Apa Itu Volatilitas? Inilah Arti dan Contoh Volatilitas

Apa Itu Volatilitas? Inilah Arti dan Contoh Volatilitas
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 20 May, 2024
Share

Bagi yang sedang menggeluti dunia investasi dan keuangan, pengertian volatilitas adalah konsep yang penting untuk kamu pahami. Mengapa? Simak informasinya di bawah ini.

Volatilitas adalah alat untuk membantu kamu memahami seberapa jauh harga suatu aset bisa berubah dari waktu ke waktu, yang pada akhirnya memberikan pengaruh pada keuntungan dan risiko sebuah investasi.

Berbicara tentang perubahan atau naik-turun harga, volatilitas kerap dikira sama dengan fluktuasi.

Namun, volatilitas ternyata melibatkan kompleksitas dan mencakup lebih banyak aspek daripada fluktuasi. Biar tidak bingung, yuk pahami lebih dalam tentang apa itu volatilitas!

Apa itu volatilitas? 

Sumber : Envato

Arti volatilitas adalah seberapa besar perubahan harga suatu sekuritas atau indeks pasar dalam suatu periode waktu.

Makin besar volatilitas, makin besar risiko yang terkait dengan produk atau aset investasi tersebut.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, volatilitas adalah cerminan naik-turun harga yang signifikan dan cepat pada aset atau pasar keuangan, seperti saham, mata uang, dan komoditas.

Jadi, ketika berbicara tentang volatilitas, kita sebenarnya membahas seberapa bergejolaknya pergerakan harga suatu instrumen keuangan dalam waktu tertentu.

Pentingnya memahami volatilitas 

Sumber : Envato

Volatilitas adalah konsep penting dalam dunia investasi. Beberapa alasan utama mengapa kamu perlu memahami volatilitas adalah sebagai berikut:

1. Mengukur risiko investasi

Volatilitas adalah gambaran fluktuasi harga suatu aset atau saham dalam periode tertentu. Ingatlah bahwa risiko berbanding lurus dengan volatilitas.

Makin tinggi volatilitas suatu investasi, makin besar pula risikonya.

Inilah mengapa investor harus paham benar tentang pengertian dan penyebab volatilitas untuk mengelola risiko dengan bijaksana.

2. Sebagai indikator potensi keuntungan

Volatilitas adalah indikator potensi keuntungan. Ketika harga berfluktuasi secara signifikan, ada peluang besar untuk mendapatkan keuntungan.

Namun, ini juga berarti risiko yang lebih tinggi. Investor harus mempertimbangkan keseimbangan antara potensi keuntungan dan risiko.

3. Membantu investor membuat keputusan investasi

Informasi tentang volatilitas membantu investor membuat keputusan yang tepat.

Contoh sederhananya, jika kamu memiliki profil risiko rendah, kamu mungkin memilih aset dengan volatilitas lebih rendah.

Sebaliknya, investor yang mencari keuntungan lebih tinggi mungkin tertarik pada aset yang lebih bergejolak.

Faktor yang mempengaruhi volatilitas 

Sumber : Envato

Ada beberapa faktor utama penyebab terjadinya volatilitas sebagai indikator variasi harga suatu aset atau pasar.

Mulai dari faktor ekonomi, geopolitik, hingga psikologis. Beberapa faktor yang mempengaruhi volatilitas adalah sebagai berikut ini!

Faktor ekonomi

1. Pertumbuhan ekonomi

Pasar cenderung stabil saat ekonomi tumbuh dengan konsisten.

Namun, ketidakpastian seputar pertumbuhan ekonomi bisa meningkatkan volatilitas, seperti perubahan dalam proyeksi pertumbuhan GDP, data ketenagakerjaan, dan indikator ekonomi lainnya.

2. Inflasi

Tingkat inflasi yang tinggi bisa mengakibatkan ketidakstabilan harga dan meningkatkan volatilitas, karena investor mencari perlindungan terhadap inflasi yang dapat memengaruhi harga aset.

3. Suku bunga

Kebijakan suku bunga dari bank sentral berpengaruh pada investasi dan pinjaman, sehingga perubahan suku bunga dapat memicu fluktuasi pasar dengan dampak seperti menurunnya minat investor terhadap saham dan obligasi atau sebaliknya.

4. Kebijakan moneter dan fiskal

Kebijakan pemerintah dan bank sentral, seperti perubahan suku bunga, stimulus fiskal, atau kebijakan kuantitatif, memiliki dampak signifikan terhadap pasar dan dapat mempengaruhi volatilitas.

Faktor geopolitik

1. Ketegangan politik

Konflik antar negara atau ketidakstabilan politik bisa mengguncang pasar dengan menciptakan ketidakpastian terkait kebijakan luar negeri, sengketa wilayah, atau perubahan pemerintahan. Hal ini dapat memicu fluktuasi harga aset.

2. Perang dan konflik

Peristiwa seperti perang atau ketidakstabilan geopolitik dapat memicu volatilitas.

Alasannya, karena investor cenderung mencari perlindungan dan mengalihkan portofolio mereka, yang dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan.

3. Bencana alam

Gempa bumi, badai, atau pandemi berpotensi tinggi mengganggu pasar.

Hal ini dikarenakan bencana alam dapat menghambat produksi, mengganggu rantai pasokan, serta memengaruhi sentimen investor.

4. Krisis ekonomi

Krisis keuangan global atau regional, seperti yang terjadi pada tahun 2008, bisa menyebabkan fluktuasi tajam di pasar.

Ketidakstabilan sistem keuangan, kebangkrutan perusahaan besar karena kinerja perusahaan yang buruk, atau ketidakpastian faktor ekonomi dan politik dapat memicu volatilitas yang tinggi.

Faktor psikologis

1. Sentimen investor

Sentimen investor seperti perasaan khawatir atau optimis bisa mengubah pasar dengan cepat.

Contohnya, saat muncul berita buruk mengenai suatu sektor ekonomi, investor akan cenderung menjual saham, yang pada gilirannya bisa memperkuat volatilitas pasar.

2. Kepercayaan pasar

Ternyata, ketidakpastian mengenai masa depan dan instabilitas politik juga memiliki dampak signifikan pada kepercayaan pasar.

Saat pelaku pasar merasa tidak yakin mengenai arah pasar, mereka cenderung mengambil tindakan yang memperkuat volatilitas.

Perubahan dalam sentimen terhadap pemerintahan, kebijakan moneter, atau kondisi global juga mampu mempengaruhi harga aset.

3. Perilaku spekulatif

Perilaku spekulatif para trader dan investor turut memperkuat fluktuasi harga.

Saat terjadi spekulasi besar-besaran, seperti short-selling atau pembelian berlebihan, pasar bisa mengalami perubahan tajam.

Dengan demikian, perilaku spekulatif ini menciptakan volatilitas yang sulit untuk diprediksi.

Baca Juga: Trading: Pengertian, Jenis, Risiko, dan Tipsnya 

Perbedaan volatilitas dan fluktuasi 

Sumber : Envato

Fluktuasi dan volatilitas adalah dua konsep yang sering digunakan dalam konteks pasar keuangan, tetapi mereka memiliki perbedaan yang penting.

Volatilitas adalah ukuran yang mengacu pada besarnya variasi harga suatu aset atau indeks pasar dalam periode tertentu.

Faktor-faktor ekonomi, geopolitik, dan psikologis berperan penting dalam memengaruhi tingkat volatilitas.

Tingginya volatilitas menandakan adanya risiko yang lebih besar, tetapi juga peluang keuntungan yang lebih tinggi.

Fluktuasi, di sisi lain, adalah perubahan harga yang terus-menerus terjadi sepanjang waktu. Fluktuasi bisa bersifat jangka pendek seperti perubahan harian, atau jangka panjang seperti perubahan harga dalam satu tahun.

Dalam konteks lebih luas, fluktuasi dianggap sebagai bagian dari konsep volatilitas dan mencerminkan dinamika pasar secara umum.

Dengan demikian, volatilitas dapat dilihat sebagai ukuran statistik yang menggambarkan fluktuasi harga, sementara fluktuasi adalah manifestasi dari perubahan harga yang terjadi sepanjang waktu.

Meskipun keduanya memiliki perbedaan, keterkaitan erat antara keduanya memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan investasi.

Contoh volatilitas 

Sumber : Envato

Contoh volatilitas dalam berbagai instrumen keuangan mencakup beragam situasi yang memengaruhi nilai investasi.

Perhatikan beberapa contohnya dalam pasar saham, mata uang, dan obligasi, serta dampaknya terhadap keputusan investasi berikut ini.

Contoh volatilitas dalam pasar saham

Pasar saham sering menjadi sorotan utama dalam pembahasan tentang volatilitas. Perubahan dari harga saham yang cepat dan signifikan bisa menghasilkan tingkat volatilitas yang tinggi.

Misalnya, ketika ada rilis berita penting atau peristiwa tak terduga seperti kenaikan suku bunga atau perubahan kebijakan saham perusahaan, harga saham mengalami kenaikan yang berfluktuasi secara dramatis dalam waktu singkat.

Hal ini menciptakan ketidakpastian di pasar dan menyebabkan volatilitas yang signifikan.

Contoh volatilitas dalam pasar mata uang

Pasar mata uang juga rentan terhadap volatilitas. Naik-turunnya volatility harga dalam pasangan mata uang bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk perubahan dalam kebijakan moneter, kondisi ekonomi global, atau kejadian geopolitik.

Sebagai contoh, ketika terjadi krisis politik di suatu negara atau ketidakpastian faktor ekonomi dan politik global, nilai tukar mata uang bisa berubah secara drastis dalam waktu singkat, menyebabkan volatilitas yang besar di pasar valuta asing.

Contoh volatilitas dalam pasar obligasi

Meskipun cenderung lebih stabil daripada saham, pasar obligasi tetap dipengaruhi oleh volatilitas.

Perubahan suku bunga atau perubahan persepsi risiko kredit dapat memicu fluktuasi dan deviasi standar harga obligasi.

Apa saja contoh volatilitas dalam pasar obligasi?

Pertama, kenaikan suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun.

Ini karena imbal hasil yang lebih tinggi pada instrumen keuangan lain, seperti deposito berjangka atau saham, menjadi lebih menarik bagi investor. Akibatnya, harga obligasi mengalami fluktuasi.

Contoh volatilitas kedua adalah penurunan suku bunga. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga obligasi cenderung naik.

Investor mencari instrumen yang memberikan imbal hasil lebih baik daripada suku bunga yang rendah. Kondisi ini juga menciptakan volatilitas dalam harga obligasi.

Contoh selanjutnya adalah perubahan persepsi risiko kredit. Jika persepsi risiko terhadap penerbit obligasi berubah, misalnya karena perubahan kondisi ekonomi atau peringkat kredit, harga obligasi dapat berfluktuasi.

Obligasi dari penerbit dengan risiko kredit yang lebih tinggi akan mengalami volatilitas lebih besar.

Baca Juga: Apa Itu Likuidasi? Ini Tujuan, Proses, dan Contohnya 

Rumus volatilitas harga saham 

Sumber : Envato

Volatilitas saham adalah kisaran besarnya jarak antara naik dan turunnya harga saham atau valas (valuta asing) dalam periode tertentu.

Rumus untuk menghitung volatilitas harga saham adalah sebagai berikut:

Dalam rumus volatilitas harga saham di atas:

  • N adalah jumlah periode waktu yang diamati.
  • 𝑃𝑖 adalah harga saham pada periode waktu ke-𝑖
  • ‾P adalah rata-rata harga saham selama periode waktu yang diamati.

Rumus volatilitas harga saham di atas menghitung volatilitas saham dengan mengukur seberapa jauh harga saham bergerak dari rata-rata harga selama periode waktu tertentu.

Kamu mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan kompleksitas bila menghitung volatilitas harga saham dengan cara manual.

Cara yang lebih mudah adalah melalui program excel, yakni dengan menggunakan formula “stdev”.

Selain volatilitas saham, ada juga jenis volatilitas lainnya, seperti volatilitas historis, volatilitas harga, volatilitas pasar, dan volatilitas tersirat.

Baca Juga: Apa Itu Saham? Jenis, Risiko, dan Tips Investasi 

Kesimpulan tentang apa itu volatilitas 

Arti volatilitas adalah seberapa besar perubahan harga suatu sekuritas atau indeks pasar dalam suatu periode waktu.

Makin besar volatilitas, makin besar risiko yang terkait dengan produk atau aset investasi tersebut.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, volatilitas adalah cerminan naik-turun harga yang signifikan dan cepat pada aset atau pasar keuangan, seperti saham, mata uang, dan komoditas.

Beberapa alasan utama mengapa kamu perlu memahami volatilitas adalah sebagai berikut:

  1. Mengukur risiko investasi
  2. Sebagai indikator potensi keuntungan
  3. Membantu investor membuat keputusan investasi

Volatilitas saham adalah kisaran besarnya jarak antara naik dan turunnya harga saham atau valas (valuta asing) dalam periode tertentu.

Yuk, cari tahu lebih banyak tentang sekuritas di blog Jobsreet yang menyediakan insight menarik seputar dunia kerja dan karier! 

Download aplikasinya sekarang juga melalui Google Play Store atau Apple App Store

Pertanyaan seputar apa itu volatilitas

Berikut pertanyaan seputar apa itu volatilitas yang paling banyak dicari beserta jawabannya.

1. Apa perbedaan antara volatilitas dan risiko?

Volatilitas adalah ukuran fluktuasi harga atau pengembalian aset dari waktu ke waktu.

Makin tinggi volatilitas, makin besar perubahan harga yang mungkin terjadi. Risiko, di sisi lain, mengacu pada potensi kerugian atau bahaya yang dihadapi investor.

Risiko melibatkan faktor seperti ketidakpastian ekonomi, perubahan kebijakan, dan kondisi pasar.

2. Bagaimana cara memprediksi volatilitas?

Memprediksi volatilitas tidak bisa menggunakan satu metode saja. Beberapa metode sering kali digabungkan untuk mendapat perkiraan yang lebih andal.

Metode-metode tersebut antara lain: analisis historis, pendekatan statistik model GARCH (Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity), analisis fundamental, analisis sentimen, teknik machine learning, dll.

3. Apakah volatilitas selalu buruk?

Di satu sisi, volatilitas menciptakan ketidakpastian dan risiko kerugian. Namun di sisi lain, juga membuka peluang keuntungan bagi trader dan investor yang siap mengambil risiko.

Selain itu, volatilitas juga membantu harga aset mencerminkan kondisi pasar yang sebenarnya.

Jadi, volatilitas tidak selalu buruk karena kita juga bisa mengambil manfaatnya sebagai peluang.

4. Bagaimana cara memilih investasi yang tahan volatilitas?

Volatilitas pasar sering kali menimbulkan ketidakpastian bagi investor, tetapi dengan menerapkan strategi yang cerdas, kamu bisa mengelola fluktuasi harga dengan lebih baik dan mencapai tujuan investasi secara optimal.

5. Ini beberapa strategi efektif yang bisa kamu terapkan:

Diversifikasi portofolio: Mengalokasikan dana ke berbagai sektor, industri, dan jenis saham, serta mempertimbangkan instrumen investasi lain seperti obligasi, reksadana, atau properti.

Rebalancing: Penyesuaian berkala terhadap portofolio. Jadi, jika salah satu aset mengalami kenaikan/penurunan yang signifikan, rebalancing membantu menjaga proporsi investasi.

Fokus pada investasi jangka panjang: Alasannya, karena volatilitas harian mungkin tidak relevan jika tujuan kamu adalah pertumbuhan portofolio dalam beberapa tahun ke depan.

Kenali profil risikomu: Kenali profil risikomu; konservatif yang suka investasi stabil dan menghindari fluktuasi tinggi, moderat yang tenang dan suka kombinasi saham - obligasi, atau agresif yang pemberani dan suka instrumen berisiko tinggi?

More from this category: Eksplorasi Karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.