Laporan eksklusif SEEK “Decoding Global Talent 2024” ungkap tren minat tinggi pekerja profesional Indonesia bekerja ke luar negeri
Keinginan untuk bekerja di luar negeri tetap kuat di angka 67% pada kalangan tenaga kerja Indonesia pada tahun 2023
1/3 masyarakat Indonesia menyatakan preferensi untuk bekerja di luar negeri dalam jangka menengah dan berniat untuk kembali ke Indonesia setelah jangka waktu lebih dari 3 tahun
Indonesia naik 18 peringkat dalam peringkat negara tujuan yang diminati bagi para profesional yang ingin beralih pekerjaan, melonjak dari posisi 51 di tahun 2020 menjadi 33 di tahun 2023
JAKARTA, 4 Juni 2024 — Terlepas dari tantangan secara global seperti ketegangan geopolitik, kekhawatiran ekonomi yang meluas, serta tren mobilitas yang sedang berkembang, impian untuk pindah kerja ke luar negeri tetap menginspirasi banyak pencari kerja di seluruh dunia. Melalui laporan eksklusif berjudul “Decoding Global Talent 2024: Tren Mobilitas Pekerja” yang dirilis oleh Jobstreet by SEEK bekerja sama dengan Boston Consulting Group, The Network, dan The Stepstone Group, mengungkap preferensi lokasi dan bagaimana orang-orang di seluruh dunia ingin bekerja, termasuk bagi para pekerja profesional di Indonesia.
Survei global yang mencakup 188 negara ini mewawancarai lebih dari 150,000 responden, termasuk 19,154 tenaga kerja Indonesia yang memberikan wawasan lokal mengenai lanskap ketenagakerjaan saat ini. Berdasarkan survei tersebut, ditemukan bahwa 67% masyarakat Indonesia pada tahun 2023 memiliki keinginan yang kuat untuk bekerja di luar negeri, setara dengan rata-rata kawasan Asia Tenggara yang mencapai 68%. Meskipun angka ini menurun dari tingkat sebelum pandemi COVID-19 sebesar 82% pada tahun 2018, minat untuk bekerja di luar negeri tetap tinggi.
Selain itu, laporan eksklusif ini mengungkapkan bahwa para profesional di bidang digitalisasi, data science, dan AI paling bersedia untuk pindah ke luar negeri untuk bekerja (81%). Tren ini diikuti oleh para profesional di bidang lainnya seperti Teknik (77%), Profesi Kreatif dan Riset (76%), dan Teknologi Informasi (75%). Namun, para profesional di bidang pelayanan sosial dan admin menunjukkan minat yang lebih rendah untuk pindah ke luar negeri, karena sifat pekerjaan mereka yang lebih terlokalisasi. Di sisi lain, minat masyarakat Indonesia untuk melakukan pekerjaan internasional jarak jauh atau hybrid telah meningkat secara signifikan, dari 55% pada tahun 2020 menjadi 71% pada tahun 2023, menunjukkan peningkatan sebesar 16%.
Wisnu Dharmawan, Sales Director - Indonesia, Jobstreet by SEEK, mengatakan, “Berbeda dengan tren global di mana individu muda lebih bersedia untuk bekerja di luar negeri, masyarakat Indonesia di berbagai tahap kehidupan dan usia menunjukkan minat yang sama dalam relokasi internasional. Dari 67% masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri, 32% diantaranya memilih Jepang sebagai negara tujuan utama untuk bekerja, diikuti oleh negara maju lainnya seperti Australia, Singapura, dan Jerman. Oleh karena itu, penting bagi kami untuk terus berkomitmen membantu perusahaan dalam memahami motivasi para pekerja ketika memilih negara atau perusahaan asing, termasuk melalui peluncuran laporan eksklusif ini.”
Sebanyak 29% responden menyatakan preferensi untuk bekerja di luar negeri dalam jangka menengah dan berniat untuk kembali ke Indonesia setelah lebih dari 3 tahun. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan para profesional di kawasan Asia Tenggara (25%) dan global (21%). Namun, terdapat juga kelompok yang berencana tinggal di luar negeri untuk jangka panjang (20%) serta mereka yang belum bisa menentukan (23%). Hal ini menjadi tantangan bagi retensi talenta dan pengembangan ekonomi dalam negeri.
“Perkembangan karir atau pengalaman kerja menempati peringkat tertinggi sebagai salah satu motivasi bagi masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri, di mana sekitar 70% dari mereka memiliki motivasi tersebut. Selain itu, alasan keuangan dan ekonomi serta keinginan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik juga menjadi faktor penting yang memengaruhi keputusan untuk pindah ke luar negeri. Namun, perlu dipahami bahwa meskipun banyak yang ingin berpindah, terdapat pula kelompok yang ingin tetap tinggal di Indonesia. Dibandingkan dengan angka global dan Asia Tenggara, biaya relokasi dan keterbatasan bahasa terlihat sebagai hambatan utama yang cukup signifikan.” ujar Wisnu.
Di tahun 2023, Indonesia menempati peringkat ke-33 sebagai negara tujuan yang diminati oleh para profesional dari luar negeri yang ingin bekerja. Peringkat ini naik secara signifikan, meningkat 18 peringkat dari posisi 51 di tahun 2020. Hal ini menunjukkan daya tarik Indonesia yang semakin kuat. Sebagian besar profesional dari luar negeri memilih Indonesia karena budaya yang ramah dan inklusif, kualitas hidup yang baik, serta peluang yang terus berkembang pesat. Mayoritas profesional yang tertarik untuk bekerja di Indonesia berasal dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik seperti Malaysia, Singapura, dan India.
“Survei global kami bertujuan untuk lebih memahami preferensi responden kami di seluruh dunia. Talenta dari negara lain tentu dapat menjadi sumber profesional yang luar biasa bagi perusahaan. Di Boston Consulting Group, kami bermitra dengan para pemimpin perusahaan dan masyarakat untuk mengatasi tantangan-tantangan terpenting dan menangkap peluang-peluang terbesar mereka. Perlu dipahami bahwa membangun kesempatan kerja bagi talenta luar negeri harus diiringi dengan model perekrutan yang tepat, kemungkinan relokasi, dan integrasi yang baik dengan karyawan yang sudah ada," ujar Haikal Siregar, Managing Director, Boston Consulting Group Indonesia. “Secara keseluruhan, orang-orang memilih negara untuk kesempatan kerja dan kualitas hidup, dan lebih menyukai pemberi kerja yang menawarkan dukungan dan keuntungan lebih – seperti kualitas hidup dan pendapatan yang lebih baik. Untuk mempersiapkan diri menghadapi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja, perusahaan dapat mempraktikkan perencanaan tenaga kerja yang lebih strategis mengikuti preferensi para pencari kerja global untuk pasar Indonesia.” tutup Haikal.
Pada Februari lalu, SEEK telah berhasil mengintegrasikan tiga platform pasar tenaga kerja di Asia Pasifik – SEEK, Jobstreet, dan Jobsdb – yang kini beroperasi dengan satu platform SEEK yang didukung oleh teknologi AI kelas dunia. Integrasi platform ini menyatukan jutaan pencari kerja dan pemberi kerja di seluruh wilayah Asia Pasifik, dalam rangka mempermudah adanya rekrutmen lintas negara atau cross-border hiring untuk mendapatkan pekerjaan impian di negara mana pun.
###
Tentang Jobstreet by SEEK
Jobstreet adalah platform ketenagakerjaan terkemuka di Asia Tenggara, membantu masyarakat menjalani pekerjaan yang lebih memuaskan dan produktif serta membantu perusahaan agar berhasil. Ini adalah anak perusahaan dari SEEK, grup perusahaan, yang terdiri dari bisnis rekrutmen online, pendidikan, komersial dan nirlaba. SEEK terdaftar di Australian Securities Exchange dan memiliki kehadiran yang kuat di seluruh wilayah Asia Pasifik, termasuk enam pasar Asia – Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand – melalui brand Jobstreet dan Jobsdb. SEEK menarik lebih dari 500 juta kunjungan per tahun di Asia.
Tentang Survei
BCG, The Network (bersama dengan organisasi afiliasinya), dan The Stepstone Group melakukan survei daring secara anonim ini dari bulan Oktober hingga Desember 2023. Secara keseluruhan, 150.735 orang di 188 negara telah berpartisipasi sebagai responden.
Survei ini mengumpulkan sikap para pekerja tentang berbagai topik, termasuk kesediaan mereka untuk pindah ke luar negeri untuk bekerja, negara yang paling mereka inginkan untuk bekerja, alasan mereka memilih negara tersebut, dan harapan mereka terhadap perusahaan di luar negeri yang akan memberikan mereka pekerjaan di masa depan. Data yang dikumpulkan dalam survei ini (termasuk berbagai informasi mengenai latar belakang demografis dan profesional para partisipan) memungkinkan untuk menganalisa sikap para pekerja berdasarkan berbagai parameter.
BCG juga melakukan wawancara lanjutan dengan para peserta studi terpilih di seluruh dunia - banyak di antaranya telah diwawancarai sebelumnya dan telah diikuti selama beberapa tahun.