Cari tahu apa itu GPA atau IPK di artikel ini. Apakah para rekruter kerja peduli dengan angka GPA atau IPK kamu? Temukan jawabannya di bawah ini
Sebagai informasi, ketika melamar pekerjaan, ada berbagai aspek yang kerap menjadi penilaian para rekruter untuk bisa memperoleh kandidat terbaik.
Dalam berbagai pengumuman lowongan, biasanya GPA atau IPK adalah persyaratan penting yang kerap menjadi kualifikasi mendasar dalam melamar kerja.
Namun, apakah IPK dan GPA adalah patokan yang sangat penting di mata rekruter? Biar tahu jawabannya secara lebih gamblang, simak penjelasanya sebagai berikut, yuk!
Sumber : Pixabay
Jadi, GPA itu apa? Kepanjangan GPA adalah Grade Point Average. Sementara itu, kepanjangan IPK adalah Indeks Prestasi Kumulatif.
Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK adalah nilai rata-rata seluruh mata kuliah dari awal perkuliahan hingga akhir selama menempuh kuliah di suatu program studi, baik program Diploma maupun Sarjana.
Pada dasarnya, IPK dan GPA adalah dua istilah yang mempunyai makna sama.
Keduanya merujuk pada nilai atau alat ukur prestasi akademik yang digunakan dalam pendidikan tinggi.
Hanya saja, IPK atau GPA adalah sistem penilaian yang berlaku di Indonesia. Sementara itu, GPA adalah parameter penilaian yang digunakan di perguruan tinggi luar negeri.
Namun, GPA dan IPK sama-sama menggunakan skala 0-4 dengan nilai tertinggi adalah 4,00.
Sumber : Pixabay
Kamu sudah tahu GPA memiliki kesamaan dengan IPK. Meski begitu, terdapat perbedaan pada cara perhitungannya.
Dalam sistem pendidikan tinggi, baik di lingkup nasional maupun internasional, dosen memberikan nilai kepada mahasiswa berupa abjad.
Namun, bobot nilai yang berlaku di Indonesia berbeda dengan bobot nilai yang digunakan di luar negeri.
Dalam menghitung IPK, Perguruan tinggi di Indonesia umumnya menggunakan bobot nilai sebagai berikut:
Sementara itu, penilaian dengan sistem GPA seperti di Amerika Serikat menggunakan bobot nilai sebagai berikut:
Lalu, apa itu GPA kuliah? GPA kuliah adalah nilai rata-rata dari semua mata kuliah yang diambil seorang mahasiswa universitas.
Kemudian, apa itu GPA SMA? GPA SMA adalah nilai rata-rata dari semua mata pelajaran yang diambil seorang siswa SMA.
Sumber : Pexels
Jika kamu sudah paham mengenai arti GPA dan IPK, lalu bagaimana dengan IPS atau Indeks Prestasi Sementara?
Berbeda dengan IPK, IPS merupakan parameter nilai yang memberikan gambaran pencapaian belajar mahasiswa selama 1 semester.
Sumber : Pixabay
Setelah memahami perbedaan IPK, GPA, dan IPS, pertanyaan yang lantas sering muncul adalah apakah IPK sangat penting di mata HRD?
Secara umum, HRD kerap menggunakan IPK atau GPA sebagai filter awal dalam proses perekrutan.
Harapannya, perusahaan bisa memperoleh kandidat yang benar-benar berkualitas yang dibuktikan dengan kepemilikan IPK atau GPA yang tinggi.
Penggunaan IPK atau GPA sebagai parameter penting dalam proses perekrutan secara khusus berlaku untuk fresh graduate.
Adapun yang disebut fresh graduate umumnya adalah mereka yang lulus sekitar 1-3 sebelumnya.
Misalnya, jika melamar kerja di tahun 2024, fresh graduate adalah mereka yang lulus di tahun 2022-2024.
Dalam praktiknya, perusahaan besar kerap menetapkan minimal GPA dan IPK 3.00.
Selain itu, ada pula beberapa perusahaan berskala menengah atau kecil yang memilih untuk mensyaratkan kepemilikan GPA dan IPK minimal 2.75.
Penggunaan GPA dan IPK sebagai filter awal oleh pihak HRD dilakukan karena lebih praktis, apalagi ketika proses perekrutan karyawan berlangsung secara online dan melibatkan banyak kandidat.
Sebagai catatan penting, rekruter tidak pernah menggunakan GPA atau IPK sebagai pertimbangan dalam menerima atau menolak kandidat.
Sumber : Pexels
Seperti yang telah disebutkan, GPA atau IPK hanya digunakan sebagai filter awal atau persyaratan administrasi dalam proses perekrutan karyawan.
Selebihnya, pihak perusahaan tidak akan terlalu memusingkannya. Oleh karena itu, rekruter kerap memilih untuk tidak menanyakannya ketika proses wawancara.
Alasan utama kenapa GPA atau IPK tidak ditanyakan dalam proses wawancara adalah karena keinginan perusahaan dalam mencari kandidat yang memiliki kompetensi tinggi.
Perusahaan bukan ingin menemukan karyawan yang punya nilai akademis bagus, melainkan kemampuan yang dibutuhkan.
Kemampuan tersebut baru bisa diketahui lewat proses wawancara dan assesment.
Baca juga: Tips Tampil Business Casual Untuk Pria
Sumber : Pexels
GPA atau IPK memang bukan menjadi parameter penting untuk bisa diterima kerja. Namun, nilai GPA atau IPK menjadi bagian dari persyaratan administrasi penting.
Oleh karena itu, kamu perlu berusaha untuk memperoleh GPA atau IPK tinggi selama kuliah.
Sebenarnya untuk lulus dari program Diploma ataupun Sarjana, nilai minimal IPK 2.00 saja sudah cukup. Namun, berbeda halnya jika ingin menembus ketatnya persaingan masuk dunia kerja.
Lalu, seberapa besar GPA atau IPK yang ideal untuk bisa memperoleh pekerjaan dengan mudah?
Umumnya, perusahaan besar menetapkan GPA atau IPK minimal 3.00 sebagai persyaratan awal melamar kerja.
Oleh karena itu, idealnya kamu harus memiliki GPA atau IPK lebih dari 3.00 untuk bisa memperoleh banyak kemudahan ketika melamar kerja.
Makin tinggi GPA atau IPK yang kamu peroleh, makin besar pula peluang untuk memperoleh pekerjaan.
Apalagi, GPA atau IPK tersebut dapat kamu tunjukkan kepada rekruter sebagai wujud kerja keras dan dedikasi selama perkuliahan.
Sumber : Pexels
Penulisan GPA atau IPK dalam surat lamaran kerja sejatinya bukanlah menjadi sebuah kewajiban.
Hanya saja, keberadaannya menjadi sangat penting ketika kamu melamar kerja dengan status sebagai fresh graduate yang belum memiliki pengalaman kerja.
Baca juga: Rekrutmen Bersama BUMN 2024: Ini Jadwal dan Syaratnya
Penulisan IPK atau GPA adalah upaya untuk menunjukkan kualifikasi yang kamu miliki di mata rekruter.
GPA atau IPK yang tinggi bisa menjadi salah satu indikator kalau kamu telah bekerja keras selama perkuliahan.
Namun, situasinya bakal berbeda ketika kamu mempunyai pengalaman kerja sekitar 2 atau 3 tahun pada posisi tertentu.
Kamu tidak perlu menuliskan IPK di surat lamaran kerja. Sebagai gantinya, kamu dapat mengutamakan penulisan pada kemampuan yang dimiliki serta pengalaman kerja.
Sumber : Pexels
Sebagai persyaratan awal dalam proses perekrutan, rekruter kerap menggunakan parameter berupa GPA atau IPK.
Alasannya, karena GPA atau IPK merupakan hasil pencapaian dari keseluruhan masa studi, bukan satu semester seperti halnya IPS.
Sumber : Pixabay
GPA atau IPK tinggi memang membantu kamu untuk bisa memperoleh peluang kerja lebih besar.
Lalu, bagaimana dengan lulusan baru yang mempunyai GPA atau IPK rendah? Apakah bekal GPA atau IPK rendah tersebut bisa membantu untuk memperoleh pekerjaan?
Sebagai gantinya, kamu perlu membekali diri dengan modal lain untuk bisa meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan.
Modal selain IPK bisa kamu dapatkan berupa pengalaman berorganisasi, pengalaman magang, maupun sertifikat keahlian dalam bidang tertentu.
Selain itu, kamu juga harus cermat dalam memilih lowongan kerja yang dilamar. Usahakan untuk mencari lowongan kerja yang sesuai dengan kualifikasi dan kemampuan.
Sebagai tambahan, jangan lupa untuk meningkatkan personal branding biar dilirik oleh para rekruter.
Sumber : Pexels
Menyampaikan informasi palsu dalam bentuk apa pun menjadi hal yang harus kamu hindari ketika melamar kerja.
Apalagi kalau kamu memilih untuk berbohong dalam menyampaikan atau menuliskan GPA atau IPK karena ingin cepat dapat kerja.
Bohong dalam menyampaikan GPA atau IPK bisa menimbulkan citra negatif di mata HRD.
Terlebih lagi, HRD dapat dengan mudah mengetahui informasi terkait GPA atau IPK dari setiap kandidat.
Oleh karena itu, pastikan untuk menyampaikan informasi pribadi secara jujur kepada rekruter.
Sumber : Pexels
Kamu sudah mengetahui apa itu GPA dalam lamaran kerja serta arti pentingnya.
Selanjutnya, kamu bisa menuliskan informasi terkait GPA atau IPK tersebut dengan berbagai metode, termasuk di antaranya adalah:
Jika kamu mempunyai pencapaian IPK tinggi, kamu bisa mempertimbangkan untuk menuliskannya dalam surat lamaran kerja.
Apalagi, kalau IPK yang kamu miliki mempunyai nilai lebih besar dibandingkan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak perusahaan.
Penulisan GPA atau IPK pada Curriculum Vitae (CV) sangat penting. Apalagi, IPK termasuk salah satu pencapaian yang kamu peroleh selama perkuliahan.
Selanjutnya, jangan lupa pula untuk menambahkan pencapaian lain yang didapatkan, termasuk pengalaman magang, pelatihan, seminar, maupun pengalaman organisasi.
Selanjutnya, ada cara memasukkan GPA atau IPK pada resume. Resume bisa kamu buat secara singkat, hanya satu lembar kertas.
Di situ, kamu bisa menuliskan keahlian yang dimiliki serta pencapaian selama perkuliahan, termasuk di antaranya adalah GPA atau IPK.
Selanjutnya, ada pertimbangan untuk menuliskan GPA atau IPK pada media sosial, terutama media sosial yang memang kamu gunakan untuk urusan pekerjaan.
Kamu dapat menuliskannya pada area tentang saya dan sekaligus menambahkan pencapaian lain yang pernah didapatkan.
Baca juga: 15 Contoh CV Bahasa Inggris dan Cara Membuatnya
Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu GPA atau IPK yang penting untuk kamu ketahui.
Jadi, GPA artinya apa? Kepanjangan GPA adalah Grade Point Average. Sementara itu, kepanjangan IPK adalah Indeks Prestasi Kumulatif.
Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK adalah nilai rata-rata seluruh mata kuliah dari awal perkuliahan hingga akhir selama menempuh kuliah di suatu program studi, baik program Diploma maupun Sarjana.
Pada dasarnya, IPK dan GPA adalah dua istilah yang mempunyai makna sama.
Keduanya merujuk pada nilai atau alat ukur prestasi akademik yang digunakan dalam pendidikan tinggi.
Hanya saja, IPK atau GPA adalah sistem penilaian yang berlaku di Indonesia. Sementara itu, GPA adalah parameter penilaian yang digunakan di perguruan tinggi luar negeri.
Dari penjelasan ini, kamu bisa memperoleh gambaran apa itu GPA dalam lamaran kerja dan bagaimana cara menuliskannya dengan baik sehingga bisa dilirik oleh rekruter.
Perlu kamu ketahui, GPA atau IPK termasuk salah satu bentuk pencapaian yang bisa menjadi modal untuk mencari pekerjaan.
Kalau memiliki GPA atau IPK tinggi, kamu berpeluang lebih besar dalam memperoleh pekerjaan. Meski begitu, GPA atau IPK bukanlah satu-satunya syarat utama dalam mencari kerja.
Oleh karena itu, jangan lupa untuk membekali diri dengan keahlian tambahan selain GPA atau IPK. Dengan begitu, kamu bisa memiliki modal keahlian yang mencukupi ketika terjun ke dunia kerja.
Nah, untuk membantu kamu dalam mencari pekerjaan yang tepat, ada solusi tepat dan praktis dari Jobstreet yang bisa dimanfaatkan.
Cek juga halaman Saran Karier dari Jobstreet untuk memperluas wawasanmu terkait pengembangan karier, market insights, dan informasi lainnya.
Dengan aplikasi Jobstreet, kamu bisa menemukan ribuan lowongan kerja terbaru dari berbagai lokasi dengan lengkap. Kamu pun bisa melamar kerja secara cepat melalui aplikasi.
Yuk, segera download aplikasi Jobstreet di Google Play dan App Store untuk kemudahan memperoleh pekerjaan impian!
Berikut pertanyaan seputar apa itu GPA dan IPK yang paling banyak dicari beserta jawabannya.
GPA atau IPK 3.00 termasuk kategori GPA atau IPK yang cukup bagus. Hanya saja, kalau ingin memperoleh kesempatan kerja lebih banyak, pertimbangkan untuk mengejar GPA atau IPK lebih tinggi, di atas 3.30.
Cara melakukan perhitungan IPK atau GPA adalah sangat mudah. Kamu tinggal menambahkan GPA atau IPS setiap semester, dari semester awal sampai semester akhir.
Selanjutnya, hasil penjumlahan GPA atau IPK yang didapatkan bisa dibagi dengan jumlah semester. Maka, kamu pun sudah bisa memperoleh GPA atau IPK.
GPA atau IPK tertinggi yang bisa kamu peroleh selama kuliah adalah 4.00. Nilai tersebut bisa kamu dapatkan kalau berhasil memperoleh nilai A untuk setiap mata kuliah.
Ya. GPA atau IPK merupakan nilai kumulatif yang kamu dapatkan selama perkuliahan.
GPA atau IPK tinggi bisa menjadi modal penting untuk mencari kerja.
Apalagi, ada banyak perusahaan yang mencantumkan persyaratan awal atau syarat administratif berupa GPA atau IPK tinggi dalam setiap lowongan kerja.