Wawancara kerja memang menegangkan, tapi apa benar memenangkan wawancara itu sulit? Sebenarnya, bukan wawancara tersebut yang sulit, tetapi bisa jadi karena kamu yang kurang persiapan. “Saya sudah mempersiapkan diri untuk wawancara, kemarin malam, saya sudah membaca tips dan trik, dan hasilnya sama saja. Bukan salah saya dong kalau begitu?” Banyak hal yang mempengaruhi hasil wawancara dan salah satunya karena mempersiapkan wawancara sebaiknya bukan hanya saat mau wawancara kerja. Lalu mengapa kamu harus mempersiapkan diri bahkan sebelum kamu diterima untuk tes wawancara? Karena hal tersebut akan memudahkanmu dan membuatmu terbiasa dan lancar saat menghadapi wawancara nantinya.
"Loh, katanya tanpa usaha, kenapa saya harus latihan?"
Maksud tanpa usaha disini, kamu tidak perlu pakai sistem kebut semalam setiap ada interview. Dengan latihan, kamu akan menjadi terbiasa dalam menjawab pertanyaan. Latihan yang paling sulit adalah latihan memperkenalkan diri, karena terdengar sepele dan sering terlupakan.
Perkenalan diri merupakan tahap awal HR melihat sikap kamu, sehingga usahakan kamu menyampaikan informasi tentang dirimu yang menarik minat HR untuk tahu kamu lebih dalam. Sehingga, jika kamu semakin sering terlatih untuk memperkenalkan diri maka tahap awal kamu dapat dilewati dengan percaya diri. Informasi apa yang dapat menarik minat HR? Tentunya tentang pengalaman kerja atau organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan yang kamu lamar, dan bagaimana pengalaman tersebut dapat berkontribusi untuk perusahaan.
Tahap ini memerlukan skill khusus yaitu analisa! Kamu harus bisa mencari latar belakang perusahaan, tujuan perusahaan, kondisi perusahaan, dll. Jangan sampai kamu datang interview hanya tahu perusahaan tersebut bergerak dibidang apa, atau berapa gaji yang kamu inginkan, jika kamu datang dengan pengetahuan yang itu-itu saja, kamu akan kalah. Coba fokuskan diri kamu untuk mengerti perusahaan tersebut lebih dalam, hingga informasi tentang pekerjaan yang kamu lamar.
Setelah berbekal informasi hasil penyelidikan, maka kamu bisa mendapatkan pertanyaan yang dapat kamu tanyakan kepada HR, di sini kecerdikan kamu diuji, sehingga kamu harus pandai-pandai bertanya dan menjawab, jangan hanya menjawab saja. Buatlah wawancara kamu seperti sedang melakukan percakapan pada umumnya, hanya saja topik pembicaraannya adalah pekerjaan. Sebisa mungkin, ada timbal balik saat wawancara, dengan begitu HR bisa tahu kalau kamu memang benar serius dengan pekerjaan ini.
Tunjukan kemampuanmu, jika kamu memiliki pengalaman kerja, ceritakanlah bahwa kamu telah sukses melakukan sebuah proyek atau meningkatkan sesuatu dalam pekerjaanmu yang dahulu. Di sini bisa menjadi point poitif untukmu karena artinya kamu mengerti tanggung jawab dan apa yang harus kamu kerjakan. Kalau kamu belum memilki pengalaman kerja, kamu bisa menceritakan pengalaman menarik yang bernilai positif yang berhubungan dengan pekerjaan yang kamu lamar, entah bergabung dalam organisasi atau memenangkan lomba.
Namun, harap diingat, dalam resume dan wawancara, cantumkan dan terangkan hal-hal yang berkaitan dengan posisi yang kamu lamar! Jangan memasukkan suatu yang tidak berhubungan, karena kamu bisa dianggap kurang mengerti terhadap tanggung jawab untuk posisi yang kamu lamar.
Terakhir, anggaplah setiap wawancara adalah wawancara terakhirmu! Dengan begitu, kamu akan memberikan usaha lebih dan melakukannya sebaik mungkin. Wawancara yang baik itu adalah ketika adanya interaksi dua arah, kalau hanya satu arah, sama saja seperti berbicara dengan tembok bukan?
Baca juga: Lolos Kualifikasi Tapi Selalu Gagal di Tahap Wawancara? Kamu Harus Perhatikan Hal Ini