Dalam hasil studi yang dilakukan olehRight ManagementberjudulThe Flux Report: building a resilient workforce in the face of flux, ditemukan bahwa 60% praktisi HR menyatakan bahwa kesehatan dan ketahanan karyawan dalam bekerja merupakan kunci agar perusahaan dapat mencapai target mereka secara maksimal. Ditemukan bahwa sebanyak 4 dari 10 partisipan mengungkapkan bahwa aktivitas yang menunjang kesehatan karyawan lebih dibutuhkan daripada investasi bisnis.
Lebih Proaktif daripada Reaktif
Permasalahannya, kesehatan dan ketahanan karyawan dalam bekerja merupakan dua hal yang kerap kali salah dipahami. Kesehatan tidak hanya dipandang sebagai suatu hal yang reaktif. Manajer tidak harus menunggu karyawanstressterlebih dahulu lalu mulai memperhatikan kesejahteraan mereka. Alangkah lebih baiknya jika Anda mencegahnya terlebih dahulu.
Intervensi lebih awal mungkin akan lebih baik. Bisnis yang menghabiskan waktu lebih banyak untuk memperhatikan kesehatan dan ketahanan karyawan dalam bekerja akan lebih meningkatkan performa, keterlibatan dan produktivitas lebih tinggi. Jika kita mengumpulkan data dan melakukan pengukuran sepanjang tahun maka akan terlihat bahwa program-program yang menunjang kesehatan akan lebih terlihat dampaknya.
Program-program yang mampu menunjang kesehatan dapat berdampak sebesar 80% pada performa organisasi. Selain itu, bisnis yang membuat komitmen terhadap kesehatan karyawan akan dapat meningkatkan kontrak psikologis karyawan, meningkatkan kesejahteraan karyawan, ketahanan karyawan dan memberikan dampak positif pada karyawan.
Mengatur Stress Karyawan
Seorang HR harus mampu untuk mendorong atasan dan karyawan untuk meningkatkan komunikasi mereka. Karena dengan meningkatkan komunikasi maka karyawan akan merasa dilibatkan sehingga mereka menjadi selaras dengan tujuan perusahaan.
Organisasi harus mampu menunjukkan kepada karyawan bahwa bisnis tidak hanya mampu bertahan dari fluktuasi, namun juga harus mampu berkembang dimana perkembangan ini ditentukan dari para karyawan. Pemimpin harus mengetahui apa tujuan organisasi sehingga setiap orang dalam perusahaan dapat berkontribusi untuk memajukan perusahaan.
Memahami Apa Itu Resiliensi
Hal lain yang perlu dipahami mengenai ketahanan yaitu persepsi mengenai umur menentukan kemampuan kerja seseorang untuk bertahan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan hasil yang dilaporkan, diketahui bahwa mereka yang berusia 30 tahun akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dalam pekerjaan dibandingkan mereka yang berusia 50 dan 60 tahunan. Hal ini menunjukkan bahwa ketahanan dalam bekerja berkaitan dengan kesehatan personal padahal tidak hanya itu.
Setiap orang memiliki potensi untuk memiliki ketahanan, efektif, produktif dan bahagia dalam pekerjaannya. Mereka hanya membutuhkan dukungan yang tepat dan perusahaan harus mampu mengetahui hal ini. Perusahaan tidak bisa mengabaikan karyawan mereka yang sudah berusia lanjut hanya karena mereka kurang dapat bertahan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.