Komunikasi Asertif: Arti, Manfaat, dan Contohnya dalam Dunia Kerja

Komunikasi Asertif: Arti, Manfaat, dan Contohnya dalam Dunia Kerja
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 26 November, 2024
Share

Dalam dunia kerja profesional, konflik atau perbedaan pendapat dengan atasan maupun rekan kerja adalah hal yang wajar terjadi. Nah, pada momen itulah gaya komunikasi asertif bisa membantumu menjaga profesionalisme dan hubungan dengan rekan kerja.

Dikutip dari Zandax, komunikasi asertif menjadi salah satu keterampilan atau skill yang banyak dicari oleh perusahaan. Itu artinya, gaya komunikasi ini sangat penting untuk kamu kuasai.

Namun, bagaimana cara mengasah kemampuan komunikasi asertif dan menerapkannya dengan tepat di tempat kerja? Baca artikel ini sampai tuntas karena ada penjelasan lengkap soal komunikasi asertif, mulai dari manfaat, prinsip, ciri-ciri, hingga cara meningkatkannya. Yuk, kita pelajari bersama!


⁠Apa Itu Komunikasi Asertif?

Menurut KBBI, asertif adalah kata sifat yang berarti tegas. Jika digabungkan dan dikaitkan dengan interaksi antarmanusia, komunikasi asertif adalah gaya komunikasi di mana seseorang mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara tegas, namun tetap menghormati orang lain.

Dalam konteks dunia kerja, komunikasi asertif membantu karyawan menyampaikan ide, perasaan, dan feedback dengan cara yang profesional, tanpa menimbulkan konflik yang tidak perlu.

Komunikasi asertif bisa kamu terapkan saat berinteraksi secara lisan maupun tertulis melalui chat atau email.

Intinya, gaya komunikasi asertif bisa membantu kamu kamu menyelesaikan masalah dengan lebih cepat dan efektif. Pasalnya, komunikasi asertif dapat menyeimbangkan antara menghargai diri sendiri dan menghormati orang lain.


⁠Manfaat Komunikasi Asertif

Dengan menguasai skill komunikasi asertif, kamu akan merasakan banyak manfaat, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Memangnya, apa saja manfaat komunikasi asertif di tempat kerja? Berikut penjelasan selengkapnya:

Meningkatkan kepercayaan diri dan rasa hormat diri

Dengan gaya bicara atau komunikasi asertif, kamu bisa jadi lebih percaya diri. Alasannya karena kemampuan satu ini bisa membantu kamu mengungkapkan perasaan dan kebutuhan secara jujur.

Ketika kamu bisa mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi, kamu juga akan membangun rasa hormat pada diri sendiri. Alhasil, kamu pun akan merasa lebih berdaya dan tegas dalam mengambil keputusan.

Membangun hubungan positif dengan kolega, atasan, dan klien

Kolega, atasan, dan klien akan lebih menghargaimu jika kamu dapat menyampaikan masukan atau pendapat secara lugas namun penuh empati. Nah, berkomunikasi secara asertif akan membantumu mencapainya.

Maka dari itu, ketika kamu berbicara dengan jelas dan jujur, hubunganmu dengan orang lain akan jadi lebih baik.

Meningkatkan efektivitas komunikasi dan kolaborasi

Pesan yang disampaikan dengan gaya komunikasi asertif dipastikan akan lebih jelas, sehingga lawan bicara akan mudah memahami pesan. Hal itu tentunya penting dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan diri sendiri dan orang lain

Dengan kemampuan ini, kamu dapat meningkatkan efektivitas kolaborasi. Hal itu secara tidak langsung membuat anggota tim lebih tahu apa yang diharapkan dan kinerja tim menjadi lebih lancar.

Meningkatkan kemampuan negosiasi dan penyelesaian konflik

Komunikasi asertif juga mempermudah negosiasi. Menurut Forbes, banyak negosiasi yang gagal karena kurangnya kejelasan dalam menyampaikan kebutuhan. Namun, dengan komunikasi asertif, kamu bisa mengungkapkan kebutuhan tanpa menyerang orang lain.

Pada akhirnya, keterbukaan ini akan membuat negosiasi lebih adil. Selain itu, konflik yang muncul saat bernegosiasi juga lebih mudah diselesaikan karena kamu selalu fokus pada masalah, bukan pada pribadi.

Mendorong kemajuan karir dan pencapaian tujuan

Menurut Acuity Training, 55% pencari kerja merasa bahwa mereka kehilangan kesempatan karier karena kurang asertif dalam menyampaikan tujuan dan keinginan mereka.

Nah, dengan komunikasi asertif, kamu akan lebih mudah mendapat perhatian dan dukungan untuk ide dan proyekmu. Hal itu tentnunya memperbesar peluang kamu untuk mendapatkan promosi dan meningkatkan tujuan kariermu.


⁠Prinsip Komunikasi Asertif

Sebelum mempelajari cara menerapkan komunikasi asertif, penting untuk kamu mengetahui pa saja prinsipnya. Berikut adalah prinsip-prinsip utama komunikasi asertif:

  • Kejujuran
    Salah satu prinsip komunikasi asertif yang paling penting adalah kejujuran. Dengan berkata jujur, orang lain akan lebih mudah memahami pesan yang kamu sampaikan. Kejujuran juga meningkatkan kepercayaan orang kepada kamu secara personal. Jadi, jangan menyembunyikan perasaan dan pendapat kamu, ya!
  • Rasa hormat
    Saat berkomunikasi, kamu perlu menunjukkan rasa hormat pada diri sendiri dan orang lain. Caranya, kamu harus mendengarkan pendapat mereka dengan seksama dan menunjukkan empati. Dalam komunikasi, mungkin ada kalanya kamu tidak setuju dengan lawan bicara. Meski demikian, kamu tetap harus merespon dengan sopan untuk menjaga hubungan dan menemukan titik temu.
  • Tanggung jawab
    Komunikasi asertif mengharuskan kamu bertanggung jawab atas kata-kata dan tindakanmu. Jadi, kamu wajib mengakui dan meminta maaf jika melakukan kesalahan. Tidak kalah penting, jangan menyalahkan orang lain atas kesalahanmu sendiri. Dengan begitu, orang lain akan lebih menghargai integritasmu.
  • Ketegasan
    Ketegasan menunjukkan bahwa kamu percaya diri dan tahu apa yang kamu mau. Kamu tak perlu agresif menyerang orang lain atau mengalah begitu saja. Untuk mempraktikkannya, jangan takut mengungkapkan apa yang kamu butuhkan atau inginkan dalam setiap komunikasi.


⁠Ciri-ciri Komunikasi Asertif

Tiga orang karyawan swasta yang punya skill komunikasi asertif tampak serius saat berdiskusi. (Image by pressfoto on Freepik)

Ingin tahu apakah kamu sudah mahir berkomunikasi secara asertif atau belum? Kamu bisa mencocokkannya dengan ciri-ciri komunikasi asertif di bawah ini:

Jelas dan tegas dalam menyampaikan pendapat, perasaan, dan kebutuhan

Skill komunikasi asertif adalah kemampuan menyampaikan pendapat, perasaan, serta keperluan tanpa kata-kata ambigu.

Daripada berkata, "Mungkin kita bisa mencoba cara lain," lebih baik katakan, "Saya pikir kita harus mencoba pendekatan yang berbeda." Dengan demikian, orang lain bisa memahami dengan jelas apa yang kamu maksud.

Berbicara dengan sopan dan penuh rasa hormat

Meskipun salah satu ciri khas komunikasi asertif adalah penggunaan kata-kata lugas dan tegas, ingatlah untuk selalu berbicara dengan sopan. Jangan menyerang saat kamu menghadapi penolakan atau berbeda pendapat dengan lawan bicara. Sebaliknya, hargailah lawan bicaramu.

Kuncinya, gunakan kata-kata yang sopan dan hindari penggunaan kata-kata yang kasar atau merendahkan. Contohnya, daripada berkata, "Kamu salah," lebih baik katakan, "Saya punya sudut pandang yang berbeda."

Mendengarkan dengan penuh perhatian

Ketika orang lain berbicara, fokuslah pada kata-kata yang diucapkan dan berikan perhatian penuh. Caranya, hindar berbagai hal yang bisa mengganggu komunikasi, seperti menggunakan smartphone.

Selain itu, cobalah untuk tidak menginterupsi lawan bicara atau memikirkan responmu selama mereka masih berbicara. Tunjukkan bahwa kamu benar-benar mendengarkan dengan mengangguk atau merangkum inti pembicaraan mereka dengan kata-katamu sendiri.

Mampu menerima kritik dan saran dengan terbuka

Ketika menerima kritik atau saran dari orang lain, jangan langsung membela diri atau menolaknya. Cobalah untuk menerima dengan terbuka. Ucapkan terima kasih terlebih dahulu atas saran yang diberikan dan bersikap reflektif.

Jika diperlukan, mintalah klarifikasi untuk bagian yang kurang jelas. Inisiatif ini akan menunjukkan bahwa kamu siap belajar dan berkembang.

Berani mengatakan "tidak" tanpa rasa bersalah

Ada kalanya kamu harus menetapkan batasan dengan berkata "tidak" pada permintaan atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhanmu. Misalnya, ketika kamu dibebankan dengan pekerjaan lain saat harus menyelesaikan tugas mendesak secepatnya.

Bagaimanakah kamu bisa menghadapi situasi tersebut? Kuncinya, lakukanlah dengan tegas dan tanpa rasa bersalah. Jelaskan alasannya dengan jelas dan sederhana. Namun, jangan lupa hormati orang yang meminta bantuanmu, ya!

Mampu menyelesaikan konflik secara damai

Salah satu ciri-ciri skill komunikasi asertif adalah tetap tenang dan tidak menyalahkan saat terjadi konflik. Usahakan tetap fokus pada masalah di depan mata, bukan pada hal-hal pribadi orang lain.

Diskusikan perbedaan dengan jujur dan tanpa emosi yang berlebihan. Diskusi yang sehat tentunya akan membantumu menemukan win-win solution.

Menghargai diri sendiri dan orang lain

Menghargai diri sendiri dan orang lain merupakan fondasi dari komunikasi asertif. Maksudnya, kamu mengakui nilai dan batasan dirimu sendiri. Tetapi di sisi lain, kamu juga menghargai perspektif serta kebutuhan orang lain.

Jadi, dalam setiap komuniasi, tunjukkan sikap yang memperlihatkan bahwa kamu memperhatikan kebutuhan dan perasaan lawan bicaramu.

Contohnya, dengan mendengarkan dengan penuh perhatian, berinisiatif menawarkan bantuan, atau menunjukkan empati ketika rekan kerja mengalami kesulitan.


⁠Contoh Komunikasi Asertif dalam Pekerjaan

Ada banyak situasi di tempat kerja yang mengharuskan kamu berkomunikasi dengan asertif.

Sebagai contoh, suatu waktu kamu kewalahan dan merasa bahwa workload saat ini sudah berada di luar kapasitasmu. Pada saat yang bersamaan, atasan kamu memberi tugas tambahan.

Bagaimana cara kamu menghadapi situasi tersebut? Berikut adalah contoh komunikasi asertif yang dapat kamu lakukan:

“Selamat siang, Pak/Bu [nama atasan]. Mohon maaf mengganggu waktunya sebentar, saya ingin membicarakan pembagian kerja harian saya.

Sebelumnya, saya ingin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan untuk tugas tambahan ini. Namun, saat ini saya sedang fokus menyelesaikan proyek [sebutkan nama proyek], dan membutuhkan waktu serta perhatian penuh.

Saya pikir, akan lebih baik jika kita bisa mengevaluasi kembali prioritas pekerjaan saya. Mungkin ada beberapa tugas yang bisa ditunda atau dialihkan kepada orang lain di tim. Tapi, saya akan tetap memberikan yang terbaik dalam pekerjaan saya."

Contoh pernyataan di atas termasuk komunikasi asertif karena kamu sudah jujur mengakui kewalahan dengan tugas tambahan.

Kamu juga sudah menjelasakan alasan dengan jelas serta menawarkan solusi alternatif, tanpa langsung menolak dengan kasar.

Pemilihan kata-kata di atas juga termasuk sopan untuk menghargai lawan bicaramu yang merupakan atasan.


⁠Teknik Melakukan Komunikasi Asertif

Teknik komunikasi asertif dapat diterapkan dalam berbagai macam situasi. Jika kamu ingin mencoba menyampaikan pendapat dengan gaya komunikasi ini, berikut beberapa tekniknya:

Teknik "I" message

Teknik komunikasi asertif ini melibatkan penggunaan pernyataan "Saya". Kalimat ini memungkinkan kamu untuk mengekspresikan perasaan atau kebutuhanmu tanpa menyalahkan orang lain.

Teknik ini efektif untuk menjaga percakapan tetap objektif dan mengurangi potensi konflik. Dengan penggunaan kata "Saya", itu berarti kamu tidak langsung menuduh lawan bicara dengan pendapat general. Berikut contohnya:

  • “Saya merasa frustasi ketika laporan terlambat karena itu mempengaruhi deadline saya.”
  • “Saya ingin memastikan bahwa kita menyelesaikan proyek ini tepat waktu.”

Intinya, teknik ini fokus pada perasaan serta kebutuhan kamu sendiri. Teknik ini akan membuat pesanmu lebih jelas dan mudah diterima oleh lawan bicara.

Teknik DISARM

Salah satu pendekatan dalam komunikasi asertif yang dapat kamu gunakan adalah teknik Defusing Intense Situations And Redirecting Misunderstanding atau DISARM.

Secara garis besar, inti dari DISARM adalah meredakan situasi yang intens dan mengarahkan kembali kesalahpahaman.

Tujuan DISARM adalah untuk meredakan ketegangan dalam situasi konflik atau diskusi yang memanas.

Misalnya, kamu ingin menanggapi penerapan kebijakan yang berpotensi merugikan di tempat kerjamu. Berikut contoh penerapan teknik DISARM yang bisa kamu lakukan:

“Saya mengerti bahwa bahwa Bapak/Ibu memiliki pandangan yang valid atas kebijakan tersebut. Namun, saya juga merasa bahwa kebijakan tersebut mungkin berdampak pada motivasi karyawan. Saya berharap kita bisa mendiskusikan opsi-opsi lain yang mungkin bisa diterapkan.”

Dalam contoh di atas, kamu mengungkapkan pengertian serta persetujuan pada sudut pandang lawan bicara sebelum menyampaikan pendapat atau kebutuhanmu sendiri.

Itulah inti dari DISARM, yakni meredakan situasi perbedaan pendapat, tetapi tetap fokus terhadap solusi untuk menyelesaikan masalah.

Teknik fogging

Berikutnya, ada teknik fogging yang dapat diterapkan untuk menanggapi kritik atau konflik. Teknik ini dilakukan dengan mengakui sebagian dari kritik tanpa mengubah pendirianmu secara keseluruhan.

Dengan cara ini, percakapan akan tetap netral, terhindar dari konflik, dan mengurangi pertengkaran.

Tujuan teknik fogging adalah tetap tenang, mengakui aspek yang benar dari kritik, tetapi tidak merasa tertekan untuk mengubah diri atau mengakui hal-hal yang tidak benar.

Contohnya, kamu mendapatkan penilaian negatif saat performance review dari atasan. Selama performance review, atasanmu memberi penilaian bahwa kamu sering terlambat menyelesaikan tugas dan harus lebih proaktif dalam menghadapi deadline.

Alih-alih melakukan protes, kamu bisa mengggunakan teknik fogging dengan mengatakan:

"Terima kasih atas masukannya. Saya setuju bahwa beberapa kali saya terlambat dalam menyelesaikan tugas. Saya pun mengerti pentingnya menyelesaikannya tepat waktu. Ke depan, saya akan lebih proaktif dalam mengatur waktu. Prioritas saya saat ini adalah memastikan saya bisa memenuhi target lebih baik."

Teknik broken record

Ilustrasi penerapan komunikasi asertif di tempat kerja. (Photo by Luis Villasmil on Unsplash)

Dalam komunikasi asertif, teknik broken record adalah strategi selanjutnya yang dapat kamu terapkan.

Teknik ini dilakukan dengan cara mengulangi permintaan atau pernyataannya secara konsisten dan tenang, meskipun lawan bicara terus mengabaikan atau menolaknya.

Tujuannya adalah untuk mempertegas batasan atau keinginan kamu, tanpa terjebak dalam argumen emosional.

Sama seperti putaran rekaman yang terus mengulang, ide utamanya dari teknik broken record adalah tetap fokus dan konsisten dalam menyampaikan pesan tanpa menyerah atau terpengaruh.

Supaya lebih jelas, mari kita lihat contoh dialog dengan teknik ini. Situasi yang kita jadikan contoh adalah ketika kolega terus meminta pengunduran deadline untuk proyek penting:

"Saya paham kesulitan yang kamu alami, namun deadline proyek ini sudah ditetapkan untuk hari Jumat. Tolong prioritaskan bagian kamu agar kita bisa menyelesaikannya tepat waktu."

Teknik assertive body language

Selain dari kata-kata yang lugas, ekspresi tubuh juga penting dalam komunikasi asertif. Untuk menunjukkannya, kamu bisa coba terapkan teknik assertive body language.

Inti dari teknik ini adalah menggunakan bahasa tubuh yang tegas dan positif untuk mendukung pesan verbal. Teknik ini mencakup ekspresi wajah, postur tubuh, kontak mata, dan gestur yang mendukung komunikasi.

Caranya, cobalah terus menjaga kontak mata saat berbicara, duduk atau berdiri dengan tegak, dan tidak menyilangkan lengan di depan dada.

Bahasa tubuh yang asertif dapat meningkatkan kepercayaan diri dan efektivitas komunikasi secara keseluruhan. Selain itu, ketika kamu menunjukkan bahasa tubuh yang terbuka, lawan bicaramu juga akan lebih nyaman saat berkomunikasi.


⁠Tips Menerapkan Komunikasi Asertif di Dunia Kerja

Menerapkan komunikasi asertif di tempat kerja secara tidak langsung bisa meningkatkan kepercayaan diri dan memperkuat hubungan profesional. Berikut tips dan trik yang dapat kamu coba untuk mulai berkomunikasi secara asertif:

Latihlah komunikasi asertif dalam kehidupan sehari-hari

Sebelum mencoba teknik komunikasi asertif di lingkungan kerja, kamu bisa berlatih dalam kehidupan sehari-hari.

Cobalah berkomunikasi dengan lebih jelas saat menentukan hal-hal kecil, seperti memilih tempat makan bersama teman atau keluarga. Hal ini akan membantu kamu membangun kepercayaan diri.

Percaya diri dengan kemampuan

Yakinkan diri bahwa pendapat dan kontribusimu penting. Jika kamu percaya diri dengan kemampuan dan apa yang ingin disampaikan, orang lain juga akan lebih menghormati pandanganmu.

Ingatlah bahwa keyakinan diri menjadi dasar penting dalam komunikasi asertif.

Gunakan bahasa tubuh yang positif dan terbuka

Bahasa tubuh adalah bagian penting dari komunikasi asertif. Cobalah untuk selalu menjaga postur tubuh agar tetap tegak dan terbuka saat berbicara. Hindari menyilangkan tangan atau menunduk karena itu termasuk sikap yang tidak baik.

Kontak mata yang baik dan senyum ringan juga akan membuatmu terlihat lebih percaya diri ketika berhadapan dengan lawan bicara.

Jaga ketenangan dan kendalikan emosi

Ketika menghadapi situasi yang menegangkan, cobalah untuk tetap tenang dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Kendalikan emosi dengan baik agar pembicaraan tetap produktif dan tidak berubah menjadi perdebatan.

Jika situasi mulai memanas, beri dirimu waktu untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan diskusi.

Bersikaplah proaktif dan jangan ragu untuk mengungkapkan pendapat

Jangan tunggu sampai situasi menjadi kritis sebelum kamu berbicara. Jadilah proaktif dalam menyampaikan pendapat atau kebutuhanmu secara langsung dan jelas.

Bersikap proaktif menunjukkan bahwa kamu memiliki kontrol atas situasi dan menghargai waktu orang lain. Lalu, cobalah berbicara dengan keyakinan dan jangan ragu untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiranmu.

Belajarlah dari kesalahan dan teruslah berlatih

Bagaimana jika kemampuan komunikasi asertifmu tidak berjalan seperti yang diharapkan pada situasi tertentu? Jangan berkecil hati, ya! Justru gunakan itu sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Evaluasi apa yang perlu diperbaiki, dan teruslah berlatih hingga kamu semakin mahir. Dengan sering berlatih, kamu akan lebih mudah membangun komunikasi yang sehat dan efektif di tempat kerja.


⁠Cara Meningkatkan Komunikasi Asertif

Supaya kamu bisa menerapkan cara komunikasi asertif yang tepat, teruslah berlatih mengasah kemampuanmu.

Berikut adalah sejumlah cara yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan kemampukan komunikasi asertif:

Latihan dan simulasi komunikasi asertif

Berlatihlah secara teratur dengan berperan sebagai pembicara dan pendengar dalam berbagai situasi komunikasi.

Gunakan skenario-skenario yang mencerminkan situasi nyata di tempat kerja, seperti menyampaikan pendapat dalam rapat atau memberi feedback ke rekan kerja.

Kamu bisa berlatih di depan cermin atau dengan teman untuk meningkatkan ketegasan dan kejelasan saat berbicara.

Identifikasi hambatan komunikasi

Berikutnya, cobalah mengenali hambatan-hambatan yang mungkin menghalangi kamu untuk melakukan komunikasi asertif. Setelah mengidentifikasi hambatan-hambatan tersebut, cari strategi untuk mengatasinya.

Misalnya, jika kamu merasa takut berkonflik dengan orang lain, praktikkan teknik relaksasi. Kamu juga bisa menuliskan naskah untuk membantumu mengatasi ketakutan dan kekhawatiran tersebut.

Meningkatkan kepercayaan diri dan self-esteem

Agar kamu bisa lebih percaya diri saat berkomunikasi, lakukan latihan untuk meningkatkan self-esteem. Contohnya, dengan menetapkan goals skala kecil. Kamu juga bisa mengambil tanggung jawab baru di tempat kerja.

Catat apa saja hal-hal yang berhasil kamu lakukan dengan baik dalam situasi tersebut. Selanjutnya, berikan dirimu pujian atas pencapaian tersebut. Dengan demikian, kamu akan merasa lebih yakin.

Membangun pola pikir positif dan asertif

Hindari berpikir negatif atau meragukan diri sendiri. Alihkan fokus pada kekuatan dan kemampuanmu untuk memberikan solusi.

Ketika menghadapi kesalahan, jangan melihatnya sebagai kegagalan, tetapi sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh. Dengan pola pikir positif, kamu akan lebih mudah menyampaikan pendapat secara asertif.

Mencari mentor atau mengikuti pelatihan komunikasi

Ilustrasi komunikasi asertif di tempat kerja. (Photo by Jo Szczepanska on Unsplash)

Selain berlatih sendiri, kamu juga bisa mencari mentor atau mengikuti workshop keterampilan komunikasi. Mentor yang berpengalaman tentunya bisa membimbing kamu untuk mengasah kemampuan komunikasi asertif.

Sementara workshop atau pelatihan komunikasi juga bisa membantu meningkatkan keterampilan. Jadi, jangan ragu untuk bertanya dan meminta umpan balik kepada orang yang lebih berpengalaman agar kamu bisa terus memperbaiki kemampuanmu.


⁠Kesimpulan

Komunikasi asertif adalah keterampilan penting yang harus dikuasai oleh setiap profesional, apa pun bidang pekerjaannya. Dengan komunikasi asertif, kamu akan lebih mudah menyampaikan keinginan, pendapat, dan perasaan, di berbagai situasi, tak terkecuali di tempat kerja.

Manfaat komunikasi asertif tidak hanya membuat pendapatmu didengar. Namun, kamu juga bisa memperkuat hubungan profesional dengan rekan kerja dan atasan. Hal itu tentunya akan membantu kamu mencapai goals dalam karier.

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dari banyak pakar industri di KariKu dalam aplikasi Jobstreet. Butuh teman diskusi soal karier untuk memperluas networking? Gabung Komunitas Jobstreet, sekarang!

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!


⁠Pertanyaan Seputar Komunikasi Asertif

  1. Apa bedanya komunikasi asertif dengan komunikasi agresif dan pasif?
    ⁠Komunikasi asertif adalah cara menyampaikan pendapat secara jelas dan tegas sambil tetap menghargai orang lain. Sementara itu, komunikasi agresif cenderung memaksakan pendapat, mengabaikan perasaan atau hak orang lain. ⁠Di sisi lain, inti dari komunikasi pasif adalah menghindari konfrontasi dan cenderung menahan pendapat. Jadi, sering kali hak atau keinginan pribadi diabaikan dalam komunikasi pasif.
  2. Bagaimana cara mengatasi rasa malu atau cemas saat berkomunikasi asertif?
    Coba kenali situasi yang akan kamu hadapi agar kamu tahu apa yang harus dikatakan. Lalu, berlatihlah secara rutin dan cobalah tetap tenang dalam setiap komunikasi. Tidak kalah penting, tanamkan mindset bahwa opinimu memiliki nilai.
  3. Bagaimana cara membangun komunikasi asertif dengan atasan atau rekan kerja yang sulit?
    Pilihlah waktu yang tepat untuk berbicara. Lalu, dengarkan pendapat mereka dengan empati, tetapkan batasan yang jelas, dan carilah solusi yang menguntungkan kedua belah pihak jika terjadi konflik.
  4. Apa saja hambatan dalam menerapkan komunikasi asertif?
    ⁠Berikut adalah beberapa hambatan komunikasi asertif:
    ⁠- Rasa takut akan konflik.
    ⁠- Kebiasaan yang sudah tertanam.
    ⁠- Tidak percaya diri.
    ⁠- Tekanan dari budaya atau norma tertentu di lingkungan kerja.
  5. Bagaimana cara mengetahui jika saya berkomunikasi secara asertif?
    Kamu sudah berhasil berbicara dengan asertif saat kamu bisa menyampaikan isi pikiran dengan kata-kata lugas sekaligus memahami sudut pandang lawan bicara tanpa menghakimi.

More from this category: Keterampilan di tempat kerja

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Anda dapat membatalkan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan', Anda menyetujui Pernyataan Privasi Jobstreet.