Pernah merasa stress dengan pekerjaan dan merasa bahwa sepanjang waktu dihabiskan hanya untuk bekerja? Beberapa orang berkutat lama-lama dengan pekerjaannya karena memang banyak yang harus diselesaikan. Namun ada juga yang memang senang berlama-lama di kantor untuk bekerja, golongan ini disebut workaholic. Biasanya orang-orang yang bekerja di agensi periklanan, kantor akuntan publik, dan dokter adalah beberapa profesi yang kurang punya work-life balance.
Jadi, work-life balance itu adalah sebuah konsep bahwa waktu untuk bekerja dan waktu untuk memanjakan diri itu seimbang, tidak berlebih. Banyaknya perusahaan di zaman sekarang yang menawarkan work-life balance ke para kandidat di iklan lowongannya mengartikan bahwa mereka sudah tidak menjadikan gaji sebagai prioritas utama dalam pencarian kerja. Sekarang, work-life balance adalah hal baru yang menjadi daya tarik para kandidat untuk melamar di sebuah perusahaan, walaupun hal tersebut tidak selalu terealisasi ketika sudah bekerja nanti. Sebenarnya, apa sih manfaat dari work-life balance itu?
Ketika waktu lebih banyak dihabiskan untuk bekerja daripada menikmati hidup, bukan hanya fisik saja yang terpengaruh, tetapi otak yang menjadi sumber kreativitas kita menjadi tumpul alias tidak kreatif. Saat terlalu lama bekerja, apalagi pekerjaan tersebut melibatkan kreatifitas, otak akan sulit untuk mengembangkan ide karena terlalu lelah dan dipaksa untuk berpikir kreatif. Kreatifitas itu akan datang ketika diri kita merasa bahagia karena dapat melakukan sesuatu yang disenangi, bukannya bekerja terus.
Bukan rahasia umum lagi jika beban kerja yang overload bisa memicu stress para pekerja. Bahkan, dampak terburuk dari hal ini adalah si pegawai memutuskan untuk mengakhiri pekerjaannya—dan hidupnya. Kasus ini banyak terjadi di negara Asia seperti Jepang yang sebagian banyak warganya memang workaholic dengan motivasi yang berbeda-beda.
Ketika kita bisa mengatur waktu bekerja dan bersantai, stress pun dapat dicegah. Segala sesuatu itu mesti seimbang. Bahkan ketika mendapat pekerjaan yang terlalu santai pun bisa mengalami stress juga lho.
Kerja sampai lembur itu tidak produktif, karena kamu masih harus bekerja keesokan harinya. Menenggak minuman berenergi atau kopi agar kerja tetap produktif pun adalah cara yang salah. Cara tersebut hanya merusak tubuh dan efeknya hanya sementara.
Agar kamu lebih produktif dan dapat menyelesaikan waktu bekerja dengan tepat waktu, mulailah membuat catatan berisi prioritas pekerjaan. Jika ada kerjaan yang cukup sulit, bisa kerjakan yang lebih mudah dulu.
Di balik produktifnya seseorang saat bekerja, ada tubuh dan pikiran sehat yang berperan utama. Ketika tubuh sedang fit dan prima, pekerjaan pun dapat dikerjakan dengan cepat dan terasa ringan. Coba bandingkan ketika kamu sedang pusing karena banyak pekerjaan dan tubuh kurang fit, pasti bekerja tidak akan menyenangkan dan pikiran hanya ingin cepat-cepat pulang.
Nah, banyak banget kan manfaat punya work-life yang seimbang. Kalo selama ini jam kerja dilama-lamain cuma karena ingin dibilang loyal, kira-kira apakah sebanding dengan manfaat yang didapatkan? Justru menghabiskan waktu dengan lebih banyak bekerja akan membuat kamu jadi underperform, dan loyalitas itu nggak ada artinya lagi kalo kamu tidak mencapai target.