Tips Transisi Karier atau Pindah Kerja di Tengah Krisis COVID-19
Saat ini merupakan masa-masa yang penuh ketidakpastian dan menakutkan bagi semua orang. Secara tiba-tiba muncul sebuah virus yang memaksa masyarakat di seluruh dunia berubah 360 derajat dalam sekejap. Namun bagi sebagian orang, krisis ini justru menjadi 'pembuka mata' yang menantang mereka untuk memikirkan tentang keinginan yang sebenarnya dalam hidup — bahkan membuat mereka pindah jalur karier. Tentu saja dengan melihat situasi ketenagakerjaan saat ini, perubahan karier tidak dapat dianggap enteng. Menurut Laporan Survei JobStreet, dua dari lima orang di Indonesia yang bekerja sebelum COVID telah diberhentikan secara permanen.
Apakah kamu berpikir untuk melakukan lompatan karier di tengah masa pandemi ini? Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang perubahan yang mungkin akan kamu hadapi.
Sebelum mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan atau karier baru, cek dulu status keuangan kamu
Hal pertama yang perlu kamu pertimbangkan adalah situasi keuangan kamu. Jika ada banyak pihak atau anggota keluarga yang bergantung pada pendapatan kamu, mengubah karier kamu di titik ini mungkin tidak tepat untuk dilakukan. Kedua, perhatikan dana tabungan kamu. Jangan menghabiskan tabungan kamu selama menunggu kesempatan berikutnya datang. Namun demikian, bukan berarti perpindahan karier kamu hanyalah sebuah angan belaka. Kamu dapat mulai mengambil langkah kecil menuju perubahan yang kamu inginkan. Misalnya, mendaftarkan diri untuk kursus online terkait dengan karier yang kamu minati.
Baca Juga: Mengatasi Tantangan dalam Mencari Pekerjaan di tengah Pandemi
Apa trade-off dari pekerjaan baru kamu?
Renungkan dan tuliskan kemungkinan trade-off atau konsekuensi dari perpindahan karier kamu. Misalnya, jika kamu ditawari gaji yang lebih besar oleh perusahaan kompetitor, trade off atas gaji yang lebih besar adalah regularisasi dan tunjangan perusahaan kamu saat ini. Kamu juga harus mempelajari keterampilan baru dan membuktikan diri lagi di perusahaan yang baru. Dalam hal ini, memanfaatkan keterampilan kamu seperti manajemen waktu, komunikasi, dan kepemimpinan akan sangat berguna.
Kedua, renungkan bagaimana peralihan ke industri yang baru dapat memengaruhi kesehatan dan keseimbangan waktu kerja dan pribadi (work-life balance) kamu secara keseluruhan. Pertimbangkan untuk bertanya ke rekan-rekan yang bekerja di industri ini untuk mendapatkan perspektif personal tentang seperti apa lingkungan kerja serta kehidupan mereka di luar pekerjaan.
Terakhir, selalu ada risiko bahwa pekerjaan baru tersebut tidak cocok untuk kamu, jadi siapkan back up plan atau rencana cadangan untuk berjaga-jaga.
Perpindahan karier menuntut adanya refleksi diri dan pemahaman akan tujuan hidup kamu, atau mungkin, tujuan dibalik perpindahan karier kamu.
Bagaimana kondisi perekrutan di industri yang kamu minati?
Tinjau kembali industri tujuanmu. Bagaimana kinerjanya di tengah COVID-19? Mengingat 52% kandidat yang disurvei tidak berhasil mendapat undangan wawancara, adakah proyeksi untuk merekrut kandidat baru? Inilah yang diungkapkan Laporan Survei kami:
Kesimpulannya, tidak ada yang dapat menandingi pengalaman kerja langsung, namun mempertimbangkan hal-hal seperti trade-off, status keuangan kamu, dan lamaran pekerjaan sangatlah penting untuk menilai risiko dan ekspektasi dalam perpindahan karier. Itulah mengapa berpindah kerja merupakan sebuah risiko sekaligus peluang. Namun bagi segelintir orang, risiko ini mungkin patut dicoba.
Yang penting, ingatlah untuk selalu bersikap bijak tentang perpindahan karier.
Semoga berhasil!
Untuk info lebih lanjut tentang tips pencarian kerja selama pandemi, kunjungi halaman Tips Karier kami untuk mendapatkan informasi penting tentang bekerja dan bertahan selama periode genting ini. Dan jika kamu siap untuk langsung bekerja, perbarui profil kamu dengan hashtag #LangsungKerja dan terhubunglah dengan perusahaan prospektif dengan lebih cepat.
Dengan #LewatiBersama, kita akan berhasil melewati tantangan ini.
