Perusahaan menggunakan beberapa jenis tes. Salah satu tes yang cukup umum adalah tes Pauli. Tujuannya untuk evaluasi potensi calon pekerja.
Psikotes ini dikenal sebagai salah satu prosedur psikotes yang difokuskan pada:
Ketiga hal tersebut dinilai ketika calon pekerja mengerjakan tugas-tugas yang umumnya bersifat monoton.
Tes Pauli adalah salah satu jenis tes psikologi yang berbentuk lembaran kertas besar dan berisi deret angka yang tersusun secara vertikal.
Psikotes satu ini mengharuskan peserta untuk menjumlahkan dua angka yang berdekatan dan menuliskan hasil penjumlahannya di antara kedua angka tersebut dalam waktu yang sudah ditentukan.
Meskipun kesannya sederhana, pengerjaan tes Pauli ini justru sangat menguras tenaga dan bahkan membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi selama mengerjakannya.
Tes satu ini juga sering disebut dengan tes koran mengingat ukuran kertas yang digunakan mirip seperti lembaran koran.
Keberadaan tes Pauli sendiri tak bisa dipisahkan dengan dipublikasikannya tes Kraepelin. Keduanya ibarat kakak adik.
Jika menilik sejarahnya, tidak lama setelah kemunculan Kraepelin test, seorang psikolog Jerman, Richard Pauli bersama rekannya Van Hiss menciptakan tes Pauli sebagai bentuk penyempurnaan dari tes Kraepelin pada tahun 1938.
Meskipun tes Pauli dan Kraepelin sering dianggap sama, keduanya pada dasarnya berbeda, utamanya terkait metode pengerjaan dan tujuan tes tersebut.
Perbedaan tes Pauli dan Kraepelin yang paling menonjol ada pada cara pengerjaan dan juga durasi yang diberikan.
Pada tes Pauli, peserta diharuskan untuk menjumlahkan angka dari atas ke bawah pada lembaran kertas yang cukup besar.
Setiap tiga menit, peserta akan mendapatkan aba-aba untuk menandai posisi terakhir angka yang dikerjakan menggunakan garis.
Sementara itu pada tes Kraepelin, pengerjaan dilakukan dari bawah ke atas dan dalam waktu yang lebih singkat, umumnya sekitar 10-30 menit.
Lembar soal pada Pauli test lebih besar dibandingkan dengan Kraepelin yang umumnya hanya menggunakan kertas berukuran A4.
Pauli test memungkinkan peserta untuk menambah kertas baru bila kertas sebelumnya terisi.
Terkait durasi pengerjaan, tes ini kurang lebih dikerjakan sekitar 60 menit.
Pauli test memiliki beberapa tujuan yang erat kaitannya dengan penilaian berbagai aspek mental sekaligus psikologis calon karyawan. Berikut beberapa tujuan utama dari tes ini:
Tes Pauli sengaja dirancang untuk menguji sejauh mana seseorang bisa mempertahankan fokus dan tingkat konsentrasinya dalam periode waktu tertentu.
Dalam psikotes ini, peserta diharuskan untuk menjumlahkan angka secara terus-menerus.
Melansir laman Narasi, salah satu tujuan dari Pauli test adalah untuk menilai ketelitian dan kejelian calon pekerja.
Pasalnya, ketelitian sangatlah dibutuhkan dalam dunia kerja, utamanya pada posisi yang membutuhkan perhatian tinggi terhadap detail.
Pekerjaan kantor sering kali bersifat monoton dan berulang sehingga menuntut pekerja untuk memiliki mental yang kuat.
Nah, ketahanan mental seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang repetitif dapat dinilai melalui tes Pauli ini.
Selain fokus dan ketelitian, psikotes Pauli juga ditujukan untuk mengetahui kemampuan seseorang saat bekerja di bawah tekanan waktu.
Dengan adanya aba-aba setiap tiga menit sekali, ujian satu ini mengharuskan peserta untuk bisa bekerja dan berpikir cepat, tetapi tetap akurat.
Penilaian dalam psikotes kerja seperti Pauli didasarkan pada sejumlah aspek utama yang menunjukkan kemampuan dan karakteristik mental pelamar. Berikut beberapa aspek yang dinilai:
Jumlah kesalahan yang dilakukan peserta selama mengerjakan psikotes akan dievaluasi. Makin sedikit kesalahan, makin tinggi tingkat ketelitian peserta.
Kecepatan dalam menyelesaikan penjumlahan juga menjadi salah satu aspek penting dalam penilaian. Makin banyak penjumlahan yang dilakukan, maka makin baik pula nilainya.
Konsistensi hasil pengerjaan menunjukkan tingkat konsentrasi peserta. Grafik tes Pauli yang bagus umumnya menunjukkan kurva yang stabil tanpa adanya fluktuasi yang terlalu tajam.
Ketekunan diukur melalui kemampuan peserta untuk terus menyelesaikan pekerjaannya.
Melansir laman Universitas Pamulang, matematika adalah ilmu yang bisa menjadi dasar untuk semua bidang pekerjaan.
Itulah sebabnya kemampuan matematika dasar sangat dibutuhkan dalam dunia profesional dan bisa dinilai menggunakan Pauli test.
Stabilitas emosi bisa diketahui dari konsistensi hasil pengerjaan psikotes.
Peserta yang memiliki emosi stabil umumnya menunjukkan hasil yang cenderung konsisten tanpa banyak fluktuasi pada kurva hasil ujian.
Untuk bisa mengerjakan Pauli test dengan baik, ada beberapa tips yang bisa dilakukan:
Perhatikan instruksi dan ikuti arahan dengan saksama
Sebelum memulai, pastikan untuk terlebih dahulu mendengarkan instruksi dengan baik. Ikuti pula arahan yang diberikan oleh pihak pengawas ujian.
Gunakan metode penjumlahan yang konsisten
Konsistensi dalam melakukan penjumlahan sangat penting. Untuk itu, gunakan metode yang paling nyaman dan bisa dilakukan dengan cepat agar tidak bingung.
Tuliskan hasil perhitungan dengan rapi dan jelas
Pastikan pula hasil penjumlahan ditulis dengan rapi dan jelas. Tak perlu tergesa-gesa untuk menghindari kesalahan.
Periksa kembali hasil pekerjaan untuk meminimalkan kesalahan
Bila masih ada waktu, periksa kembali hasil penjumlahan untuk memastikan tak ada penjumlahan yang salah atau terlewat.
Tetap fokus dan atur waktu pengerjaan dengan baik
Cara mengerjakan tes Pauli yang selanjutnya adalah dengan mengatur waktu dengan baik. Usahakan pula untuk tetap fokus selama mengerjakan penjumlahan. Jangan tergesa-gesa tetapi juga jangan terlalu lelet.
Untuk lebih memahami soal psikotes satu ini, di bawah ini sudah ada contoh tes Pauli dan jawabannya secara sederhana:
Misalnya ada dua angka vertikal, 9 dan 4, maka peserta harus menjumlahkan kedua angka tersebut.
Hasilnya adalah 13 dan hanya perlu ditulis digit terakhirnya, yakni 3. Lalu pada baris berikutnya terdapat angka 7 dan 5, hasil yang harus ditulis adalah 2 karena 7+5 = 12.
Tes koran, seperti Pauli memang masih kerap dianggap sepele tetapi kenyataannya sangat menguras tenaga dan pikiran serta memerlukan persiapan dan strategis yang matang.
Melansir Criteria, sangat disarankan bagi peserta untuk latihan terlebih dahulu.
Nah, di bawah ini adalah beberapa tips yang bisa membantu kamu untuk mengerjakan tes koran satu ini:
Gunakan alat tulis yang nyaman dan mudah digunakan
Gunakan alat tulis yang menurut kamu nyaman dan mudah digunakan.
Kamu bisa menggunakan pensil atau pulpen yang tidak mudah patah atau macet saat sedang digunakan.
Pasalnya, gangguan sekecil apa pun itu bisa mengganggu konsentrasi kamu.
Untuk pensil, kamu bisa menggunakan pensil mekanik dengan ukuran yang pas karena tidak perlu diraut dan ujungnya tetap tajam.
Dengan begitu, waktu kamu tidak akan terbuang untuk hal-hal yang tidak perlu.
Hindari gangguan di sekitar area pengerjaan
Konsentrasi merupakan kunci utama dalam menyelesaikan tes koran. Oleh sebab itu, pastikan tempat kamu mengerjakan tes bebas dari gangguan.
Sebisa mungkin, jauhkan diri dari hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian kamu, seperti cahaya yang terlalu terang atau redup dan barang-barang yang tidak penting.
Latih fokus dan konsentrasi untuk menyelesaikan soal dengan cepat
Tips untuk bisa mengerjakan psikotes Pauli dengan optimal adalah dengan melatih fokus dan konsentrasi dalam jangka waktu lama.
Kamu bisa melatih kemampuan ini dengan sering mengerjakan simulasi tes.
Kamu bisa mencoba simulasi yang ada di internet agar terbiasa dengan format sekaligus tempo tes.
Selain membantu mengasah kemampuan berhitung cepat, simulasi ini juga bisa melatih daya tahan mental kamu agar tetap stabil selama ujian berlangsung.
Gunakan metode perhitungan cepat dan efisien
Tips selanjutnya untuk mengerjakan tes Pauli adalah dengan menggunakan metode penjumlahan yang paling cepat dan akurat. Kuncinya adalah menuliskan angka terakhir dari hasil penjumlahannya saja. Jika hasilnya 14, maka cukup ditulis digit terakhir, yakni angka 4.
Hindari menghitung ulang hasil yang sudah didapatkan
Waktu sangatlah berharga dalam tes koran seperti Pauli. Memang, kerap ada godaan untuk mengecek kembali hasil penjumlahan.
Namun ada baiknya hal ini dihindari kecuali kalau kamu benar-benar yakin sudah membuat kesalahan.
Tes Pauli adalah salah satu bentuk tes psikologi yang kerap digunakan dalam proses seleksi kerja.
Meskipun tampak sederhana, psikotes ini justru membutuhkan tingkat fokus dan konsentrasi tinggi sekaligus strategi yang matang.
Selain digunakan untuk menguji kemampuan calon pekerja, psikotes seperti Pauli dianggap bisa meningkatkan efisiensi perekrutan karyawan oleh HRD hingga 74%. Sebab itu, psikotes satu ini kerap digunakan dalam seleksi kerja.
Informasi seputar tes kerja maupun topik lainnya, kunjungi laman situs JobStreet.
Kamu juga bisa mengunduh aplikasinya secara gratis di Play Store dan App Store. Untuk mendapatkan berita, tips, maupun informasi lainnya, silakan klik halaman berikut.
Berikut ini pertanyaan dan jawaban seputar psikotes Pauli:
Kalau kamu melakukan kesalahan, langsung coret hasil penjumlahan yang salah dan tulis hasil yang benar di sebelahnya.
Lakukan dengan cepat dan kembali fokus pada angka-angka selanjutnya serta pastikan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Waktu yang disediakan umumnya adalah 60 menit.
Tidak ada alat bantu khusus yang diperbolehkan untuk digunakan selain alat tulis seperti pensil atau pulpen.
Alat bantu hitung seperti kalkulator tidak diperbolehkan.
Hasil psikotes Pauli biasanya diumumkan oleh pihak penyelenggara, baik secara langsung atau email.
Hasilnya akan menunjukkan seberapa baik ketelitian, kecepatan, dan daya tahan mental kamu selama mengerjakan tes.
Kalau kamu tidak lulus, tidak perlu berkecil hati. Hasil ini bisa kamu gunakan untuk melakukan evaluasi diri dan lebih banyak berlatih untuk kesempatan selanjutnya.