Saat mencari pekerjaan, resume kamu adalah pintu pertama yang membuka jalan menuju kesuksesan. Setiap detail di dalamnya memiliki peran penting, termasuk pilihan font atau jenis huruf yang digunakan. Meski bisa terlihat sepele, font yang kamu gunakan dalam resume dapat menjadi faktor penentu apakah resume kamu akan dilirik perekrut atau bahkan dapat memengaruhi cara calon pemberi kerja memandang profesionalisme kamu.
Penting juga untuk diingat bahwa pilihan font dalam resume bukan hanya tentang estetika. Font yang baik juga harus memudahkan pembaca, yaitu perekrut dan manajer HR, untuk memahami informasi yang kamu sampaikan. Font yang mudah dibaca dan tampak profesional bisa membuat resume kamu menonjol, benar-benar dibaca, dan dipertimbangkan. Selain itu, font yang kamu pilih juga bisa membantu mengkomunikasikan karakter dan kepribadian kamu.
“Lalu, font apa yang tepat untuk resume saya?”. “Bukannya font itu ada banyak sekali ya?”. Memang benar, menurut MyFonts, salah satu distributor terbesar font komersial, ada sekitar 130,000 lebih jenis font yang tersedia. Klaim ini juga belum mencakup font custom yang dibuat khusus untuk suatu perusahaan atau brand.
Dengan begitu banyaknya pilihan font yang tersedia, mungkin kamu mengalami kesulitan dalam menentukan mana font yang paling sesuai untuk resume. Oleh karena itu, simak artikel ini sampai habis karena JobStreet akan membantu kamu mencari jarum dalam jerami sehingga kamu bisa memilih font yang paling efektif untuk resume kamu. Selain membahas beberapa pilihan font terbaik untuk resume, artikel ini juga akan memberikan penjelasan lengkap tentang karakteristik dan kelebihan masing-masing font. JobStreet juga akan memberikan beberapa tips tentang cara menggunakan font dengan efektif dalam resume, termasuk ukuran, pewarnaan, dan gaya, seperti bold dan italic.
Selamat membaca, dan semoga sukses dalam pencarian kerja kamu ya!
Dengan memahami dasar-dasar font, kamu bisa membuat keputusan yang lebih tepat dan cerdas dalam memilih font yang sesuai dengan gaya dan kebutuhan resume kamu, lho. Simak insight-nya di bawah ini untuk memahami jenis font profesional untuk resume kamu.
Font serif memiliki gaya dekoratif pada ujung tiap hurufnya, yang disebut "Serif". Serif merupakan tambahan kecil yang muncul di ujung-ujung garis pada huruf. Contoh font Serif yang populer adalah Times New Roman, Georgia, dan Garamond.
Font Serif biasa digunakan untuk memberikan kesan formal, klasik, dan elegan. Biasanya, font Serif lebih mudah dibaca dalam format cetak, seperti buku atau surat kabar, karena serif memberikan semacam panduan yang bisa membantu mata mengikuti huruf.
Namun, font Serif juga memiliki kekurangan. Jenis font ini kurang begitu cocok untuk tampilan digital atau digunakan di layar yang berukuran kecil. Alasannya, Serif dapat terlihat blur atau kurang jelas pada tampilan dengan resolusi rendah. Selain itu, font Serif juga kurang cocok untuk desain yang lebih modern dan minimalis.
Berbeda dengan font Serif, font Sans Serif tidak memiliki gaya dekoratif pada ujung tiap huruf-hurufnya. Huruf-huruf tersebut memiliki garis lurus yang lebih sederhana dan juga bersih. Contoh font Sans-Serif yang mungkin kamu telah tahu adalah Arial, Helvetica, dan Calibri.
Kelebihan font Sans Serif antara lain adalah untuk memberikan kesan modern, minimalis, dan bersih pada desain. Sans Serif juga lebih cocok digunakan untuk tampilan digital atau layar kecil, karena bentuk hurufnya yang sederhana membuat teks menjadi mudah terbaca pada resolusi rendah.
Sama seperti Serif, Sans Serif juga punya beberapa kekurangan. Pertama, Sans Serif tidak memberikan kesan formal atau klasik seperti Serif. Kedua, font ini kurang cocok untuk media cetak karena bisa membuat mata sulit mengikuti baris huruf dengan tepat. Jadi, pertimbangkan untuk menggunakan font Serif saja saat kamu ingin mencetak resume kamu, ya.
Pada akhirnya, pemilihan antara font Serif dan font Sans Serif sangat bergantung pada konteks desain dan preferensi estetika yang kamu inginkan. Untungnya sekarang kamu sudah tahu kapan harus menggunakan font Serif dan Sans Serif.
Di era digital ini, ada ribuan jenis font yang tersedia yang masing-masing menawarkan suasana hati dan karakter yang berbeda. Mereka dikategorikan ke dalam beberapa font families berdasarkan ciri khas mereka.
Selain font Serif dan Sans Serif seperti yang telah dipaparkan di atas, ada juga jenis font lain seperti Script, Monospace, Display, dan Decorative, yang semuanya memiliki keunikan masing-masing.
Pertama, font Script mengadaptasi tulisan tangan dan memberikan kesan elegan, kreatif, dan personal. Contohnya seperti Brush Script dan Pacifico. Meskipun begitu, font Script bisa sangat sulit dibaca, terutama pada layar berukuran kecil. Sedangkan, resume kamu harus mudah dibaca oleh perekrut.
Kedua, font Monospace memiliki lebar yang sama di setiap hurufnya sehingga ada kesan mesin ketik klasik yang ditonjolkan. Font ini cocok digunakan untuk programming code atau teks-teks teknis. Contoh font Monospace adalah Courier New dan Source Code Pro. Namun, untuk resume, font family ini bisa membuat dokumen tampak tidak rapi dan sulit dibaca.
Ketiga, font Display dirancang untuk digunakan dalam ukuran besar dan biasanya digunakan dalam judul atau header. Contohnya seperti Impact dan Playbill. Tetapi menggunakan font Display dalam teks biasa dapat membuat resume kamu tampak berlebihan dan kurang profesional.
Keempat, font Decorative memiliki karakter yang unik dan biasanya digunakan dengan tujuan memberi efek khusus, seperti efek dramatis. Contoh font Decorative adalah Jokerman dan Papyrus. Hindari penggunaan font ini, kecuali kamu melamar pekerjaan dalam industri kreatif dan kamu sangat yakin font ini tepat digunakan.
Perlu digarisbawahi, dalam menulis sebuah resume, tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan informasi tentang diri kamu, pengalaman, dan keterampilan kamu sejelas mungkin. Oleh karena itu, lebih baik memilih font yang sederhana dan mudah dibaca, seperti font Serif atau Sans Serif saja.
Ukuran font untuk resume juga perlu diperhatikan, termasuk ukuran spasi. Font biasanya diukur dalam satuan poin (pt). Sebagai aturan umum, ukuran font untuk teks utama dalam resume kamu sebaiknya berada di antara 10 hingga 12 pt. Ukuran ini cukup besar untuk kenyamanan membaca, tetapi cukup kecil untuk memasukkan semua informasi yang relevan tanpa membuat halaman terlihat terlalu penuh atau berantakan.
Untuk judul atau subjudul, kamu bisa menggunakan ukuran font yang sedikit lebih besar untuk membedakannya dari teks utama. Contohnya, kalau teks utama kamu berukuran 12 pt, judul dan header resume bisa kamu atur menjadi 14 dan 16 pt.
Dalam resume, kamu juga harus memperhatikan spasi atau pengaturan jarak di antara baris teks. Spasi bisa memengaruhi keterbacaan dan estetika dokumen kamu. Spasi yang terlalu sempit bisa membuat teks kamu sulit dibaca. Sebaliknya, spasi yang terlalu lebar bisa membuat teks tampak terputus-putus.
Sebagai aturan umum, kamu mungkin ingin menetapkan spasi sedikit lebih lebar daripada ukuran font. Misalnya, kalau kamu menggunakan ukuran font 12 pt, kamu mungkin ingin mengatur spasi antara 1,5 hingga 2 kali ukuran font tersebut untuk memastikan bahwa teks kamu tidak terlihat terlalu padat atau terlalu jarang, yang bisa mengganggu keterbacaan.
Perlu kamu catat bahwa penting untuk menjaga konsistensi ukuran font dan spasi sepanjang resume. Kalau kamu menjaga konsistensi, resume kamu bukan hanya terlihat rapi dan profesional tetapi juga jadi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh perekrut.
Untuk menjadi job-seeker unggul, ada beberapa faktor yang harus kamu pertimbangkan supaya resume kamu dilirik oleh perekrut. Simak beberapa tipsnya:
Font dapat mencerminkan kepribadian dan profesionalisme kamu. Dan berbagai industri dan pekerjaan memiliki ekspektasi serta standar yang berbeda.
Beberapa industri, seperti hukum dan finance, cenderung lebih konservatif dan formal. Oleh karena itu, font Serif yang menciptakan nuansa klasik, formal, dan serius seperti Times New Roman atau Garamond mungkin lebih sesuai untuk industri yang menghargai tradisi dan formalitas.
Sementara itu, industri kreatif dan teknologi bisa lebih terbuka terhadap font Sans Serif yang menunjukkan modernitas dan efisiensi, contohnya Arial atau Calibri.
Di samping industri, jenis pekerjaan yang kamu pilih juga memengaruhi pilihan font kamu. Supaya kamu lebih punya bayangan, simak kedua contoh di bawah.
Reza sedang mencari pekerjaan sebagai graphic designer. Maka, memilih font yang unik dan menarik dapat membuat kreativitas dan gaya desain Reza menonjol dan memiliki nilai tambah. Oleh karena itu, Reza mungkin bisa menggunakan Helvetica yang memberikan kesan bersih tetapi tetap memiliki karakteristik khusus.
Berbeda dengan Reza, Rahma sedang mencari pekerjaan sebagai akuntan. Untuk posisi seperti akuntan, perekrut mungkin mencari kandidat yang detail, terorganisasi, dan dapat diandalkan. Dalam kasus Rahma, menggunakan font yang klasik dan mudah dibaca seperti Times New Roman atau Garamond dapat mencerminkan profesionalisme Rahma dalam pekerjaan. Menggunakan font seperti Times New Roman memberi kesan bahwa Rahma menghargai kemudahan membaca dan konsistensi, yang merupakan nilai penting untuk dimiliki oleh seorang akuntan.
Jadi, ingatlah bahwa pilihan font bukan hanya tentang estetika semata, tetapi juga mencerminkan karakteristik yang dihargai dalam pekerjaan dan industri tertentu.
Membangun gaya dan personal branding juga penting dalam pencarian kerja, dan font yang kamu pilih untuk resume punya peran penting dalam membantu orang lain mempersepsikan diri kamu.
Menurut studi tahun 2007 oleh Wichita State University, kepribadian seseorang bisa diasosiasikan dengan berbagai font, lho. Misalnya, partisipan menilai font Perpetua dan Arial sebagai font yang memberi citra paling profesional, sedangkan Comic Sans dianggap kekanak-kanakan dan tidak serius.
Jadi, font yang kamu pilih untuk resume kamu harus mencerminkan dan sesuai dengan personal branding yang ingin kamu tonjolkan, ya.
Ingatlah bahwa personal branding kamu adalah representasi unik dari identitas profesional kamu, baik itu pengalaman, value yang kamu bawa, dan kumpulan keterampilan kamu. Misalnya, kalau personal branding kamu berpusat pada kreativitas dan inovasi, font modern dan minimalis seperti Arial atau Calibri mungkin pilihan yang baik.
Lalu, personal style atau gaya pribadi kamu juga tak kalah penting. Gaya adalah bagaimana kamu ingin dilihat oleh orang lain dan bagaimana kamu ingin mengomunikasikan diri kamu. Kalau gaya kamu cenderung formal dan tradisional, font Serif bisa menjadi pilihan yang bagus. Tetapi, kalau gaya kamu lebih ke arah modern dan kontemporer, font Sans Serif mungkin lebih sesuai.
Namun, penting untuk dicatat bahwa memilih font hanya berdasarkan preferensi pribadi bisa menjadi kesalahan. Kamu harus memastikan bahwa font yang kamu pilih bukan hanya mencerminkan personal branding dan gaya pribadi saja, tetapi juga sesuai dengan industri dan peran yang kamu lamar. Misalnya, meski kamu mungkin menyukai font dekoratif atau script karena merasa itu sesuai dengan personal branding dan gaya kamu, font-font tersebut mungkin tidak sesuai untuk resume profesional dan sulit dibaca oleh perekrut.
Membuat resume yang mudah dibaca dan dimengerti banyak orang sangatlah penting, dan pilihan font kamu sangat memengaruhi aspek ini.
Dalam membuat resume, pertama, kamu harus memahami apa itu readability (keterbacaan) dan legibility (kejelasan). Keterbacaan berkaitan dengan sejauh mana blok teks bisa dibaca dengan mudah, sedangkan kejelasan berkaitan dengan sejauh mana suatu huruf bisa dibedakan dengan huruf lain. Dalam konteks resume, kedua aspek ini sama-sama penting.
Font yang kamu pilih harus mudah dibaca dan jelas. Menurut sebuah studi oleh Ladders, perekrut menghabiskan rata-rata 7,4 detik untuk meninjau sebuah resume. Artinya, resume kamu perlu jelas, ringkas, dan mudah dibaca. Ingat, perekrut juga mungkin membaca puluhan atau bahkan ratusan resume sekaligus, jadi mereka tak punya waktu untuk bersusah payah membaca font yang sulit dibaca. Jika perekrut tidak bisa membaca resume kamu dengan mudah, mereka mungkin tak akan meluangkan waktu untuk memahami isinya.
Untuk mengecek keterbacaan dan kejelasan resume kamu, jangan lupa untuk menguji coba font yang kamu pilih dengan teman atau orang tua. Lihat reaksinya, apakah mereka bisa membaca dengan mudah? Apakah mereka bisa membedakan semua huruf dengan jelas? Kalau iya, selamat, kamu mungkin sudah menemukan font yang tepat!
Sistem pelacakan pelamar atau applicant tracking systems (ATS), adalah sebuah tool yang sering digunakan oleh perusahaan untuk menyaring resume. ATS bisa memindai (scan) resume dan mencari kata kunci tertentu untuk membantu menentukan kandidat mana yang paling cocok dengan pekerjaan yang ditawarkan. ATS populer karena alat ini membantu proses rekrutmen jadi hemat waktu dan lebih efektif.
Hal penting yang perlu kamu ketahui, ATS tidak bisa membaca semua jenis font. Beberapa font mungkin tidak dikenali oleh sistem. Bila kamu menggunakan font yang tidak dikenali, tentunya peluang kamu untuk dipanggil wawancara bisa berkurang. Oleh karena itu, saat memilih font untuk resume, sebaiknya pilih font yang biasanya dikenali oleh ATS.
Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan bagaimana ATS membaca resume. Sebagian besar ATS akan mengubah resume menjadi teks biasa untuk dibaca, yang berarti semua format khusus, termasuk penggunaan font berbeda, akan hilang. Jadi, sebaiknya fokuslah untuk membuat resume yang mudah dibaca dan dipahami.
Namun, ingat juga bahwa ATS hanyalah salah satu bagian dari proses seleksi. Meskipun penting untuk membuat resume yang bisa dibaca oleh ATS, jangan lupa juga bahwa pada akhirnya resume kamu akan dibaca oleh manusia. Jadi, pastikan font yang kamu pilih tidak hanya diterima oleh ATS, tetapi juga mudah dibaca dan profesional untuk mata manusia.
Untuk memastikan bahwa font dalam resume kamu dapat dideteksi oleh ATS, simak 10 font terbaik untuk resume di bawah ini.
Ingin resume kamu terbaca jelas, terlihat profesional, dan terdeteksi oleh mesin ATS? Yuk, cari tahu 10 font rekomendasi JobStreet:
Font jenis Sans Serif ini merupakan salah satu pilihan terbaik karena mudah dibaca dan sering dianggap netral. Arial memberikan tampilan modern dan bersih, cocok untuk berbagai industri dan pekerjaan.
Sejak menjadi font default Microsoft Word, Calibri telah menjadi salah satu font paling populer untuk dokumen bisnis, termasuk resume. Font ini mudah dibaca dan memiliki tampilan yang profesional dan modern.
Font Serif ini dirancang khusus untuk tampil di layar sehingga cocok untuk dipakai di resume yang akan dilihat secara digital. Cambria memiliki bentuk karakter yang jelas dan spasi yang baik sehingga perekrut mudah membacanya.
Dikenal sebagai salah satu font paling netral dan mudah dibaca, Helvetica sering digunakan dalam desain grafis dan branding. Font jenis Sans Serif ini pilihan yang sesuai untuk resume karena memberikan tampilan yang bersih dan profesional.
Garamond adalah font Serif klasik yang elegan dan mudah dibaca. Garamond bisa menjadi pilihan bagus untuk resume yang lebih formal atau tradisional, seperti melamar pekerjaan sebagai akuntan.
Sebagai font serif yang dirancang khusus untuk tampilan layar, Georgia sangat mudah dibaca baik secara digital maupun cetak. Georgia memiliki bentuk huruf yang sedikit lebih besar, menjadikannya pilihan terbaik kalau kamu memiliki kekhawatiran tentang keterbacaan.
Seperti Georgia, Verdana dirancang khusus untuk tampilan layar dan memiliki bentuk huruf yang besar dan jelas. Font Sans Serif ini adalah pilihan tepat untuk resume yang akan dibaca terutama di layar.
Kalau kamu mencari alternatif font Times New Roman tetapi masih ingin terlihat serius dan profesional, Book Antiqua bisa menjadi pilihan yang bagus. Font Serif ini memiliki tampilan klasik yang menarik.
Meski kadang dianggap terlalu umum, Times New Roman tetap menjadi pilihan yang solid karena sangat familiar dan mudah dibaca. Font ini memberikan tampilan yang sangat formal dan tradisional.
Font Sans Serif ini memiliki tampilan yang sedikit lebih kasual dan modern, tapi masih cukup profesional untuk resume. Trebuchet MS mudah dibaca dan memiliki karakter yang unik, yang bisa membantu resume kamu terlihat menonjol. Dibandingkan dengan font lain dalam daftar ini, Trebuchet MS memberikan tampilan yang sedikit lebih kasual dan kontemporer, membuatnya menjadi pilihan yang menarik untuk industri kreatif atau posisi yang lebih informal.
Font yang kamu gunakan dalam resume adalah representasi diri kamu sebagai seorang profesional. Oleh karena itu, hindari 5 font di bawah ini agar tidak ada persepsi negatif yang timbul di benak perekrut saat membaca resume kamu.
Sering dianggap tidak profesional karena desainnya yang santai dan kasual, Comic Sans mungkin lebih cocok dipakai dalam konteks informal atau kreatif, seperti meme untuk posting-an (kiriman) media sosial. Tetapi dalam konteks resume, font ini lebih baik dihindari karena cenderung memberikan kesan kurang serius.
Papyrus memiliki desain yang sangat khusus dan unik dengan gayanya yang kuno dan artistik. Hal ini bisa mengalihkan perhatian pembaca dari konten resume kamu. Selain itu, Papyrus juga kurang mudah dibaca dibandingkan 10 font yang telah disebutkan di bagian sebelumnya. Font ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi para perekrut yang mungkin harus membaca banyak resume dalam satu waktu. Font Papyrus lebih baik dihindari karena mungkin lebih cocok untuk proyek yang membutuhkan nuansa etnik atau sejarah, seperti poster film atau desain sampul buku.
Desain font Curlz MT penuh hiasan dan flamboyan, yang bisa membuat teks sulit dibaca dan tampak tidak profesional dalam konteks resume. Seperti Papyrus, font ini mungkin lebih cocok untuk konteks yang lebih kreatif atau informal. Curlz MT mungkin lebih sesuai untuk kebutuhan seperti kartu ucapan atau undangan pesta, di mana playfulness itu diperlukan.
Impact merupakan font yang tebal dan mencolok, yang bisa terlihat terlalu mendominasi secara berlebihan dalam konteks resume. Selain itu, font ini juga bisa membuat teks sulit dibaca jika digunakan dalam paragraf atau teks panjang. Impact lebih baik digunakan pada billboard, spanduk, atau iklan online karena dapat membantu pesan kamu terlihat menonjol di antara visual-visual yang lain.
Font Courier New termasuk dalam jenis font Monospace. Artinya, setiap karakter di font ini memiliki lebar yang sama, yang membuat font ini menjadi pilihan yang baik untuk kode pemrograman atau skrip di mana konsistensi dan keseragaman sangat penting. Namun dalam konteks resume, font ini kurang sesuai karena bisa memberikan penampilan yang kaku dan tidak rapi.
Pastikan informasi yang kamu sajikan dalam resume kamu jelas, mudah dipahami, dan teratur dengan tips ini.
Konsistensi dalam pemilihan font membantu menciptakan estetika yang rapi dan teratur, memudahkan pembaca dalam mengikuti alur informasi kamu.
Pertama, pastikan untuk menggunakan satu atau dua font saja dalam resume kamu. Menggunakan lebih dari dua jenis font bisa membuat resume kamu terlihat berantakan dan tidak terorganisasi. Kamu bisa pilih satu font untuk judul dan subjudul, dan satu font lain untuk isi teks. Misalnya, kamu bisa menggunakan Helvetica untuk judul dan subjudul, dan Arial untuk isi teks.
Kedua, gunakan ukuran font yang konsisten. Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan ukuran 14 hanya untuk judul, ukuran 12 hanya untuk subjudul, dan ukuran 11 hanya untuk isi teks.
Terakhir, gunakan gaya font yang konsisten. Kalau kamu memilih untuk menggunakan teks tebal atau miring untuk meng-highlight informasi tertentu, pastikan kamu melakukannya secara konsisten. Misalnya, jika kamu menggunakan italic untuk kata “coding”, pastikan semua kata itu ditulis dengan italic di resume kamu.
Di dunia tipografi, bold dan italic adalah alat yang ampuh untuk memberikan penekanan dan variasi visual pada sebuah teks. Namun, kalau tidak digunakan dengan tepat, mereka bisa membuat resume kamu terlihat berantakan dan sulit dibaca. Simak tipsnya di bawah.
Pertama, gunakan bold untuk memberikan penekanan pada informasi penting. Misalnya, kamu bisa menggunakan bold pada judul, seperti "Pengalaman Kerja" atau "Pendidikan", nama perusahaan tempat kamu bekerja, atau jabatan pekerjaan kamu. Menggunakan bold pada elemen-elemen ini akan membuat judul terlihat menonjol dan memudahkan perekrut untuk menemukan informasi yang mereka cari.
Namun, jangan gunakan bold secara berlebihan. Ingat, tujuan penggunaan bold adalah untuk memberikan penekanan. Kalau semua teks menggunakan bold, maka tak ada lagi yang bisa ditekankan dan resume kamu akan terlihat berantakan.
Kedua, gunakan italic untuk memberikan penekanan yang lebih halus dibandingkan bold, atau untuk membedakan informasi tertentu. Misalnya, kamu bisa menggunakan italic untuk judul buku atau artikel yang kamu tulis, atau untuk kutipan testimoni.
Namun, sama seperti bold, jangan gunakan italic secara berlebihan. Terlalu banyak teks dalam italic bisa membuat resume kamu sulit dibaca. Terakhir, pastikan bahwa font yang kamu pilih masih mudah dibaca saat dalam format italic.
Warna dapat menjadi alat yang kuat dalam mendukung hierarki teks kamu dalam resume. Dengan penggunaan warna yang tepat, kamu bisa menyoroti informasi penting, memandu mata pembaca, dan bahkan mencerminkan personal branding kamu. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa warna harus digunakan dengan bijaksana untuk menjaga profesionalisme dokumen kamu.
Tips pertama, hindari penggunaan warna yang terlalu mencolok atau terlalu berani. Warna yang terlalu terang atau kuat bisa membuat resume kamu terlihat tidak profesional dan mengganggu pembaca. Jika ingin menggunakan warna, gunakanlah warna netral atau lembut, seperti biru tua, abu-abu, atau coklat muda.
Tips kedua, jangan gunakan terlalu banyak warna. Seperti halnya pemilihan font, konsistensi adalah kunci dalam pemilihan warna. Gunakan satu atau dua warna utama, dan gunakan warna tambahan secara minimalis hanya jika diperlukan.
Tips ketiga, warna bisa digunakan untuk menyoroti informasi penting, seperti nama kamu, judul pekerjaan, atau nama perusahaan. Ini bisa membantu menarik perhatian pembaca ke bagian-bagian kunci dalam resume.
Terakhir, pertimbangkan makna dan konotasi dari warna yang kamu pilih. Misalnya, biru sering dikaitkan dengan kepercayaan dan ketenangan, sedangkan merah bisa menunjukkan energi dan keberanian. Memilih warna yang mencerminkan personal brand kamu dapat memberikan nilai tambah pada resume kamu.
Salah satu hal yang sering diabaikan dalam penggunaan font adalah kapitalisasi dan garis bawah. Meski tampak sepele, penggunaan keduanya secara berlebihan bisa berdampak negatif pada resume kamu.
Kapitalisasi berlebihan dalam resume bisa memberikan kesan bahwa kamu berteriak atau berusaha terlalu keras untuk menarik perhatian. Hal ini bisa membuat pembaca merasa terganggu dan kurang nyaman. Sementara itu, menggunakan garis bawah secara berlebihan juga bisa memengaruhi keterbacaan dokumen kamu karena garis bawah berlebihan dapat mengganggu aliran visual dan membuat mata pembaca merasa lelah.
Tips pertama, kapitalisasi seharusnya digunakan untuk memperjelas judul atau subjudul dalam resume kamu. Tetapi hindari menulis semua teks dalam kapital. Pastikan juga kamu mengikuti aturan penulisan yang benar, seperti menggunakan kapital di awal kalimat dan untuk nama sendiri.
Tips kedua, underline (garis bawah) dalam resume sebaiknya diminimalkan. Jika perlu, gunakan hanya untuk memisahkan informasi penting, seperti judul pekerjaan atau nama perusahaan. Namun, sebisa mungkin hindari penggunaan garis bawah untuk teks lainnya.
Selamat! Kamu telah terampil dalam membuat resume. Tapi perjalanan kamu untuk meningkatkan keterampilan kamu jangan berhenti di sini.
Upgrade terus diri kamu kapan pun, di mana pun. Agar proses leveling up kamu makin mudah, sekarang kamu bisa mempelajari skill baru melalui berbagai video edukasi pendek dan berkualitas di seekMAX. Selain itu, kamu juga bisa berdiskusi secara online dengan para expert dan talent lain yang tergabung di komunitas JobStreet.
Pastikan kamu memperbarui profil JobStreet kamu, baca kembali informasi di laman Tips Karier, dan mulai jemput masa depanmu dengan lowongan-lowongan pekerjaan di JobStreet.
Download aplikasi JobStreet sekarang secara gratis hanya di Apple App Store atau Google Play Store!