Forecasting: Apa Itu, Metode, dan Contohnya

Forecasting: Apa Itu, Metode, dan Contohnya
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 20 May, 2024
Share

Forecasting adalah peramalan, merujuk pada proses memprediksi masa depan berdasarkan data dan tren. Kamu bisa menemukannya dalam berbagai sektor, seperti bisnis, ekonomi, keuangan, sains, dan teknologi. 

Dalam lingkup bisnis, forecasting dapat membantu perusahaan dalam memperkirakan penjualan, permintaan produk, dan tren harga. Dengan begitu, perusahaan dapat mengambil keputusan dan menentukan langkah strategis untuk bisnisnya. 

Tetapi, bagaimana apa sebenarnya manfaat dan tujuan dari forecasting dan bagaimana caranya?  

Nah, agar memahami arti forecast dalam bisnis, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini! 

Apa Itu Forecasting? 

Sumber : Envato

Dalam bahasa Inggris, forecasting artinya peramalan. Menurut Investopedia,  forecasting adalah teknik membuat perkiraan dalam menentukan tren di masa mendatang. Teknik ini didasarkan pada informasi prediktif dengan menggunakan data historis sebagai input-nya. 

Prosesnya melibatkan penggunaan berbagai metode statistik, matematika, dan analisis data. Tujuannya untuk membuat estimasi yang masuk akal tentang apa yang mungkin terjadi di masa mendatang. 

Secara umum, terdapat dua teknik peramalan yang umum digunakan, yaitu: 

Kualitatif 

Teknik forecasting ini didasarkan pada pendapat para ahli. Ini lebih cocok untuk prediksi jangka pendek. Peramalan dengan metode kualitatif dapat dilakukan melalui wawancara langsung, riset pasar, dan survei. Biasanya, survei menggunakan metode delphi yaitu diskusi antar ahli dengan menggabungkan beberapa disiplin ilmu. 

Kuantitatif 

Metode forecasting kuantitatif merupakan teknik peramalan yang menggunakan data statistik berdasarkan informasi kuantitatif. Teknik ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis metode, seperti time series dan pemodelan ekonometrik. 

Teknik ini bisa digunakan untuk berbagai hal. Misalnya, memprediksi penjualan, mengelola persediaan, merencanakan produksi, mengatur anggaran, meramalkan cuaca, memprediksi penyebaran penyakit, dan hingga membuat strategi investasi. 

Sebagai contoh perusahaan manufaktur menggunakan forecasting untuk meramalkan permintaan produk di pasar. 

Dengan menganalisis data penjualan historis, tren pasar, musim, dan faktor-faktor lainnya, perusahaan dapat membuat perkiraan yang akurat tentang jumlah unit yang akan dijual di masa mendatang. 

Informasi ini kemudian digunakan untuk merencanakan produksi, mengatur persediaan, dan mengatur strategi pemasaran

Perbedaan Forecasting dan Budgeting 

Sumber : Envato

Dalam dunia bisnis, forecasting dan budgeting adalah konsep yang sering kali digunakan bersamaan. Keduanya memang sama-sama berfungsi untuk merencanakan keuangan dan mengelola bisnis. 

Namun, forecasting dan budgeting memiliki beberapa perbedaan. Menurut GeeksforGeeks, berikut perbedaan antara forecasting dan budgeting

  • Forecasting adalah proses memprediksi peristiwa masa depan yang mungkin mempengaruhi perusahaan. Nah, budgeting merupakan langkah untuk merinci estimasi pendapatan dan pengeluaran selama periode tertentu. 
  • Tujuan forecasting untuk memprediksi masa depan sesuai data historis, statistik, dan faktor lainnya. Sementara itu, budgeting berfokus pada penetapan tujuan keuangan, alokasi sumber daya, dan rencana pengeluaran dalam jangka waktu tertentu. 
  • Periode forecasting biasanya beberapa bulan hingga beberapa tahun. Namun, periode budgeting biasanya mencakup satu tahun fiskal. 
  • Forecasting menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk membuat prediksi. Sedangkan budgeting menggunakan pengembangan rencana keuangan yang komprehensif. 
  • Karena bersifat tidak pasti, forecasting mungkin perlu disesuaikan jika ada informasi baru. Di sisi lain, budgeting juga perlu disesuaikan jika ada perubahan prioritas bisnis, kondisi pasar, atau kejadian tak terduga. 

Manfaat Forecasting 

Sumber : Envato

Kemampuan untuk memperkirakan masa depan menjadi semakin penting bagi kesuksesan bisnis dan perusahaan. Inilah mengapa forecasting telah menjadi hal yang penting. 

Selain itu, terdapat beberapa manfaat dari melakukan perkiraan, yaitu: 

1. Mengestimasi kesuksesan usaha baru 

Manfaat forecasting yang utama yaitu membuat prediksi yang masuk akal dan akurat. Hal ini penting untuk mencapai pertumbuhan bisnis. Alhasil, perusahaan dapat mengidentifikasi risiko potensial dan memanfaatkan peluang dengan lebih efektif. 

Proses ini juga berlaku jika kamu hendak mendirikan usaha baru. Dengan forecasting, kamu dapat membuat pertimbangan berbagai aspek, seperti biaya operasional, kebutuhan pasar, tingkat persaingan, dan potensi keuntungan. 

2. Mengestimasi kebutuhan keuangan 

Dengan memprediksi masa depan, perusahaan dapat mengestimasi kebutuhan finansialnya. Perkiraan yang akurat akan membantu meninjau permintaan konsumen, persediaan, dan kinerja operasional lainnya. 

Tujuannya demi membantu dalam mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. 

3. Memastikan konsistensi operasional perusahaan 

Permintaan produksi dan penjualan di masa depan dapat diprediksi melalui forecasting. Perusahaan pun dapat menyusun perencanaan operasional berdasarkan prediksi tersebut. 

Selanjutnya, operasional perusahaan dapat berjalan secara konsisten sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Secara tak langsung, pengembangan produk dan layanan pun menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 

4. Membantu manajer membuat keputusan yang tepat 

Kegiatan forecasting dapat menghasilkan informasi yang berharga untuk perusahaan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh manajer dalam membuat keputusan yang strategis. 

Ini memungkinkan mereka untuk menetapkan tujuan jangka panjang, mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana, dan menyesuaikan strateginya dengan perubahan kondisi pasar. 

5. Mengelola risiko dan meningkatkan peluang 

Salah satu manfaat utama dari forecasting adalah kemampuannya untuk membantu dalam mengelola risiko. Dengan mengidentifikasi potensi risiko dan mengantisipasi perubahan pasar, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. 

Permintaan pelanggan ini dapat diprediksi, perusahaan dapat menggunakan informasi ini untuk meningkatkan peluang kesuksesan bisnis. Misalnya, jika permintaan diperkirakan akan meningkat di daerah lain, perusahaan dapat mempertimbangkan ekspansi. 

6. Merumuskan rencana efektif untuk masa depan 

Perencanaan merupakan salah satu aspek krusial dalam bisnis. Hal ini penting dalam mempersiapkan sumber daya dan mengetahui langkah-langkah yang harus diambil. 

Dengan melakukan forecasting,  perusahaan dapat menyusun rencana bisnis yang lebih realistis dan terukur. Rencana tersebut pun dapat diwujudkan dengan lebih efektif. 

7. Mendorong kerja sama di tempat kerja 

Informasi yang diperoleh dari perkiraan ini juga dapat dipahami oleh anggota tim di setiap departemen. Hal ini dapat mendorong kerja sama yang lebih kompak di antara masing-masing karyawan. 

Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar tim dengan lebih baik ke depannya. 

8. Meningkatkan daya saing 

Berbagai manfaat yang telah disebutkan sebelumnya dapat membantu organisasi mencapai kesuksesan di masa depan. Pada gilirannya, kesuksesan yang diraih akan meningkatkan prestasi organisasi tersebut. 

Dengan memiliki wawasan yang lebih baik tentang apa yang mungkin terjadi di masa mendatang, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi persaingan dan memenangkan pangsa pasar. 

Tujuan Forecasting 

Sumber : Envato

Setiap tindakan penting yang dilakukan dalam bisnis pastinya memiliki tujuan, termasuk forecasting. Berikut adalah beberapa tujuan forecasting atau peramalan, menurut Heizer dan Render. 

  • Menilai kebijakan perusahaan yang telah dibuat di masa lalu dan sekarang. 
  • Melihat bagaimana dampak kebijakan tersebut di masa mendatang. 
  • Menghitung perkiraan waktu tunda dalam membuat keputusan bisnis dan waktu untuk menerapkannya. 
  • Mendasari pengambilan keputusan dan penyusunan rencana agar lebih efektif. 

Variabel Sistem Forecasting 

Sumber : Envato

Dalam peramalan penjualan, dibutuhkan beragam data berkualitas untuk meningkatkan akurasinya. Menurut Verteego, data ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu: 

Variabel internal 

Faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan terkait langsung dengan prediksi yang akan dibuat. Variabel ini biasanya diketahui, tercatat dalam database, atau setidaknya mudah untuk dikumpulkan. Contohnya adalah data produk, harga, pemasaran, dan saluran distribusi. 

Variabel eksternal 

Faktor dari luar perusahaan yang bisa mempengaruhi penjualan. Data ini biasanya tidak diketahui dan harus dikumpulkan dan dianalisis untuk memilih yang relevan. Contoh dari variabel ini antara lain: musim, persaingan, peristiwa terkini, dan perilaku konsumen. 

Sumber Data Forecasting 

Sumber : Envato

Ketika melakukan forecasting, kamu dapat memilih dua sumber data yang terdiri dari dua kategori, yakni: 

Sumber primer: diperoleh langsung dari sumbernya, seperti melalui wawancara, kuesioner, atau pengamatan langsung. Meskipun memerlukan waktu lebih lama untuk mengumpulkan data, informasi yang diperoleh lebih spesifik dan relevan. 

Sumber sekunder: sumber informasi yang sudah dikumpulkan dan dipublikasikan oleh pihak lain. Ini bisa berupa laporan industri, data publik, atau informasi yang tersedia secara umum. Meskipun lebih praktis karena informasinya sudah tersusun dan teranalisis, sumber sekunder mungkin kurang spesifik atau tidak sesuai dengan kebutuhan unik perusahaan. 

Perusahaan dapat memilih pendekatan yang sesuai untuk melakukan forecasting sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu, perusahaan dapat menghasilkan prediksi yang lebih akurat dan relevan untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. 

Faktor Pengaruh Forecasting 

Sumber : Envato

Peramalan dalam bisnis tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Berikut beberapa faktor tersebut. 

Data historis 

Dasar dari pembuatan prediksi di masa depan yaitu data historis. Ini meliputi riwayat penjualan atau aspek lain yang terjadi sebelumnya. 

Dengan menganalisis pola dan fluktuasi yang terjadi dari masa lampau hingga saat ini, perusahaan dapat memperkirakan tren yang mungkin terjadi di masa mendatang. 

Sifat produk 

Karakteristik produk dapat mempengaruhi hasil peramalan forecasting. Misalnya, produk yang sudah populer mungkin akan tetap diminati dalam jangka panjang. Namun, produk yang baru diluncurkan mungkin lebih sulit diprediksi. Penyebabnya karena tidak ada data historis yang tersedia. 

Di sisi lain, beberapa jenis produk mungkin mengalami lonjakan permintaan pada musim tertentu. Contohnya, permintaan sirup bisa meningkat saat bulan Ramadan. Kemudian, permintaan biskuit dan kue kering dapat naik menjelang Idulfitri. 

Berkaca pada sifat produk tersebut, perusahaan dapat merencanakan jumlah produk yang akan diproduksi. Dengan begitu, risiko kelebihan dan kekurangan stok pun dapat dicegah. 

Tingkat persaingan 

Forecasting juga dapat dipengaruhi oleh tingkat persaingan yang ada. Konsumen mungkin akan beralih ke produk pesaing jika produk tersebut menawarkan harga atau kualitas yang lebih baik. 

Saat kamu merancang strategi untuk menghadapi pesaing, ingatlah bahwa kompetitor juga mungkin melakukan hal yang sama. Jadi, setiap langkah yang kamu atau pesaing ambil, akan saling mempengaruhi satu sama lain. 

Baca Juga: Cara Negosiasi Gaji yang Tepat untuk Masa Depan

Metode Forecasting 

Sumber : Envato

Terdapat berbagai metode forecasting yang dapat digunakan oleh perusahaan. Masing-masing metode ini tergantung pada jenis data yang tersedia, konteks bisnis, dan tujuannya. 

Berdasarkan informasi dari Runn dan Harvard Business School Online, berikut beberapa metode forecasting: 

Straight-line method 

Metode ini sederhana namun bisa memberikan perkiraan dasar. Straight-line method digunakan untuk memperkirakan pertumbuhan pendapatan secara linear berdasarkan tren historis. Tujuannya agar perusahaan dapat mengantisipasi kenaikan atau penurunan pendapatan di masa mendatang. 

Meskipun cukup sederhana, metode ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja bisnis. Contohnya penerapan Straight-line method dalam metode forecasting adalah sebagai berikut: 

PT Lemari Bagus, perusahaan yang memproduksi furnitur, ingin memprediksi pendapatan di tahun ke-5. Diketahui data pendapatan PT Lemari Bagus selama empat tahun terakhir adalah sebagai berikut: 

  • Tahun 1: Rp50 juta 
  • Tahun 2: Rp55 juta 
  • Tahun 3: Rp60 juta 
  • Tahun 4: Rp65 juta 

Kamu bisa menggunakan straight-line method, dengan mengambil rata-rata kenaikan pendapatan tahunan selama empat tahun terakhir. 

Adapun pertumbuhan rata-rata pertahun dapat dihitung dengan cara menjumlahkan kenaikan pendapatan selama empat tahun terakhir dan membaginya dengan jumlah tahun. Berikut perhitungannya: 

Pertumbuhan rata-rata pertahun = ((Rp55 juta - Rp50 juta) + (Rp60 juta - Rp55 juta) + (Rp65 juta - Rp60 juta)) / 4 tahun 

= (Rp5 juta + Rp5 juta + Rp5 juta) / 4 tahun 

= Rp15 juta / 4 tahun 

= Rp3,75 juta/tahun 

Kemudian, kamu bisa memproyeksikan pendapatan untuk tahun ke-5. Caranya dengan menambahkan pertumbuhan tahunan tersebut pada pendapatan tahun ke-4. Berikut perhitungannya: 

Pendapatan Tahun ke-5 = Pendapatan Tahun ke-4 + Pertumbuhan Rata-Rata Pertahun 

= Rp65 juta + Rp 3,75 juta 

= Rp68,75 juta 

Jadi, perkiraan pendapatan perusahaan akan mencapai sekitar Rp68,75 juta pada tahun ke-5. Hal ini berdasarkan tren pertumbuhan rata-rata pertahun selama empat tahun terakhir. 

Moving average 

Metode moving average hampir sama seperti straight-line method. Namun, dengan rentang periode yang lebih pendek, seperti bulanan, kuartal, atau semester.  

Kelebihan metode ini adalah kemampuannya dalam memperhalus kinerja keseluruhan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. 

Artinya, fluktuasi yang terjadi dari bulan ke bulan, dapat diperhalus dengan mengambil rata-rata pada periode yang ditentukan, misalnya tiga bulan terakhir. Berikut adalah rumusnya: 

A1 + A2 + A3 ... / N 

Keterangan: 

A = Rata-rata untuk suatu periode 

N = Jumlah total periode 

Sebagai contoh, kamu mendapati penjualan meningkat pada bulan lalu. Namun, sebelum menyimpulkan kalau penjualan sedang mengalami kenaikan, kamu perlu melihat rata-rata bergerak. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas apakah trennya naik, datar, atau menurun. 

Selain penjualan, metode moving average juga dapat digunakan untuk mengukur berbagai metrik lain, seperti pendapatan, laba, dan yang lainnya. 

Simple linear regression 

Simple linear regression merupakan metode forecasting dengan memperkirakan metrik berdasarkan dua variabel yang berkorelasi, yaitu variabel dependen dan variabel independen. 

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ingin diprediksi. Sementara variabel independen adalah faktor yang mempengaruhi nilai variabel dependen. 

Metode simple linear regression menggunakan grafik yang terdiri dari sumbu X dan Y, dengan masing-masing sumbu mewakili variabel tertentu. Rumus forecasting dengan metode simple linear regression dapat dijelaskan melalui persamaan berikut: 

Y = BX + A 

Keterangan: 

Y = Variabel dependen (angka yang diperkirakan) 

B = Kemiringan garis regresi 

X = Variabel independen 

A = Titik potong Y 

Multiple linear regression 

Pengertian metode multiple linear regression hampir sama seperti metode simple linear regression. Tetapi dengan jumlah variabel yang lebih banyak. Metode ini bisa digunakan untuk membuat peramalan forecasting ketika terdapat banyak faktor yang ikut mempengaruhi hasil. 

Dalam menggunakan metode multiple linear regression, variabel dependen dan independen harus memiliki hubungan linier. 

Selain itu, variabel independen yang digunakan tidak boleh berkorelasi terlalu erat satu sama lain. Dengan begitu, kamu bisa tahu variabel independen mana yang mempengaruhi variabel dependen. 

Kesimpulan 

Sumber : Envato

Forecasting adalah langkah penting bagi perusahaan dalam memahami arah tren di masa depan. Praktik forecasting ini penting dilakukan agar perusahaan bisa memahami tren yang mungkin terjadi di masa mendatang. 

Dengan menggunakan teknik dan metode yang tepat, forecasting dapat memberikan wawasan yang berharga. Hal ini akan membantu mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien. 

Tentu saja, langkah ini harus dilakukan oleh ahli yang mampu menganalisis dan membuat prediksi yang akurat. 

Tidak mengherankan, jika tenaga ahli di sektor keuangan dan bisnis sangat dicari oleh perusahaan, terutama untuk melakukan tugas forecasting ini. 

Bagi kamu yang memiliki keahlian yang dibutuhkan dan berminat untuk berkarir di bidang ini, kamu bisa mencari lowongan business finance di Jobstreet by SEEK. 

Di sini, tersedia beragam lowongan untuk posisi terkait, seperti Finance Analyst, FP&A Analyst, Financial Planner and Analyst, dan lain-lain. 

Persiapkan juga diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.  

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di seekMAX dalam aplikasi Jobstreet. 

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.  

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil! 

Pertanyaan Seputar Forecasting Lainnya 

1. Apakah yang dimaksud dengan forecasting? 

Pengertian forecasting adalah kegiatan memprediksi masa depan dengan menggunakan data historis dari masa lalu dan masa kini. 

2. Apa saja contoh forecasting? 

Contoh forecasting dalam bisnis antara lain: 

  • Memperkirakan penjualan untuk kuartal mendatang 
  • Memprediksi tingkat keuntungan untuk tahun depan 
  • Memperkirakan imbal hasil dari produk baru 
  • Memperkirakan tingkat penjualan selama musim tertentu, seperti bulan Ramadan  

3. Apa saja jenis-jenis forecasting? 

Jenis-jenis forecasting dapat dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan durasinya untuk masa mendatang, antara lain: 

  • Forecasting jangka pendek (3 bulan hingga 1 tahun) 
  • Forecasting jangka menengah ( 1 hingga 3 tahun) 
  • Forecasting jangka panjang (3 tahun atau lebih). 

4. Apa saja langkah langkah dalam melakukan forecasting? 

  • Menetapkan tujuan 
  • Mengumpulkan informasi 
  • Memilih metode yang ingin digunakan 
  • Menganalisis data 
  • Melakukan forecasting 
  • Memvalidasi forecasting yang telah dibuat 
  • Melakukan peninjauan dan penyesuaian. 

5. Mengapa suatu perusahaan harus melakukan forecasting? 

Perusahaan perlu melakukan forecasting karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan dan penyusunan strategi bisnis berdasarkan data. 

More from this category: Eksplorasi Karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.