Menurut Otoritas Jasa keuangan (OJK), pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang harus segera diselesaikan dalam waktu singkat.
Jadi, suatu perusahaan dianggap likuid jika mempunyai harta lancar yang angkanya melebihi total kewajibannya.
Pemahaman tentang likuiditas tentunya sangat penting dalam profesi akuntansi analis. Pasalnya, wawasan tersebut akan membantu mereka untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Lebih lanjut terkait jenis hingga manfaat likuiditas, mari baca ulasan berikut sampai habis!
Selain liquidity, jenis rasio keuangan lainnya yang memainkan peran penting dalam evaluasi kesehatan finansial perusahaan adalah solvabilitas dan rentabilitas.
Lalu, apa perbedaan di antara ketiganya? Berikut penjelasannya:
Liquidity mengacu pada kemampuan suatu perusahaan dalam menutup semua utang jangka pendeknya.
Rasio likuiditas ini akan membantu menggali informasi seputar seberapa mudah perusahaan dalam menggunakan aset lancarnya untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Sebaliknya, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dapat mendanai asetnya melalui utang.
Dari penghitungan rasio solvabilitas ini, perusahaan bisa tahu berapa besar beban utang mereka dibandingkan dengan nilai total aset yang dimiliki.
Rentabilitas adalah pengukuran yang dipakai untuk menilai seberapa mampu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang bisa menjaga keberlangsungan operasionalnya.
Melalui rasio rentabilitas, kita bisa tahu seberapa baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba, baik itu yang didapat melalui penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, cabang perusahaan, dan lain sebagainya.
Mengutip dari Jurnal.id, rasio likuiditas adalah ukuran yang dipakai untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya.
Dalam hal kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendek, rasio likuiditas terbagi atas tiga jenis. Apa saja jenis rasio likuiditas? Yuk, cek di bawah ini!
Sesuai namanya, liquidity jenis ini mengacu pada kondisi pasar yang memungkinkan suatu aset diperjualbelikan.
Artinya, sebuah pasar hanya bisa dikatakan likuid bila itu dapat mendukung transaksi jual-beli dalam volume besar.
Sebaliknya, pasar yang kurang likuid adalah pasar yang cenderung mempunyai jumlah penjual dan pembeli yang terbatas.
Likuiditas aset merujuk pada tingkat kemudahan bagi suatu aset untuk nantinya diubah menjadi uang tunai.
Tentunya, jenis liquidity ini bervariasi, yang umumnya ditinjau berdasarkan jenis aset yang dimiliki.
Sebagai contoh, kamu bisa membandingkan tingkat likuiditas antara uang cash, rumah, dan saham misalnya.
Dari analisis tersebut, kamu tentu akan mendapatkan wawasan mendalam terkait perbedaan tingkat likuiditas setiap aset. Hal ini karena setiap aset memiliki karakteristik uniknya masing-masing.
Di sisi lain, ada yang namanya likuiditas keuangan atau akuntansi. Jenis likuiditas ini mengacu pada kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya saat jatuh tempo.
Tentunya, hanya perusahaan dengan likuiditas yang baik, yang bisa dengan mudah memenuhi kewajiban finansialnya.
Karena itu, evaluasi terhadap likuiditas akuntansi menjadi sangat penting bagi para investor. Pasalnya, hasil penghitungan tersebut bisa membantu mereka dalam mengukur seberapa sehat posisi keuangan jangka pendek dari suatu perusahaan.
Berikut adalah beberapa manfaat memahami likuiditas bagi akuntansi analis. Mari pahami satu-satu agar kamu bisa lebih mendalami tentang fungsi likuiditas itu sendiri:
Pemahaman soal likuiditas akan membantu akuntansi analis untuk melakukan analisis mendalam terhadap utang dan aset perusahaan.
Kamu pun dapat mengidentifikasi apakah aset lancar dari suatu bisnis sudah terbilang cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Pemahaman ini juga dapat membantu akuntansi analis untuk mengevaluasi struktur utang perusahaan, guna menentukan tingkat kestabilan finansialnya.
Dengan memahami rasio likuiditas, akuntansi analis dapat menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Tentunya, hal itu sangat penting untuk memastikan bahwa sebuah perusahaan tidak menghadapi kesulitan likuiditas yang dapat mengganggu operasionalnya sehari-hari atau reputasinya di mata kreditur dan investor.
Umumnya, rumus rasio likuiditas perusahaan terbagi atas empat jenis, yakni:
Cara menghitung rasio likuiditas perusahaan dengan penghitungan rasio cepat adalah dengan memanfaatkan aktiva lancar yang mempunyai liquidity tinggi sebagai pembanding terhadap kewajiban lancar.
Namun, inventaris perlu dikecualikan dalam perhitungan rasio cepat. Alasannya adalah karena itu sulit untuk diubah menjadi uang tunai.
Berikut adalah rumus likuiditas untuk menghitung rasio cepat (quick ratio):
Rumus likuiditas perusahaan yang kedua adalah acid-test ratio. Penghitungan jenis rasio likuiditas ini ditujukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal itu bis diketahui dengan membandingkan aset lancar dan kewajiban lancar.
Namun, perlu dicatat bahwa jenis rasio likuiditas ini tidak mempertimbangkan aset lancar yang sulit dicairkan, seperti persediaan misalnya.
Nilai acid-test ratio bakal jadi tidak akurat jika kamu memasukkan piutang dengan periode pengembalian yang lama. Hal ini karena piutang jenis tersebut umumnya sulit dicairkan menjadi uang cash.
Berikut adalah rumus likuiditas untuk menghitung rasio acid-test ratio:
Cash ratio (rasio kas) merupakan metode perhitungan likuiditas yang melibatkan jumlah kas suatu perusahaan.
Sama seperti current ratio (rasio lancar) dan quick ratio, tujuan dari penghitungan jenis rasio likuiditas ini (rasio kas) adalah untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Namun, dalam metode rasio perputaran kas ini, kas dipakai sebagai acuannya. Pasalnya, kas surat berharga jangka pendek merupakan bagian dari aktiva lancar yang bisa dengan mudah diuangkan.
Berikut adalah rumus cash ratio (rasio kas):
Current ratio (rasio lancar) adalah metode sederhana yang bisa kamu pakai untuk mengukur rasio likuiditas suatu perusahaan.
Dalam pendekatan ini, acuannya adalah penggunaan aktiva perusahaan yang memiliki likuiditas pada saat ini, yang dikenal sebagai aktiva lancar atau current asset.
Aktiva lancar umumnya merujuk pada semua aset yang bisa diubah menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun.
Berikut adalah rumus perhitungan current ratio (rasio lancar):
Untuk penerapannya, kamu bisa menyimak contoh cara menghitung rasio likuiditas berikut ini:
Misalnya saja, sebuah perusahaan bernama Maju Mundur mempunyai aktiva lancar sebesar Rp40.000.000, nilai inventaris senilai Rp10.000.000, dan kewajiban lancar Rp10.000.000.
Maka, hasil penghitungan rasio cepatnya adalah Rp40.000.000 - Rp10.000.000, kemudian dibagi Rp10.000.000. Jadi, hasilnya adalah 3,0.
Karena hasil penghitungan rasio cepat di atas lebih dari 1,0, itu berarti perusahaan Maju Mundur memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Akan tetapi, perlu dicatat juga, jika ternyata nilai rasio cepat melebihi angka 3,0, bukan berarti tingkat liquidity perusahaan sedang baik. Hal itu bisa jadi karena kas perusahaan yang besar tidak dialokasikan secara produktif atau tingginya jumlah piutang perusahaan.
Itulah gambaran mengenai apa yang dimaksud likuiditas dan berbagai aspek penting lainnya terkait cara mengukur likuiditas keuangan.
Secara singkat, likuiditas mencerminkan sejauh mana aset bisa diubah menjadi uang cash, serta bagaimana kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya sesuai tenggat waktu yang telah ditetapkan.
Selain likuiditas, tentunya ada banyak istilah lain dalam ranah keuangan dan akuntansi yang perlu kamu ketahui.
Karena tanpa adanya pemahaman yang memadai terhadap istilah-istilah tersebut, kamu mungkin bakal sulit dalam melakukan penilaian kondisi keuangan perusahaan.
Yuk, persiapkan diri kamu untuk menembus pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dan terhubung dengan pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet.
Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!