Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak karyawan yang melakukan pengunduran diri dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya dalam waktu yang relatif singkat (job-hopping). Perilaku ini kerap dikaitkan dengan generasi milenial karena umur produktif yang paling banyak di dunia kerja saat ini berasal dari generasi milenial. Ini dinilai sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, yaitu generasi baby boomer, yang bisa bertahan bertahun-tahun dalam satu perusahaan. Karena adanya perbedaan itu, sebagian orang menilai bahwa job-hopping banyak kekurangannya. Namun, apakah benar jika job-hopping berdampak buruk untuk karir kita? Kalau kamu sedang mempertimbangkan untuk melakukan job-hopping, simak dulu pembahasan mendalam tentang job-hopping di artikel ini!
Istilah job-hopping sendiri mungkin sudah sering kita dengar di dunia kerja. Intinya, Job-hopping adalah perilaku untuk berpindah-pindah tempat kerja dalam kurun waktu yang cukup singkat karena alasan tertentu. Job-hopper adalah sebutan untuk karyawan yang sering melakukan perpindahan kerja dalam waktu singkat. Dalam bahasa Indonesia, job-hopper sering disebut “kutu loncat”. Layaknya kutu loncat yang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, pengunduran diri umumnya dilakukan dalam kurun waktu di bawah satu tahun saat bekerja di satu perusahaan. Salah satu pertimbangannya adalah untuk mencari peluang lainnya di tempat kerja yang baru.
Kebiasaan berpindah-pindah kerja ini sering dianggap sebagai hal yang negatif. Karena kebiasaan tersebut, orang yang suka melakukan job-hopping dinilai sebagai karyawan yang tidak loyal terhadap perusahaan dan terkesan mudah menyerah pada situasi. Padahal banyak pekerja memiliki alasan tersendiri untuk melakukan job-hopping dalam berkarir.
Job-hopping tentu memiliki beberapa kekurangan, namun, berdasarkan beberapa penelitian, perilaku job-hopping merupakan salah satu cara karyawan untuk mencari tempat kerja yang ideal menurut mereka, yang tidak didapatkan di perusahaan tempat bekerja sebelumnya. Selain alasan utamanya, yaitu untuk mencari penghasilan dan jabatan yang lebih tinggi, berikut adalah beberapa alasan lain pindah kerja dan melakukan job-hopping.
Menurut Sensus Penduduk Tahun 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar 25,87% generasi milenial yang bekerja dan berada di umur produktif. Sementara, terdapat 27,94% Generasi Z yang bekerja walau tidak semuanya berada di usia produktif (misal: mahasiswa yang magang). Datangnya generasi milenial dan generasi Z di dunia kerja cukup membawa perubahan. Hal ini karena generasi milenial dan generasi Z sudah terbiasa beraktivitas secara digital dibandingkan konvensional. Sementara, belum semua perusahaan mengaplikasikan cara kerja berbasis digital walaupun hal tersebut memungkinkan. Karena lapangan pekerjaan berbasis digital terbatas, muncul ketidakcocokan ketika bekerja di perusahaan yang cenderung konvensional. Akhirnya, banyak karyawan dari generasi millenial dan generasi Z yang memutuskan berpindah kerja ke tempat yang lebih mengakomodir kebutuhan karir mereka.
Sebelumnya, karyawan memerlukan bertahun-tahun bekerja di suatu perusahaan agar dapat pengalaman karir yang bagus. Biasanya, jika kamu bekerja di perusahaan yang berbasis digital atau start-up, selama 1 tahun kamu sudah dapat melihat gambaran jenjang karir di perusahaan tersebut. Pihak perusahaan pun biasanya memberikan masa percobaan (probation) kepada karyawannya dalam kurun waktu 3-6 bulan. Dari masa probation tersebut, kinerja kita akan dinilai lalu akan diputuskan untuk lanjut di perusahaan tersebut atau tidak. Ini bisa jadi cara mempertimbangkan karirmu di perusahaan tersebut.
Berdasarkan laporan What Employees Expect in 2021 oleh Institute for Business Value (IBM) dengan 14.000 responden di Amerika Serikat, salah satu alasan pindah kerja terbesar (51%) bagi generasi millenial dan generasi Z adalah untuk mendapatkan karir dan kehidupan pribadi yang seimbang (work-life balance). Pergerakan dunia kerja yang serba cepat sering kali mengakibatkan tekanan yang berat, sehingga penting bagi karyawan untuk menjaga kesehatan mental dengan membatasi dan memiliki waktu untuk hidup di luar pekerjaan. Demi mendapatkan gaya hidup yang sehat, bukan tidak mungkin mereka akan rela untuk berpindah-pindah pekerjaan sampai menemukan perusahaan yang tepat.
Tidak dipungkiri bahwa banyak karyawan yang mempekerjakan karyawan dengan tidak wajar. Jam kerja yang berlebihan, upah yang tidak sepadan, serta manajemen yang tidak memperhatikan karyawannya adalah macam-macam faktor yang mendorong para job-hoppers untuk pindah kerjaan. Terkadang, faktor terbesar bukanlah soal finansial, melainkan bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya. Dari sini kita bisa melihat bahwa fenomena job-hopping juga terjadi karena faktor dari perusahaan, bukan hanya dorongan internal karyawan.
Tidak ada perusahaan yang benar-benar ideal, namun kalau kamu bisa mendapatkan tempat bekerja yang setidaknya mendekati nilai ideal kamu, tentu akan lebih menyenangkan. Perusahaan yang memberikan banyak ruang untuk berkembang akan menjadi incaran karyawan yang ingin mengembangkan karir mereka. Selain jenjang karir, banyak juga yang mencari perusahaan dengan budaya yang suportif dan memang memberi ruang untuk belajar.
Seiring berjalannya waktu, dunia kerja makin berubah. Berbeda dengan lingkungan pekerjaan sebelumnya, kini banyak orang yang mulai menyadari bahwa job-hopping tidak selamanya buruk dan melihat fenomena ini dari sisi yang berbeda. Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat pro dan kontra dari job-hopping untuk karirmu. Berikut poin-poin mengenai pro dan kontra job-hopping yang perlu kamu ketahui:
Kamu dapat menonjolkan berbagai pengalamanmu di sejumlah industri dan perusahaan melalui CV saat melamar kerja. Latar belakang yang beragam bisa jadi menarik perhatian para rekruter. Hal tersebut karena kamu dianggap berpotensi membangun cara pandang yang lebih luas.
Job-hopping akan memberikan kamu kesempatan untuk memperluas pengalaman dan relasi di dunia profesional. Dari tempat kerja yang berbeda-beda, sangat mungkin untuk membangun networking yang bisa berguna untuk kamu nantinya. Selain itu, memiliki networking yang luas juga bisa menjadi nilai tambah tersendiri bagi perusahaan karena kamu dapat melebarkan relasi perusahaan dan bisa jadi mempermudah pekerjaan saat kamu membutuhkan koneksi dari bidang tertentu.
Melalui job-hopping bukan tidak mungkin kamu dapat menemukan karir yang dirasa tepat. Banyaknya pengalaman dari berpindah-pindah tempat kerja, bisa membuat kamu lebih memahami soal apa yang kamu inginkan dalam karir. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah untuk menemukan karir yang tepat untuk dijalani.
Berpindah-pindah tempat kerja, berarti kamu perlu memiliki kemampuan beradaptasi yang baik, fleksibel, cepat belajar, serta tidak takut akan perubahan. Ini bisa jadi kemampuan lintas bidang (transferable skills) yang banyak dicari di berbagai industri dan perusahaan.
Meskipun tak menjamin, dalam beberapa kasus, berpindah kerja bisa jadi langkah yang efektif untuk menaikkan standar gaji kamu. Dalam hal ini, bisa saja kamu menemukan perusahaan lain yang mau memberikan standar gaji yang lebih tinggi untuk posisimu dan memberikan upah kerja yang sepadan dengan kemampuanmu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan bisa menjadi ragu untuk mempekerjakan kamu karena kamu tidak segan untuk melakukan pengunduran diri dalam waktu singkat. Perusahaan bisa saja khawatir kamu akan melakukan hal yang sama ketika bekerja di sana nantinya. Apalagi, karyawan yang pindah kerja dalam waktu cepat bisa jadi kerugian bagi perusahaan dan tim di dalamnya karena mereka harus mengeluarkan biaya lagi untuk melakukan rekrutmen. Risiko lainnya adalah hal ini bisa memperlambat proses pekerjaan tim mereka.
Penilaian akan pekerjaan kamu di perusahaan sebelumnya mungkin akan jadi pertanyaan. Untuk menjaga-jaga, wajar bagi perusahaan mencurigai apakah alasan kamu sering berpindah kerja adalah karena memang kinerjamu yang memang kurang baik di perusahaan-perusahaan sebelumnya.
Seseorang yang melakukan job-hopping dapat merasa tidak puas akan pekerjaannya karena terus ingin mencari yang sesuai dengan tujuan karir. Meskipun kesannya terus bergerak, salah satu risiko terbesar dari job-hopping adalah kamu bisa saja merasa tidak berkembang atau tersendat di suatu level pekerjaan. Berulang kali melakukan adaptasi di tempat baru bisa saja menyebabkan pengetahuanmu di satu bidang jadi tidak mendalam.
Perlu diingat bahwa tidak ada jaminan bahwa job-hopping dapat membuat perjalanan karirmu lebih mulus, sehingga pertimbangkanlah dengan baik ketika hendak berpindah kerja. Inti dari mengambil langkah ini bukanlah hanya karena ingin pindah-pindah kerja, tapi untuk membantu perjalanan karir. Hindari melakukan perpindahan kerja secara impulsif untuk menghindari karirmu malah terhambat. Tentukan dulu tujuan karirmu dan pertimbangkan apakah berpindah kerja dapat menjadi langkah untuk membantumu mencapai tujuan tersebut.
Itu dia penjelasan mengenai fenomena job-hopping yang banyak terjadi saat ini, alasannya, serta kekurangan dan kelebihannya. Job-hopping memang terdapat pro dan kontranya masing-masing, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ini bisa menjadi bagian dari strategi karirmu. Jangan lupa untuk selalu perbarui profil JobStreetmu untuk menarik perhatian perusahaan impian kamu. Temukan ribuan lowongan kerja potensial di JobStreet yang sesuai dengan bidangmu . Bersama JobStreet, kamu dapat mencari pekerjaan yang sesuai dengan tujuan karirmu dengan mudah.
Untuk informasi lainnya terkait dunia kerja, hingga info terkini tentang gaji di berbagai industri, kunjungilah laman Tips Karir kami. Dapatkan juga akses lebih praktis dengan mengunduh aplikasi JobStreet melalui Google Play Store dan Apple App Store.
Di JobStreet kami selalu berupaya mengantarkan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Sebagai Partner Karir, kami berkomitmen membantu pencari kerja menemukan passion dan tujuan dalam setiap langkah karir. Sebagai Partner Talent nomor 1 di Asia, kami menghubungkan perusahaan dengan kandidat tepat yang dapat memberikan dampak positif dan berkualitas kepada perusahaan.
Temukan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Kunjungi JobStreet hari ini.
Tentang SEEK Asia
SEEK Asia, gabungan dari dua merek ternama Jobstreet dan jobsDB, adalah portal lowongan pekerjaan terkemuka dan destinasi pilihan untuk pencari dan pemberi kerja di Asia. Kehadiran SEEK Asia menjangkau 7 negara yaitu Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam. SEEK Asia adalah bagian dari SEEK Limited Company terdaftar di Bursa Efek Australia, portal lowongan pekerjaan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. SEEK Asia dikunjungi lebih dari 400 juta kali dalam setahun.
Tentang SEEK Limited
SEEK adalah grup perusahaan yang beragam, dengan portofolio yang kuat yang mencakup usaha lowongan pekerjaan daring , pendidikan, komersial dan relawan. SEEK hadir secara global (termasuk di Australia, Selandia Baru, Cina, Hong Kong, Asia Tenggara, Brazil dan Meksiko), yang menjangkau lebih dari 2,9 miliar orang dan sekitar 27 persen PDB global. SEEK memberikan kontribusi positif kepada orang-orang dalam skala global. SEEK terdaftar dalam Bursa Efek Australia, yang menempatkannya sebagai 100 perusahaan teratas dan telah diperingkat sebagai 20 Perusahaan Paling Inovatif oleh Forbes.