untuk membantu dalam mengelola risiko. Dengan mengidentifikasi potensi risiko dan mengantisipasi perubahan pasar, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Permintaan pelanggan ini dapat diprediksi, perusahaan dapat menggunakan informasi ini untuk meningkatkan peluang kesuksesan bisnis. Misalnya, jika permintaan diperkirakan akan meningkat di daerah lain, perusahaan dapat mempertimbangkan ekspansi.
Perencanaan merupakan salah satu aspek krusial dalam bisnis. Hal ini penting dalam mempersiapkan sumber daya dan mengetahui langkah-langkah yang harus diambil.
Dengan melakukan forecasting, perusahaan dapat menyusun rencana bisnis yang lebih realistis dan terukur. Rencana tersebut pun dapat diwujudkan dengan lebih efektif.
Informasi yang diperoleh dari perkiraan ini juga dapat dipahami oleh anggota tim di setiap departemen. Hal ini dapat mendorong kerja sama yang lebih kompak di antara masing-masing karyawan.
Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar tim dengan lebih baik ke depannya.
Berbagai manfaat yang telah disebutkan sebelumnya dapat membantu organisasi mencapai kesuksesan di masa depan. Pada gilirannya, kesuksesan yang diraih akan meningkatkan prestasi organisasi tersebut.
Dengan memiliki wawasan yang lebih baik tentang apa yang mungkin terjadi di masa mendatang, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi persaingan dan memenangkan pangsa pasar.
Sumber : Envato
Setiap tindakan penting yang dilakukan dalam bisnis pastinya memiliki tujuan, termasuk forecasting. Berikut adalah beberapa tujuan forecasting atau peramalan, menurut Heizer dan Render.
Sumber : Envato
Dalam peramalan penjualan, dibutuhkan beragam data berkualitas untuk meningkatkan akurasinya. Menurut Verteego, data ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Variabel internal
Faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan terkait langsung dengan prediksi yang akan dibuat. Variabel ini biasanya diketahui, tercatat dalam database, atau setidaknya mudah untuk dikumpulkan. Contohnya adalah data produk, harga, pemasaran, dan saluran distribusi.
Variabel eksternal
Faktor dari luar perusahaan yang bisa mempengaruhi penjualan. Data ini biasanya tidak diketahui dan harus dikumpulkan dan dianalisis untuk memilih yang relevan. Contoh dari variabel ini antara lain: musim, persaingan, peristiwa terkini, dan perilaku konsumen.
Sumber : Envato
Ketika melakukan forecasting, kamu dapat memilih dua sumber data yang terdiri dari dua kategori, yakni:
Sumber primer: diperoleh langsung dari sumbernya, seperti melalui wawancara, kuesioner, atau pengamatan langsung. Meskipun memerlukan waktu lebih lama untuk mengumpulkan data, informasi yang diperoleh lebih spesifik dan relevan.
Sumber sekunder: sumber informasi yang sudah dikumpulkan dan dipublikasikan oleh pihak lain. Ini bisa berupa laporan industri, data publik, atau informasi yang tersedia secara umum. Meskipun lebih praktis karena informasinya sudah tersusun dan teranalisis, sumber sekunder mungkin kurang spesifik atau tidak sesuai dengan kebutuhan unik perusahaan.
Perusahaan dapat memilih pendekatan yang sesuai untuk melakukan forecasting sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu, perusahaan dapat menghasilkan prediksi yang lebih akurat dan relevan untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.
Sumber : Envato
Peramalan dalam bisnis tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Berikut beberapa faktor tersebut.
Dasar dari pembuatan prediksi di masa depan yaitu data historis. Ini meliputi riwayat penjualan atau aspek lain yang terjadi sebelumnya.
Dengan menganalisis pola dan fluktuasi yang terjadi dari masa lampau hingga saat ini, perusahaan dapat memperkirakan tren yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Karakteristik produk dapat mempengaruhi hasil peramalan forecasting. Misalnya, produk yang sudah populer mungkin akan tetap diminati dalam jangka panjang. Namun, produk yang baru diluncurkan mungkin lebih sulit diprediksi. Penyebabnya karena tidak ada data historis yang tersedia.
Di sisi lain, beberapa jenis produk mungkin mengalami lonjakan permintaan pada musim tertentu. Contohnya, permintaan sirup bisa meningkat saat bulan Ramadan. Kemudian, permintaan biskuit dan kue kering dapat naik menjelang Idulfitri.
Berkaca pada sifat produk tersebut, perusahaan dapat merencanakan jumlah produk yang akan diproduksi. Dengan begitu, risiko kelebihan dan kekurangan stok pun dapat dicegah.
Forecasting juga dapat dipengaruhi oleh tingkat persaingan yang ada. Konsumen mungkin akan beralih ke produk pesaing jika produk tersebut menawarkan harga atau kualitas yang lebih baik.
Saat kamu merancang strategi untuk menghadapi pesaing, ingatlah bahwa kompetitor juga mungkin melakukan hal yang sama. Jadi, setiap langkah yang kamu atau pesaing ambil, akan saling mempengaruhi satu sama lain.
Baca Juga: Cara Negosiasi Gaji yang Tepat untuk Masa Depan
Sumber : Envato
Terdapat berbagai metode forecasting yang dapat digunakan oleh perusahaan. Masing-masing metode ini tergantung pada jenis data yang tersedia, konteks bisnis, dan tujuannya.
Berdasarkan informasi dari Runn dan Harvard Business School Online, berikut beberapa metode forecasting:
Metode ini sederhana namun bisa memberikan perkiraan dasar. Straight-line method digunakan untuk memperkirakan pertumbuhan pendapatan secara linear berdasarkan tren historis. Tujuannya agar perusahaan dapat mengantisipasi kenaikan atau penurunan pendapatan di masa mendatang.
Meskipun cukup sederhana, metode ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja bisnis. Contohnya penerapan Straight-line method dalam metode forecasting adalah sebagai berikut:
PT Lemari Bagus, perusahaan yang memproduksi furnitur, ingin memprediksi pendapatan di tahun ke-5. Diketahui data pendapatan PT Lemari Bagus selama empat tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Kamu bisa menggunakan straight-line method, dengan mengambil rata-rata kenaikan pendapatan tahunan selama empat tahun terakhir.
Adapun pertumbuhan rata-rata pertahun dapat dihitung dengan cara menjumlahkan kenaikan pendapatan selama empat tahun terakhir dan membaginya dengan jumlah tahun. Berikut perhitungannya:
Pertumbuhan rata-rata pertahun = ((Rp55 juta - Rp50 juta) + (Rp60 juta - Rp55 juta) + (Rp65 juta - Rp60 juta)) / 4 tahun
= (Rp5 juta + Rp5 juta + Rp5 juta) / 4 tahun
= Rp15 juta / 4 tahun
= Rp3,75 juta/tahun
Kemudian, kamu bisa memproyeksikan pendapatan untuk tahun ke-5. Caranya dengan menambahkan pertumbuhan tahunan tersebut pada pendapatan tahun ke-4. Berikut perhitungannya:
Pendapatan Tahun ke-5 = Pendapatan Tahun ke-4 + Pertumbuhan Rata-Rata Pertahun
= Rp65 juta + Rp 3,75 juta
= Rp68,75 juta
Jadi, perkiraan pendapatan perusahaan akan mencapai sekitar Rp68,75 juta pada tahun ke-5. Hal ini berdasarkan tren pertumbuhan rata-rata pertahun selama empat tahun terakhir.
Metode moving average hampir sama seperti straight-line method. Namun, dengan rentang periode yang lebih pendek, seperti bulanan, kuartal, atau semester.
Kelebihan metode ini adalah kemampuannya dalam memperhalus kinerja keseluruhan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Artinya, fluktuasi yang terjadi dari bulan ke bulan, dapat diperhalus dengan mengambil rata-rata pada periode yang ditentukan, misalnya tiga bulan terakhir. Berikut adalah rumusnya:
A1 + A2 + A3 ... / N
Keterangan:
A = Rata-rata untuk suatu periode
N = Jumlah total periode
Sebagai contoh, kamu mendapati penjualan meningkat pada bulan lalu. Namun, sebelum menyimpulkan kalau penjualan sedang mengalami kenaikan, kamu perlu melihat rata-rata bergerak. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas apakah trennya naik, datar, atau menurun.
Selain penjualan, metode moving average juga dapat digunakan untuk mengukur berbagai metrik lain, seperti pendapatan, laba, dan yang lainnya.
Simple linear regression merupakan metode forecasting dengan memperkirakan metrik berdasarkan dua variabel yang berkorelasi, yaitu variabel dependen dan variabel independen.
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ingin diprediksi. Sementara variabel independen adalah faktor yang mempengaruhi nilai variabel dependen.
Metode simple linear regression menggunakan grafik yang terdiri dari sumbu X dan Y, dengan masing-masing sumbu mewakili variabel tertentu. Rumus forecasting dengan metode simple linear regression dapat dijelaskan melalui persamaan berikut:
Y = BX + A
Keterangan:
Y = Variabel dependen (angka yang diperkirakan)
B = Kemiringan garis regresi
X = Variabel independen
A = Titik potong Y
Pengertian metode multiple linear regression hampir sama seperti metode simple linear regression. Tetapi dengan jumlah variabel yang lebih banyak. Metode ini bisa digunakan untuk membuat peramalan forecasting ketika terdapat banyak faktor yang ikut mempengaruhi hasil.
Dalam menggunakan metode multiple linear regression, variabel dependen dan independen harus memiliki hubungan linier.
Selain itu, variabel independen yang digunakan tidak boleh berkorelasi terlalu erat satu sama lain. Dengan begitu, kamu bisa tahu variabel independen mana yang mempengaruhi variabel dependen.
Sumber : Envato
Forecasting adalah langkah penting bagi perusahaan dalam memahami arah tren di masa depan. Praktik forecasting ini penting dilakukan agar perusahaan bisa memahami tren yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Dengan menggunakan teknik dan metode yang tepat, forecasting dapat memberikan wawasan yang berharga. Hal ini akan membantu mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien.
Tentu saja, langkah ini harus dilakukan oleh ahli yang mampu menganalisis dan membuat prediksi yang akurat.
Tidak mengherankan, jika tenaga ahli di sektor keuangan dan bisnis sangat dicari oleh perusahaan, terutama untuk melakukan tugas forecasting ini.
Bagi kamu yang memiliki keahlian yang dibutuhkan dan berminat untuk berkarir di bidang ini, kamu bisa mencari lowongan business finance di Jobstreet by SEEK.
Di sini, tersedia beragam lowongan untuk posisi terkait, seperti Finance Analyst, FP&A Analyst, Financial Planner and Analyst, dan lain-lain.
Persiapkan juga diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di seekMAX dalam aplikasi Jobstreet.
Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!
Pengertian forecasting adalah kegiatan memprediksi masa depan dengan menggunakan data historis dari masa lalu dan masa kini.
Contoh forecasting dalam bisnis antara lain:
Jenis-jenis forecasting dapat dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan durasinya untuk masa mendatang, antara lain:
Perusahaan perlu melakukan forecasting karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan dan penyusunan strategi bisnis berdasarkan data.