Kamu berniat untuk berkarier di dunia bisnis? Tidak ada salahnya berkenalan dengan istilah-istilah bisnis dari sekarang. Break even point atau BEP adalah salah satu istilah bisnis yang penting.
Pengertian break even point BEP adalah formula yang bakal sering digunakan dalam analisis bisnis. Memangnya, apa yang dimaksud dengan BEP? Yuk, kita kenalan sama-sama!
BEP adalah singkatan dari break even point. Tapi, terkadang beberapa orang juga menulisnya sebagai break even point BEP.
Pengertian break even point adalah suatu titik ketika perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Dengan kata lain, total keuntungan dan kerugian suatu perusahaan berada di titik nol.
Situasi ini bisa terjadi saat jumlah pendapatan dari operasional perusahaan sudah bisa menutup total biaya produksi, baik biaya tetap maupun variabel.
Itulah kenapa di Indonesia, istilah lain dari BEP adalah titik impas. Ada juga yang menyebut BEP sebagai balik modal.
Ketika perusahaan mencapai titik ini, artinya kerugian mereka berakhir sehingga bisa fokus mengumpulkan keuntungan.
Namun, menghitung break even point BEP tidak hanya untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mencapai titik impas.
Tapi, BEP juga menyimpan sejumlah fungsi lain untuk membantu perusahaan mengembangkan bisnis.
Break event point (BEP) adalah faktor dasar yang digunakan perusahaan untuk melakukan berbagai analisis dan mengambil keputusan bisnis, khususnya yang terkait dengan keuangan dan proses produksi.
Kalau dijabarkan lebih rinci, berikut ini fungsi-fungsi BEP:
Dengan menghitung BEP, dapat diketahui jumlah pendapatan yang harus dihasilkan supaya perusahaan mencapai titik impas.
Berdasarkan informasi tersebut, kamu bisa menentukan jumlah barang yang harus diproduksi supaya target pendapatan bisa tercapai.
Setelah mengetahui target produksi dan pendapatan, kamu bisa lebih mudah menetapkan langkah selanjutnya untuk mencapai target titik impas tersebut.
Misalnya, ternyata perusahaan harus merekrut karyawan baru supaya bisa memproduksi lebih banyak barang, atau mengganti bahan baku untuk mengurangi pengeluaran.
Nah, penentuan proses kerja ini bisa ditentukan setelah menghitung BEP terlebih dulu.
Di tengah perjalanan bisnis, bisa saja produk perusahaan mengalami perubahan harga. Hal ini dapat memengaruhi laba atau keuntungan yang diterima perusahaan.
Namun, tak perlu khawatir karena tujuan dari analisis BEP adalah membantu kamu memahami fluktuasi laba tersebut.
Soalnya, kalau digambarkan dalam grafik, harga produk dan nilai BEP berada pada satu garis linier. Jadi, kalau salah satu komponen mengalami kenaikan, maka komponen lain juga ikut naik.
Tak hanya fluktuasi laba, BEP juga berfungsi untuk mengukur risiko kerugian sehingga perusahaan bisa mengambil langkah antisipasi.
Apabila harga produk turun, nilai BEP juga akan ikut turun karena keduanya berada sejajar dalam satu garis linier—seperti yang disebutkan pada poin sebelumnya.
Dengan berbagai fungsi yang telah disebutkan di atas, BEP mampu memberikan sejumlah manfaat untuk perusahaan, seperti:
Sesuai penjelasan di atas, BEP mampu menjadi patokan perusahaan dalam menentukan target produksi dan pendapatan.
Berdasarkan fungsi ini, manfaat perhitungan BEP adalah memudahkan perusahaan dalam mengambil tindakan yang lebih efektif.
Dengan begitu, perusahaan bisa menumbuhkan ekonomi secara optimal.
Selanjutnya, manfaat break even point BEP adalah membantu perusahaan memperkirakan waktu pengembalian modal atau investasi.
Berdasarkan hasil titik impas yang didapatkan, kamu bisa menghitung break even point dengan tahu berapa produk yang harus dijual untuk bisa balik modal.
Dengan begitu, kamu dapat sekaligus memperkirakan waktu yang dibutuhkan hingga modal tersebut kembali.
Manfaat break even point BEP yang tak kalah penting adalah menyangkut profitabilitas perusahaan.
Setelah mengetahui perkiraan waktu balik modal melalui penghitungan BEP, kamu pun bisa menganalisis keuntungan bisnis seperti berapa jumlah profit yang kira-kira akan didapatkan setelah balik modal?, atau kapan kamu bisa mulai fokus mengumpulkan keuntungan?
Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut dan merasakan seluruh manfaat di atas, tentu kamu harus bisa menghitung BEP secara tepat. Sebelum itu, pastikan kamu sudah betul-betul memahami konsep dasar BEP.
Seperti yang disebutkan di atas, pengertian break even point BEP adalah titik impas ketika nilai pendapatan perusahaan setara dengan total biaya yang dikeluarkan.
Nah, supaya lebih memahami situasi tersebut, berikut konsep dasar BEP yang perlu kamu ketahui:
Berangkat dari konsep dasar tersebut, penghitungan BEP harus disusun dengan melibatkan sejumlah komponen khusus. Ada komponen apa saja, sih?
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kini kita tahu bahwa analisis BEP adalah hal penting dalam pengembangan bisnis.
Supaya bisa menghitung break even point secara tepat, kamu perlu kenalan dengan komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, yaitu:
Salah satu manfaat break even point adalah membantu perusahaan mengetahui jumlah pendapatan yang harus dihasilkan agar bisa balik modal. Untuk itu, perusahaan harus menghitung variable cost.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya bisa berubah mengikuti kebutuhan proses produksi. Semakin besar volume produksi yang dilakukan, maka variabel juga ikut naik.
Beberapa contohnya adalah biaya untuk bahan baku, air, dan listrik.
Berikutnya, komponen lain yang perlu kamu masukkan saat menghitung break even point BEP adalah laba.
Tidak ada aturan pasti terkait laba karena jumlahnya mengikuti kebijakan perusahaan. Namun, laba biasanya dihitung dengan mengurangkan biaya tetap dan variable cost dari sisa pendapatan.
Harga jual mengacu pada harga yang ditentukan perusahaan untuk menjual produk mereka per unit.
Untuk menentukan harga jual, biasanya perusahaan akan mempertimbangkan seluruh biaya yang sudah dikeluarkan untuk menjalankan proses produksi.
Dalam break even point BEP, pendapatan merujuk pada penghasilan yang diterima perusahaan dari penjualan produk.
Total nilai pendapatan didapatkan dari harga jual dikali jumlah produk yang berhasil terjual.
Kebalikan dari biaya variabel, biaya tetap atau fixed cost adalah jenis biaya yang nilainya akan selalu tetap meskipun proses produksi mengalami perubahan.
Bahkan jika produksi sedang terhenti pun, perusahaan masih harus mengeluarkan biaya ini.
Beberapa contoh biaya tetap adalah biaya untuk gaji karyawan, perawatan mesin, dan sewa gedung.
Bersama dengan variable cost, laba, harga jual, dan pendapatan, biaya tetap wajib ada dalam penghitungan BEP. Namun, perlu diketahui bahwa nilai BEP bisa berubah akibat sejumlah faktor.
Tujuan dari analisis BEP adalah untuk mengetahui target minimum penjualan produk supaya bisa menutupi biaya produksi.
Dalam prosesnya, nilai BEP bisa mengalami kenaikan atau justru penurunan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
Peningkatan volume penjualan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi BEP. Ketika penjualan meningkat, artinya permintaan terhadap produk mengalami kenaikan.
Untuk memenuhi lonjakan permintaan tersebut, perusahaan pun harus memperbanyak produksi. Alhasil, BEP juga otomatis ikut naik demi menutupi biaya produksi tambahan.
Dalam dunia bisnis, biaya produksi bisa mengalami peningkatan walaupun permintaan tetap sama. Situasi ini dapat terjadi jika ada kenaikan harga sewa gedung atau gaji karyawan.
Ketika menghadapi hal tersebut, BEP juga akan ikut naik karena perusahaan perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk produksi.
Tiap perusahaan pasti membutuhkan mesin atau peralatan yang mumpuni untuk menjalankan produksi.
Jika peralatan tersebut rusak, perusahaan tidak bisa melakukan produksi dalam jumlah yang ditargetkan sehingga membuat BEP ikut naik.
Namun, tak perlu panik jika BEP meningkat akibat kenaikan volume penjualan, biaya produksi, atau perbaikan mesin. Ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk mengurangi BEP.
Salah satu manfaat perhitungan BEP adalah untuk memaksimalkan profit perusahaan. Hal tersebut sulit dicapai apabila BEP mengalami kenaikan.
Untuk itu, kamu bisa mengurangi BEP dengan menerapkan beberapa tips berikut ini:
Ketika permintaan produk bertambah, idealnya pendapatan perusahaan juga ikut naik. Masalahnya, untuk bisa memenuhi lonjakan permintaan tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan.
Salah satu caranya adalah untuk menambah kapasitas sumber daya manusia (SDM) supaya produksi bisa terus berjalan tanpa membuat karyawan lama burnout.
Sebagai solusi untuk menurunkan BEP, perusahaan bisa mempertimbangkan opsi outsourcing karyawan dengan sistem kontrak sesuai kebutuhan produksi.
Cara itu bisa membantu menekan biaya produksi ketika terjadi kenaikan volume produksi.
Perusahaan bisa mengurangi break even point BEP dengan cara meningkatkan margin laba, yakni melalui peningkatan harga jual produk.
Namun, cara satu ini jarang dilakukan karena perusahaan khawatir akan kehilangan pelanggan.
Jadi, sebaiknya jadikan tips ini sebagai opsi terakhir untuk mengurangi BEP. Jika memang harus menaikkan harga jual produk, lakukan pertimbangan matang.
Lantas, bagaimana cara menghitung break even point untuk keperluan bisnis? Terdapat langkah-langkah umum yang perlu kamu ikuti supaya bisa mendapatkan hasil penghitungan dengan tepat.
Masih ingat dengan berbagai komponen penting dalam BEP, kan? Komponen-komponen tersebut akan kamu gunakan untuk mencari tahu titik impas perusahaan.
Ingat, manfaat dari BEP yang dibuat adalah untuk membantu perusahaan mengetahui target penjualan produk supaya bisa balik modal.
Kamu bisa melakukan hal tersebut dengan memperhatikan langkah-langkah berikut ini:
Langkah pertama tulis semua biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Contoh biaya tetap adalah gaji tetap karyawan, sewa gedung, biaya administrasi bank, dan asuransi.
Setelah menulis daftar biaya tetap, jumlahkan semua nilainya. Total nilai inilah yang akan menjadi jumlah biaya tetap perusahaan.
Tidak hanya biaya tetap, kamu juga perlu menghitung biaya variabel per unit. Tuliskan semua biaya yang berhubungan dengan proses produksi dan penjualan produk, misalnya seperti biaya untuk bahan baku, packaging, tenaga kerja langsung, dan sebagainya.
Jumlahkan seluruh variable cost tersebut, lalu bagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Hasil pembagian inilah yang menjadi biaya variabel per unit.
Langkah selanjutnya dalam analisis BEP adalah penetapan harga jual per unit berdasarkan biaya variabel di atas.
Misalnya kalau harga variabel per unitnya adalah Rp 15.000, maka harga jual per produk dapat dibuat menjadi Rp 20.000.
Setelah mendapatkan data dari kalkulasi biaya tetap, biaya variabel per unit, dan harga jual per unit, kini kamu bisa menghitung BEP.
Namun, khusus untuk kalkulasi satu ini, kamu perlu mengetahui rumus menghitung break even point terlebih dulu.
Terdapat beberapa rumus yang biasanya digunakan untuk menghitung BEP, yakni berdasarkan satuan mata uang, unit, dan nilai penjualan. Rincian rumus BEP adalah sebagai berikut:
Salah satu cara untuk menghitung BEP produksi adalah dengan satuan mata uang. Pada jenis ini, BEP didapatkan dari perkalian antara harga jual per unit produk dengan BEP per unit.
Berikut rumusnya:
Ketika menghitung BEP menggunakan satuan mata uang, kamu perlu memilih mata uang yang hendak dipakai.
Kalau ada perbedaan mata uang, salah satu mata uang tersebut harus diubah dulu nilai kursnya supaya sama.
BEP unit adalah penghitungan BEP yang dilakukan melalui pembagian biaya tetap dengan margin kontribusi pada tiap unit produk.
Kamu bisa mendapatkan nilai margin kontribusi dari pengurangan harga per unit produk dengan biaya variabel tiap unit.
Kalau dijabarkan, rumus BEP Unit adalah sebagai berikut:
Pada penghitungan berdasarkan unit, manfaat dari BEP adalah untuk mencari tahu titik tepat di mana jumlah beban setara dengan jumlah unit dan biaya yang telah dikeluarkan.
Selain berdasarkan satuan mata uang dan unit, kamu juga bisa menghitung BEP sesuai nilai penjualan perusahaan.
Untuk jenis satu ini, rumus BEP produksi adalah sebagai berikut:
Dengan kata lain, kamu perlu membagi biaya variabel dengan harga penjualan terlebih dulu. Kemudian, kurangi angka satu dengan hasil pembagian tersebut.
BEP penjualan didapatkan melalui pembagian antara biaya tetap dengan hasil pengurangan tersebut.
Supaya lebih mudah memahami BEP, kamu bisa menyimak contoh menghitung break even point di bawah ini, ya.
Setiap contoh akan didasarkan pada rumus BEP yang sudah dijelaskan di atas.
Katakanlah ada sebuah perusahaan bernama “PT Cuan Selamanya”. Mereka memiliki rencana produksi dengan rincian biaya berikut:
Biaya tetap sebulan sebesar Rp 75 juta yang terdiri dari:
Adapun harga jual per unitnya adalah sebesar Rp 60 ribu. Dengan data di atas, penghitungan BEP unit dari PT Cuan Selamanya adalah sebagai berikut:
Berarti, supaya bisa mencapai BEP dengan harga jual produk senilai Rp 60 ribu, PT Cuan Selamanya harus bisa menjual produk sebanyak 5.000 unit.
Sementara untuk penghitungan BEP satuan mata uang, kita bisa mengambil data dari penghitungan BEP unit milik PT Cuan Selamanya seperti di atas.
Untuk menghitungnya, tentu kita perlu menggunakan rumus BEP satuan mata uang. Dalam contoh ini, satuan mata uang uang digunakan adalah Rupiah, ya.
Berdasarkan penghitungan tersebut, BEP dalam satuan Rupiah dari PT Cuan Selamanya adalah Rp 30 juta.
Dengan mengikuti contoh data dari PT Cuan Selamanya, penghitungan BEP nilai penjualan adalah sebagai berikut:
Sesuai penghitungan tersebut, BEP nilai penjualan dari PT Cuan Selamanya adalah sebesar Rp 300 juta.
Gimana, sudah lebih kenal dengan BEP dalam konteks bisnis, kan? Manfaat BEP sangat penting bagi perusahaan karena bisa membantu mereka mengetahui titik impas antara total biaya produksi dan jumlah pendapatan.
Sederhananya, BEP dapat membantu perusahaan mengetahui kapan mereka bisa balik modal.
Dengan menguasai penghitungan BEP, kamu sudah meningkatkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berkarier di dunia bisnis, terutama dalam bidang finansial.
Jangan lupa perdalam wawasan kamu seputar dunia kerja dengan membaca Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. Tak kalah penting, imbangi pengetahuan tersebut dengan skill pendukung lainnya, ya.
Setelah itu, langsung saja kunjungi situs Jobstreet by SEEK untuk mengeksplor berbagai peluang kerja di bidang finansial atau analisis bisnis.
Cukup ketikkan keywords atau klik industri yang kamu mau, dan Jobstreet akan langsung menampilkan daftar lowongan kerja yang sesuai.
Mau lebih praktis lagi? Kamu bisa mengunduh aplikasi Jobstreet by SEEK di Apple App Store dan Google Play Store, ya!