Apa itu Jurnalis? Inilah Tugas, Gaji dan Skillnya!

Apa itu Jurnalis? Inilah Tugas, Gaji dan Skillnya!
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 21 March, 2024
Share

Jurnalis adalah profesi yang berperan penting dalam masyarakat. Apakah kamu sering membaca atau menonton berita di berbagai media?

Tanpa adanya jurnalis, kamu tidak akan bisa mendapatkan informasti terkini yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Dengan kata lain, jurnalis adalah profesi yang sangat penting untuk menjamin persebaran informasi, terutama pada era digital seperti sekarang.

Tapi, apa itu jurnalis dan bagaimana cara memulai karier tersebut? Simak ulasan lengkap terkait profesi jurnalis mulai dari pengertian, tugas, hingga gajinya dalam artikel ini.


⁠Apa Itu Jurnalis? 

Apa arti jurnalis? Pengertian jurnalis adalah orang yang bertugas menganalisis berbagai macam informasi dan fakta, kemudian mengolahnya menjadi berita akurat dan terkini.

Berkat kerja jurnalis, masyarakat umum bisa mencerna berbagai informasi dengan lebih mudah.

Umumnya, berita yang disajikan oleh jurnalis adalah berupa: 

  • Hard news (berita tentang informasi aktual yang harus disiarkan sesegera mungkin).
  • Soft news (berita yang lebih ringan dan bertujuan menghibur).
  • Feature (liputan mendalam tentang sebuah objek atau peristiwa dalam gaya naratif). 


⁠Tugas dan Job Desc Jurnalis 

Memangnya, tugas jurnalis itu apa saja? Kamu dapat menemukan penjelasan selengkapnya di bawah ini: 

1. Mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber

Seorang jurnalis dan wartawan harus melakukan riset terhadap berbagai sumber informasi agar bisa menyusun berita yang akurat, faktual, dan terkini.

Contoh sumber informasi jurnalis bisa berupa karya ilmiah, catatan sejarah, dokumen hukum dari pemerintah, catatan penyelidikan kepolisian, narasumber atau saksi kejadian, dan masih banyak lagi.

Untuk mencari dan mengumpulkan informasi, seorang jurnalis juga bisa turun ke lapangan atau lokasi, mendatangi acara secara langsung, hingga melakukan wawancara.

2. Melakukan wawancara dengan narasumber 

Tugas berikutnya dari seorang jurnalis adalah mewawancarai narasumber atau informan berita.

Umumnya, jurnalis melakukan wawancara ketika informasi dari sumber tertulis tidak cukup atau saat mereka membutuhkan verifikasi terkait data.

Dengan kata lain, seorang jurnalis akan melakukan tanya jawab dengan orang yang berhubungan langsung dengan topik liputan atau ahli pihak ketiga yang juga berkaitan dengan tema.

4. Menulis berita, artikel, dan laporan yang akurat serta informatif

Ketika seorang jurnalis sudah selesai mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai sumber, mereka wajib menyusun laporan yang merangkum semua data tersebut.

Laporan jurnalis itulah yang dinamakan berita. Menurut Pasal 6 dari Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, tugas jurnalis adalah membentuk opini masyarakat umum berdasarkan informasi yang akurat

Dengan demikian, seorang jurnalis harus memastikan bahwa tulisan atau laporan mereka sudah tersusun dengan baik dan mencantumkan semua fakta penting.

5. Mengedit dan mengoreksi konten sebelum dipublikasikan

Tugas jurnalis selanjutnya adalah penyuntingan atau editing. Tugas itu sangat penting untuk menghindari kesalahan penulisan nama narasumber, urutan kronologis peristiwa, atau detail lainnya.

Dalam tahap editing, jurnalis akan membaca ulang draft tulisan untuk mengecek akurasi fakta dan alur penulisannya.

Jika ditemukan kesalahan, jurnalis wajib melakukan penyesuaian lebih lanjut seperti mengoreksi kalimat hingga melakukan cross-check fakta ke sumber-sumber terkait.

6. Memahami dan mengikuti kode etik jurnalistik 

Menurut Undang-undang Pers, seorang jurnalis wajib mengikuti kode etik jurnalistik agar bisa menyajikan informasi secara akurat dan komprehensif, sekaligus menghargai narasumber. 

Adapun kode etik jurnalistik di Indonesia diterbitkan oleh Dewan Pers dalam Buku Saku Wartawan

Kode etik itu mencakup apa saja yang wajib dan tidak boleh dilakukan oleh seorang jurnalis ketika sedang melakukan wawancara atau menyusun berita.


⁠Gaji Pekerjaan Jurnalis 

Ada banyak faktor yang memengaruhi gaji profesi jurnalis di Indonesia. Beberapa faktor yang menentukan adalah pengalaman kerja, jenis media tempat bekerja, hingga kebijakan UMR dari lokasi kerja.

Secara umum, berikut adalah kisaran gaji jurnalis berdasarkan jenjang kariernya menurut IDX Channel

  • Jurnalis pemula: Rp 1,7-2,2 juta per bulan.
  • Jurnalis artikel website berita: Rp 2,5-7,7 juta per bulan.
  • Jurnalis acara berita di televisi: Rp 2,5-7 juta per bulan.
  • Jurnalis radio: Rp 1-5,5 juta per bulan. 


⁠Contoh Jurnalis Terkemuka di Indonesia 

Di Indonesia, kamu bisa menemukan banyak contoh jurnalis yang sudah terkenal di bidang mereka. 

Kamu bisa menemukan banyak contoh jurnalis di Indonesia yang sudah terkenal di bidang mereka. Salah satu tokoh jurnalistik Indonesia adalah Tirto Adhi Soerjo.

Sosok yang punya nama asli Raden Mas Djokomono itu adalah orang pertama yang mengabarkan perjuangan masyarakat Indonesia melawan penjajahan Belanda melalui koran.

Atas dedikasinya, Tirto Adhi Soerjo dinobatkan sebagai Bapak Pers Nasional pada tahun 1973.

Pada era pasca-kemerdekaan, Indonesia juga melahirkan banyak jurnalis terkemuka mulai dari Karni Ilyas, Rosianna Silalahi, Andy F. Noya, hingga Najwa Shihab.


⁠Skill yang Harus Dimiliki Jurnalis 

Seorang juranlis sedang mencatat informasi dan membawa kamera. (Image by freepik)

Agar bisa sukses membangung karier di bidang jurnalistik, seorang jurnalis wajib membekali dan terus mengasah dirinya dengan berbagai skill.

Berikut adalah beberapa skill yang diperlukan untuk menjadi jurnalis:

1. Kemampuan menulis yang baik 

Karena pekerjaan jurnalis sangat berkaitan dengan penyajian berita, salah satu skill yang harus dimiliki adalah kemampuan menulis.

Dengan kata lain, jurnalis harus mampu menyajikan informasi dan fakta secaa singkat, padat, dan jelas, agar mudah dibaca oleh semua lapisan masyarakat.

Selain itu, seorang jurnalis juga harus bisa menyajikan berbagai macam berita, mulai dari hard news hingga feature dengan mengikuti kaidah penulisan jenis-jenis berita tersebut. 

2. Kemampuan riset yang kuat 

Seorang jurnalis tidak akan bisa menyajikan berita yang informatif tanpa melakukan riset mendalam.

Proses riset itu ditujukan untuk menggali informasi dari berbagai sumber yang nantinya akan dijadikan bahan berita.

Setelah melakukan riset mendalam, jurnalis juga perlu mengelompokkan semua data tersebut ke dalam beberapa kategori agar lebih mudah mengolahnya.

3. Kemampuan berpikir kritis dan analitis 

Terkadang, tidak semua informasi bersifat objektif. Atas dasar itu, seorang jurnalis wajib memiliki kemampuan berpikir kritis untuk menganalisa berbagai informasi yang mereka dapatkan.

Kemampuan berpikir kritis dan analitis sangat penting untuk jurnalis agar mereka terhindar dari kesalahan informasi atau data.

Dengan kata lain, jurnalis harus bisa menganilisis apakah informasi yang mereka dapatkan sudah akurat dan menyajikan semua sudut pandang tanpa opini berlebih.

Selain itu, jurnalis juga perlu mempertimbangkan apakah narasumber atau lembaga penerbit informasi tersebut termasuk kategori kredibel atau tidak.

4. Kemampuan berkomunikasi yang efektif 

Kemampuan komunikasi tak hanya terbatas pada keahlian menulis berita dengan jelas. Justru, seorang jurnalis juga harus mampu mendengarkan secara aktif dan menyampaikan gagasan pikiran mereka secara efektif.

Pasalnya, jurnalis akan mewawancarai banyak narasumber dari berbagai latar belakang ekonomi, budaya, dan pendidikan.

Jadi, jurnalis harus pandai memilih kata dan merangkum poin pembicaraan narasumber setelah mendengarkannya dengan seksama agar tidak ada miskomunikasi. 

Pada akhirnya, kemampuan ini akan mempermudah jurnalis mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap untuk keperluan penulisan berita. 


⁠Perbedaan Jurnalis dan Reporter 

Arti jurnalis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang pekerjaannya mengumpulkan dan menulis berita di media massa cetak atau elektronik.

Di lain sisi, arti reporter menurut KBBI adalah orang yang pekerjaannya melaporkan (berita, peristiwa, dan sebagainya); penyusun laporan.

Dari dua pengertian itu, tidak banyak perbedaan antara jurnalis dan reporter. Inti tugas jurnalis dan reporter sama, yakni membuat berita kemudian disebarkan secara luas lewat berbagai media.

Namun, ada sedikit perbedaan antara jurnalis dan reporter terkait metode kerjanya. Seorang reporter perlu turun langsung ke lokasi untuk mendapatkan informasi, mewawancarai narasumber, kemudian menyiarkannya lewat berbagai medium.

Di lain sisi, jurnalis bisa saja tidak terlibat langsung dalam proses investigasi di lapangan. Justru, ada kalanya seorang jurnalis hanya melakukan kajian pustaka atau mengoreksi draft berita sebagai editor.

Seorang editor berita memang tidak terlibat langsung dalam proses mencari informasi atau data di lapangan. Namun, editor tetap bisa disebut jurnalis karena masuk dalam proses penayangan berita.

Perbedaan lain antara jurnalis dan reporter juga terletak dalam penyebutannya. Biasanya, reporter lebih sering digunakan dalam dunia televisi atau radio untuk menggambarkan orang yang melaporkan sebuah peristiwa secara langsung.


⁠Perbedaan Jurnalis dan Wartawan 

Arti wartawan menurut KBBI adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi.

Dari segi pengertian, tidak ada perbedaan mencolok antara wartawan dan jurnalis. Keduanya adalah profiesi yang bertugas mencari, mengumpulkan, menyusun, dan menulis berta, untuk dimuat di berbagai jenis media.

Perbedaan jurnalis dan wartawan mungkin hanya terletak pada tempat penyebutannya.

Ada beberapa perusahaan media yang menyebut pencari berita dengan istilah jurnalis. Namun, ada juga beberapa media yang menyebutnya dengan istilah wartawan.


⁠Perbedaan Jurnalis dan Jurnalistik 

Pengertian jurnalis merujuk kepada pelaku, profesi, atau orang yang bertugas mengumpulkan serta menyajikan informasi dalam bentuk berita kepada publik.

Di lain sisi, jurnalistik adalah ilmu yang membahas soal berita mulai dari teknik hingga proses pengumpulan dan penyajiannya.

Jadi, kalau dirangkum, perbedaan jurnalis dan jurnalistik terletak pada definisinya. 


⁠Cara Menjadi Jurnalis 

Bagaimanakah cara menjadi jurnalis yang baik? Kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut untuk memetakan jalur kariermu:

1. Dapatkan pendidikan di bidang jurnalistik atau komunikasi

Sebelum bisa memulai pekerjaan sebagai jurnalis, kamu perlu memiliki setidaknya gelar sarjana di bidang yang relevan.

Memangnya, jurnalis harus berasal dari jurusan apa? Untuk menjalani profesi sebagai jurnalis, kamu disarnkan mengambil jurusan Jurnalistik atau Ilmu Komunikasi.

Dalam dua jurusan tersebut, kamu akan mendapatkan bekal skill yang diperlukan untuk memilih angle berita, merencakan proses liputan, melakukan riset, mengumpulkan informasi, dan melakukan editing.

Meski demikian, kamu tetap punya kesempatan menjadi jurnalis dari latar belakang pendidikan lain seperti Sastra Asing, Hukum, Ekonomi, dan lainnya.

Bagaimana caranya? Kamu bisa mengikuti pelatihan atau magang di dunia jurnalistik.

2. Ikuti pelatihan dan magang jurnalistik 

Ilmu dari ruang kelas saja tidak cukup untuk menjadi seorang jurnalis yang sukses. 

Oleh sebab itu, kamu perlu mengumpulkan pengalaman dan kemampuan di lapangan dengan rajin mengikuti workshop dunia jurnalistik.

Selain itu, kamu juga bisa menjalani magang di perusahaan media selama mengenyam pendidikan S1.

Melalui dua metode ini, kamu akan belajar secara langsung dari jurnalis dan editor senior yang lebih berpengalaman agar kompetensimu terus meningkat.

3. Bangun portofolio tulisan yang kuat 

Seorang jurnalis sedang membaca berita digital di laptop dan handphone. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Berikutnya, kamu juga perlu mulai menyusun portofolio yang menunjukkan bahwa kamu bisa menulis berita sesuai dengan kaidah jurnalistik.

Untuk menarik perhatian perusahaan media, alangkah baiknya kamu menyertakan berbagai macam contoh berita yang kamu tulis di dalam portofolio.

Misalnya, kalau kamu mahir menulis feature, tidak ada salahnya menyertakan tulisan hard news atau soft news dalam portofolio untuk meyakinkan perusahaan media bahwa kamu bisa menulis banyak jenis berita.

4. Jalin jaringan dengan jurnalis dan profesional media

Untuk mempermudah pencarian kesempatan kerja sekaligus membuka ruang bertukar ilmu, kamu juga perlu memliki koneksi kuat dengan para pelaku industri media.

Dalam konteks bidang dunia jurnalistik, kamu perlu networking dengan sesama jurnalis dan/atau perwakilan perusahaan media. 

Caranya, kamu dapat menghadiri ajang pelatihan, talk show bersama jurnalis, atau bahkan bergabung dengan grup jurnalis di media sosial.

5. Lamar pekerjaan di media yang diminati 

Kalau kamu merasa sudah memiliki skill, latar belakang pendidikan, portofolio, pengalaman magang, dan koneksi yang baik untuk berkarier sebagai jurnalis, sekaranglah saatnya kamu menerapkan semua bekal itu di dunia nyata.

Dalam tahap ini, kamu perlu mengirimkan lamaran pekerjaan ke perusahaan media yang kamu rasa sesuai dengan core values dan rencana karirmu.  

Contohnya, kalau kamu ingin sukses sebagai jurnalis keuangan, carilah perusahaan media yang bergerak di bidang ekonomi atau finansial.


⁠Kesimpulan

Jurnalis adalah pekerjaan yang bisa memberi banyak kesempatan bertemu dengan banyak orang sekaligus mengarahkan opini masyarakat umum melalui berita yang kamu liput. 

Untuk memulai karier di bidang dunia jurnalistik, kamu harus terus mengasah skill menulis, riset, dan tentunya komunikasi.

Jangan lupa juga untuk berusaha membuka koneksi dengan sesama jurnalis atau pekerja media untuk memperbesar peluang kamu mendapat pekerjaan dan tentunya ilmu.

Kamu tertarik bekerja di perusahaan media atau menjadi jurnalis? Temukan banyak lowongan kerja perusahaan media hanya di situs atau aplikasi Jobstreet by SEEK.

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di seekMAX dalam aplikasi Jobstreet.

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat. 

Download  aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!


Pertanyaan Seputar Jurnalis 

  1. Apa saja tantangan menjadi jurnalis di era digital? 
    Pada era digital, jurnalis harus bisa menayangkan berita dalam waktu singkat karena persebaran informasi di internet sangat cepat. Jurnalis juga harus mampu menjaga kualitas liputan dan penulisan di tengah tuntutan deadline yang padat.

    ⁠Tidak hanya itu, seorang jurnalis pada era digital juga harus cermat memilah-milah informasi untuk menghindari hoaks atau informasi bohong.
  2. Apa saja peluang karier untuk jurnalis? 
    ⁠Setelah menjadi jurnalis, kamu bisa berkarier sebagai asisten editor, editor, atau bahkan pemimpin redaksi jika sudah memiliki pengalaman dan skill yang mumpuni.
    ⁠ 
  3. Bagaimana cara menjadi jurnalis yang sukses? 
    ⁠Jurnalis yang sukses memerlukan skill menulis dan komunikasi yang kuat, pemahaman mendalam tentang kode etik jurnalisme, jaringan profesional yang mumpuni, dan kamauan untuk terus belajar mengikuti tren terkini.
  4. Apa saja jenis-jenis jurnalis? 
    ⁠Berdasarkan bidang liputannya, jenis-jenis jurnalis terdiri dari jurnalis saintek, jurnalis olahraga, jurnalis kemanusiaan (berita perang, diplomasi, dan bencana alam), jurnalis hiburan, serta jurnalis interactive data (pengolahan data statistik menjadi berita). 

More from this category: Eksplorasi Karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.