MLM adalah jenis bisnis populer dengan karakteristik unik. Apa keuntungan dan tantangan ketika kamu terjun ke bisnis MLM? Simak informasinya di artikel ini.
Bisnis MLM kerap mengundang banyak komentar dan diskusi, tetapi popularitasnya di seluruh dunia relatif belum meredup.
Jumlah orang yang bergabung dengan berbagai bentuk MLM ternyata cukup signifikan. Menurut Laporan MarketData Gitnux tahun 2024, nilai pasar MLM global saat ini mencapai 190 miliar Dolar AS.
Besarnya jumlah angka yang tercantum dalam statistik tersebut membuat prospek MLM terlihat cerah.
Akan tetapi, jika kamu berminat dengan jenis usaha ini, pastikan mengenal dulu seluk-beluk MLM.
Sumber : Pexels
MLM adalah singkatan dari Multi Level Marketing, atau bisnis berjenjang karena konsepnya melibatkan “rantai” keuntungan antar penjual.
Pebisnis MLM (upline) akan merekrut penjual (downline) sebagai member untuk menjual produk dari pasokan mereka.
Pebisnis MLM (upline) kemudian akan mendapat sekian persen keuntungan dari para downline tersebut.
Para pebisnis MLM yang ingin mendapatkan keuntungan lebih atau bonus harus merekrut downline sebanyak-banyaknya.
Semakin banyak anggota penjualnya, semakin besar keuntungan yang masuk. Para downline kemudian bisa saja merekrut penjual lain di bawah mereka sehingga membentuk rantai penjualan.
Dalam MLM, banyak penjual juga menerapkan direct selling, atau menjual stok produk mereka langsung ke pembeli.
Sistem ini membuat MLM kerap ditawarkan seseorang ke orang terdekat mereka dulu, misalnya teman atau anggota keluarga.
Sumber : Pexels
Bagaimana cara mengenali sistem MLM? Beberapa hal yang menjadi ciri khas bisnis MLM adalah sebagai berikut.
Bisnis MLM harus memiliki produk atau layanan yang jelas, berwujud (tangible), dan memiliki nilai yang bisa ditawarkan ke pembeli.
Sebagai contoh adalah produk kosmetik, perawatan kulit, makanan, tas dan pakaian, hingga produk kesehatan.
Bisnis MLM adalah jenis usaha yang sah, jadi perusahaannya pun harus terdaftar secara resmi.
Di Indonesia, perusahaan MLM harus terdaftar secara resmi sebagai PT dengan akta pendirian, nama resmi perusahaan dan daftar pendiri, serta semua dokumen penting seperti Surat Keterangan Domisili Perusahaan.
Perusahaan MLM juga harus mengikuti syarat lainnya agar bisa berbisnis di negara tempat beroperasinya. Misalnya, MLM di Indonesia harus memiliki semua persyaratan untuk bisa mendapat label halal.
Harga produk MLM harus tetap sesuai dengan kisaran harga pasar. Produk yang relatif mahal pun harus mengikuti standar harga di pasaran.
Jika produk tersebut mahal karena mengandung bahan atau fitur istimewa, perusahaan MLM wajib memperjelasnya dalam deskripsi produk.
Perusahaan MLM yang sah dan menerapkan etika bisnis akan menawarkan keuntungan proporsional.
Setiap penjual akan mendapat keuntungan berdasarkan jumlah dan jenis produk yang berhasil mereka jual.
Jadi, keuntungan yang mereka dapat tidak tergantung dari siapa yang bergabung duluan, misalnya.
Baca Juga: Cara Negosiasi Gaji yang Tepat
Dalam relasi sehat antara upline dan downline MLM, upline wajib menjadi pembimbing bagi para downline.
Dengan kata lain, upline punya peran yang mirip dengan pemimpin tim atau manajer departemen dalam dunia kerja kantoran.
Selain membimbing downline, upline memastikan bahwa para penjual di bawahnya bisa melakukan strategi penjualan sendiri.
Selain itu, para downline harus melakukan strategi yang etis jika ingin meningkatkan penjualan.
Sumber : Pexels
Sebagai salah satu jenis bisnis populer di dunia, multi level marketing telah hadir dalam banyak bentuk dan nama. Akan tetapi, semua produk tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu:
MLM produk mungkin termasuk salah satu yang paling banyak hadir di kehidupan sehari-hari kita.
Kamu mungkin melihat produknya di mana-mana, mulai dari toko mainstream hingga barang yang ditawarkan tetangga atau temanmu.
Banyak produk MLM yang mungkin sudah menjadi bagian dari kehidupan kita.
Jenis produk keluaran perusahaan MLM saat ini nyaris tidak terbatas, mulai dari makanan hingga produk rumah tangga. Contoh MLM ini misalnya adalah perusahaan penjual kosmetik, wadah makanan, hingga suplemen kesehatan.
MLM jasa mirip dengan produk, tetapi mereka menjual layanan atau pengalaman yang membutuhkan jasa tertentu untuk melakukannya.
Cara kerja MLM ini adalah penawaran paket bisnis untuk downline yang kemudian bisa membuka kios atau toko layanan jasa tersebut.
Contoh MLM jasa yang populer adalah layanan travel, misalnya untuk pembelian tiket pesawat, pengaturan perjalanan, hingga paket wisata tertentu seperti pesiar.
Downline yang membuka kios travel mungkin terlihat seperti pebisnis mandiri. Akan tetapi, mereka sebenarnya mengoperasikan usaha sebagai bagian dari paket bisnis di bawah payung perusahaan MLM.
MLM yang menjual keanggotaan (membership) mungkin adalah jenis yang paling diwaspadai.
Pasalnya, MLM jenis ini hanya menjanjikan downline keuntungan jika bergabung dengan jaringan MLM, tetapi tanpa menawarkan produk atau layanan apa-apa.
Sistem multi level marketing jenis ini menjanjikan keuntungan ketika satu downline berhasil merekrut banyak orang lainnya, tetapi dengan berpusat pada satu upline.
Imbalan yang dijanjikan biasanya berupa keuntungan ketika para downline menciptakan “rantai” rekrutmen MLM. Akan tetapi, tanpa produk atau jasa yang memiliki nilai tertentu, sistem ini justru lebih mirip dengan skema piramida.
Sumber : Pexels
Kita tahu MLM merupakan bentuk bisnis yang populer. Akan tetapi, pertanyaan pentingnya adalah: apakah MLM di Indonesia legal?
Jawabannya: ya, selama perusahaan MLM tersebut mengikuti peraturan yang berlaku. Kehadiran usaha MLM di Indonesia diakui dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32 Tahun 2008.
Dalam aturan ini, MLM lokal dan internasional boleh beroperasi di Indonesia selama tidak menjual atau melakukan hal ilegal serta bersedia patuh pada aturan.
Peraturan Menteri Perdagangan tersebut juga mengatur beberapa hal yang bertujuan melindungi konsumen di Indonesia, apalagi jika terkait MLM luar negeri. Beberapa kewajiban yang harus dilakukan MLM adalah:
MLM yang sah dan beroperasi secara legal wajib memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan Langsung (SIUPL). Hal ini berkaitan dengan sistem MLM yang melibatkan penjualan langsung (direct selling) ke konsumen.
Jadi, jika perusahaan MLM tidak memiliki SIUPL, kamu bisa mencurigainya sebagai skema penipuan.
Poin kedua ini berlaku untuk perusahaan MLM asing. Jika ingin beroperasi di Indonesia, perusahaan MLM luar negeri wajib bekerja sama dengan entitas lokal seperti perusahaan dan distributor Indonesia.
Selain itu, perusahaan MLM asing harus menempatkan masing-masing minimal satu orang Indonesia di dalam jajaran direksi dan komisaris.
Kementerian Perdagangan menganjurkan perusahaan MLM agar menjadi bagian dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI).
Asosiasi ini bisa membantu masyarakat dalam hal pengawasan perusahaan MLM serta reputasi dan legalitas mereka.
Semua perusahaan MLM harus memiliki sistem distribusi jelas, yaitu mulai dari sumber produk hingga tahap hingga mereka sampai ke tangan pembeli. Perusahaan MLM juga harus mampu menjelaskan sistem distribusi tersebut.
Multi level marketing adalah bisnis yang banyak melibatkan bonus dalam pemberian imbalan terhadap penjual atau distributornya. Peraturan Menteri Perdagangan mengatur batas pemberian bonus sebesar 40%.
Jadi, jika ada perusahaan yang memberi bonus melebihi angka tersebut, artinya ada pelanggaran terhadap skema bonus yang telah ditetapkan pemerintah.
Sumber : Pexels
Setelah mengetahui status legalitas perusahaan MLM, kamu bisa merasa tenang untuk ikut bergabung.
Bisnis MLM sendiri populer di seluruh dunia karena menawarkan segudang keuntungan, contohnya adalah:
Ingin merintis atau belajar menjadi pengusaha tetapi tidak punya modal besar? Kamu bisa memulainya dari bisnis MLM.
Temukan perusahaan MLM yang produknya sesuai dengan minatmu, lalu beli paket bisnis yang paling cocok dengan modalmu.
Paket bisnis MLM tidak hanya menawarkan kesempatan memulai usaha, tetapi juga bisa menjadi langkah awal belajar berbisnis. Selain produk, kamu akan mendapat panduan usaha serta bimbingan dari perusahaan.
Sistem MLM adalah solusi tepat memulai bisnis jika kamu punya anggaran terbatas.
Dengan membeli paket bisnis, kamu sudah mendapat komoditas, panduan berbisnis, materi pemasaran, dan pelatihan.
Semua hal ini harus kamu siapkan sendiri jika memulai usaha secara mandiri.
Berbisnis MLM berarti memiliki kebebasan dalam hal mengatur waktu kerja. Kamu bisa mengelola waktu berbisnis berdasarkan keseharianmu.
Inilah sebabnya bisnis MLM bisa dilakukan siapa saja, termasuk anak kuliahan.
Salah satu tantangan dalam bisnis MLM adalah memastikan orang tertarik membeli produk MLM atau layanan jasa darimu.
Bisnis MLM ini tepat untuk melatih keahlian komunikasi bisnis dan personal demi menarik minat orang untuk membeli.
Selain komunikasi verbal, aspek yang dilatih adalah komunikasi lewat konten seperti artikel blog dan video, postingan media sosial, serta video.
Kamu juga bisa melatih komunikasi lewat pemanfaatan materi promosi secara efektif.
Karena kepanjangan MLM adalah multi level marketing, statusmu saat bergabung adalah seseorang dengan upline yang memimpin tim kamu.
Upline yang baik tidak hanya menjadi pemimpin tim, tetapi juga pembimbing yang memandumu dalam seluk-beluk bisnis.
Sumber : Pexels
Sama seperti jenis pekerjaan lainnya, bekerja dalam bisnis MLM pun memiliki kekurangan. Inilah beberapa tantangan yang mungkin akan kamu hadapi saat memasuki dunia MLM.
Salah satu risiko umum bisnis MLM adalah adanya risiko menemukan bisnis yang curang, contohnya skema piramida.
Menurut Federal Trade Commissions, skema piramida berbeda dari bisnis MLM yang jujur karena fokus utamanya adalah rekrutmen anggota, bukan berdagang dan mendapat komisi.
Ketika mencari bisnis MLM untuk memulai, kamu mungkin menemui beberapa perusahaan yang mengundangmu dengan janji keuntungan singkat dan mudah.
Waspadalah terhadap janji tersebut, terutama jika mereka lebih banyak mendorongmu untuk merekrut anggota baru, bukan berdagang.
Bisnis MLM cukup menantang dalam hal pertumbuhan bisnis atau meraih keuntungan.
Menurut laporan statistik MLM Gitnux, sekitar 90% dari anggota bisnis MLM tidak mendapat keuntungan signifikan.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Selain karena opini publik, ada juga tantangan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap merek dan kualitas produk yang kamu tawarkan.
Banyaknya skema penipuan yang meniru model bisnis MLM membuat masyarakat cenderung sulit percaya pada usaha tersebut.
Opini publik yang negatif bisa semakin menyulitkanmu dalam menjual produk atau mengajak calon anggota baru untuk bergabung.
Contoh bisnis MLM yang kurang sukses adalah yang tidak memberikan dukungan dan pelatihan cukup walau sudah resmi terdaftar.
Bisnis MLM seperti ini kerap membiarkan anggota barunya “terjun” sendiri tanpa mendapat pelatihan.
Mereka juga tidak mendukung anggota barunya, misalnya saat menghadapi kesulitan dan tantangan saat berbisnis.
Sumber : Pexels
Akhirnya, jika kamu tetap ingin mencoba bekerja dalam bidang MLM, pastikan mengetahui seluk-beluknya sebelum bergabung. Inilah beberapa hal yang wajib kamu pertimbangkan.
Pekerjaan MLM berarti kamu harus berkutat dalam bidang penjualan.
Jika ingin sukses, pastikan kamu menguasai seluk-beluk teknik penjualan, mulai dari metode promosi hingga gaya komunikasi. Jadi, kamu benar-benar harus punya minat tinggi dalam bidang sales.
Perlakukan bisnis MLM seperti kerja dagang konvensional lainnya, misalnya dengan membuat rencana penjualan.
Buat catatan berisi target penjualan selama periode tertentu, misalnya setiap satu, tiga, dan enam bulan.
Jangan lupa buat jadwal postingan blog atau media sosial agar kegiatan promosi terlihat konsisten, misalnya setiap dua hari sekali.
Tujuan perolehan pendapatan bisa menjadi motivasimu untuk menentukan tingkat usaha.
Sebagai contoh, jika kamu ikut bisnis MLM untuk belajar berbisnis sebagai mahasiswa, kamu bisa fokus pada proses belajar teknik penjualan.
Sebaliknya, jika kamu berniat mendapat penghasilan rutin, kamu harus menguasai teknik penjualan dan bisnis secara lebih serius.
Bisnis MLM memiliki banyak tantangan, mulai dari persaingan, pertumbuhan profit yang lambat, hingga opini publik.
Hal ini harus menjadi pertimbanganmu sebelum bergabung dengan usaha MLM. Apakah kamu punya strategi dan keteguhan hati untuk mengelola semua risiko tersebut?
Sumber : Pexels
Bisnis MLM merupakan bagian dari pekerjaan sales & marketing yang cukup populer, tetapi tidak tanpa tantangan spesifiknya.
MLM adalah singkatan dari Multi Level Marketing, atau bisnis berjenjang karena konsepnya melibatkan “rantai” keuntungan antar penjual.
Pebisnis MLM (upline) akan merekrut penjual (downline) sebagai member untuk menjual produk dari pasokan mereka.
Pebisnis MLM (upline) kemudian akan mendapat sekian persen keuntungan dari para downline tersebut.
Para pebisnis MLM yang ingin mendapatkan keuntungan lebih atau bonus harus merekrut downline sebanyak-banyaknya.
Semakin banyak anggota penjualnya, semakin besar keuntungan yang masuk. Para downline kemudian bisa saja merekrut penjual lain di bawah mereka sehingga membentuk rantai penjualan.
Mengetahui apa itu MLM saja tidak cukup tanpa bekal untuk terjun ke dalamnya. Jadi, pastikan kamu mempersiapkan diri dengan panduan di atas sebelum mencoba memasuki dunia bisnis ini.
Ingin menemukan lowongan sales & marketing lainnya? Pastikan kamu memoles profilmu di Jobstreet agar mudah menemukan pekerjaan bidang tersebut.
Jangan lupa dapatkan informasi seputar aneka profesi dan pengembangan karier di Saran Karier Jobstreet. Informasi tersebut akan membantumu memupuk kualitas positif untuk melamar kerja.
Play StorePlay Store atau App Store agar kamu bisa melakukan semua itu dengan mudah.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait dengan topik bisnis MLM.
MLM singkatan dari multi level marketing, adalah jenis bisnis yang memasarkan barang secara langsung ke calon pembeli dan melibatkan rekrutmen penjual atau distributor (downline). Penjual kemudian mendapatkan komisi dari setiap penjualan.
Sistem multi level marketing melibatkan penjualan langsung dari anggota ke pembeli (direct selling), di mana si anggota mendapat komisi dalam jumlah tertentu.
Orang yang merekrut kemudian mendapatkan sedikit potongan dari hasil penjualan si anggota tersebut.
Contoh bisnis MLM yang cukup sukses adalah Oriflame, Avon, Tupperware, dan MS Glow. Semua merek ini kerap melibatkan penjualan produk secara langsung lewat para “agen” atau reseller.
Banyak orang tergiur masuk MLM karena beberapa kemudahan yang ditawarkan yaitu:
Kerugian MLM yang umum adalah pertumbuhan profit yang cenderung lambat, opini negatif masyarakat, serta adanya risiko terjebak skema piramida yang meniru MLM.
Secara hukum Islam, MLM termasuk diperbolehkan asalkan sistemnya tidak mengandung unsur riba. Contohnya adalah bisnis MLM yang hanya memberi profit proporsional jika anggotanya berhasil menjual produk.
Akan tetapi, skema piramida yang meniru MLM hukumnya haram karena termasuk penipuan.