Seorang anak berumur 6 tahun boleh saja memiliki sebuah ambisi bodoh, setidaknya itulah komentar dari seorang ayah kepada anaknya yang mengatakan akan memiliki sebuah maskapai penerbangan ketika Ia beranjak dewasa. “Saya cukup bangga jika kamu bekerja sebagai penjaga pintu di Hotel Hilton”, ucap ayahnya yang bekerja sebagai seorang ahli pengobatan. Kini, anak tersebut telah menjadi pemilik Air Asia. Tony Fernandes adalah bintang rock ASEAN yang terbang di angkasa.
Tony lahir di Malaysia akan tetapi pindah ke UK untuk mengikuti sekolah asrama pada tahun 1977 dan tinggal di Negara tersebut selama 13 tahun. Seorang penggemar olahraga sepakbola dan squash tersebut ingin menjadi seorang pemain kriket profesional akan tetapi tidak berhasil. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar di Inggris dan berhasil mengembangkan karier di bisnis musik demi mewujudkan impiannya untuk memiliki sebuah maskapai penerbangan.
Ia menggadaikan rumahnya dan bersama beberapa orang teman dan investor, membeli Air Asia. Saat itu Air Asia beroperasi di Malaysia dengan harga satu ringgit dan dibeli dengan hutang sebesar empat puluh juta ringgit dengan hanya memiliki dua buah pesawat Boeing 737 – 300. Ketika Tony mengatakan kepada istrinya bahwa Ia akan memulai usaha maskapai penerbangan, istrinya tertawa dan bertanya mengapa Ia tidak memulai usaha yang lebih sederhana. Tony menjawab “Hidup itu singkat. Jika saya harus gagal, maka biarkanlah.”
Tony Fernandes membayangkan penerbangan murah ke seluruh Asia sejak ia masih muda, berada di asrama di selatan Inggris jauh dari kampung halamannya membuat dirinya jarang kembali ke Malaysia. Cobaan terberatnya adalah ketika ibunya meninggal dunia dan Ia tidak mampu untuk membeli tiket pesawat. Kekecewaannya pada saat itu semakin membuat ambisinya meluap-luap untuk membuat harga tiket pesawat terjangkau dan ide mengenai Air Asia pun lahir.
“Saya selalu memimpikan mengenai sebuah penerbangan murah,” ingatnya. “Saya menolak melakukan launching di Cina dan Australia pada penerbangan pertama saya menggunakan Air Asia X dan semua orang merasa aneh dengan hal tersebut. Saya menginginkan penerbangan pertama saya dari London menuju Kuala Lumpur.”Hal tersebut sangat emosional bagi diri saya 35 tahun setelahnya.
Tony mengadopsi sebuah manajemen bergaya ‘jalan-jalan’. “Anda akan melakukan kesalahan besar jika hanya duduk di depan meja dan melihat laporan keuangan.” Selama dua hari setiap bulannya Ia bekerja di dalam kabin atau di area penumpang. Ia mengatakan bahwa banyak hal yang dipelajarinya dari bekerja langsung di dalam pesawat.
“Ketika kami mengganti pesawat dari 737 menjadi Airbus, ternyata pesawat Airbus lebih tinggi dibandingkan dengan pesawat sebelumnya dan karyawannya menyarankan agar membeli belt loaders yang memiliki harga sekitar satu juta dollar US. Biasanya para petugas memasukkan koper-koper secara manual ke kargo pada saat menggunakan 737 sehingga Ia menolak ide tersebut.
Pada kesempatan selanjutnya stafnya mengatakan bahwa Ia hampir mengalami patah pinggang akibat memasukkan koper ke dalam pesawat. Tony pun berkata “Kau benar, kita membutuhkan belt loaders,” Ia membuat keputusan secara cepat dan mengatakan bahwa Ia memutuskan tanpa pengalaman, “Saya bisa saja membuat keputusan yang salah dan dapat menyebabkan banyak orang terluka dan merusak moral organisasi pada saat itu.”
Tony Fernandes mengatakan “karyawan selalu menjadi prioritas utama dan konsumen adalah prioritas nomor dua. Jika Anda memiliki lingkungan kerja yang baik maka mereka akan menjaga konsumen Anda dengan baik.” Ia juga mengatakan “Anda bisa saja memiliki seluruh uang di dunia ini dan Anda bisa saja memiliki ide brilian, akan tetapi jika Anda tidak memiliki orang-orang yang mendukung Anda maka lupakan saja.”
Hanya dengan menjabat tangan penumpang, merangkul mereka dan tersenyum dengan menggunakan topi merah khas Air Asia saat berfoto bersama lusinan penumpang lain pun segera berbaris memintanya untuk berfoto bersama orang yang telah membuat penerbangan mereka terjangkau dan memungkinkan. Tony fernandes yang berusia 45 tahun telah membuat semua orang bahagia.